Anda di halaman 1dari 6

Judul Parameter Substrat Hasil Kelebihan Kekurangan

PENGARUH dekomposi Limbah cair Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada penelitian ini kelebihan nya Pengaruh jarak dasar reaktor dengan
WAKTU si COD kelapa laju dekomposisi Total Solid (TS), COD mendapatkan hasil terbaik pada sekat reaktor (CBR) tidak begitu
TINGGAL sebesar sawit dan parameter lainnya dipengaruhi oleh waktu tinggal 18 hari dan CBR 1,5 berpengaruh secara signifikan pada
TERHADAP 60,92% waktu tinggal. Hasil terbaik diperoleh cm dengan laju dekomposisi COD penelitian ini
REAKSI dan pada waktu tinggal 18 hari dan CBR 1,5 sebesar 60,92% dan 60,92% perlu dilakukan penelitian lanjutan
HIDROLISIS 60,92%. cm dengan laju dekomposisi COD untuk meningkatkan waktu tinggal
PADA PRA- sebesar 60,92% dan 60,92%. Reaktor (HRT) dan pengurangan jarak dasar
PEMBUATAN dengan sistem Anaerobic Baffle Reactor reaktor dengan sekat (CBR).
BIOGAS DARI dapat digunakan sebagai reaktor
LIMBAH CAIR penampungan sekaligus reaktor
PABRIK KELAPA hidrolisis pada pra-pembuatan biogas
SAWIT dari LCPKS.
PENGARUH CAMPURA Limbah cair sawit dan kotoran api Pada penelitian ini kelebihan nya Pada penelitian ini gas metan yang
PERBANDINGAN N 50% menghasilkan biogas pada hari ke 10 adalah Pada pengujian yang dihasilkan dari pencampuran limbah
CAMPURAN 50% LIMBAH tapi tidak signifikat, setelah hari ke 15 dilakukan warna nyala api yang cair sawit dan kotoran sapi masih
LIMBAH SAWIT SAWIT DAN sampai 20 hari terjadi peningkatan dihasilkan warna nyala api biru mengandung sedikit uap air
DAN 50% 50% reaksi terjadinya biogas. Setelah lewat meskipun ujung api sedikit
KOTORAN SAPI KOTORAN 25 hari, reaksi biogas terjadi berwarna merah
TERHADAP SAPI penuruanan yang sangat signifikan dan
PROSES perlu pergantian limbah cair sawit.
TERJADINYA 2. Pada pengujian yang dilakukan
BIOGAS warna nyala api yang dihasilkan warna
nyala api biru dan ujung api sedikit.
3. Ujung berwarna merah menandakan
bahwa gas metan yang dihasilkan dari
pencampuran limbah cair sawit dan
kotoran sapi masih mengandung sedikit
uap air.
PENGOLAHAN BOD 100mg/L Limbah cair 1. Semakin tinggi kecepatan pengaduk kelebihan penelitian ini adalah Kekurangan nya adalah bakteri tidak
LANJUT LIMBAH COD 350 mg/L kelapa (20 rpm), maka kinerja bakteri dalam Dari hasil penelitian proses aerob bisa bekerja secara optimal pada
CAIR KELAPA TS 5.000 mg/L sawit mengurai TSS semakin rendah. HRT 10 hari didapat penurunan pengadukan yang terlalu cepat
SAWIT SECARA TSS 250 mg/L 2. Nilai TSS baik pada tangki dengan nilai TSS sampai sekitar 200 mg/l. sehingga semakin tinggi kecepatan
AEROBIK Minyak dan kecepatan putaran 10 rpm dan 20 rpm pengaduk, maka penurunan TSS akan
MENGGUNAKAN Lemak 25 cenderung menurun seiring dengan semakin kecil
EFFECTIVE mg/L waktu.
MICROORGANIS NH3-N 20mg/L 3. Nilai TSS dengan penggunaan EM
M GUNA pH - 6-9 jauh lebih rendah daripada tanpa
MENGURANGI Debit Limbah penggunaan EM.
NILAI TSS Maksimum 6 4. Nilai TSS yang berkisar 200 mg/l
m3 / ton sudah dapat langsung dibuang ke badan
air.
