288 ResearchResults 480 1 10 20190404
288 ResearchResults 480 1 10 20190404
net/publication/332246608
CITATIONS READS
0 1,446
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
ANALISIS KEBUTUHAN TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA DI DISTRIK SENTANI KABUPATEN JAYAPURA View project
Pendampingan Masyarakat Kelurahan Yabansai dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga View project
All content following this page was uploaded by Alfred Benjamin Alfons on 06 April 2019.
ABSTRAK
Taman Wisata Alam Teluk Youtefa merupakan kawasan konservasi yang memiliki panorama alam
yang sangat indah dengan dilengkapi oleh garis pantai yang luas, vegetasi hutan mangrove, hutan
dataran rendah serta keindahan dasar laut yang sangat berpotensi jika dikelola dengan baik dapat
mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya.Namun fakta yang
terjadi di lapangan sampai saat ini, pola pengelolaan kawasan ini yang masih bersifat parsial dan
tidak terencana dengan baik menjadi salah satu penyebabterjadinya permasalahan lingkungan di
Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.Penelitian ini bertujuan untukmengetahui berbagai permasalahan
lingkungan yang terjadi di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa dan faktor–faktor yang menyebabkan
timbulnya permasalahan lingkungan tersebut, sehingga dapat disusun strategi pengelolaan
lingkungan yang tepat terhadap kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa dengan menggunakan
metode analisis deskriptif, analisis deskriptif komparatif dan analisis kuantitatif.Hasil dari analisis ini
diketahui bahwa permasalahan lingkungan yang terjadi di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa antara
lainabrasi pantai, kerusakan hutan mangrove, kerusakan hutan, persampahan, pencemaran air,
kerusakan terumbu karang dan pencemaran udara. Strategi pengelolaan lingkungan yang dapat
diterapkan terdiri dari dua macam yaitu secara teknis seperti pembuatan bangunan pemecah ombak,
reboisasi hutan dan hutan mangrove, pembangunan TPS dan bangunan penyaring sampah serta
penggunaan metode 3R dalam penanganan sampah serta pembangunan IPAL dan saluran air
buangannya. Sedangkan strategi pengelolaan lingkungan secara non teknis yaitu memberikan
penyuluhan serta bantuan modal usaha bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Wisata Alam
Teluk Youtefa.
Kata kunci :pengelolaan lingkungan, analisis deskriptif, analisis deskriptif komparatif, analisis
kuantitatif
yaitu Taman Wisata Alam Teluk Youtefa yang pasar yang berada di sekitar kawasan sampai
terletak di wilayah administrasi Kota Jayapura. pada pengeboman ikan yang dilakukan oleh
Taman Wisata Alam Teluk Youtefa merupakan nelayan lokal.
kawasan konservasi yang memiliki panorama
alam yang sangat indah dengan dilengkapi Fungsi Taman Wisata Alam sebagai
oleh garis pantai yang luas, vegetasi hutan pusat pengelolaan lingkungan dan
mangrove, hutan dataran rendah serta pengembangan wawasan bagi masyarakat
keindahan dasar laut yang sangat berpotensi terkait dengan pentingnya dan memelihara
jika dikelola dengan baik dapat mendatangkan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu
banyak manfaat bagi masyarakat yang kajian untuk mengetahui berbagai
bermukim di sekitarnya. permasalahan lingkungan yang terjadi di
Teluk Youtefa pertama kali ditunjuk Taman Wisata Alam Teluk Youtefa dan faktor–
sebagai Taman Wisata berdasarkan Surat faktor yang menyebabkan timbulnya
Keputusan Menteri Pertanian Nomor permasalahan lingkungan tersebut, sehingga
372/Kpts/Um/1978 tanggal 9 Juni 1978 dapat dibuat perencanaan yang tepat
dengan luas areal 1.650 ha. Teluk Youtefa terhadap kawasan Taman Wisata Alam Teluk
kemudian ditetapkan sebagai Taman Wisata Youtefa yang memadai agar pengelolaan
Alam dengan Surat Keputusan Menteri lingkungan lebih terarah dan mampu
Kehutanan Nomor 714/Kpts-II/1996 tanggal 11 memberikan kontribusi bagi pemerintah
November 1996 dengan luas areal 1.675 ha daerah dan masyarakat di sekitar kawasan
(BKSDA, 2007). Namun fakta yang terjadi di tersebut.
