Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK


DOSEN: Dra.Hj.Hartini,M.Si
(BAHAN TAMBAHAN)

Nama Kelompok 3:

 .Alfian Nur 20TIA687


 .Hasnaim.M 20TIA695
 .M.Reza Aditya Ansar 20TIA702
 .Nadia Jerianti Pangloli 20TIA708
 .Salsabila Ainiyah Rusli 20TIA714
 .Zulkifli J 20TIA720

KELAS 1C

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI AGRO


KATA PEGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang


Bahan tambahan pagan. Mudah-mudahan Makalah yang kami
buat ini bias menolong atau menambah pegetahuan teman-
teman sekalian dan bias berguna di kemudian hari. Kami
menyadari kalua masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah kami ini.

Oleh karena itu, saran atau kritikan dari teman-teman yang


sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah kami ini. Kami mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman, Ibu Guru mata pelajar pengetahuan
bahan Teknik industri .
DAFTAR ISI
Kata Pegantar………………………………………………………………………………

Daftar isi………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………

1.3. Tujuan Masalah…………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bahan tambahan pagan……………………………………….

2.2. Tujuan bahan tambahan pagan……………………………………………

2.3. Jenis-jenis bahan tambahan pagan……………………………………….

2.4. Bahan tambahan pagan yang di larang…………………………………


BAB III PENUTUP

3.1. kesimpulan…………………………………………………………………………….

Daftar pustaka...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahan tambahan pagan (BTP) adalah bahan atau
campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian
dari bahan baku pagan, tetapi ditamnahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. BTP
ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitas
meningkat.

BTP pada umumnya merupakan bahan kimia yang telah


diteliti dan diuji lama sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang
ada. Pemerintah telah megeluarkan aturan-aturan pemakaian
PBT secara optimal.

1.2.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan?

2.Apa tujuan bahan tambahan pangan?

3.Apa jenis-jenis bahan tambahan pangan?

4.Apa bahan tambahan pangan yang dilarang?

1.3.Tujuan Masalah
1.Mengetahui apa yang dimaksud tambahan pangan

2.Mengetahui tujuan bahan tambahan pangan

3.Mengetahui jenis-jenis bahan tambahan pangan


4.Mengetahui bahan tambahan yang di larang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bahan Tambahan

Pengertian bahan pangan secara umum adalah bahan yang


biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan
merupakan khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai
nilai gizi, yang dengan segaja ditambahkan ke dalam makanan.
Bahan tambahan makanan digunakan untuk maksud teknologi
pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengemasan, dan penyimpanan. Dan juga bahan tambahan
pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami
bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan tetapi,
ditambahkan kedalam pangan untuk mempegaruhi atau bentuk
pangan seperti bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti
gumpal pemucat, dan pengental.

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia


No.722/Per/IX/1988 di jelaskan juga bahwa bahan tambahan
makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang
sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud
teknologi pada pengangkutan makanan untuk menghasilkan
suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan
tersebut.
Menurut Food Agricultural Organization (Organisasi
pangan dan pertanian) di dalam furia (1980), Bahan tambahan
pangan adalah senyawa yang sengaja di tambahkan ke dalam
makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat
dalam ptoses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan.
Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk,
citarasa, dan teskstur, serta memperpanjang masa simpan dan
bukan merupakan bahan utama.

Peraturan pemerintahan nomor 28 tahun 2004 tentang


keamanan, mutu, dan gizi pada pangan pada bab 1 pasal
1menyebutkan, yang di maksud dengan bahan tambahan
pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan
untuk mempegaruhu sifat atu bentuk pangan atau produk
pangan.

Pemakaian Bahan Tambahan Pagan di Indonesia diatur oleh


Departemen kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan
oleh Direktur Jendral Pegawasan Obat dan Makanan (Dirjen
POM)

2.2.Tujuan Bahan Tambahan Pangan


Pada pengolahan adanya BTP pun pastinya mempunyai
tujuan tertentu, tujuan dalam penggunaan BTP yaitu
meningkatkan atau mempertahankan kandungan nilai gizi dan
kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih baik,
mudah di hilangkan dalam memberi bentuk tekstur, rasa dan
lainya yang lebih baik dari sebelumnya, serta mempermudah
preparazi bahan pangan.
Mengawetkan pangan dengan memberikan tambahan
pangan diharapkan pegantar daya simpannya akan lebih kuat
sehingga meningkatkan nilai tambahan, dalam mengawetkan
pangan dengan mencegah mikroorganisme yang dapat merusak
bahan makanan serta dapat menurunkan reaksi kimia yang
dapat menurunkan mutu pangan.

Membentuk pangan dengan menambahkan bahan pangan


diharapkan bentuk produk akan lebih baik seperti renyah dan
lembut di mulut. Memberi warna dengan penambahan warna
biasa juga berpengaruh terhadap aroma sehingga dapat
dikatakan bahan selain untuk membuat warna lebih menarik
juga akan menambahkan aroma yang memikat consume

2.3.Jenis-Jenis Bahan Tambahan Pangan


Berdasarkan peraturan Menteri kesehatan RI Nomor
722/mankes/Per/IX/1988, Bahan tambahan makanan (BTP)
digolongkan kedalam 11 (sebelas) jenis antara lain sebagai
berikut:

a).Antipksidan dan antioksi dan sinergis

Digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Contoh:


asam askorbat dan garamnya untuk produk daging, ikan, dan
buah-buahan kaleng.

b).Antikempal

Untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan


atau menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat
higroskopis, yang biasa ditambah antikempal misalnya susu,
krim, dan kaldu bubuk.

C).Pengaturan keasaman

Dapat mengasamkan, menetralkan , dan mempertahankan


derajat keasaman makanan. Contoh: Asam laktat dan malat
yang digunakan pada jeli.

d).Pemanis buatan

Menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau


hampir tidak mempunyai nilai gizi. Conton: Aspartam,
sisklamat, dan sakarin.

e).Pemutih dan pematang tepung

Mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung


hingga dapat memperbaiki mutu penanganan.

F).Pengemulis pematap dan pengentalan

Membantu terbentuknya atau memantapkan system disperse


yang homogen pada makanan yang biasanya mengandung air
atau minyak. Contoh: gelatin pemantap dan pengantai untuk
sedia keju.

g).Pengawet

Mencegah fermentasi dan pegasaman atau peguraian oleh


mikroorganisme. Contoh: asam benzoat dan garamnya untuk
produk buah, kecap, dan keju.

h).Pengeras
Memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contoh: Al
sulfah, Al na sulfah untuk pengeras acar ketimun dalam botol.

i).Pewarna

Memperbaiki atau memberi warna. Contoh: green S warna


hijau, kurkumin warna kuning, dan caramel warna cokelat.

j).Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa

Dapat memberikan, mempertegas rasa dan aroma. Contoh:


asam guanilat, asam inosinate, dan monosodium glutamate
(MSG) pada produk daging

k).Sekuestran

Mencegah terjadinya oksidasi penyebab perubahan warna dan


aroma, biasa ditambahkan pada daging dan ikan. Contoh: asam
folat dan garamnya.

2.4. Bahan Tambahan Pangan Yang dilarang


Penambahan bahan tambahan pangan yang dilarang dilakukan
karena sengaja dengan alasan ekonomis dan praktiks. Dibawa
ini adalah uraian singkat mengenai kajian keamanan beberapa
bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan.

1.Asam borat (boraks)

Biasa digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan


enamel, anti jamur kayu, pembasmi kecoa, antiseptic, obat
untuk kulit dalam bentuk selep, pembuatan deterjen, sabun,
cat, desinfektan, pastisida, keramik, dan industry tekstil.
Penyalagunaan boraks pada makanan biasanya diperuntukkan
sebagai pegeras, pengenyal, dan pengawet. Beberapa contoh
makanan yang mengandung borkas antara lain bakso, mie
basah, kerupuk dan pangsit. Bila tertelan dengan senyawa ini
dapat menyebabkan efek negatif pada susunan saraf pusat,
ginjal dan hati. Selain itu dapat menimbulkan gejala-gejala yang
tertunda meliputi badan terasa tidak nayaman (malaise) mual,
nyeri hebat pada perut bagian atas (epigastric), pendarahan
saluran pencernaan (gastroenteristis) disertai muntah darah,
diare, lemah, mengantuk, demam, dan rasa sakit kepala.

2.Dietilpirokarbonat

Dapat digunakan sebagai pengawet namun dapat menyebabkan


kangker.

3.Dulsin

Adalah pemanis buatan dengan daya manis 250 kali dari daya
manis sukrosa. Hasil percobaan pada hewan menunjukkan
bahwa dulsin dapat menyebabkan kangker.

4.Formalin

Merupakan larutan tak berwarna dan berbau tajam. Formalin


digunakan sebagai pembunuh kuman sehingga di manfaatkan
untuk membersihkan lantai dan pakaian, pembasmi serangga,
bahan pembuatan pupuk dan parfum, pengawet ptoduk
kosmetik dan pengawet mayat. Beberapa contoh produk
pangan yang sering mengandung formalin antara lain ikan
segar, ayam potong, mibasah dan tahu. Dampak formalin pada
kesehatan manusia, dapat bersifat
a). Akut: efek pada kesehatan manusia langsung terlihat sepeti
iritasi, elergp, kemerahan, mata berair,
mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing

b). Kronik: efek pada kesehatan manusia terlihat setelah


terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang seperti
iritasi, mata berair, gangguan pencernaan, hati, ginjal,
pangkreas, system saraf pusat.

5.Kalium bromat

Penggunaanya dalam makanan dan minuman dapat


membahayakan kesehatan karena bersifat karsinogenik.

6.Auramine

berdasarkan kajian epidemiologi pada manusia menunjukkan


bahwa zat warna auramine dapat meningkatkan resiko kanker
kandung kemih dan prostat.

7.Zat warna Butter Yellow

bersifat karsinogenik pada tikus, menghasilkan tumor hati,


sedangkan pada anjing menyebabkan tumor kandung kemih.

8.Black 7984

merupakan zat warna coklat sampai hitam, dapat


menyebabkan reaksi alergi dan intoleransi terutama pada orang
yang intoleran terhadap aspirin selain itu dapat memperburuk
gejala asma.

9.Zat warna Chrysoidine

diduga bersifat karsinogen terhadap manusia dan bersifat


toksik terhadap saluran cerna dan hati.

10.Zat warna Citrus Red No 2

mempunyai sifat karsinogenik pada mencit dan tikus. Setelah


pemberian secara oral, senyawa ini menghasilkan hiperplasia
dan tumor kandung kemih. Pemberian secara subkutan
menghasilkan adenokarsinomas (tumor jinak berasal dari
kelenjar) dan lymphosarcomas (tumor limfa) pada mencit
betina. Kemungkinan sebagai penyebab kanker pada manusia.

11.Zat warna Chocolate Brown FB

Tidak ditemukan adanya intoksikasi (keracunan) dan pengaruh


terhadap tingkat kematian, berat badan, berat organ dan
indikasi tumor pada pemberian dosis sampai 2000 mg setiap
hari pada tikus dan mencit. Namun ditemukan deposit pigmen
pada beberapa organ tubuh pada pemberian dosis diatas 3000
mg/kg berat badan.

12.Zat warna CI Basic Red 9


digunakan sebagai pewarna serat tekstil, persiapan pigmen
untuk tinta cetak. Merupakan bahankarsinogenik karena
teridentifikasi menyebabkan kanker kandung kemih.