PENGARUH BOD 10.191,44 Limbah cair kenaikan temperatur dapat Kelebihan pada penelitian ini Kelemahan nya adalah temperatur
TEMPERATUR mg/L kelapa mempengaruhi kadar kandungan COD, adalah pada saat suhu 35°C Kadar 35°C lebih baik dibandingkan dengan
TERHADAP COD, COD 19.940,00 sawit BOD, dan VFA yang terdapat dalam penurunan COD dan BOD lebih pada temperatur ambien dan
BOD DAN VFA mg/L limbah cair pabrik kelapa sawit atau baik dikarenakan subtrat akan temperatur 45°C. Hal tersebut
PADA VFA 94,5 mg/L POME dalam proses dengan terdegradasi lebih cepat dan dikarenakan temperatur yang lebih
PENGOLAHAN Densitas menggunakan reaktor anaerobik. Kadar memudahkan bahan difusi tinggi dapat memicu perombakan
LIMBAH CAIR 1,0082 g/mL penurunan COD dan BOD pada mudah terlarut, sehingga kimiawi menjadi lebih baik,
PABRIK KELAPA Viskositas temperatur 35°C lebih baik dikarenakan pembentukan gas akan lebih perombakan yang lebih cepat akan
SAWIT DALAM 1,7660 cP pH subtrat akan terdegradasi lebih cepat cepat yang terkandung dalam dimanfaatkan oleh bakteri
BIOREAKTOR 6,3 dan memudahkan bahan difusi mudah limbah cair kelapa, dan metanogenik untuk menghasilkan gas
ANAEROBIK terlarut, sehingga pembentukan gas temperatur 35°C pada metana Namun tempertur yang tinggi
akan lebih cepat yang terkandung pembentukan VFA pada limbah juga dapat memberikan dampak
dalam limbah cair kelapa, dan cair tersebut, semakin tinggi negatif. Dengan meningkatnya
temperatur 35°C juga merupakan temperatur yang diberikan maka temperatur, toksisitas amoniak juga
temperatur optimum untuk bakteri semakin tinggi pula kandungan ikut meningkat sedangkan pada
mesofilik. pada pembentukan VFA pada VFA sehingga semakin besar temperatur rendah laju pertumbuhan
limbah cair tersebut, semakin tinggi konsentrasi substrat yang bakteri termofilik juga rendah
temperatur yang diberikan maka tereduksi, berarti bahan organik
semakin tinggi pula kandungan VFA terlarut yang terbiodegradasi
pada LCPKS menjadi asamasam organik
semakin besar. Asam organik
inilah yang kemudian dikonversi
menjadi gas metan
Produksi biogas TSS 920 limbah cair 1. Variasi substrat dengan penambahan Kelebihan pada penelitian ini : Kelemahan dari penelitian ini adalah
limbah cair BOD 2423 - industri urea berpengaruh terhadap produksi bahwa kelompok substrat limbah 1.perlu dilakukan kajian lebih lanjut.
industri tapioka 3944 tapioka biogas. cair tapioka murni tanpa tentang dosis optimum
melalui COD 4736 – 2. Peningkatan suhu dapat menambah perlakuan atau kontrol pada perlakuan/penambahan urea.
peningkatan suhu 15.067 jumlah produksi biogas. Produksi kondisi suhu tingi (KT2) 2. Perlu dikaji pada suhu berapa
dan penambahan pH 3,8 - 4,5 terbanyak yaitu substrat tanpa mempunyai nilai reduksi kondisi optimum perombakan
urea pada NO3 PO4 perlakuan penambahan urea pada paling tinggi dan disertai dengan anaerob dengan hasil
perombakan 70 80 kondisi suhu tinggi yaitu 314,58 banyaknya volume biogas yang biogas terbanyak.
anaerob ml/hari. terbentuk dan diketahui juga 3. Untuk mendapatkan biogas yang
bahwa substrat tanpa baik secara kualitatif maka perlu
penambahan urea atau murni dilakukan pengkajian lebih dalam
limbah cair tapioka dapat tentang kandungan gas yang
menghasilkan biogas lebih dihasilkan.