lapangan sangatlah memprihatinkan dimana
sampai saat ini, kawasan ini belum II. METODOLOGI
memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan Penelitian ini membahas mengenai
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan penyusunan strategi pengelolaan lingkungan
pendapatan asli daerah (PAD) sebagaimana pada Taman Wisata Alam Teluk Youtefa
fungsinya sebagai Taman Wisata Alam.Pola berdasarkan hasil identifikasi permasalahan
pengelolaan kawasan ini yang masih bersifat lingkungan dan faktor penyebabnya.Metode
parsial dan tidak terencana dengan baik juga yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi salah satu permasalahan yang turut adalahmetode kualitatif berupa deskripsi
menyebabkan Taman Wisata Alam Teluk dandeskripsi komparatif serta metode
Youtefa tidak dapat berfungsi secara nyata. kuantitatifdengan pendekatan deskripsi studi
Selain itu, permasalahan lain yang sering kasus.Studi kasus dalam konteks ini adalah
terjadi di kawasan Taman Wisata Alam Teluk terkaitstrategipengelolaan lingkungan yang
Youtefa ini ialah penebangan hutan mangrove, dijumpai dilokasi penelitian, dimana lokasi
penebangan dan pembakaran hutan untuk penelitian merupakan wilayah atau kawasan
pembangunan dan perladangan, penimbunan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.Lokasi
daerah resapan air, pencemaran air dan tanah yang menjadi objek penelitian ini ditunjukkan
oleh persampahan maupun limbah domestik pada Gambar 1.
dari perumahan, perkantoran, pertokoan,
sebagai wilayah konservasi, yaitu Kampung 140030’ – 140029’ BT dan 2031’ – 2037’
Tobati (Distrik Jayapura Selatan), Kampung LS.Penduduk yang mendiami kampung
Enggros (Distrik Abepura), dan Kampung ini berjumlah 1.333 yang terdiri dari
Nafri (Distrik Abepura). 705laki–laki dan 628 perempuan.Pada
a) Kampung Tobati (Tobatji) umumnya penduduk Nafri hidup dari
Kampung Tobati dengan luas wilayah hasil berladangan dan
0,3 km2, terbagi dalam 1 RW dan 2 RT. berkebunan.Kegiatan perladangan
Letak Kampung Tobati secara tersebut dilakukan pada tanah datar
geografis pada posisi 140044’ BT dan juga pada lereng–lereng gunung dan
2036’ LS. Kampung Tobati dihuni oleh perbukitan yang ada. Dalam
269 penduduk yang terdiri dari 152 pengelolaan sumber pangan yang ada,
laki–laki dan 117 perempuan.Mata mereka masih menggunakan cara–cara
pencaharian sebagian besar penduduk tradisional, demikian pula sistem
adalah nelayan, selain itu ada juga berkebun/berladang mereka masih
yang bekerja sebagai Pegawai Negeri menggunakan cara tebang dan bakar
Sipil, TNI/POLRI, swasta, berdagang sebelum ditanami. Hasil dari
dan ada pula yang bertindak sebagai berkebun/berladang tersebut umumnya
Peramu sumber daya alam yang dikonsumsi sendiri.Selain berkebun,
terdapat di dalam Kawasan Taman mereka juga ada yang berprofesi
Wisata Alam Teluk Youtefa.Suku–suku sebagai Pegawai Negeri Sipil,
yang merupakan penduduk asli TNI/POLRI, nelayan, swasta atau
kampung ini adalah Suku Hamadi dan pedagang, pemburu dan ada pula yang
Ireuw yang merupakan Suku Utama bermata pencaharian sebagai penokok
serta Suku yang merupakan Golongan sagu.Di kampung Nafri terdapat 13
Bawah antara lain Suku Haai, Dawir, suku antara lain Awi, Nero, Fingkreuw,
Asor, Hababuk, Injama, Afaar, Mano, Tjoe, Uyo, Awi, Taniau, Merahabia,
dan Itaar. Mramra, Khai, Hanuebi, Wmiau dan
Sibri.
