Oleh :
B. Keseimbangan/Nilai Normal
Menilai keseimbangan atau nilai normal nyeri menggunakan skala numerik verbal,
skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan tingkat nyeri. Yaitu
dengan skala 0 berarti tidak nyeri dan 10 nyeri berat. Semakin nilainya besar, semakin besar
pula tingkat nyeri.
0-1 tidak nyeri
1-3 nyeri ringan
3-7 nyeri sedang
7-9 nyeri berat
9-10 nyeri sangat berat
Teori VAS (Visual Analog Scale) Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi
tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis
sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Ini memudahkan pasien untuk
menunjukkan skala nyeri, karena pasien hanya menunjuk saja dengan jari dan perawat
menjelaskan tentang skala nyeri tersebut.
F. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan keadaan fisik
a. Ekspresi wajah
- Menutup mata rapat-rapat
- Membuka mata lebar-lebar
- Menggigit bibir bawah
b. Verbal
- Menangis
- Berteriak
c. Tanda- tanda vital
- Tekanan darah meningkat
- Nadi meningkat
- Pernapasan meningkat
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan pada abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
d. CT SCAN (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
di otak
G. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Menurut Wahyudi dan Wahid (2016) menjelaskan bahwa penanganan nyeri secara
farmakologi adalah seperti berikut ini:
1) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai daerah opium seperti morfin dan kodein. Narkotik
memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan karena obat ini mengadakan ikatan
dengan reseptor opioid dan mengaktifkan penekanan nyeri endogen pada susunan saraf
pusat. Namun penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat pernapasan di
medula batang otak.
2) Analgesik Non Narkotik
Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen dan Ibuprofen selain memiliki efek
anti nyeri juga memiliki efek anti inflamasi dan antipiretik. Efek samping obat ini paling
umum terjadi gangguan pencernaan seperti adanya ulkus Gaster dan pendarahan Gaster.
b. Non farmakologi.
Tindakan pengontrolan nyeri melalui tindakan non farmakologi:
1) Membangun hubungan terapeutik perawat dan client
Terciptanya hubungan terapeutik antara klien dengan perawat akan memberikan
pondasi dasar terlaksananya Asuhan Keperawatan yang efektif pada klien yang
mengalami nyeri.
2) Bimbingan Antisipasi
Menghilangkan kecemasan klien sangatlah perlu, terlebih apabila dengan timbulnya
kecemasan akan meningkatkan persepsi klien.
3) Relaksasi
Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan
dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
4) Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam pikiran klien,
kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat
menurunkan persepsi klien terhadap nyeri titik
5) Ditraksi
Merupakan tindakan pengalihan perhatian klien ke hal-hal di luar negeri yang Dengan
demikian diharapkan dapat menurunkan kewaspadaan klien terhadap nyeri bahkan
meningkatkan toleransi terhadap nyeri
6) Akupuntur
Akupuntur merupakan terapi pengobatan Kuno dari Cina dimana akupuntur
menstimulasi titik-titik tersebut pada tubuh untuk meningkatkan aliran energi
disepanjang jalur yang disebut jalur Meridian.
7) Biofeedback
Metode elektrik yang mengukur respon fisiologis seperti gelombang pada otak,
kontraksi otot atau temperatur kulit kemudian mengembalikan memberikan informasi
tersebut pada pilihan.
8) Stimulasi Kutaneus
Teknik ini bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol nyeri.
Sebagai contoh tindakan ini adalah mandi air hangat atau sauna, masase Kompres
dengan air dingin atau panas pijatan dengan mentol atau TENS (Transkutaneus
Electrical Nerve Stimulation).
9) Akupresur
Terdapat beberapa teknik akupresur untuk membebaskan rasa nyeri yang dapat
dilakukan secara mandiri. Klien dapat menggunakan ibu jari atau jari untuk
memberikan tekanan pada titik akupresur untuk membebaskan ketegangan pada otot
kepala, bahu atau leher.
10) Psikoterapi
Psikoterapi dapat menurunkan persepsi pada nyeri pada beberapa klien, terutama pada
klien yang sangat sulit sekali mengontrol nyeri, pada klien yang mengalami depresi,
atau pada klien yang pernah mempunyai riwayat masalah psikiatri.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan pada abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
d. CT SCAN (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di
otak
2. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur