Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“ACIDI ALKALIMETRI”

Disusun oleh :

Amalia Nurul Fauziah XII IPA 1/03


Khalaqas Hakiim XII IPA 1/20
Wening Nurwulan XII IPA 1/26
Yudi Kristanto XII IPA1/28

DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NONFORMAL


SMA NEGERI 2 BANTUL
2011
A. Dasar Teori
Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).

H+ + OH- → H2O

Titrasi asam basa merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah
diketahui kadarnya dan sebaliknya.
Pada percobaan titrasi asam basa, titran ditambahkan sedikit demi sedikit
sampai mencapai batas ekivalen. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam basa tepat
ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi. Titik ekivalen ini merupakan
suatu kondisi dimana terdapat kesetaraan mol titrat dengan mol titran. Pada saat
tercapai titik ekivalen, proses titrasi dihentikan kemudian kita mencatat volume titran
yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Pada percobaan titrasi asam basa,
titran ditambahkan sedikit demi sedikit sampai mencapai batas ekivalen. Titik
ekivalen yaitu pH pada saat asam basa tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat
habis bereaksi. Titik ekivalen ini merupakan suatu kondisi dimana terdapat kesetaraan
mol titrat dengan mol titran. Pada saat tercapai titik ekivalen, proses titrasi dihentikan
kemudian kita mencatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai keadaan
tersebut.
Pada percobaan titrasi asam-basa yang telah dilakukan, digunakan sebuah indikator.
Indikator ini ditambahkan pada titran sebelum titrasi dilakukan. Indikator ini akan
berubah warna ketika titik ekivalen terjadi dan pada saat itulah proses titrasi
dihentikan. Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan berada pada pH asam atau basa. Indikator mempunyai
warna tertentu pada trayek pH atau rentang pH tertentu yang ditunjukkan dengan
perubahan dari warna tersebut. Salah satu indikator yaitu Fenolftalein tidak bereaksi,
hanya saja saat keadaan basa ia berwarna merah. Oleh sebab itulah, pada percobaan
ini digunakan indikator fenolftalein karena indikator ini pada suasan asam tidak
berwarna dan pada titik ekivalen berubah warna menjadi merah muda.
            Dalam proses titrasi, untuk mengetahui kemolaran asam (titran) dapat
diketahui setelah mengetahui volume titrat yang berkurang sampai proses akhir titrasi.
Pada saat itu, mol asam dan mol basa sama, sehingga kemolaran titrat dapat dicari.

B. Tujuan Eksperimen :
Menentukan kadar atau molaritas larutan NaOH secara asidimetri dengan
larutan standar asam oksalat (H2C2O4)

C. Alat dan Bahan :


Alat :
a. Buret 50 mL, statif, dan klem e. Corong kaca
b. Labu erlenmeyer 250 mL f. Pipet volumetrik 25 mL
c. Labu ukur 100 mL g. Pipet tetes
d. Gelas ukur 10 mL h. Botol semprot
Bahan :
a. larutan NaOH
b. H2C2O4.2H2O (kristal oksalat)
c. Akuades
d. indikator phenolphtalein (P.P)

D. Cara Kerja :
1. Menimbang 1,26 gram asam oksalat, melarutkan dengan akuades kira-kira 25 mL,
ke dalam labu takar 100 mL. Menambahkan akuades hingga batas 100 mL, dengan
menggunakan botol semprot (pengenceran 100 kali).
2. Mengambil 10 mL larutan oksalat tersebut dari labu takar dengan menggunakan
pipet volumetrik 25 mL. Kemudian dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer.
Menambahkan 3 tetes larutan indikator P.P (Phenolphtalein) ke dalam larutan
tersebut.
3. Melakukan titrasi dengan larutan standar asam oksalat dengan meneteskan larutan
NaOH x M sampai terjadi perubahan warna (pink muda). Catat volume NaOH
yang diperlukan. (1mL=20 tetes).
4. Mengulangi titrasi dua kali lagi.
E. Hasil Pengamatan
No. Percobaan Volume H2C2O4 (mL) Volume NaOH (mL)
1. 10 16
2. 10 18,1
3. 10 17,5
Rata-rata 10 17,2

