Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 14 (1), JANUARI 2020 p-ISSN 1907-9850

DOI: https://doi.org/10.24843/JCHEM.2020.v14.i01.p07 e-ISSN 2599-2740

FORMULASI SEDIAAN KRIM ANTI LUKA BAKAR DARI EKSTRAK AIR DAGING
DAUN ALOE VERA

P. O. Samirana, N. W. Satriani, P. R. Harfa, S. P. P. Dewi, C. I. S. Arisanti*

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837
*
Email: cokorda_arisanti@unud.ac.id

ABSTRAK

Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman yang secara empiris sering digunakan untuk
menyembuhkan luka bakar. Ekstrak air daging daun Aloe vera mengandung saponin dan flavonoid, di samping
itu juga mengandung tanin dan polifenol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak air daging
daun aloe vera yang diperoleh telah memenuhi parameter standar mutu ekstrak sehingga dapat digunakan dalam
formulasi. Tahapan yang dilakukan yaitu ekstraksi daging daun aloe vera dengan metode maserasi infundasi,
Standarisasi ekstrak air daging lidah buaya meliputi pengujian penetapan susut pengeringan, kadar abu total,
penetapan kadar abu tidak larut dalam asam, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari
yang larut dalam etanol dan skrining fito kimia, identifikasi dengan FT-IR, pembuatan sediaan krim, evaluasi
sediaan krim. Ekstrak air daging daun lidah buaya diperoleh dengan teknik infudasi. Pengujian susut
pengeringan ekstrak yang dihasilkan sebesar 26,33 %, kadar abu total sebesar 1,3%, kadar sari larut dalam air
sebesar 11,9% dan kadar sari larut etanol 12,01%, kadar flavonoid total sebesar 2,9%.

Kata kunci: Aloe Vera, Formulasi, Krim, Luka Bakar.

ABSTRACT

Aloe vera (Aloe vera) is a plant that is empirically often used to heal burns. Aloe vera leaf meat water extract
contains saponins and flavonoids, in addition it also contains tannins and polyphenols. This research was
conducted to determine whether the extracted water of Aloe vera leaf meat had met the parameters of extract
quality standards so that it could be used in formulations. The steps taken are the extraction of aloe vera leaf
meat with the method of infundation maceration, standardization of Aloe vera meat water extraction including
testing the determination of drying shrinkage, total ash content, determination of ash content which is insoluble
in acid, determination of the essence of water soluble extract, determination of the extract soluble in ethanol and
chemical screening, identification with FT-IR, preparation of cream preparations, evaluation of cream
preparations. Aloe vera leaf meat extract was obtained by infudation technique. Tests for drying drying extract
produced 26.33%, total ash content of 1.3%, water soluble extract content of 11.9% and ethanol soluble extract
content of 12.01%, total flavonoid content of 2.9%.

Keywords: Aloe Vera, Formulation, Cream, Burns.

PENDAHULUAN keluarga pasien. Secara umum cedera luka


bakar menyebabkan perawatan yang
Luka bakar merupakan suatu bentuk berkepanjangan, membutuhkan biaya
kerusakan atau kehilangan jaringan yang pengobatan yang tinggi, tata laksana yang
disebabkan kontak dengan sumber panas kompleks, waktu penyembuhan yang lama,
seperti api, air panas, listrik, radiasi atau zat dan timbulnya bekas luka fisik yang bersifat
korosif. Tingkat keparahan cedera biasanya permanen juga menjadi masalah yang harus
ditandai dengan luasnya kulit yang terkena, diterima oleh pasien (Peck et al., 2009).
lokasi anatomis, kedalaman cedera, usia pasien Sediaan topikal yang sering digunakan
dan adanya kelainan penyerta (Stylianou et al., pada kasus luka bakar derajat I dan II adalah
2014). Beban cedera akibat kasus luka bakar krim silver sulfadiazine yang hanya
adalah salah satu faktor utama yang mengandung antibiotik (Atiyeh et al., 2006).
memberikan dampak terhadap psikologis, Krim silver sulfadiazine dapat menghambat
sosial, dan ekonomi bagi pasien maupun peran fibroblas dalam proses penutupan luka