banyak dibandingkan substrat
campuran urea
PRODUKSI COD, (mg/l) limbah cair biodegradasi limbah cair tepung tapioka Kelebihan nya adalah : pada Kekurangan nya adalah :
BIOGAS DARI 36000 400 industri pada reaktor anaerobik 3.000 liter penelitian ini produksi biogas Jika dibandingkan dengan penelitian
LIMBAH CAIR pH 6 6 – 9 tapioka berdistributor ini mempunyai efisiensi cukup besar karena Semakin yang menggunakan molasses,
INDUSTRI densitas, COD removal terbesar, yaitu 51,8% besar OLR yang dimasukkan ke produksi biogas pada penelitian ini
TEPUNG TAPIOKA (mg/l) 1.063 - dengan COD masuk 7.000 mg/L dan dalam reaktor, maka didapatkan juga cukup rendah. Hal ini disebabkan
DENGAN OLR 1 kgCOD/m3.hari. Semakin besar produksi biogas yang semakin karena limbah cair tepung tapioka
REAKTOR OLR yang dimasukkan ke dalam reaktor, meningkat. Selain itu % COD mengandung karbohidrat yang cukup
ANAEROBIK 3.000 maka didapatkan produksi biogas yang removal juga semakin meningkat banyak, sehingga perlu melewati
LITER semakin meningkat. Selain itu % COD jika dilakukan penambahan OLR tahapan hidrolisis yang lebih lama.
BERDISTRIBUTOR removal juga semakin meningkat jika yang masuk ke dalam reaktor. Sedangkan molasses sudah terdiri dari
dilakukan penambahan OLR yang masuk Pada penelitian ini terjadi monomer-monomer seperti sukrosa,
ke dalam reaktor. Pada penelitian ini peningkatan jumlah produksi fruktosa, dan glukosa, sehingga
terjadi peningkatan jumlah produksi gas/kgCOD removal seiring molasses lebih cepat melewati
gas/kgCOD removal seiring meningkatkannya OLR yang tahapan hidrolisis, dan lebih optimal
meningkatkannya OLR yang masuk. masuk. dalam perubahannya menjadi gas
metan.

PENGARUH perbandingan limbah cair Pengaruh waktu fermentasi terhadap Kelebihan dari penelitian ini Kelemahan dari penelitian ini adalah :
WAKTU volume limbah industri persentase penyisihan TSS adalah adalah : Pada penelitian ini, Total Proses fermentasi selama 21 hari
FERMENTASI cair dengan air tapioka semakin lama waktu fermentasi maka Solid yang paling sedikit dimiliki menghasilkan TSS sebesar 370 mg L-1
TERHADAP sebesar 100:0 persentase penyisihan akan semakin oleh perbandingan rasio limbah ternyata belum mampu menurunkan
PERSENTASE (v/v) dengan besar. Dalam hal ini, persentase cair industri tapioka dan air 100:0 nilai TSS hingga memenuhi syarat,
PENYISIHAN nilai optimal penyisihan TSS terbesar pada hari ke-21 (v/v) adalah 370 mg L-1 pada hari meskipun persentasi penurunan pada
PADATAN sebesar diperoleh pada perbandingan volume ke-21. Proses fermentasi selama perlakuan TSS merupakan persentase
TERSUSPENSI 89,851% limbah cair industri tapioka dan air 21 hari telah mendegradasi TSS terbesar dibandingkan perlakuan
TOTAL (TSS) 100:0 (v/v) yaitu 89,851%. yang terdapat dalam limbah. lainnya. Alternatif lain seperti yang
CAMPURAN Perombakan TSS oleh dilakukan Belladiana (2013) dengan
LIMBAH CAIR mikroorganisme telah menambahkan adsorben dari kulit
INDUSTRI mengakibatkan penurunan nilai singkong sehingga persentase
TAPIOKA TS. Proses fermentasi selama 21 penyisihan TSS akan semakin besar
DENGAN AIR hari menghasilkan TSS sebesar sehingga nilai TSS limbah cair turun
370 mg L-1 dari 976 mg/L menjadi 39,26 mg/L
yang tercapai pada kondisi
perbandingan volume limbah cair
industri tapioka dan air 100:0 (kondisi
terbaik).