13.Zat warna Metanil Yellow

biasa digunakan pada industri tekstil, cat, kertas dan kulit


binatang, indikator reaksi netralisasi (asam-basa). Metanil
yellow dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare,
panas, rasa tidak enak dan tekanan darah. Jangka panjang dapat
menyebabkan kanker kandung kemih.

14.Zat warna Oil Orange SS

berbahaya bila tertelan atau diabsorbsi kulit. Bersifat


karsinogen terhadap hewan. Diduga bersifat karsinogen pada
manusia.

15.Zat warna Orange G

berbahaya bila tertelan, terhisap atau diabsorbsi melalui kulit.


Kemungkinan menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran
cerna. Bersifat tumorigen dan mutagen.

17.Zat warna Rhodamin B

bersifat karsinogenik. Digunakan sebagai zat warna untuk


kertas, tekstil (sutra, wool, kapas), sabun, kayu, plastik dan
kulit, sebagai reagensia di laboratorium untuk pengujian
antimoni, kobal, niobium, emas, mangan, air raksa, tantalum
dan tungsten, dan digunakan untuk pewarna biologik.
Rhodamin B bisa menumpuk di lemak sehingga lama-kelamaan
jumlahnya akan terus bertambah. Rhodamin B diserap lebih
banyak pada saluran pencernaan dan menunjukkan ikatan
protein yang kuat. Kerusakan pada hati tikus terjadi akibat
makanan yang mengandung rhodamin B dalam konsentrasi
tinggi. Paparan rhodamin B dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati.

18.Magenta I, Magenta II, Magenta III, Ponceau 3R, Sudan I


serta Benzyl violet 6B

merupakan zat warna yang memiliki sifat karsinogenik,


penyebab kanker pada manusia.

Meskipun bahan–bahan tersebut telah dilarang penggunaannya


untuk pangan, namun potensi penggunaan yang salah hingga
saat ini bukan tidak mungkin. Terdapat berbagai faktor yang
mendorong banyak pihak untuk melakukan praktek
penggunaan yang salah bahan kimia terlarang untuk pangan.
Pertama, bahan kimia tersebut mudah diperoleh di pasaran.
Kedua, harganya relatif murah. Ketiga, pangan yang
mengandung bahan kimia tersebut menampakkan tampilan
fisik yang memikat. Keempat, tidak menimbulkan efek negatif
seketika. Kelima, informasi bahan berbahaya tersebut relatif
terbatas, dan yang keenam, pola penggunaannya telah
dipraktekkan secara turun-temurun.
Merupakan hak konsumen untuk mendapatkan keamanan dari
makanan dan minuman yang dimakan. Namun dengan adanya
informasi dan pengetahuan tentang bahan tambahan makanan
akan membantu kita dalam mengkonsumsi bahan makanan
atau minuman yang aman.
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bias merumuskan sebagai berikut:

Pengertian bahan tambahan pangan secara umum adalah


bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan
biasanya bukan merupakan komponen khas makanan. Tujuan
penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat
meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas
daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah
dihidangkan, serta mempermudah prepasi bahan pangan.

Bahan pengawet adalah senyawa yang mampu menghambat


dan menghentikan proses fermentasi, pengasaman atau bentuk
kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan
perlindungan bahan pangan dari pembusukan. Zat pengawet
terdiri dari senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam
dan garamnya

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan


panagn berwarna antara lain dengan penambahan zat pewarna.
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma,
memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki
sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh,
mengembangkan jenis minuman dan makanan dalam jumlah
kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan
penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan
sebagai bahan substitusi pemanis utama. Bahan penyedap
mempunyai beberapa fungsi dalam bahan pangan sehingga
dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima dan
lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
 https://Cahyadi, Wisnu. 2006.   Analisis & Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi
Aksara
 https://Afrianti, Leni Herliani. 2013. Teknologi
Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabet

Anda mungkin juga menyukai