F. Analisis Data
Percobaan ini menggunakan H2C2O4.2H2O (kristal oksalat) 1,26 g sebagai titrannya.
Kristal Oksalat ini dilarutkan dalam aquades 25 ml kemudian menambahkan aquades
hingga batas tanda 100 ml. Mengambil 10 ml larutan tersebut lalu memasukkan ke
dalam labu erlenmeyer. Menambahkan tiga tetes larutan indikator P.P
(Phenolthtalein) ke dalam larutan tersebut. Larutan ini kemudian dititrasi dengan
natrium hidroksida sebagai titrannya. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
1. Pada percobaan 1
Pada saat titrasi berlangsung dan natrium hidroksida mencapai volume 16 mL,
larutan tersebut berubah warna menjadi warna merah muda (pink muda).
2. Pada percobaan 2
Pada saat titrasi berlangsung dan natrium hidroksida mencapai volume 18,1 mL,
larutan tersebut berubah warna menjadi warna merah muda (pink muda).
3. Pada percobaan 3
Pada saat titrasi berlangsung dan natrium hidroksida mencapai volume 17,5 mL,
larutan tersebut berubah warna menjadi warna merah muda (pink muda).

G. Pembahasan
Pada percobaan titrasi yang dilakukan sebanyak tiga kali ini, didapat volume yang
berbeda. Percobaan pertama didapat volume sebanyak 16 ml, percobaan kedua 18,1
ml, sedangkan percobaan ketiga sebanyak 17,5 ml. Volume yang berbeda ini,
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.


2. Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH, seperti pada
saat penimbangan.
3. Pembacaan skala buret yang kurang tepat
4. Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator
Perubahan warna yang terjadi, menjadi petunjuk agar titrasi dihentikan. Semakin
muda warna pink yang terbentuk, maka akan menunjukkan kesalahan yang relatif
kecil. Untuk itulah, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam melakukan titrasi.
Setelah diperoleh volume natrium hidroksida, maka konsentrasi NaOH dapat
segera diketahui.

H. Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan reaksi ion dari proses titrasi yang dilakukan!
Persamaan reaksi ion dari proses titrasi yang dilakukan :
H2C 2O 4 → 2H +¿¿ + C 2 O 42−¿ ¿
NaOH → Na+¿¿ + OH −¿¿
H 2 C 2 O 4 + 2NaOH → Na2 C 2 O 4 + 2 H 2 O

2H +¿¿ + C 2 O 42−¿ ¿ + 2 Na+¿¿ + 2OH −¿¿ → 2 Na


+¿¿
+ C 2 O4
2−¿ ¿
+ 2H 2 O

2H +¿¿ + 2OH −¿¿ → 2H 2 O


2. Hitunglah komsentrasi larutan NaOH dari data titrasi yang diperoleh!
Konsentrasi larutan NaOH dari data titrasi yang diproleh
H 2C 2O 4 → 2H +¿¿ + C 2 O 42−¿ ¿
Mol H +¿¿ = 2 x mol H 2 C 2 O 4
1,26 gram Mr . 2
=2x
126
= 2 x 0,01
= 0,02 mol
−¿¿
= mol H
+¿¿
mol OH
mol OH −¿¿= 0,02 mol
maka :
n
M1 =
V1
0,02mol
=
16 X 10−3 L
= 1,25 M M =
=
n = 1,16 M
M2 =
V2
0,02 mol
=
18,1 X 10−3 L
= 1,104 M
n
M3 =
V3
0,02 mol
=
17,5 X 10−3 L
= 1,14 M

3. Tuliskan trayek pH dan perubahan warna indikator P.P


Trayek Phenolptalein : 8,3 – 10,0
perubahan warna : tak berwarna – merah muda
4. Terangkan bagaimana cara membuat larutan NaOH 0,2 M sebanyak 500 mL!
Cara membuat NaOH 0,2M sebanyak 500 ml
NaOH → Na+¿¿ + OH −¿¿
mol =MxV
= 0,2 x 500
= 0,1 mol
Massa = Mr x mol
= 40 x 0,1 mmol
= 4 gram
Cara membuat :
Larutkan 4 gram NaOH ke dalam aquades 500ml

I. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan untuk menentukan molaritas NaOH secara asidi
alkalimetri, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
1. Kadar atau molaritas larutan NaOH secara asidimetri dengan larutan standar asam
oksalat (H2C2O4) adalah 1,16 M.
2. Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat indikator yang sesuai adalah
phenolphthalein.
J. Lampiran

Proses pelarutan asam Proses pengenceran 100 larutan sebanyak 10 ml


oksalat kali pada tabung erlenmeyer

Proses penambahan 3 Proses penuangan Proses titrasi dengan


tetes larutan indikator larutan NaOH ke dalam meneteskan NaOH
P.P buret

Anda mungkin juga menyukai