37
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 14 (1), JANUARI 2020: 37-42

dan dapat menyebabkan leukopenia selama Tabel 1. Formulasi Krim


minggu pertama setelah cedera (Monafo,
Konsentrasi
2009; Thomas et al., 2009). Pengobatan BAHAN
bahan
dengan obat dari bahan alam menjadi alternatif
yang dapat dikembangkan untuk mengatasi Cera alba 16%
masalah ini, karena dianggap lebih aman Parafin cair 45%
dibandingkan penggunaan obat sintetis, karena Span 80 5%
memiliki efek samping yang relatif lebih kecil
Metilparaben 0,1%
jika digunakan secara tepat yang meliputi
kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan Propilparaben 0,2%
waktu penggunaan, ketepatan cara Ekstrak daging aloe vera 15%
penggunaan, ketepatan telaah informasi, dan Akuades ad 100%
tanpa penyalahgunaan obat bahan alam itu
sendiri (Sari, 2006).
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan Ekstraksi Daging Daun Lidah Buaya
salah satu tanaman yang secara empiris dapat Sampel lidah buaya diperoleh dicuci
digunakan untuk menyembuhkan luka bakar. dengan air mengalir, dipotong pangkalnya 5
Ekstrak air daging daun Aloe vera cm lalu di ukuran diperkecil dengan dipotong
mengandung saponin dan dan dikupas kulitnya (kulit daun dibuang).
flavonoid,mengandung tanin dan polifenol. Daging lidah buaya ditimbang sebanyak 1600
Saponin dapat digunakan sebagai pembersih g dan diblender, selanjutnya dilarutkan dengan
sehingga efektif untuk menyembuhkan luka air (dengan perbandingan 1:1). Lidah buaya
terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan diekstraksi dengan teknik infudasi. Lidah
sebagai pencegahan terhadap infeksi luka buaya diblender kemudian panaskan dengan
karena mempunyai daya antiseptik dan obat suhu 70°C selama 15 menit, kemudian
luka bakar. Flavonoid dan polifenol disaring dan selanjutnya dipekatkan sampai
mempunyai aktivitas sebagai antiseptik menjadi ekstrak kental (Wirya, 2012; Wijaya
(Harborne, 1987). dkk., 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka ingin
dilakukan penelitian terhadap ekstrak air lidah Standarisasi ekstrak
buaya untuk mengetahui apakah ekstrak air Standarisasi ekstrak daging daun lidah
daging daun aloe vera yang diperoleh telah buaya meliputi pengujian penetapan susut
memenuhi parameter standar mutu ekstrak pengeringan, penetapan kadar abu total,. abu
sehingga dapat digunakan dalam formulasi. tidak larut dalam asam, .sari yang larut dalam
etanol, sari yang larut dalam air, dan skrining
MATERI DAN METODE fitokimia.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian Penetapan susut pengeringan
ini Aloe vera, Cera alba, Natrium benzoate, Botol timbang dipanaskan pada suhu
Setil alkohol, Span 80, Paraffin liquidum, penetapan selama 30 menit. Kemudian
Metilparaben, Propilparaben, Akuades, FeCl3 ditimbang sebanyak 1 g dan 2 g zat dalam
5%, HCl 2N, Larutan Sudan III. botol timbang tertutup tersebut. Digoyangkan
botol agar zat dalam botol timbang merata,
Alat hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang
Pisau, Oven, Water bath, Cawan 5 mm sampai 10 mm, dimasukkan ke ruang
porselen, Blender , Alat-alat gelas, Alat uji pengering, tutup dibuka, dikeringkan pada
daya lekat, Viknometer, Magnetic stirrer, Alat suhu penetapan hingga bobot tetap. Jika suhu
uji daya lekat sebar, Neraca analitik, Saringan, lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan,
Sendok tanduk, Mortar dan stamper. pengeringan dilakukan pada suhu antara 5o dan
10oC dibawah suhu leburnya selama 1 jam
Cara Kerja sampai 2 jam, kemudian pada suhu penetapan
Formula krim aloe vera selama waktu yang ditentukan atau hingga
Pada penelitian ini digunakan formula bobot tetap (Depkes RI, 1995a).
sebagai berikut:

38
Formulasi Sediaan Krim Anti Luka Bakar dari Ekstrak Air Daging Daun Aloe Vera
(N. W. Satriani, P. R. Harfa, C. I. S. Arisanti, P. O. Samirana, S. P. P. Dewi)

Penetapan kadar abu total dipanaskan pada suhu 105°C hingga bobot
Sebanyak 3 g zat digerus lalu tetap. Kadar dalam persen sari yang larut
ditimbang saksama, dimasukkan ke dalam dalam etanol (95%) dihitung terhadap bahan
krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, yang telah dikeringkan di udara (Depkes RI,
lalu diratakan. Perlahan-lahan dipijarkan 1995a).
hingga arang habis, kemudian didinginkan dan
ditimbang. Bila dengan cara tersebut arang Skrining Fitokimia
tidak dapat dihilangkan, maka ditambahkan air Dilakukan skrining fitokimia meliputi
panas, disaring dengan kertas saring bebas uji saponin, tanin dan flavonoid.
abu. Sisa dan kertas saring dipijarkan dalam
krus yang sama. Dimasukkan filtrat ke dalam Pembuatan Larutan Uji Skrining Fitokimia
krus, diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap, Sebanyak 100 mg ekstrak air Aloe
ditimbang. Dihitung kadar abu terhadap bahan vera dilarutkan dalam 10 mL etanol 70%
yang telah dikeringkan di udara. (Dewi dkk., 2013).

Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Identifikasi Saponin


dalam Asam Dimasukan 10 mL larutan uji dalam
Dididihkan dengan 25 mL asam tabung reaksi kemudian dikocok vertikal
klorida encer P selama 5 menit abu yang telah selama 10 detik lalu dibiarkan selama 10 detik.
diperoleh pada penetapan kadar abu, bagian Terbentuknya busa setinggi 1–10 cm yang
yang tidak larut dalam asam dikumpulkan. stabil selama tidak lebih dari10 menit dan
Selanjutnya disaring melalui krus kaca masir penambahan 1 tetes HCl 2N, busa tidak hilang
atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air menunjukkan adanya saponin (Depkes RI,
panas, dipanaskan hingga bobot tetap, 1995b).
ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam
asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di Identifikasi Tanin
udara dihitung (Depkes RI, 1995a) Uji tanin dilakukan dengan melarutkan
5 mg ekstrak Aloe vera dengan 10 mL akuades
Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam dan sibagi ke dalam dua tabung reaksi. Tabung
Air 1 ditambahkan beberapa tetes larutan besi (III)
Penetapan kadar sari yang larut dalam klorida 5%, terbentuknya warna biru kehijauan
air dilakukan dengan cara serbuk dikeringkan menunjukkan adanya tanin. Tabung 2
di udara, dimaserasi dalam waktu 24 jam 5 g ditambahkan tiga tetes Timbal (II) asetat, hasil
serbuk dalam 100 mL air kloroform P, positif menunjukkan terbentuk endapan purih
menggunakan labu ukur sambil dikocok (Vijayalakshmi and Ravindhran, 2012).
selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan
selama 18 jam. Disaring, 20 ml filtrat Identifikasi Flavonoid
diuapkan hingga kering dalam cawan yang Sebanyak 1 ml larutan uji diuapkan,
telah ditara, dipanaskan pada suhu 1050C basahkan sisanya dengan aseton P,
hingga bobot tetap. Kadar dalam persen sari ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat P
yang larut dalam air dihitung terhadap bahan dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan
yang telah dikeringkan di udara (Depkes RI, di atas tangas air dan hindari pemanasan
1995a). berlebihan. Eter P ditambahkan 10 mL.
Larutan diamati di bawah sinar UV 366 nm;
Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam berfluoresensi kuning intensif, menunjukkan
Etanol adanya flavonoid (Depkes RI, 1995).
Serbuk dikeringkan di udara,
dimaserasi selama 24 jam 5,0 g serbuk dengan Pembuatan Larutan Uji Ekstrak daging
100 mL etanol (95%), menggunakan labu ukur lidah buaya
sambil dikocok selama 6 jam pertama dan Sebanyak 5 g ekstrak daging lidah
kemudian dibiarkan selama 18 jam. Disaring buaya ditambah 25 mL etanol. Diaduk selama
cepat dengan menghindarkan penguapan 24 jam menggunakan alat pengaduk pada
etanol (95%), diuapkan 20 mL filtrat hingga kecepatan 200 rpm, kemudian disaring dan
kering dalam cawan yang telah ditara,

39
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 14 (1), JANUARI 2020: 37-42

filtrat yang diperoleh ditambah etanol sampai Tabel 2. Hasil Standarisasi Ekstrak
25 mL (Azizah dkk., 2014). Parameter Hasil

Penetapan kadar flavonoid total


Larutan blanko dibuat dengan Susut Pengeringan 26,33%
mengganti larutan standar dengan etanol 0,5 Kadar Abu Total 1,3 %
ml. Ditambahkan dengan 1,5 ml etanol 95%, Kadar abu tidak larut asam 2,1%
0,1 ml aluminium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 ml
Kadar Sari yang Larut dalam Air 11,9%
kalium asetat 1 M dan ditambahkan akuades
2,8 ml. Setelah itu diinkubasi selama 30 menit Kadar Sari yang Larut dalam 12,01%.
pada suhu 250C. Setiap pengukuran serapan Etanol
dibandingkan terhadap blanko. Larutan uji
berisi 0,1 ml ekstrak daging lidah buaya Susut Pengeringan
dipipet, kemudian ditambah etanol sampai 10 Uji susut pengeringan bertujuan untuk
ml dalam labu ukur. Sejumlah 0,5 ml larutan mengetahui kandungan air pada suatu bahan.
kemudian ditambah dengan 1,5 ml etanol 95% Uji susut pengeringan pada ekstrak aloe vera
0,1 ml aluminium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 ml dengan dilakukan pemanasan berulang – ulang
kalium asetat 1 M dan ditambahkan akuades yaitu pemanasan 1 sampai 4. Nilai kadar susut
2,8 ml. Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pengeringan pada ekstrak aloe vera dapat
pada suhu 250C. Serapan diukur pada λ 434,2 dilihat pada persentase susut pengeringan pada
nm menggunakan spektrofotometri Uv – Vis. bobot setelah pemanasan ke 4 yaitu 26,33%.
Pengujian dilakukan secara triplo. Hasil tersebut memenuhi persyaratan yaitu
tidak lebih dari 94% (Kemenkes RI, 2009).
Pembuatan Sediaan
Basis krim dibuat dengan cara fase Uji Kadar Abu Total
minyak (cera alba, span 80, paraffin Pengujian kadar abu total dilakukan
liquidum,propilpparaben/nipasol) dipindahkan untuk mengetahui kadar abu dari ekstrak
dalam cawan penguap, dipanaskan diatas daging lidah buaya telah memenuhi parameter
water bath dengan suhu 70°C sampai lebur. standar mutu yang telah ditetapkan. Kadar abu
Fase air (metilparaben/nipagin,air) dipanaskan total yang diperoleh sebesar 1,3%, dimana
di atas hot plate dengan magnetic stirer pada hasil ini sesuai dengan persyaratan Farmakope
suhu 70°C sampai melebur. Fase minyak Herbal Indonesia tidak lebih dari 1,5%
ditambahkan ke fase air pencampuran
dilakukan pada suhu yang sama (60-70°C), Uji Kadar Abu Tidak Larut Asam
diaduk menggunakan magnetic stirer sampai Kadar abu tidak larut asam yang
dingin dan terbentuk krim yang homogen diperoleh sebesar 2,1 %. Hasil yang diperoleh
setelah terbentuk masa krim, ekstrak kental air memenuhi persyaratan kadar abu tidak larut
daging daun Aloe vera digerus dalam mortir, asam sebesar 4,5% (Kemenkes RI, 2009).
kemudian sedikit demi sedikit basis krim
ditambahkan. Digerus pelan-pelan sampai Uji Kadar Sari Larut Dalam Air dan Larut
homogen. Dilakukan evaluasi. Dalam Etanol
Penetapan kadar sari larut air
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan untuk mengetahui persentase
senyawa polar dan semi non polar sampai non
Standarisasi ekstrak polar pada ekstrak. Hasilnya merupakan
Standarisai ekstrak daging daun lidah perkiraan kasar senyawa-senyawa yang
buaya meliputi pengujian penetapan susut bersifat polar (larut air) dan senyawa-senyawa
pengeringan, kadar abu total, penetapan kadar yang bersifat semi polar sampai non polar
abu tidak larut dalam asam, penetapan kadar (larut etanol).
sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari
yang larut dalam etanol dan skrining fitokimia.

40
Formulasi Sediaan Krim Anti Luka Bakar dari ari Ekstrak Air Daging Daun Aloe Vera
(N.
N. W. Satriani, P. R. Harfa, C. I. S. Arisanti, P. O. Samirana, S. P. P. Dewi)
Dewi

Hasil standarisasi
sasi kadar sari larut air ekstrak melihat gugus fungsi pada sampel. Berikut
aloe vera adalah 12%, dimana hasil tersebut spectrum inframerah ekstrak lidah buaya:
memenuhi syarat Farmakope Herbal Indonesia
yaitu tidak kurang dari 11,3%. Hasil
standarisasi kadar sari larut etanol ekstrak aloe
vera adalah 12,01%, dimana hasil tersebut
memenuhi hi syarat yaitu tidak kurang dari 2,3%
2,3
(Kemenkes RI, 2009).

Skrining fitokimia ekstrak


Skrining fitokimia yang dilakukan
dil
meliputi uji saponin, tanin dan flavonoid.
Gambar 1. Spektrum inframerah ekstrak lidah
Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia buaya
Skrining
Pustaka Hasil Hasil identifikasi senyawa flavonoid
fitokimia
ekstrak lidah buaya menunjukan bahwa
adanya serapan melebar pada daerah bilangan
Terdapat gelombang 3397,45 cm-1 yang diduga adalah
Fluoresensi
fluoresensi
kuning serapan ulur dari guguh O-H.
O Gugus fungsi
kuning
Flavonoid intensif (+) C=O ditunjukkan pada bilangan gelombang
intensif
pada UV
pada UV 1701,84 cm-1. Serapan ulur C=C aromatik
366 nm muncul pada bilangan gelombang 1638,87
366 nm
cm-1 didukung adanya serapan C-H C pada
Terbentuk Terjadi gelombang 1362,15 cm-1. Serapan lemah pada
Tanin warna warna (+) bilangan gelombang 1254,93 cm-1 yang diduga
kecoklatan kecoklatan adalah serapan ulur dari gugus C-OH.
C Serapan
Ada busa tajam pada daerah bilangan gelombang
yang 1020,47 cm-1 dengan pita lemah menunjukkan
bertahan ± Terbentuk
erbentuk gugus C-O. Berdasarkan data tersebut diduga
Saponin (+) pada
ada ekstrak lidah buaya menunjukan
menunju adanya
10 menit busa
setinggi 1 - gugus fungsi O-H, H, C=O, C=C, C-H,
C C-OH
10 cm dan C-O O menandakan bahwa ekstrak lidah
buaya mengandung senyawa flavonoid.
Hasil uji skrining fitokimia
menunjukkan bahwa ekstrak air aloe vera Evaluasi Sediaan Krim
mengandung golongan senyawa saponin dan 1. Uji Homogenitas yaitu terbentuk masa
tannin, flavonoid. krim yang homogeny dan terdistribusi
merata
Penetapan Kadar Flovonoid Total 2. Uji tipe emulsi yaitu pada sediaan krim
Pengujian kadar flavonoid total ekstrak daging lidah buaya dengan tipe
dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid minyak dalam air
yang terkandung dalam ekstrak daging lidah 3. Uji daya lekat krim ekstrak daging lidah
buaya karena flavonoid merupakan kandungan buaya yaitu memiliki waktu melekat 86
kimia yang berperan sebagai antiinflamasi detik
pada luka bakar. Kadar flavonoid yang 4. Uji daya sebar krim ekstrar daging lidah
diperoleh sebesar ar 2,9%. Hasil kadar flavonoid buaya diperoleh tanpa beban (P = 2,4 cm,
yang diperoleh memenuhi persyaratan L= 2,2 cm), dengan beban 50 gram (P =
literature yaitu tidak lebih dari 3,50 % (Depkes 4,1 cm, L= 4 cm), dengan beban 100
RI, 2008). gram (P = 4,8 cm, L= 4,7 cm), dan
dengan beban 50 gram (P = 5,3 cm, L=
Identifikasi Dengan FT-IR 5,1cm) berarti krim ekstrak daging lidah
Identifikasi senyawa flavonoid ekstrak buaya mampu menyebar dengan luas jika
lidah buaya menggunakan FT-IR FT untuk digunakan.

41
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 14 (1), JANUARI 2020: 37-42

5. Uji pH bertujuan untuk mengetahui secara in-vitro dan in-vivo serta dilakukan uji
apakah sediaan krim yang dibuat farmakologi antiluka bakar untuk sediaan krim
memiliki pH yang aman agar tidak lidah buaya.
mengiritasi kulit. pH kulit 4,5 – 6,5
(Tranggono,2007) Hasil uji pH diperoleh UCAPAN TERIMAKASIH
pH krim ekstrak daging lidah buaya
memenuhi persyaratan yaitu sebesar 5,2. Penulis mengucapkan terima kasih
6. Uji Viskositas. kepada bapak/ ibu laboran laboratorium
farmasetika dasar Jurusan Farmasi Universitas
Udayana, serta semua pihak yang turut
14000000
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
12000000
10000000 DAFTAR PUSTAKA
Viskositas

80000000
60000000 Atiyeh, B. S., M. Costagliola, S. N. Hayek,
and S. A. Dibo. 2006. Effect of Silver
40000000
on Burn Wound Infection Control and
20000000 Healing: Review of The Literature.
0 Burns. 33: 139.
0 2000 4000 6000 Depkes RI. 1995a. Farmakope Indonesia Edisi
F/A 8000 1000012000
IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Gambar 2. Kurva hubungan viskositas dengan Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia
shearing stress Penentuan Cara Modern Menganalisa
tumbuhan . Bandung: ITB.
Rheogram yang diperoleh menunjukan bahwa Kemenkes RI. 2009. Farmakope Herbal
sediaan yang telah direkonstitusi memiliki Indonesia. Jakarta: Kementerian
sifat alir pseudoplastik. Hal ini menunjukan Kesehatan Republik Indonesia.
bahwa sediaan yang dibuat memenuhi Monafo, W. 2009. Initial Management of
persyaratan sediaan farmasi yang mengikuti Burns. The New England Journal of
sifat alir Non-Newton pseudoplastik yaitu sifat Medicine, 335(21): 1-6.
alir yang akan menurun dengan meningkatnya Sari, L. R. O. K. 2006. Pemanfaatan Obat
kecepatan geser. Tradisional dengan Pertimbangan
Manfaat dan Keamanannya. Majalah
SIMPULAN DAN SARAN Ilmu Kefarmasian, 3(1): 1-7.
Vijayalakshmi, R. and R. Ravindhran. 2012.
Simpulan Preliminary Comparative
Hasil standarisasi ekstrak daging lidah Phytochemical Screening of Root
buaya menunjukan bahwa ekstrak daging lidah Extracts of Diospyrus ferrea (Wild.)
buaya memenuhi persyaratan parameter Bakh and Aerva lanata (L.) Juss. Ex
standar mutu ekstrak yang meliputi pengujian Schultes. Asian Journal of Plant Science
penetapan susut pengeringan, kadar abu total, and Research. 2(5): 583.
penetapan kadar abu tidak larut dalam asam, Wirya, L.P.A.I. 2012. Pemberian Ekstrak Air
penetapan kadar sari yang larut dalam air, Lidah Buaya (Aloe vera L.)
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Memperbaiki Profil Lipid Darah Tikus
dan skrining fitokimia sehingga ekstrak daging Jantan WistardDengan Dislipidemia.
lidah buaya dapat digunakan dalam pembuatan Tesis. Denpasar: Pasca Sarjana
formulasi. Universitas Udayana.

Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai optimasi formula krim lidah buaya
untuk mendapatkan sediaan yang lebih baik
dan dilakukan uji transport senyawa aktif

42

Anda mungkin juga menyukai