PENGARUH nitrogen dari LIMBAH Berdasarkan penelitian yang telah dengan adanya kandungan nutrisi Kelemahan nya : walaupun
PENGGUNAAN Digester 1 CAIR dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa terlarut pada limbah cair tepung penggunaan limbah cair tepung
LIMBAH CAIR (29,68%) dan TEPUNG limbah cair tepung tapioka dapat tapioka dapat lebih tapioka dapat meningkatkan
TEPUNG TAPIOKA Digester TAPIOKA digunakan sebagai pelarut feses sapi mengoptimalkan kecernaan nitrogen namun hasil yang
DAN FESES SAPI 2(35,19%) DAN FESES pada substrat biogas yang ditandai perkembangbiakan digunakan belum optimal
SEBAGAI SAPI dengan peningkatan produksi metan mikroorganisme pengurai pada
SUBSTRAT dan pemanfaatan VFA oleh Digester 2 sehingga kandungan
BIOGAS mikroorganisme untuk dikaroksilasi VFA pada digester 2 yang
TERHADAP menjadi gas metan. terbentuk pada tahap
KECERNAAN asidogenesis dapat dimanfaatkan
NITROGEN, secara optimal oleh bakteri
TOTAL AMMONIA metanogenesis untuk
NITROGEN DAN membentuk gas metan.Hal ini
KONSENTRASI dapat dibuktikan dengan hasil
VFA produksi gas metan pada digester
2 yang lebih tinggi dibandingkan
produksi metan digester 1
LIMBAH TAPIOKA metana Limbah cair Limbah cair industri tepung tapioka Kelebihan nya : Hasil percobaan Kelemahan nya :
UNTUK PRODUKSI sebesar 58,8 % tapioka dapat digunakan sebagai bahan baku menunjukkan bahwa nilai COD Pada proses fermentasi anaerobik
BIOGAS: karbondioksid pembuatan biogas dimana kuantitas yang terkandung dalam substrat yang berlangsung nilai COD akan
ALTERNATIF a (CO2) 30.2% dan kualitas hasil produksi biogas mempengaruhi jumlah produksi menurun karena terjadi proses
PENGOLAHAN biogas yang dipengaruhi oleh pemilihan teknologi biogas. Semakin besar nilai COD degradasi didalam digester.
DAN PENGARUH paling besar dalam pembuatannya. Berdasarkan maka produksi biogas akan
KONSENTRASI dihasilkan hasil kajian menunjukkan bahwa semakin meningkat. Nilai COD
SUBSTRAT hanya sebesar metode Cover Lagoon Anaerobic juga dapat ditingkatkan dengan
0.217 m3 Reactor (CoLAR) memiliki efektifitas penambahan starter kotoran sapi
/kgCOD yang tinggi untuk menghasilkan biogas karena di dalam kotoran sapi juga
removal dari limbah tapioka. Nilai COD yang mengandung bahanbahan
terkandung dalam substrat organic sehingga dapat
mempengaruhi jumlah produksi biogas. memperbesar kadar COD dalam
Semakin besar nilai COD maka produksi limbah cair tapioka
biogas akan semakin meningkat.
Sedangkan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi efektifitas produksi
biogas adalah suhu operasi, tingkat
keasaman (pH), rasio C/N, konsentrasi
substrat dimana pada konsentrasi
substrat awal sebesar 9.011 mg/L
mampu menghasilkan biogas yang
maksimal sebesar 485,4 m3 /hari.
PENGARUH kadar COD Limbah cair Persentase penyisihan COD (COD- Perombakan pada rasio Kelemahan nya : Pengenceran ini juga
WAKTU limbah cair tapioka remove) terbesar adalah pada pengenceran 1:1 relatif lebih dilakukan untuk melihat seberapa
FERMENTASI sebesar 1746 perbandingan limbah cair industri tinggi dibandingkan pengenceran besar dampak dari sianida yang terjadi
TERHADAP mg L-1. tapioka : air sebesar 15:85 didapat 1:3, karena perombakan yang ke lingkungan. Ternyata, setelah
PERSENTASE Selama masa 42,14% dimana nilai COD pada hari ke-0 terjadi akibat aktivitas mikroba. dilakukan penelitian tidak
PENYISIHAN fermentasi adalah 1723 mg/L setelah hari ke-24 Pertumbuhan dan aktivitas mempengaruhi hasil fermentasi
CHEMICAL selama 24 hari adalah 997 mg/L. mikroba sangat dipengaruhi Limbah cair tapioka yang
OXYGEN nilai COD tersedianya nutrisi dalam subsrat, dipergunakan dalam penelitian ini
DEMAND (COD) dalam limbah pH, dan suhu. Keuntungan lain tidak memenuhi persyaratan baku
CAMPURAN berkurang dari pengolahan secara anaerob mutu limbah industri tapioka yang
LIMBAH CAIR menjadi 315 adalah dihasilkannya pupuk dari sudah beroperasi dalam SK MENLH
INDUSTRI mg/L, limbah sisa KEP51/MENLH/I0/1995 karena kadar
TAPIOKA DAN AIR COD limbah cair tapioka lebih besar
dari pada 300 mg L-1 yaitu sebesar
1746 mg L-1. Selama masa fermentasi
selama 24 hari nilai COD dalam limbah
berkurang menjadi 315 mg/L,
sehingga belum dapat memenuhi
persyaratan baku mutu

Anda mungkin juga menyukai