5. Potensi Kawasan
b) Kampung Enggros (Injros) Suatu kawasan ditetapkan sebagai
Kampung Enggros dengan luas wilayah Taman Wisata Alam apabila mempunyai
adalah 19,05 km2, terbagi dalam 1 RW daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa
dan 2 RT. Secara geografis kampung atau ekosistem, gejala alam serta formasi
ini terletak pada 140045’ BT dan 2037’ geologi yang menarik, mempunyai luas
LS. Jumlah penduduk di Kampung yang cukup untuk menjamin kelestarian
Enggros adalah 366 orang yang terdiri potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan
dari 181 laki–laki dan 185 bagi pariwisata dan rekreasi alam serta
perempuan.Mata pencaharian kondisi lingkungannya mendukung upaya
sebagian besar penduduk adalah pengembangan pariwisata alam (BKSDA,
nelayan, selain itu ada pula yang 2007).Teluk Youtefa merupakan salah satu
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, kawasan yang telah ditetapkan sebagai
TNI/POLRI, swasta atau berdagang kawasan Taman Wisata Alam karena
serta ada pula yang menggantungkan dianggap memenuhi kriteria–kriteria
kehidupannya pada hasil meramu tersebut di atas. Berikut ini merupakan
sumber daya alam yang berada di potensi yang dimiliki oleh Taman Wisata
kawasan Taman Wisata Alam Teluk Alam Teluk Youtefa, antara lain (Agustina,
Youtefa.Masyarakat Kampung Enggros 2005) :
terdiri dari beberapa suku antara lain a) Potensi Pariwisata
Drunyi dan Sanyi (Suku Utama) serta Dalam bidang pariwisata, terdapat
Merauje, Hababuk, Haai, Itaar, Semra, beberapa objek wisata yang dimiliki
Samai, Hanasbei, Iwo Hamadi dan oleh kawasan ini, yakni :
Feeb yang terbagi dalam dua kelompok Wisata Pantai, objek wisata yang
kekerabatan yaitu Rumbeici (Keluarga termasuk di dalamnya antara lain
Batih/Marga Kecil) dan Metuweici Pantai Hamadi, Tanjung Marine,
(Klen/Marga Besar). Tanjung Kaswari, dan Pulau Metu–
c) Kampung Nafri Debi.
Kampung Nafri dengan luas ± 15.450,5 Wisata Religius, yang termasuk
ha, secara geografis terletak antara dalam objek wilayah ini ialah Pulau
tengah–tengah Kota Jayapura seringkali air juga disebabkan oleh penjualan hak
menimbulkan berbagai permasalahan yang ulayat tanah oleh masyarakat adat,
cukup kompleks yang tentunya diperlukan penimbunan untuk keperluan
perhatian khusus dalam hal pengawasan, pembangunan, pembuangan sampah
pengamanan, dan pengelolaan agar padat serta minimnya pengawasan dari
kawasan konservasi ini dapat terus terjaga Balai Besar KSDA Papua I sebagai
keindahan dan kelestariannya. Adapun pihak yang mengelola kawasan
beberapa permasalahan lingkungan yang konservasi ini. Hal–hal tersebut di atas
dapat teridentifikasi dalam kawasan Taman merupakan faktor–faktor yang
Wisata Alam Teluk Youtefa, antara lain: mempengaruhi terjadinya kerusakan ini.
1. Abrasi Pantai Data mengenai luas vegetasi mangrove
2. Kerusakan Hutan Mangrove di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa
3. Kerusakan Hutan ditunjukkan pada Tabel 2 berikut :
4. Persampahan
Tabel 2. Hasil Pengukuran Luasan
5. Pencemaran Air
Vegetasi Mangrove diTWA Teluk
6. Kerusakan Terumbu Karang
Youtefa
7. Pencemaran Udara
C. Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan Luas Luas
Lingkungan Di Teluk Youtefa vegetasi vegetasi Total luas
Setelah melakukan proses mangrove mangrove vegetasi
pengidentifikasian terhadap jenis–jenis yang belum yang sudah mangrove
permasalahan lingkungan yang terjadi di rusak rusak (A+B)
Taman Wisata Alam Teluk Youtefa, maka (A) (B)
dapat disimpulkan beberapa faktor 310,45 ha 41,92 ha 352,37 ha
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan Sumber: Alfons, 2006
di kawasan ini, meliputi:
1. Abrasi Pantai 3. Kerusakan Hutan
Faktor yang umumnya mempengaruhi Terdapat beberapa faktor yang
terjadinya abrasi pantai yaitu struktur mempengaruhi terjadinya kerusakan
dari tanah di kawasan tersebut dan arus hutan di Taman Wisata Alam Teluk
air laut atau pantai itu sendiri. Selain Youtefa maupun pada kawasan
faktor–faktor di atas, pada kawasan ini penyangga di sekitarnya antara lain
pengrusakan terumbu karang juga pengalih-fungsian lahan dari yang
menjadi salah satu faktor yang semula berupa hutan pada lereng–
mengakibatkan terjadinya abrasi pantai lereng perbukitan mulai dari Skyline
di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa. sampai pada tanah datar di daerah Nafri
Berikut ini merupakan data Abrasi Pantai diubah menjadi area perladangan, dan
Di Pantai Hamadi yang ditunjukkan pada yang sangat memprihatinkan adalah
Tabel 1 : cara masyarakat dalam membuka
ladangnya, yaitu dengan cara
Tabel 1.Hasil Pengukuran Abrasi Pantai menebang kemudian membakar hutan
di TWA Teluk Youtefa yang akan dijadikan lokasi
Jarak rata–rata Panjang lokasi yang perladangannya. Selain itu, penebangan
Lokasi dari titik abrasi terkena hutan juga dilakukan dalam rangka
ke garis pantai abrasi/pengikisan pembangunan perumahan seperti yang
Pantai terjadi di daerah Abe Pantai, Entrop dan
8,96 m 144 m Hamadi, pembangunan Pasar Youtefa,
Hamadi
serta untuk kepentingan transportasi
Sumber: Alfons, 2006
contohnya dalam hal pembuatan jalan
2. Kerusakan Hutan Mangrove lingkar serta rencana pembangunan
Luasan vegetasi mangrove pada jembatan layang Hamadi–Holtekamp.
beberapa tahun belakangan ini Dan satu lagi faktor yang tidak kalah
dirasakan semakin berkurang.Hal ini pentingnya adalah minimnya
dikarenakan penebangan hutan pengawasan dari pihak pengelola
mangrove untuk dimanfaatkan oleh kawasan.Luas kerusakan hutan/lahan
masyarakat. Kerusakan hutan mangrove kritis yang terdapat di kawasan Taman
yang berdampak pada berkurangnya Wisata Alam Teluk Youtefa yaitu seluas
vegetasi mangrove dan daerah resapan ± 35 ha (Alfons, 2006).
Ada dua faktor utama yang Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
menyebabkan terjadinya kerusakan 714/Kpts-II/1996 Tentang Penetapan
lingkungan di Taman Wisata Alam Teluk Kelompok Hutan Teluk Youtefa Yang
Youtefa, yaitu faktor alam seperti angin Terletak Di Kabupaten Daerah Tingkat II
(Pencemaran Udara), kekuatan gelombang Jayapura, Propinsi Daerah Tingkat I
dan struktur tanah (Abrasi Pantai), serta Irian Jaya, Seluas 1.675 (seribu Enam
kerusakan akibat berbagai aktivitas Ratus Tujuh Puluh Lima) Hektar
masyarakat di sekitar kawasan, seperti Sebagai Kawasan Hutan Tetap Dengan
penimbunan kawasan, penebangan hutan Fungsi Hutan Wisata.
mangrove, penebangan dan pengalih-fungsian
hutan, penggunaan bom dan pukat untuk
menangkap ikan, serta kebiasaan membuang
sampah dan limbah domestik oleh masyarakat
di dalam kawasan Taman Wisata Alam Teluk
Youtefa.
Berbagai permasalahan yang timbul di
Taman Wisata Alam Teluk Youtefa jika
dibiarkan berlarut–larut dapat mendatangkan
dampak negatif terhadap lingkungan.Oleh
karena itu diperlukan strategi pengelolaan
lingkungan yang tepat untuk di terapkan di
lokasi tersebut.Strategi pengelolaan
lingkungan yang dapat diterapkan dari dua
macam yaitu secara teknis seperti pembuatan
bangunan pemecah ombak, reboisasi hutan
dan hutan mangrove, pembangunan TPS dan
bangunan penyaring sampah serta
penggunaan metode 3R dalam penanganan
sampah serta pembangunan IPAL dan saluran
air buangannya. Sedangkan strategi
pengelolaan lingkungan secara non teknis
yaitu memberikan penyuluhan serta bantuan
modal usaha bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R. (2005) : Interpretasi Trayek
Wisata Taman Wisata Alam Teluk
Youtefa. BKSDA Papua I. Jayapura.
Alfons, A. B. (2006) : Identifikasi
Permasalahan Kerusakan Lingkungan
Di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
Teknik Lingkungan USTJ. Jayapura.
BKSDA, (2007) : Master Plan Pengelolaan
Lingkungan Teluk Youtefa. BKSDA
Papua I. Jayapura
BPS, (2012) : Kota Jayapura Dalam Angka
Tahun 2011 BPS Kota Jayapura.
Bungin, H.M. B.(2005) :Metodologi penelitian
kuantitatif. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta
Murdani, N. H. (2004) : Kondisi dan
Permasalahan Taman Wisata Alam
Teluk Youtefa. BKSDA Papua I.
Jayapura.
Sarwono, J. (2006). MetodePenelitian
Kuantitatif DanKualitatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta.