Anda di halaman 1dari 35

The Fake to be a Love (Part 1/2)

17 September 2013 pukul 0:06

From Fake to be a Love

Annyeong, Author Park Min Ah balik lagi, kali ini membawa fanfiction request-an salah seorang
SonElf 

Namanya author lupa, chingu.. hhehhehehe..

Oke deh, langsung aja, yaa..

Please enjoy it!!

RCL please 

Title : From Fake to be a Love

Main Cast : 1.  Im Yoon Ah as Yoona

                         2. Choi Siwon as Siwon


Other Cast : 1. Kim Jong Woon as Yesung

                        2. Lee Donghae as Donghae

                        3. Kwon Yuri as Yuri

                        4. Jung So-yeon as Jessica Jung

Genre : Romance

Rating : PG-15

Length : chapter

Okeh, please enjoy it 

Author POV

            Pagi itu terlihat begitu cerah, matahari kian menyinari dunia dengan bias hangatnya. Hari
ini mungkin adalah hari paling damai bagi siapapun yang menikmatinya. Tidak terkecuali
seorang yeoja berparas cantik, dia sedang menikmati indahnya hari dengan bersantai di balkon
rumahnya.

            Tiba-tiba sebuah nada yang mengalun indah dari iPhone nya menganggu duduk
santainya.

Dare mo ga butterfly butta spider (Yeah ahh) Amai kaori to flavor (Oh flavor flower)
Butterfly butta spider (Yeah ahh) Kokoro madowasu color (Oh color flower)

 Flower, hakanaku koi ga Flower, ayashiku saita

            “yoboseo. Waeyo, Oppa??” tanya yeoja itu.

            “Yoona-ah, kau tidak lupa jadwal pemotretanmu untuk produk Dior siang ini, kan??”
tanya seseorang di ujung sana.

            “andwe, Oppa. arraseo.” Sahut yeoja berparas cantik itu. Ya, namanya adalah Im Yoon
Ah, dia seorang aktris sekaligus model terkenal di Korea Selatan.

            “nae, aku menutup telepon. Nanti sekitar jam 11 aku jemput.” Kata sang Manager.

            “ye..” dan biiippp.. sambungan telepon terputus.


            ‘kapan aku bisa menikmati hari santaiku..’ batin Yoona, dia menghela napas berat.

**

            Kini mobil yang membawa Yoona dan sang Manager sedang melesat menuju Sungai
Han, sungai yang menjadi ikon kota Seoul. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya
mobil itu berhenti di tempat yang mereka tuju, Sungai Han.

            “Yoona-ssi, lama tidak bertemu. Annyeonghaseyeo. Ottoke jimnaseoyeo?” sapa


seseorang dengan kamera tergantung di leher.

            “annyeonghaseyeo, Donghae-ssi. Kabarku baik, bagaimana denganmu?” Yoona menyapa


balik.

            Namja tampan itu tersenyum, “baik, apalagi setelah mengetahui aku akan memotretmu
lagi hari ini.”

            Yoona hanya tersenyum kikuk mendengarnya. Mungkin kalian heran dengan sikap
Yoona. Biar ku jelaskan, Yoona dan Donghae adalah mantan kekasih sewaktu mereka duduk di
bangku Sekolah Menengah Atas. Mereka berpisah karena Donghae harus ikut kedua orang
tuanya ke Paris, dan menetap disana. Yoona itu adalah tipikal yeoja yang paling tidak bisa
menjalani hubungan semacam Long Distance Relationship atau Hubungan Jarak Jauh. Alasan
itulah yang membuat YoonHae couple ini harus berpisah. Setelah mereka berpisah, mereka lost
contact selama bertahun-tahun, hingga akhirnya mereka bertemu kembali secara kebetulan pada
hari ini.

            “baiklah, Yoona-ssi. Silahkan ganti kostummu di stand disana, pemotretan harus segera
dimulai sebelum hari menjadi sore.” Donghae pun meninggalkan Yoona dan kembali
menpersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk pemotretan.

            Tak lama kemudian Yoona kembali mengenakan sebuah gaun putih dengan riasan lembut
menutupi sebagian wajahnya, wajahnya terlihat sangat cantik ditambah sedikit sapuan make up
yang menambah kecantikannya.

            “oke, berdirilah disana Yoona. Matamu, tolong buat agar matamu seolah mengatakan
‘aku cantik, dan aku hanya milikmu’ bisa??” Donghae memberikan arahan pada Yoona, Yoona
mencoba melakukan apa yang baru saja diarahkan Donghae.

            “bagus, tetap seperti itu. One.. two.. three..” kliiiiikkk..

            “perfecto!!” seru Donghae puas. Yoona memang pantas disebut model kelas atas, karena
dia mampu menggali potensinya didepan kamera dengan sangat sempurna.

            “oke, sekarang take yang kedua. Ganti bajumu lagi, Yoongie.” Tanpa Donghae sadari dia
memanggil Yoona dengan panggilan sayang yang diberikan Donghae saat mereka masih
berpacaran dulu, Yoona kontan membelalak.
            Donghae tersadar ada yang aneh dengan tatapan Yoona, dia menghela napas berat dan
panjang, “mianhae, Yoona-ssi. Kau boleh mengganti bajumu sekarang.”

            Yoona menatap Donghae ragu sesaat, namun beberapa detik kemudian dia melangkah
menuju stand.

            Setelah beberapa menit berlalu, Yoona muncul dari balik tirai stand dengan gaun putih
yang lain. Donghae terpana melihat kecantikan Yoona yang sama sekali tidak berubah dan
bahkan semakin cantik.

            “neomu yeppoda..” Donghae bergumam pelan, dia masih saja terpana di tempatnya tanpa
menyadari Yoona kini sedang melambai-lambaikan tangannya tepat di wajah Donghae.

            “Donghae-ssi..” panggilnya lagi, ini sudah yang ketiga kali Donghae tak merespon
panggilan Yoona, dia masih terbuai hayalan indahnya.

            Yoona akhirnya berinisiatif mendekatkan wajahnya ke telinga Donghae, “Yaaa!!!


Donghae-ssii...” teriakan Yoona akhirnya mampu menyadarkan Donghae, Donghae kontan
terlonjak kaget.

            “Yaa!! Im Yoon Ah!! Kenapa berteriak di telingaku, hah?!! Bisa tuli mendadak aku!”
protes Donghae seraya menutupi telinganya dengan telapak tangannya, takut akan ada teriakan
session dua *kayak cinta fitri aja, banyak session nya.. hahahaha ._.v*

            Yoona meringis lucu, ‘neomu kyeoptaa..’ batin Donghae masih sambil menatap Yoona
lekat. Rupanya Yoona tidak sadar bahwa kini Donghae sedang menatapnya lekat dan penuh arti.

            “Donghae-ssi, bisa kita mulai sekarang?” celetuk seorang pengatur lightning. Donghae
mengakhiri pandangannya pada Yoona, lalu mengangguk cepat.

            “kajja, kita mulai lagi!!” seru Donghae lalu mulai memutar-mutar lensa kameranya
mencari-cari angle yang bagus.

            “Yoona, duduklah di padang rumput disana. Buat matamu seolah berbicara ‘apa kabar
dunia? Siap untuk menjadi cantik?’ bisa??” Yoona mengangguk sedikit ragu.

            Yoona pun berjalan ke arah yang ditunjuk Donghae, lalu Yoona mulai duduk disana.
Semilir angin yang cukup kencang namun lembut meniup-niup nakal rambut indah Yoona yang
tergerai indah.

            “oke, tahan.. siaapp?? Hanna.. deul.. smile..” kliiikkk...

“neomu daebak!!” seru Donghae puas melihat hasil jepretannya.

            Yoona menghampiri Donghae untuk melihat hasilnya, “mana?? Aku mau lihat..” pinta
Yoona penasaran. Donghae pun menyodorkan kameranya pada Yoona.
            Yoona mengambil kamera itu, lalu mulai sibuk melihat-lihat hasilnya, Donghae diam-
diam mengamati yeoja cantik di sebelahnya itu, tanpa sadar tangannya mulai memainkan rambut
Yoona dengan lembut, meraihnya kemudian menciumnya. Yoona sontak membulatkan matanya,
kaget dengan perlakuan Donghae terhadapnya. Apakah ini pertanda Donghae menginginkan
kembali hubungan yang pernah mereka jalani?

            Yoona yang mulai tak bisa mengontrol detak jantungnya memilih untuk menjauh dari
Donghae, dia menyerahkan kamera itu kepada pemiliknya dan berlari kecil menuju stand.

Author POV End

Yoona POV

            Hari ini adalah hari kelima setelah hari pemotretanku di Sungai Han, aku masih saja
terbayang akan perlakuan Donghae oppa padaku. Sungguh sangat.. menyenangkan sekaligus
menyakitkan. Tanpa sadar dia kembali membuka luka lama yang dengan susah payah ku tutupi
dengan segala kesibukanku sebagai aktris sekaligus model terkenal di Korea Selatan.

            Ini sudah kesekian kalinya aku menghela napas, ada berbagai makna dibalik hembusan
napasku itu, ragu, senang, sedih, takut, semua berpadu menjadi satu.

            “Yoona-ah, gwenchana? Sedari tadi aku mendengar kau menghela napas, apa ada
masalah? Apa kau sakit? Ceritakan padaku apa yang terjadi..” Yesung oppa yang selaku
Managerku mulai terlihat panik dan cemas padaku.

            Aku mencoba memberikan senyum terbaikku, “gwenchana, Oppa. aku hanya sedikit
mengantuk karena shooting sampai pagi.” Jawabku berbohong.

            “aaaaahh~ kau sepertinya sangat lelah hari ini. Tidurlah sebentar untuk melepas lelahmu.
Nanti kalau sudah waktunya pemotretan aku akan membangunkanmu” sepertinya Yesung oppa
percaya pada jawabanku tadi. Tunggu dulu, pemotretan?? Memangnya hari ini ada pemotretan?
Aku mengernyitkan keningku bingung.

            “pemotretan, Oppa??” tanyaku memastikan, Yesung oppa mengangguk yakin.

            “pasti kau lupa.. hari ini ada pemotretan untuk produk kecantikan Innisfree dan parfum
Girl.” Jelas Yesung oppa, aku menerawang ke langit-langit kantor, mencoba mengingat jadwal
itu.

            Sekarang aku ingat, jadwal itu dibuat seminggu yang lalu, aku pun mulai memejamkan
mataku yang rasanya sudah perih menahan kantuk semalaman. Tanpa butuh waktu lama aku
sudah memasuki alam mimpi.

 
Yoona’s Dream

            “Oppa, jangan tinggalkan aku.. Oppa...”

            aku terisak melihat Donghae oppa yang mulai menarik kopernya di lorong bandara, lalu
buram, Donghae oppa tak terlihat jelas lagi menghilang di balik kerumunan orang yang berlalu-
lalang.

            Tangisku mulai memecah ketika melihat sebuah pesawat terbang bebas ke langit cerah
Seoul.

Yoona’ Dream End

            Aku mencelat bangun, mengatur napasku yang tak beraturan seperti halnya orang yang
habis lari marathon. Tak lama kemudian pintu terbuka, Yesung oppa memunculkan kepalanya
seolah sedang melongokku.

            Dia pun menghampiriku yang masih berusaha menenangkan diriku sendiri, “gwenchana,
Yoona-ah?” tanyanya cemas.

            Aku menggeleng pelan, “ye, gwenchanaeyeo, Oppa.” aku menarik kecil otot bibirku,
berusaha membuat sebuah senyuman.

            “apa sudah saatnya kita berangkat??” tanyaku, Yesung oppa mengangguk sambil
menatapku ragu.

            “kau yakin tidak apa-apa. Yoona-ah?” tanyanya memastikan keadaanku, aku
menyunggingkan senyuman di bibirku lalu membuat V dengan jariku.

**

            Kami sudah sampai di sebuah rumah yang dijadikan tempat pengambilan gambar untuk
produk kecantikan yang sangat terkenal Innisfree. Begitu kami tiba, para kru menyambut kami
hangat, mereka menunduk hormat padaku, aku jadi merasa canggung, pasalnya hampir seluruh
kru ini umurnya jauh lebih tua dariku, mengapa mereka begitu padaku?

            “annyeong, Yoona-ssi. Anyyeong, Yesung hyung. Kita bertemu lagi. Waahh.. kebetulan
yang sangat menyenangkan.” Yaa, siapa lagi kalau bukan Donghae oppa yang mengatakan itu.
Basa-basi!

            Aku hanya tersenyum kaku padanya, kenapa harus dia lagi sih yang menjadi
fotografernya? Seperti tidak ada fotografer lain saja!! Aku berjalan gontai menuju ruang kostum
untuk mengganti pakaianku mengikuti tema yang sudah diarahkan oleh Donghae oppa.

            Tak lama kemudian aku keluar dari sana, berjalan menuju teras rumah itu. Di setiap
langkahku aku selalu menghela napas berat, rasanya hari ini aku ingin sekali melarikan diri dari
sini. Tapi aku tidak bisa, aku sudah menandatangani kontrak itu. Kontrak yang berisi aku
bersedia menjadi Brand Ambassador Innisfree.

            Kenapa rasanya cepat sekali sampai di teras yang berisi namja tampan yang pernah
mengisi hatiku itu? Kenapa dia terus bersikap manis padaku? Apa dia sengaja ingin membuatku
hancur berantakan lagi seperti dulu saat dia meninggalkanku? Menyebalkan!! Tuhan, kenapa kau
pertemukan kembali aku dengannya? Ini tidak adil!

            “Yoona-ssi, duduklah disini.” Donghae oppa menunjuk satu kursi di dekat meja di teras
itu. Aku berjalan gontai ke arah yang diarahkan Donghae oppa.

            Aku menjatuhkan diri di kursi kayu itu, Donghae oppa kemudian memberikanku sebuah
kotak yang dihiasi pita di atasnya, aku mengernyit heran. Dia memberiku hadiah? Untuk apa??

            “ini, pegang ini. Ini adalah bingkisan produk Innisfree, tersenyumlah dan buatlah matamu
berbicara ‘aku cantik karena ini’ arra??” oh, ternyata itu bingkisan Innisfree. Betapa percaya diri
sekali aku ini!! Pabo-yaa Im Yoon Ah!!

            “nae, arraseo..” sahutku malas.

            “Yoona-ssi, bangunlah mood mu! Jangan terlihat murung seperti itu..” omel Donghae
oppa, aku mendengus kesal. Kenapa dia jadi mengaturku? Memangnya siapa dia??
Menyebalkan!!

            “ne..” sahutku sekenanya, aku sudah malas melihat wajahnya yang bak malaikat turun ke
bumi.

            “oke, kita mulai yaa.. Yoona-ssi, ingat! Tersenyum!!” masih saja menyuruhku tersenyum,
dasar menyebalkan!

Kliiiiiiikkk...

            “great!! Gomawo, Yoona-ssi.” Donghae oppa mulai mengeluarkan senyum penjerat


wanitanya. Aigoo, dia sama sekali tidak berubah, tetap tampan!!

            “gomawo? Untuk apa?” sahutku ketus. Donghae oppa ternyata tetap tersenyum meski
aku sudah mengeluarkan tatapan dinginku padanya. Astaga!!

            “karena kau mau tersenyum.. untukku..” Donghae oppa menghampiriku. Jantungku
kembali berdegup sangat kencang, wajahku memanas. Aku memutuskan untuk bangkit
meninggalkan Donghae oppa agar wajahku yang mulai memerah tidak terlihat olehnya.

            Kali ini yang akan menjadi setting pengambilan gambar adalah sebuah kamar dengan
sebuah meja rias yang penuh dengan produk dari Innisfree.
            Donghae oppa muncul dari balik pintu, kemudian mulai sibuk mencari-cari angle yang
tepat. Aku memandanginya sejenak, menghela napas panjang. Donghae oppa menoleh saat
mendengar helaan napasku.

            “gwenchanayeo??” tanyanya cemas. Jebal, Oppa.. jangan menatapku seperti itu, aku
tidak mau jatuh cinta padamu lagi..

            “gwenchana.” Jawabku singkat dan ketus. “aku harus bagaimana? Pose seperti apa yang
harus kulakukan?” aku ingin cepat-cepat menyelesaikan sesi pemotretan ini.

            Donghae oppa terlihat seperti berpikir sejenak sambil memegangi dagunya, “kau tolong
berdiri di depan meja rias itu, ambil salah satu produk itu, pakai dan matamu menatap ke cermin
seolah sedang berdandan. Bisa?”

            Aku pun menuruti arahan Donghae oppa. Aku akui, Donghae oppa memang fotografer
yang handal, dia selalu saja bisa menemukan angle dan moment yang tepat untuk pemotretan,
maklum saja, karena Donghae oppa sudah mulai mencintai dan menggeluti dunia fotografi sejak
dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

            “siap semua?? Hana.. deul..” kliiiikkkk...

            “oke.. great!! Terima kasih atas kerja sama kalian. Gamsahamnida.” Ujar Donghae oppa.

            Aku berniat mengganti pakaian lagi di ruang ganti, langkahku terhenti ketika Donghae
oppa memegang pergelangan tanganku, aku sontak menoleh kaget. Jantungku tak henti-hentinya
berdetak kencang, kapan jantungku bisa berdetak normal seperti dulu??

            “wae?” tanyaku ketus, memalingkan wajahku dari tatapan lembutnya.

            “aku.. aku merindukanmu.. bogoshippeo, Yoongie..” aku terkesiap, aku menghela napas,
tegang seketika menghampiriku.

            “apa yang sedang kau bicarakan, Donghae-ssi? Aku harus pergi sekarang, ada pemotretan
lagi, tolong jangan menghambatku.” Aku menundukan kepalaku, tak berani menatap matanya.

            Aku meronta agar Donghae oppa melepaskan tangannya dari pergelangan tanganku, tapi
dia tetap saja menahanku.

            “aku antar..” bisiknya lembut di telingaku, mataku membulat sempurna.

            “mwoo??” pekikku kaget.

            “aku kan fotografer untuk pemotretan parfum Girl.” Sahutnya santai, lalu membuat V
dengan jarinya.
            Aku membelalak, “kau lagii..” pekikku tak percaya. “ommonaa... memangnya tidak ada
fotografer lain di Korea. Jeongmal..”

            Dia hanya meringis lucu, “aku kan fotografer hebat, makanya semua klain memintaku
untuk menjadi fotografer untuk promotional photo produk mereka. Hehehe..” dia mulai
menyombongkan diri, dasar narsis!!

            “ciiihhh.. penyakit narsismu rupanya tidak sembuh-sembuh..” cibirku sambil memandang
remeh.

            Bukannya kesal dengan tatapanku, dia malah semakin meringis lucu, ‘Donghae oppa, ini
yang membuatku jatuh cinta padamu.. kau tidak pernah tersinggung akan kata-kata pedasku..
jebal, jangan membuatku jatuh cinta padamu lagi, Oppa..’ batinku.

            “kajja.” Ajaknya lalu menarikku menuju ruang kostum untuk mengganti bajuku.

            Kami pun berangkat bersama, setelah menempuh perjalan cukup jauh, akhirnya tiba juga
kami di sebuah taman yang menurutku sangat indah.

            “waaaahhh... daebak!!” seruku kagum, aku tak berhenti menatap seluruh sudut taman.

            “sudah..sudah.. kegiatan mengagumi ketampananku nanti dilanjutkan lagi.. sekarang


bersiap-siaplah..” dia mulai lagi. Aku mendengus sebal.

            “huuuhh.. percaya dirimu itu tinggi sekali..” cibirku sambil mem-poutkan bibirku.

            Dia mengacak lembut rambutku, aku terpaku. Jantungku kembali bekerja tak normal,
aigoo.. jantungku sepertinya minta cepat-cepat diganti.

            “hahaha.. biar..” Donghae oppa menjulurkan lidahnya meledekku. “kajja, cepat ganti
kostummu di stand itu.” Donghae oppa menunjuk sebuah stand yang tak jauh dari tempat kami
berdiri.

            Aku pun berjalan gontai menuju stand kostum, mengganti pakaianku, didandani oleh para
kru make up, setelah beberapa menit kemudian aku keluar menghampiri Donghae oppa yang
sedang sibuk mencari angle untuk pemotretanku.

            “jangan halangi jalanku, Agashi.” Tiba-tiba seorang namja mendorong pelan bahuku, aku
membelalak.

            ‘Enak saja main dorong, tidak tahu siapa aku??’ protesku dalam hati. “Yaa!! Ahjussi!!
Kau ini siapa, hah?!!” bentakku tak terima atas perlakuan dia padaku.

            Dia menoleh lalu menyipitkan matanya yang memang agak sipit, “kau.. kau tidak tahu
siapa aku, hah?!!” balasnya dingin, tingkahnya ini menyebalkan sekali!!
            “Yaa!! Kau juga tidak tahu aku siapa??” sahutku ketus. “aku ini Im Yoon Ah, aktris
sekaligus ratu CF, sedangkan kau..” aku melihatnya dengan tatapan meremehkan.

            “ciiiihhh.. kau benar-benar tidak tahu siapa aku? Aku ini Choi Siwon, aktor terkenal dan
termahal di Korea. Aku lebih terkenal dari pada model abal-abal sepertimu!! Sadar dirilah!!”
aiiihhh... sombong sekali dia!! Tadi dia bilang apa?? Abal-abal?!!

            “Yaa!! Siapa yang kau sebut model abal-abal, hah?!!?!??” pekikku tak terima. “kau itu
tak lebih dari seorang aktor yang banyak tingkah!! Dasar Ahjussi tengik!!”

            Dia menatapku tajam, “Yaa!! Menjauh dari sini, aku harus segera memulai
pemotretanku!! Pergilah, model abal-abal!!”

            Aku tercengang, “Yaa!! Aku duluan yang akan memulai pemotretan disini, aktor penebar
sensasi!!” sahutku tak terima.

            “Yoona, waeyo?” tiba-tiba Donghae oppa sudah ada di sampingku.

            “ini!! Aktor tengik ini bilang kalau dia duluan yang memakai tempat ini untuk
pemotretan. Enak saja!! Kan kita duluan yang sampai disini!!” aduku, dia menatap aktor banyak
tingkah itu.

            “Siwon-ssi, mianhae.. tapi kami duluan yang akan memakai tempat ini.” Aku
menjulurkan lidahku mengejek aktor penebar sensasi itu. “kami sudah mem-booking tempat ini
seminggu yang lalu.”

            “Donghae-ssi, ada apa ini??” tiba-tiba seorang yeoja muda menghampiri kami dengan
tatapan dinginnya.

            “aaahhh~ Jessica-ssi, kata mereka, mereka yang akan memakai tempat ini duluan untuk
pemotretan model abal-abal ini.” Adu namja gila itu pada seorang yeoja yang membawa kamera
di tangannya, sepertinya dia fotografernya.

            “jeongmalyeo? Donghae-ssi, kau tidak bisa seenaknya seperti ini, aku sudah mem-
booking tempat ini 5 hari yang lalu. Jadi kami yang akan memakai taman ini sebagai lokasi
pemotretan Choi Siwon, tolong carilah tempat lain.” Sahut yeoja yang sepertinya bernama
Jessica dengan bias dinginnya.

            Donghae oppa berdecak kesal, “mianhae, Jessica Jung. Tapi aku sudah mem-booking
tempat ini dari seminggu yang lalu, dan kami duluan yang tiba disini, jadi tanpa mengurangi rasa
hormat, silahkan cari lokasi pemotretan lain.”

            “shireo, kau pikir mudah menemukan lokasi pemotretan yang cocok, hah?!!?” yeoja itu
masih bersikeras dengan kemauannya.
            Donghae oppa mendengus kesal, “kajja, Yoona. Bersiaplah. Sebentar lagi kita mulai
pemotretannya.” Suruh Donghae oppa tanpa memperdulikan tatapan bengis Jessica-ssi.

            “Yaa!! Lee Donghae, jangan bersikap seenaknya! Aku bilang kan aku mau pakai tempat
ini!! Cepat cari tempat lain!!” protes Jessica-ssi dengan tatapan dinginnya.

            “Jessica Jung, kalau kau mau memakai tempat ini silahkan, tapi aku dulu yang akan
memakainya, kau tunggu saja sampai pemotretanku selesai, arra??” Donghae oppa menaikkan
nada suaranya, sepertinya dia sedang marah.

            Donghae oppa kemudian menarik lenganku lembut, dia menyuruhku untuk menaiki
sebuah benda yang sudah didesain menyerupai botol parfum di dekat sebuah pohon kecil.

            “Yoona, arahkan matamu ke pohon itu, tersenyumlah, dan buatlah gerakan seolah kau
sedang menyemproti pohon ini dengan parfum ini.” Donghae oppa menyerahkan sebotol parfum
yang berbentuk serupa dengan yang sedang kuinjak. “ingat, berdirilah yang anggun, dan terlihat
manis dan lucu. Arraseo??” dia mulai mengarahkanku lagi tanpa memperdulikan tatapan bengis
Jessica-ssi dan aktor tengil itu.

            “arraseo..” sahutku, lalu mulai menjalankan apa yang diintruksikan Donghae oppa tadi.

            “oke, semuanya bersiap.. one.. two.. three.. smile..” kliiikkk..

            “great!! Bagus sekali, Yoona..” Donghae oppa tersenyum kagum padaku, aku hanya
mampu tertunduk malu.

Yoona POV End

Author POV

            “one.. two.. three.. smile..” kliiikkk..

            Tanpa sadar, sepasang mata yang sedari tadi memancarkan bias dinginnya berubah
menjadi sebuah bias hangat, seorang namja kini tengah memandang seorang yeoja yang sedang
dipotret, siapa lagi kalau bukan Yoona.

            ‘neomu yeppo.. ternyata dia cantik sekali..’ gumam namja itu dalam hati.

            “baiklah, Siwon-ssi. Sekarang bersiaplah.” Jessica membuyarkan lamunan Siwon.

            Siwon terkesiap, dengan cepat mengarahkan pandangannya ke arah lain. “nae.” Sahutnya
setengah gugup.
            “Donghae, sekarang giliran kami, kan?” tanya Jessica pada Donghae yang masih sibuk
memperhatikan hasil potretannya.

            Donghae mendongak menatap wajah Jessica datar, “kami belum selesai” ujarnya
membuat Jessica mendengus kesal.

            “apa lagi?? Kenapa lama sekali?” protes Jessica, Donghae hanya memandang Jessica
datar tanpa merasa bersalah, lalu pergi menghampiri para kru.

            “Yaa!! Lee Donghae..” teriak Jessica kesal.

            Yoona pun bersiap untuk pengambilan gambar yang kedua, kini dia sedang berada di
tengah-tengah semak-semak di taman itu. Donghae terus saja menyibukkan diri dengan
kameranya mencari angle yang bagus.

            “baiklah, kita selesaikan pemotretan hari ini dengan cepat. Kajja.” Seru Donghae kepada
semua kru. Semua kru menyahut hampir bersamaan.

            “Yoongie, apa kau siap?” tanya Donghae pada Yoona, Yoona menatap Donghae dingin.

            “namaku Yoona, bukan Yoongie, Donghae-ssi” ralat Yoona, Donghae menghela napas
panjang.

            “arraseo.. kau siap Yoona-ssi??” ulangnya lagi. Yoona mengangguk mantap.
“tersenyumlah, ingat apa yang kuarahkan tadi. Three.. two.. one..” kliiikkk..

          “baiklah.. sudah selesai, kan.” Jessica ternyata sudah berada di belakang Donghae.

            Donghae menoleh sejenak, lalu mulai sibuk dengan kameranya, “Yaa!! Lee Donghae!
Kau dengar aku, kan??” omel Jessica.

            Donghae tetap tak bergeming, sepertinya dia malas meladeni yeoja yang super dingin
seperti Jessica itu.

            “baiklah semua, kerja yang bagus.. terima kasih atas kerja keras kalian hari ini. Terima
kasih atas bantuannya. Kita sudahi pemotretan kita hari ini. Semuanya boleh bersiap pulang,
gamsahamnida..” Donghae berseru pada semua kru yang langsung disambut riang oleh para kru.

            “silahkan pakai taman ini, Jessica-ssi. Selamat sore.” Ujar Donghae datar pada Jessica,
lalu berlalu meninggalkan Jessica yang terpaku di tempatnya.

**

            Hari ini Yoona sedang tidak ada jadwal karena drama yang dibintanginya sudah selesai
dan hari ini juga sedang tidak ada jadwal pemotretan, alhasil saat ini dia hanya bermalas-malasan
di kantor agensi nya.
            “Yoona-ah..” tiba-tiba Yesung datang membawa sebuah kliping, sepertinya itu sebuah
naskah skenario.

            “wae, Oppa?” sahut Yoona malas sambil terus membaca komiknya.

            “tadi pihak MBC datang, dia menawarimu untuk membintangi sebuah drama romantis
yang sedang digarap oleh produser Seung Ri, produser terkenal di Korea, dan disutradarai oleh
Park MinHo, sutradara handal yang hasil karya nya selalu memperoleh berbagai penghargaan.
Judul dramanya ‘Gee’. Dan nanti kau akan pairing dengan aktor yang dua hari lalu melakukan
pemotretan di taman yang sama denganmu, aktor terkenal, namanya Choi Siwon.”

            Yoona kontan menghentikan aktivitas membacanya, matanya membulat sempurna


menatap Yesung, “mwo..?? mworago??” pekiknya kaget.

            Yesung hanya mengangguk dan menatap Yoona aneh, “waeyo?”

            “shireoo..” seru Yoona. “aku tidak mau bermain satu drama dengan aktor banyak tingkah
dan sombong seperti dia!! Pokoknya tidak mau!!!”

            Yesung menatap Yoona lemas, “ayolah, Yoona. Kau ini kenapa?? Jarang sekali pihak
MBC memohon pada kita, bahkan Produser dan Sutradara nya orang-orang yang sudah sangat
hebat di bidangnya. Kajja, Yoona..” Yesung memohon.

            Yoona tetap bersikeras pada pendiriannya, “aku bilang shireoo, Oppaaaa...”

            “I beg..” Yesung memohon lagi kali ini sambil mengeluarkan puppy eyes nya. (Kyaaaa...
neomu kyeopta bang yeye.. >,

            Yoona melirik malas Yesung yang masih mengeluarkan puppy eyes nya, “shireo, Oppa..”
Yoona masih berpegang teguh pada pendiriannya.

            Yesung mendengus kesal, “Yaa!! Im Yoon Ah!! Apa kau mau dicap sebagai aktris yang
tidak profesional?! Atau kau mau dicap sebagai aktris tidak tahu diri karena sudah menolak
kesempatan emas yang diberikan cuma-cuma oleh MBC, hah?!?! Aku jamin, setelah kau
menolak kesempatan emas ini, MBC tidak akan menawarimu untuk membintangi drama ataupun
variety show yang sedang mereka buat!! Dan aku yakin, stasiun televisi yang lain pun akan
malas menawarimu! Dan kau tahu apa artinya itu? Tidak ada lagi aktris bernama Im Yoon Ah!!”
Yesung mulai memarahi Yoona.

            Yoona memandang takut pada Yesung, pasalnya Managernya yang satu ini jarang sekali
mengomel padanya apalagi memarahinya sambil setengah membentaknya seperti ini. Yoona
menundukkan kepalanya, takut.

            Yesung melihat aktrisnya yang kini sedang menunduk dengan wajah merah menahan
tangis, kontan melunak. Emosinya mereda seketika, ditatapnya Yoona lembut. Diraihnya dagu
Yoona agar Yoona mau melihatnya.
            “mianhae, Yoona-ah. Mianhae jeongmal..” ucapnya lembut. Yoona hanya mampu
menghela napas berat dan panjang, mencoba menenangkan dirinya.

            “gwenchana, Oppa..” sahutnya pelan. Yesung pun langsung mengusap lembut puncak
kepala Yoona.

            “baiklah, semua keputusan ada di tanganmu, Yoona. Aku tidak mau memaksamu.” Ucap
Yesung akhirnya melunak.

            Yoona memandang Yesung, digigitnya bibir bawahnya menandakan kalau saat ini dia
sedang bingung, Yoona terlihat berpikir sejenak.

            “aku hanya ingin memberitahu, honor per episode nya lumayan besar, sekitar 1 hingga 2
juta won per episode. Bisa untuk memulai lagi study pasca sarjana mu di London.” Yesung
sedikit membujuk Yoona. (1-2 juta won itu senilai dengan 10-20 juta rupiah)

            Yoona menatap Yesung ragu, dia menelan ludahnya, rasa bingung mulai
menggerogotinya, “baiklah.. aku mau..” jawab Yoona akhirnya, lalu menghela napas berat dan
panjang.

            Yesung kontan membelalak tak percaya, “jeongmal???” tanyanya memastikan sambil
mengguncang pelan bahu Yoona.

            “ye, jeongmal.” Sahut Yoona malas.

            Mata Yesung berbinar senang, “waaaahhh... Gomawo, Yoona.. gomawo jeongmal..
neomu yeppo..” Yesung mulai memuji-muji Yoona.

            “ciihh.. dasar Oppa.. sekarang kau baru memujiku, padahal aku ini dari dulu memang
sudah cantik” ejek Yoona, Yesung meringis lucu alias nyengir kuda.

Author POV End

Siwon POV

            Aku melangkah gontai menuju mobil yang sudah disediakan Yuri-ssi, Managerku. Saat
ini aku dan Yuri berniat untuk ke sebuah restoran untuk bertemu dengan pihak MBC, Produser,
Sutradara, dan Penulis Naskah. Mengingat penjelasan Yuri kemarin membuat kepalaku sakit.

FLASHBACK

            “mwoya??” pekikku tak percaya.

            “ye, pihak MBC menginginkan kau pairing dengan aktris yang sedang naik daun yang
dua hari lalu melakukan pemotretan di taman yang sama denganmu, namanya Im Yoon Ah.
Memangnya ada yang salah, Oppa?” tanya Yuri selaku Managerku sekaligus adik sepupuku.
            “shireo, Yuri-ah!!” seruku. “aku tidak mau bermain satu drama dengan yeoja berisik
seperti dirinya!! Shireo..”

            “waeyo, Oppa?? padahal ini kesempatan emas dan sangat langka, MBC yang datang
sendiri pada kita, dan menawari projek drama ini padamu tanpa casting terlebih dahulu. Kau
harusnya bersyukur, Oppa. jeongmal..” Yuri mendengus kesal padaku. Kenapa dia yang repot?

            “pokoknya aku tidak mau..” aku tetap bersikeras pada pendirianku. “kalau kau mau, kau
saja sana!! Aku terlalu hebat dan terkenal untuk pairing dengan yeoja berisik seperti dia!! Dia
hanya aktris musiman dan model abal-abal! Aku tidak sudi!!”

            “Yaa!! Oppa!! kau ini keras kepala sekali!! Kau mau kau dianggap oleh MBC sebagai
aktor yang tidak profesional, hah?!?! Kau juga mau kalau nanti MBC tidak akan menawari job
padamu lagi, hah?!?!?! Sekarang terserah padamu!! Nama baikmu ada di tanganmu! Aku tidak
akan menolongmu kalau nanti kau sepi job dan jatuh miskin!!” Yuri mulai mengancamku.
Benar-benar!!

            Aku menghela napas panjang, menatapnya malas, “nae, aku mau..” ujarku akhirnya
mengalah padanya.

            “jinjja, Oppa??” serunya tak percaya, aku mengangguk malas. “kyaaaa... gomawo,
Oppa..” dia langsung menghambur kearahku, memelukku erat.

            “Yuri!! Lepaskan aku!! Kalau kau seperti ini, kapan aku punya yeojachingu? Dasar..”
aku merenggangkan pelukannya, dia pun melepaskan pelukannya.

            “ciihh.. kau ini!! Memang dasarnya kau saja yang terlalu menyebalkan untuk ukuran
seorang namja, pantas saja kalau tidak ada yeoja yang mau jadi yeojachingu mu.” Dia mulai
mengejekku. Menyebalkan!!

FLASHBACK END

          “sudah sampai..” seru Yuri senang, aku menoleh ke sebuah restoran yang ada di depanku.

            Aku turun dari mobil, diikuti Yuri. Kami menginjakkan kaki di dalam aula restoran yang
terlihat cukup megah itu.

            Aku melirik ke segala arah, ‘interior yang indah’ pikirku. Yuri dan aku kembali
melangkahkan kaki kami ke sebuah ruangan privat yang sudah di booking oleh pihak MBC
dikawal oleh seorang pelayan. Akhirnya kami tiba di sana.
            “sudah sampai, Tuan, Nona. Aku tinggalkan kalian disini, tuan Park, Tuan Seung Ri, dan
yang lain ada di sudut sana.” Pelayan tersebut menunjuk ke satu arah di sudut ruangan. Lalu
membungkuk hormat.

            Aku dan Yuri melangkahkan kakiku kearah yang ditunjuk pelayan tadi, benar saja, disana
sudah ada Produser Seung Ri-ssi, Sutradara Park MinHo, Penulis Naskah Kim Taeyeon, dan
beberapa pihak MBC. Aku menghampiri mereka masih ditemani Yuri.

            “maaf kami terlambat.” Ucap Yuri sambil menunduk hormat, aku mengikutinya.

            “hahaha.. gwenchana, Yuri-ssi. Kami juga baru saja tiba.” Sahut Park MinHo sambil
tersenyum. “silahkan duduk.”

            Kami pun duduk di hadapan Park MinHo dan Kim Taeyeon, aku melihat semua orang
yang ada disana. Ada yang kurang, tapi apa yaa??

            “maaf kami terlambat..” sebuah suara membuatku menoleh.

            Itu dia, yeoja berisik itu baru datang bersama Manager nya, tapi.. entah kenapa yeoja itu
menyita perhatianku.

            “neomu yeppo..” gumamku tak sadar, yeoja itu kontan menoleh ke arahku, aku
terbelalak, lalu spontan memandang ke arah lain.

            “gwenchana, Yoona-ssi. Silahkan duduk.” Kata Produser Seung Ri. Yoona duduk tepat di
sebelahku. Astaga!! Kenapa dengan jantungku?? Kenapa begitu berdegup begitu kencang? Aku
pasti sudah gila!!

            “baiklah, kita mulai meeting hari ini.” Ucap salah seorang pihak MBC.

Siwon POV End

Yoona POV

            “baiklah, kalau kalian sudah menyetujui untuk ambil andil dalam kesuksesan drama ini,
silahkan kalian tanda tangani kontrak ini.” Salah seorang pihak MBC menyodorkan map berisi
surat kontrak kepada kami berdua.

            Aku membaca isi kontrak itu, lalu aku menandatangani surat itu. Kemudian, aktor tengil
itu pun melakukan hal yang sama.

            ‘sialnya aku.. kenapa aku harus bermain dalam satu drama dengannya. Menyebalkan!!’
rutukku dalam hati. ‘lihat saja tingkahnya, sok keren! Menjijikan!!’
            “baiklah, Yoona-ssi, Siwon-ssi. Jadwal syuting kita setiap hari. Dan drama nya akan
ditayangkan di televisi setiap 2 hari dalam seminggu, yaitu selasa dan kamis. Soal honor, sudah
dijelaskan oleh Manager kalian masing-masing, kan? Dan dua hari lagi kalian akan menjalani
syuting hari pertama, lokasinya nanti akan diberitahukan lewat Manager kalian masing-masing.
Kalian juga akan melakukan pemotretan untuk promotiona photo drama ini sehari setelah syuting
hari pertama. Ini naskah untuk episode 1-3, tolong dipelajari dengan baik. Terima kasih.” Jelas
salah satu pihak MBC.

            “baiklah, kalau saya anggap pertemuan hari ini berjalan lancar. Terima kasih atas
partisipasi dari kalian. Sampai jumpa lusa, aku akan men-sutradarai drama ini dengan baik.
Aaahh~ aku akan memberitahu kalian diawal, aku ini orang yang sangat perfeksionis, jadi jangan
heran kalau aku akan mengomel terus pada kalian apabila scene yang kalian perankan tidak
sesuai dengan harapanku. Jangan dimasukan ke dalam hati apabila nanti aku memarahi kalian,
tujuanku kan agar drama ini hasilnya memuaskan nanti. Aku harap kalian bisa memakluminya.”
Sutradara Park Minho menjelaskan.

            Kami mengangguk hampir bersamaan, “nae, Minho-nim..” sahut kami hampir bersamaan
juga.aku mendelik tajam ke arahnya, dia menatapku dengan tatapan dinginnya.

            Tak lama kemudian salah seorang pihak MBC bangkit dari duduknya, “baiklah
semuanya, pertemuan kami selesai sampai disini. Terima kasih atas perhatian dan kerja sama
kalian. Kami pamit dulu.” Lalu beberapa pihak MBC yang lain pun bangkit dari duduk mereka
mengikuti sang pemimpin.

            Pihak MBC pun pergi meninggalkan kami, setelah itu Produser Seung Ri, Sutradara Park
Minho, dan Penulis naskah Kim Taeyeon pun berpamitan pada kami. Mereka satu per satu pergi
meninggalkan restoran, akhirnya hanya tersisa aku, Yesung oppa, aktor tengil ini, dan
Managernya.

            “Oppa, kajja kita pulang..” pintaku, namun Yesung oppa tetap tak bergeming, dia masih
saja memperhatikan Manager aktor tengil itu. Jeongmal!!

            Aku mengulang ucapanku lagi, “Oppaaa.... kajja kita pulang!!” rengekku. Tapi Yesung
oppa tetap tak menggubrisku. Menyebalkan!!

            Aku mendengar suara kekehan seorang namja, ternyata si aktor tengil itu, menyebalkan
sekali. Awas saja kau!!

            “kau mau kemana? Kajja, aku antar! Biarkan saja Managerku dan Managermu,
sepertinya mereka sedang kasmaran, tidak bisa diganggu gugat.” Tiba-tiba aktor tengil itu sudah
ada di sampingku.

            Aku menaikkan satu alisku ragu, belum aku menjawab, aktor tengil itu sudah menarik
lenganku cepat.

            “Yaa!! Aktor tengil, kau mau bawa aku kemana??” protesku.
            “entahlah, kemana saja, asal tidak disini. Mereka membuatku sakit mata!!” jawabnya
santai.

            Dia membawaku ke mobil sport hitamnya, dia menyuruhku masuk kedalam mobilnya.
Aku tidak bisa menolaknya.

            “Yaa!! Ini namanya penculikan!” seruku saat kami sudah melaju meninggalkan restoran
itu.

            Aktor tengil itu hanya melirikku sekilas, lalu kembali menatap lurus ke jalanan. Aku
mendengus kesal.

            “Yaa!! Hentikan mobilnya!! Turunkan aku!!”

            Aktor tengil itu menghela napasnya, ada apa dengannya?? “Yaa!! Bisakah kau diam
sejenak?!! kau itu sangat berisik!! Membuat telingaku sakit, tahu!!”

            Aku membelalak, namja ini sepertinya mulai mengajak perang, oke.. perang dimulai!!

            Aku mengguncang-guncangkan bahunya untuk mengganggunya, kemudian aku mulai


mendekatkan wajahku ke telinganya.

            “Yaa!! Turunkan aku, aktor tengiiiilll!!!!” aku berteriak tepat di telinganya. Hahahaha.
Rasakan itu!!

            Dia menginjak pedal rem, lalu menatapku kesal, “Yaa!! Model abal-abal!! Kau ini berisik
sekali!! Gendang telingaku bisa pecah karenamu! Menyebalkan!!”

            Aku terkekeh geli, aku berhasil! “kau saja yang dari tadi tuli! Kan aku sudah bilang
berkali-kali, turunkan aku. Tapi kau tidak mendengar, makanya apa boleh buat..” aku
mengeluarkan senyum evilku.

            Dia mendengus geram, “Turun!! Ppalii!!” serunya dengan nada tinggi. Dia menyeramkan
sekali kalau sedang marah.

            Aku menunduk takut, lalu segera melepas sabuk pengamanku, “arraseo..arraseo.. aku
akan turun, tidak usah marah-marah seperti itu.”

            Aku membuka pintu mobil, dan melangkahkan kakiku keluar dari mobil aktor tengil itu.
Lalu kubanting pintu mobilnya dengan kencang.

            Aku berdecak kesal sambil berdiri di tempat itu, tak lama kemudian mobil aktor tengil itu
melaju cepat meninggalkanku.

            Aku mendesah berat, “benar-benar tidak punya hati!!” gerutuku. “taksi, cepatlah
datang..”
            “kyaaaaa... bukankah itu Yoona? Yang bermain dalam drama You Are My Destiny!!”
seseorang berseru.

            ‘oo..ooo! ooppss! Matilah aku!’ rutukku dalam hati.

Yoona POV End 

POV

            Yeoja itu keluar dari mobilku, lalu membanting pintu mobilku keras. Benar-benar
menyebalkan! Tidak tahu terima kasih! Aku melajukan mobilku sambil terus mengamati yeoja
itu dari kaca spion mobilku. Dia sedang berdiri disana sambil berkacak pinggang, dan ada
segerombolan Ahjumma yang mendekat ke arahnya. Tunggu dulu! Aku lupa, dia kan seorang
aktris. Habislah dia!!

            Aku berinisiatif memutar balik mobilku, kalau aku biarkan dia pasti akan menjadi mayat
dalam waktu singkat. Astaga! Merepotkan sekali dia itu!!

            ‘sial, putaran jalan ini kenapa sangat jauh!’ rutukku dalam hati.

Siwon POV End

Author POV

            Sementara Siwon sedang mencari putaran jalan, Yoona sedang digerubungi (?) para
Ahjumma dan beberapa anak muda disana.

            “aigoo, neomu yeppo!” ujar salah seorang Ahjumma sambil mencubiti pipi Yoona.

            “iya, dia sangat cantik dan manis” sahut Ahjumma yang lain sambil mencubiti pipi
Yoona juga.

            Lalu seorang Ahjumma yang lain memegang rambut Yoona, “rambutnya halus sekali,
dan harum. Pasti kau sering ke salon, yaa Yoona-ssi?” Yoona tersenyum jengah.

            ‘habislah aku!!’ rutuknya dalam hati.

            “Yoona-ssi, kau itu sudah punya namjachingu atau belum? Jika belum, berpacaranlah
dengan putraku. Dia sangat tampan, loh.” Celetuk seorang Ahjumma yang lain sambil menepuk-
nepuk bahu Yoona gemas.
            “jangan, menikahlah dengan putraku. Aku pasti sangat bangga memiliki menantu
sepertimu. Mau, yaa?” celetuk yang lain.

            “Yaa!! Kalian ini, memangnya putra kalian pantas menjadi suami Yoona-ssi? Narsis
sekali kalian.” Sahut yang lain.

            “aigoo.. lihatlah bajunya! Sangat cantik, pasti sangat mahal.”

            “iya..iya.. lihat juga sepatunya. Mereknya apa, Yoona-ssi??”

            Yoona menghela napas berat, lalu kembali berusaha menyunggingkan senyumnya.
“J.ESTINA” jawabnya pelan.

            “oo!! Pantas saja sangat bagus dan cantik!!”

            “hey, lihatlah kakinya, begitu panjang dan indah!!” seorang Ahjumma memegang kaki
jenjang Yoona. Yoona menjadi sedikit risih.

            “mianhamnida, Ahjumma. Tapi tolong jangan seperti ini, aku..”

            Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Yoona, mobil yang baru saja ia banting
pintunya. Dan keluarlah seorang namja tampan lengkap dengan kemejanya yang terkesan
mewah, menghampiri Yoona.

            “mianhamnida, Ahjumma. Kami harus pergi sekarang, terima kasih. Sampai jumpa.”
Ucap Siwon lalu membungkukan sedikit badannya hormat.

            Dengan cepat, Siwon meraih lengan Yoona yang sedang menjadi pelampiasan rasa gemas
para Ahjumma itu. Siwon membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Yoona masuk, setelah
Yoona masuk, dia pun melangkahkan kaki menuju pintu yang satunya lagi. Setelah itu, dia
melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu dengan kecepatan yang cukup tinggi.

            “kau itu.. kau tidak bisa menjauh dari mereka? Setidaknya kau kan bisa menolak setiap
perlakuan mereka dengan cara halus. Kau tidak punya mulut, hah!!??” Siwon menghujaninya
dengan berbagai omelan.

            Yoona hanya bisa tertunduk, “aku sudah melakukannya, tapi tetap saja para Ahjumma itu
tidak menggubrisku.” Sahut Yoona lemas.

            Siwon melirik singkat yeoja yang ada disampingnya, lalu menghela napas, “sudahlah,
yang penting sekarang kau belum mati.”

            Yoona melirik Siwon, “memang aku belum mati, tapi lihatlah tangan dan pipiku,
semuanya lebam, lihatlah warna biru ini. Benar-benar menyakitkan!”
            Siwon menepikan mobilnya, lalu duduk menghadap Yoona. Dia meraih tangan Yoona.
“mana?” dia sedang mencari sejumlah luka lebam akibat cubitan di tangan Yoona.

            Yoona menunjukkan beberapa bekas biru yang ada di tangannya, “ini..ini..ini juga..
tanganku juga ditarik-tarik, kakiku juga.. rambutku juga.. huuuhh.. benar-benar hari yang
menyebalkan!”

            Siwon kemudian membuka laci yang ada di dashboard mobilnya, mengeluarkan sesuatu
seperti sebuah salep. Siwon membuka tutup salep itu, mengeluarkan isi gelnya, lalu mulai
membubuhkan gel-gel itu di tangan Yoona. Yoona menatap Siwon dengan berbagai ekspresi.
Bingung, heran, dan tidak percaya semuanya melebur jadi satu.

**

            Hari ini adalah hari pertama mereka syuting, kini terlihat Yoona dan Siwon sedang
beristirahat karena sedang break.

            “Oppa, aku lapar..” rengek Yoona pada Yesung yang sedang sibuk dengan tablet PC nya.

            “sebentar Yoona-yaa, aku sedang menyusun jadwalmu. 5 menit lagi.” Sahut Yesung
tatapannya tak lepas dari tablet PC nya.

            Yoona merengut kesal, “terlalu lama, Oppa. aku sudah sangat lapar..”

            “sebentar, Yoona. Tahanlah sebentar.”

            Yoona mendengus sebal, “Oppa, kau kan tahu, aku paling tidak bisa menahan lapar.
Ppalii temani aku makan..”

            “Yoona, apa hanya menahan lapar selama 5 menit kau akan mati, hah?!!?” Yesung mulai
geram melihat tingkah Yoona yang manja dan tidak sabar.

            Yoona menunduk lemas, “aku akan membelinya sendiri.”

            Yoona kemudian bangkit dari duduknya, lalu berjalan gontai menuju kios-kios yang
letaknya hanya beberapa blok dari lokasi syutingnya. Tak lupa dia memakai topi dan kacamata
untuk penyamarannya agar kejadian waktu itu tidak terulang lagi.

            “Ahjumma, minta kue beras nya 2 porsi.” Ujar Yoona ketika sudah berada di sebuah kios
di pinggir jalan. Dia memilih untuk makan kue beras, karena sudah lama dia tidak memakan kue
beras.

            “ne..” sahut sang penjaga kios ramah.

            Tak lama kemudian, sang penjaga kios menyodorkan sebuah kantung berisi kue beras
pada Yoona. “ini, anak muda.”
            Yoona mengeluarkan dompetnya lalu mengambil sejumlah uang untuk membayar.

            “maaf, anak muda. Tapi sepertinya aku mengenalmu. Apa kita pernah bertemu
sebelumnya?” tanya wanita paruh baya itu.

            Yoona membulatkan matanya, ‘habislah aku!’ rutuknya dalam hati. Yoona dengan cepat
menggeleng lalu menyerahkan sejumlah uang itu pada sang penjaga kios itu. Lalu dengan cepat
mengambil kantung yang ada di tangan sang penjaga toko itu.

            Yoona sedang berjalan sambil terus menikmati kue beras nya, dia sibuk merogoh isi
tasnya mencari-cari iPhone nya, dia berniat untuk menelpon Yesung, untuk menanyakan
syutingnya sudah dimulai atau belum. Tiba-tiba..

            Bruuukkk.. Yoona menabrak sesuatu, bukan sesuatu, tapi seseorang. Yoona jatuh
terduduk begitu juga dengan orang itu, tanpa terasa topi yang Yoona kenakan terlepas dan
terbang tertiup angin, angin pada hari itu memang sangat kencang.

            “mianhae.. jeongmal mianhae..” Yoona mendongak untuk melihat siapa orang yang baru
saja ditabraknya.

            Siwon!! Ternyata orang itu Choi Siwon, lawan mainnya dalam drama yang dia mainkan.

            “Siwon oppa??” pekik Yoona tertahan, Siwon menoleh, dan menatap Yoona heran.

            “Yoona!!” sahut Siwon, sepertinya Siwon sama terkejutnya dengan Yoona. “kenapa kau
ada disini??”

            “aku membeli makan.”

            “mana Yesung hyung??”

            “sedang sibuk, jadi tidak bisa menemaniku. Kau sendiri sedang apa??”

            “aku juga membeli makan, ini..” Siwon menggoyang-goyangkan kantung burgernya.

            Yoona mengangguk. “ommo!! Topiku!!” seru Yoona kaget.

            Siwon menaikkan satu alisnya, bingung. “topi??”

            Yoona mengangguk cepat, “iya, tadi aku memakai topi untuk penyamaran. Tapi sekarang
kemana topiku? Aigoo, pasti tertiup angin yang sangat kencang tadi!”

            Yoona tertunduk lesu, Siwon menatapnya iba.

            “memangnya kau tidak membawa kacamata??” tanya Siwon.


            Yoona menaikkan satu alisnya heran, “aku kan memakainya.. ommo!! Kacamataku
mana??” Yoona mulai panik.

            Yoona bangkit dari duduknya, lalu mulai merogoh-rogoh isi tasnya, berharap
menemukan kacamatanya, tapi nihil! Kacamatanya tidak ada di dalam tasnya. Ketika melirik ke
arah kaki Siwon, Yoona terperangah sejadi-jadinya.

            “kacamataku!!” pekiknya sambil menunjuk kacamatnya yang sudah patah di kaki Siwon.

            Siwon menoleh ke arah kakinya, “Ommo!! Kacamatamu??” seru Siwon sama kagetnya.

            “Yaa!! Kenapa kau injak, Choi Siwon??” omel Yoona.

            “mana aku tahu! Aku tidak sengaja, tadi kan kau duluan yang menabrakku, ingat?!” sahut
Siwon.

            Yoona mendengus kesal, “Yaa!! Pokoknya kau harus tanggung jawab, Arra?!?!”

            Siwon menghela napas, “arraseo..arraseo.. tidak perlu berteriak-teriak seperti itu, Yeoja
bebek!!”

            Yoona membelalak, “Yeoja bebek?!?! Siapa yang kau sebut dengan sebutan aneh itu?!”

            “yaa, kau! Siapa lagi! Dasar paboo-yaa!!” ejek Siwon lagi. Yoona mendengus sebal.

            Siwon melepaskan kacamatanya, lalu memakaikannya di mata Yoona, tanpa mereka
sadari sepasang mata sedang mengamati mereka berdua dan mengabadikan setiap moment
mereka dengan kameranya.

            Tiba-tiba jantung Yoona berdegup kencang, wajahnya memerah akibat perlakuan Siwon
yang bisa dibilang romantis itu. Tanpa Yoona ketahui, ternyata jantung Siwon juga berdegup
kencang.

            Siwon mencubit hidung Yoona lalu membantu Yoona berdiri, sedangkan Yoona hanya
mampu terperangah dengan perlakuan Siwon tadi.

            “kajja!!” ajak Siwon lalu mengusap pelan puncak kepala Yoona.

            Yoona memukul pelan lengan atas Siwon, “Yaa!! Jangan mengacak-acak rambutku yang
indah ini!!”

            Siwon mendengus geli, “kau ini narsis sekali!”

**

Keesokan harinyaaa...
            “apa-apaan ini?!?!” bentak Gae Joon selaku produser Siwon, saat melihat headline
sebuah surat kabar dan beberapa majalah.

            Siwon dengan sigap mengambil koran itu dari tangan sang produser, “ ’Simba’ Siwon
terlihat sedang bermesraan dengan ‘Rusa’ Yoona di sebuah pusat jajanan di daerah Insang”
Siwon membaca headline koran itu.

            “mwoooo???” pekik Siwon kaget, matanya membulat sempurna.

            “Yaa!! Choi Siwon! Kalian berkencan?” tanya sang Produser dengan nada sedikit tinggi.

            Siwon menatap sang Produser sangsi. “andwe!! Gae Joon sojangnim, kami sungguh tidak
berkencan!”.

            “sudahlah mengaku saja.” Yuri ternyata sudah berada dalam ruangan itu. “aku selalu
memperhatikanmu diam-diam, dan menurut pengamatanku, kau selalu mengamati Yoona diam-
diam saat berada di lokasi syuting. Sudahlah Choi Siwon mengaku saja, kau dan Im Yoon Ah
pasti memiliki hubungan khusus.”

            “mm..mwoooo?!?!?” sahut Siwon terbata

            “Siwon, dengarkan aku baik-baik. Aku tidak akan melarangmu untuk berkencan ataupun
berpacaran dengan wanita manapun, tapi tolong lihat situasi dan kondisinya dulu, lihat tempat
juga. Kau ini seorang aktor papan atas, kau itu seorang public figure, setiap gerak-gerikmu tak
luput dari sorotan kamera. Jadi aku minta padamu, untuk berhati-hati lain kali. Arra?” jelas Gae
Joon dengan nada yang sedikit melunak dari yang tadi.

            Siwon menghela napas panjang, “nae, Sojangnim. Arraseo, mianhae..” Siwon tertunduk
lesu.

            “dwaesseo. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana caranya menjelaskan
kepada pers dan public?” kata Gae Joon dengan mimik seriusnya lagi. Dia menatap lurus Siwon.

            Siwon balas menatap sang Produser, “lusa kita buat konfrensi pers, aku akan menjelaskan
kalau aku dan Yoona tidak ada hubungan apa-apa.”

            Sang Produser juga Yuri menatap Siwon tak percaya, Siwon hanya mampu mengedikkan
bahunya malas.

            “andwe!!” tiba-tiba suara seseorang mengagetkan Siwon, Gae Joon, serta Yuri. Ternyata
itu sang sutradara.

            “Park Min Ho-nim??” Siwon tak percaya. “sejak kapan kau datang??”

            “sejak tadi, aku menguping dibelakang pintu. Hehehehe.. mianhae.” Sang Sutradara
menggaruk tekuknya sambil meringis lucu.
            “mmm.. mianhae, tapi kenapa anda tadi berteriak andwe??” kini Yuri yang menatap Min
Ho bingung.

            “aaaahh~ begini, kalau kau mengadakan konferensi pers, maka hasilnya pasti akan
berlangsung alot, tidak menarik. Begini, biar aku jelaskan. Kau jangan mengadakan konferensi
pers, kau hanya cukup menjawab teman-teman pers apabila ada yang bertanya ketika melakukan
wawancara, jawab saja kalian hanya berteman. Tapi aku mau, setelah statement itu keluar dari
mulut kalian, kalian harus bersandiwara menjadi sepasang kekasih yang menjalin hubungan
diam-diam, dengan begitu, pamor kalian akan langsung naik, begitu juga dengan penggemar-
penggemar kalian, pasti akan bertambah drastis. Dan drama kami kali ini pasti ratingnya akan
naik.” Jelas Park Min Ho panjang kali lebar kali tinggi (itu mah ngitung volume, thor.. -_-“
author geblek!!)

            “mmm... tapi apa itu tidak terlalu berlebihan Park Min Ho-nim??” tanya Yuri ragu.

            “tentu saja tidak, Yuri sayang... serahkan saja padaku. Ayolah, Siwon. Bukankah kau
sudah menandatangani kontraknya, dalam kontrak tersebut tertera, bahwa setelah kalian
menandatangani kontrak ini kalian akan mendukung hal apa saja yang menyangkut hal building
the audience. Ingat??” pinta sang Sutradara.

            “mwoo?? Aku tidak ingat ada kata-kata seperti itu, Min Ho-nim!!” protes Siwon.

            “coba saja lihat di kontraknya. Masih menyimpannya kan??” tantang Min Ho-nim.

            Gae Joon langsung membuka lemari arsipnya, dan mengambil map berisi kontrak kerja
drama Siwon dengan Yoona. Mengamati setiap kata-katanya secara seksama. Dan, sekettika
matanya membulat sempurna.

            “omoo!!! Kau benar!!” pekik Gae Joon tak percaya.

            Siwon langsung mengambil map itu dari tangan sang Produser, dan kontan membelalak
setelah selesai membaca isi kontraknya.

            “Yaa!! Ini diskriminasi!!! Curang!!” protes Siwon tak terima.

            “ini tidak curang, Siwon-ssi. Kau saja yang tidak pernah memperhatikan setiap isi
kontrak drama, semuanya pasti terdapat kata-kata itu.” Sahut Min Ho penuh kemenangan.

            Siwon tertunduk lemas. “ottokee..”

            “kau hanya perlu melakukan saranku tadi. Aku juga sudah berkunjung ke rumah Yoona
dan membahas hal ini, dan Yoona setuju. Dia akan melakukannya.”

            “Yoona setuju?!?” lagi-lagi Siwon terpekik kaget, seolah tak percaya. “jinjja?!!?”
            “Yaa!! Apa wajahku terlihat seperti pembual ulung, hah!?!” Min Ho merengut. Sungguh
manis untuk ukuran seorang pria berusia 30 tahun.

            “memang!” tandas Siwon tak sadar. Sedetik kemudian Siwon menutup mulutnya, dan
menatap Min Ho-nim sangsi.

            “Yaa!! Choi Siwon, besok aku akan menggantimu dengan Jang Geun Seuk!!” Min Ho
bertingkah seolah marah.

            “andwe!!” teriak Siwon spontan. Semua yang ada disana terutama Yuri dan Gae Joon
menatap Siwon curiga.

            “mmm... maksudku..”

            “anak muda zaman sekarang.. ckck..” Gae Joon menggeleng pasrah. Sedangkan Yuri
hanya terkekeh pelan.

Author POV End

Yoona POV

            “oppa...” rengekku pada Yesung oppa,  saat ini kami sedang berada di mobil Yesung
oppa.

            “mm..” sahut Yesung oppa atau lebih tepatnya disebut gumaman.

            “haruskah aku berpacaran dengan aktor tengil itu??” rengekku lagi, aku sudah sangat
frustasi menghadapi masalah ini.

            “kan sudah kukatakan, Yoong.. kalian hanya bersandiwara. Hanya pura-pura, bukan
berpacaran sungguhan. Arraseo??”

            “ne.. jigeum..”

            “sudahlah. Yoong. Cobalah saja dulu. Jangan menyerah sebelum mencoba. Kemana
Yoona yang dulu??” Yesung oppa memotong ucapanku. Menyebalkan!!

            Aku lebih memilih diam, aku sungguh menyesalkan kejadian dua hari yang lalu.

            Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya aku sampai di tempat kursus
fotografer Donghae oppa. Hari ini aku ada janji dengan Donghae oppa, aku ingin memintanya
sebagai fotografer di acara ulang tahun Eomma ku.

            Tak kusangka ternyata didepan pintu utama banyak sekali wartawan disana, darimana
mereka mengetahui tempat ini, yaa??
            Aku membuka pintu mobil setelah Yesung oppa sudah berada didepan pintu mobil
penumpang, untuk menjagaku. Begitu aku keluar dari mobilku, para wartawan langsung
menyerbuku (?). mereka memborbardirku dengan sejumlah pertanyaan yang masih sama seperti
kemarin, apalagi kalau bukan menanyakan hubunganku dengan si aktor tengil itu.

            “Yoona-ssi, sebenarnya antara kau dengan Siwon-ssi ada hubungan apa? Jebal beritahu
kami..”

            “Yoona-ssi sejak kapan kau dekat dengan Siwon-ssi??”

            “Yoona-ssi, apakah kalian hanya sedang membuat sandiwara agar drama yang kalian
bintangi mendapatkan respon yang baik dari penonton?”

            “apa kalian hanya sedang membuat sensasi agar pamor kalian naik, Yoona-ssi??”

            Jleeebbb... bingooo!!! Dua pertanyaan itu menohok jantungku. Aku pun seketika menjadi
panik.

            “mianhamnida, teman-teman pers.. aku dan Siwon oppa tidak sedang bersandiwara. Kami
sudah mengenal satu sama lain jauh sebelum kami bekerja sama dalam drama Gee ini. Kami
sudah akrab satu sama lain. Jadi kalau ada yang mengatakan kami hanya sedang melakukan
kebohongan publik atau hanya bersandiwara atau sekedar mendongkrak popularitas satu sama
lain, itu sama sekali tidak benar. Aku tegaskan sekali lagi, itu tidak benar.” Aku menjawabnya
setengah terbawa emosi. Tunggu dulu.. kenapa Aku harus emosi, yaa??

            “aaahhh~ jadi kalian memang menjalin hubungan khusus, Yoona-ssi??”             “bisa kau
jelaskan hubungan seperti apa yang sedang kalian jalani??”

            “aaahh~ untuk itu, coba kalian tanyakan saja pada Siwon oppa. Dia yang tahu
jawabannya.” Aku mengeluarkan senyum terbaikku. Tentu saja hanya pura-pura.

            “kami sudah bertanya pada Siwon-ssi. Katanya hubungan antara kau dengannya hanya
sebatas sahabat. Tidak lebih.”

            “aaaahh~ begitu katanya.. kalau itu katanya, memang itu jawabannya. Kami hanya
sahabat, kok. Aku sangat nyaman kalau berada di sisi Siwon oppa. Dia selalu bisa menjagaku
dengan baik. Dia memang sahabat teladan. Hahahaha..” jawabku. Sungguh memutar otak untuk
mengeluarkan kata-kata yang terdengar bijak di telinga siapapun.

            “baiklah, teman-teman pers. Aku harus masuk sekarang, aku harus bertemu dengan
seseorang didalam sana.” Pamitku, berusaha agar tidak terlihat risih.

            “kalau boleh tahu, siapa yang ingi kau temui didalam sana, Yoona-ssi? Apa Siwon-ssi??”
            “oo!! Bukan. Hanya bertemu teman satu sekolah saja. Dia yang punya tempat kursus
fotografi ini. Namanya Lee Donghae. Aku ada beberapa urusan disini.” Jawabku masih sambil
menyunggingkan senyum palsuku.

            “oo!! Lee Donghae itu bukankah fotografer yang sedang naik daun saat ini??”

            “mmm... bisa dibilang seperti itu. Sudah dulu ya, teman-teman.. ghamsahamnida.
Ppaii..ppaaii..” aku melambaikan tanganku singkat, lalu secepat kilat memasuki gedung itu.

            “jawaban yang keren, Yoong..” puji Yesung oppa ketika kami sudah berada di lantai atas.

            “pertanyaan-pertanyaan mereka sungguh membuat kepalaku sakit, Oppa. menyebalkan


sekali!! Jeongmal!!” rutukku kesal.

Yoona POV End

Author POV

            “aku... aku sungguh tak bisa hidup tanpa dirimu, Min Ah..”

            “maksudmu?”

            “aku...”

            “CUT!! Yaa!! Choi Siwon, kenapa wajahmu jadi semerah itu?? Apa kau demam??” kata
sang sutradara. Siwon menggeleng polos.

            Yoona pun penasaran dan akhirnya berinisiatif untuk mengecek keadaan Siwon dengan
dahinya. Yoona agak berjinjit, lalu mulai menaruh punggung tangannya di kening Siwon, hal itu
kontan membuat Siwon dan semua yang ada disana terperangah sejadi-jadinya. Momment itu
pula diabadikan oleh para paparazzi.

            “kau tidak demam, kening mu tidak hangat, tapi kenapa hanya pipimu saja yang panas?”
tanya Yoona polos.

            “moo..moollayooo..” jawab Siwon gugup, lalu dengan lembut menepis tangan Yoona
yang tengah menempel di pipinya.

            “aku haus, aku mau minum dulu..” lanjutnya gugup, lalu berlari menuju sang Manager
yang tengah tersenyum menggodanya.

**
            Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan untuk semua cast drama romantis yang
dibintangi Yoona-Siwon, pasalnya karena ada naskah yang belum terselesaikan, mereka akhirnya
mendapatkan satu hari libur dadakan.

            Yoona tengah asyik memainkan jarinya di smartphonenya. Tiba-tiba Siwon


menghampirinya.

            “kajja..” ucap Siwon seraya menarik pergelangan Yoona lembut.

            Yoona hanya mampu menurut dengan memasang raut bingung, “mau kemana??”

            “piknik..” sahut Siwon santai.

            “mwoo!??!” pekik Yoona kaget.

**

            “aahhhh~ akhirnya sampai juga..” ujar Siwon sambil tersenyum senang, dia melirik
Yoona yang tengah menatapnya dengan kening berkerut.

            “kau bilang piknik? Di tempat yang sepi seperti ini? Kkumkhae.. ckck” cibir Yoona.

            “waeee? Disini seru.. kita tidak perlu menggunakan penyamaran apapun. Arra?”

            Yoona terlihat berpikir sejenak, lalu mulai mengangguk pelan.” Kau benar..
daebaaakkk...” Yoona mengacungkan dua ibu jarinya pada Siwon, namun sedetik kemudian raut
wajahnya berubah seketika, “tapiii.. kita kan sama sekali tidak bawa perlengkapan piknik.”

            “paboo.. aku kan yang mengajakmu, jadi itu semua sudah kupersiapkan. Serahkan saja
padaku..” Siwon pun bergegas ke bagasi mobilnya, mengambil sebuah karpet kecil, dan
sekeranjang penuh makanan.

            Yoona berdecak kagum, “whoooaaaa... neomu daebak!! Aku pasti akan kenyang hari
ini!!” serunya riang.

            Siwon menjitak pelan kepala Yoona, “Yaa!! Hanya makan saja yang ada di otakmu!!
Kalau hanya makan, untuk apa aku mengajakmu kesini..”

            “Yaa!! Aku kan sama sekali tidak meminta untuk diajak kesini, Mr. Choi!! Jinjja!!”
Yoona mendengus sebal.

            “hahahaha... naee... arraseoo.. mianhaee... jebaalll..” Siwon mengeluarkan aegyo nya
yang terdengar dan terlihat sedikit menjijikan di mata siapapun. (mian, Oppaa... saranghaee ..
^^v)

            “kajja kita bersepeda!!” Siwon mengeluarkan sepeda lipatnya.


            “bersepeda di pantai penuh pasir seperti ini?! Dan lagi mengapa hanya satu? Mana
untukku??” protes Yoona.

            Siwon menghela napas, kesal. “Yaa!! Jangan hanya protes saja, Im Yoon Ah!! Kita naiki
sepeda ini berdua! Aku hanya bawa satu, jadi jangan mengeluh terus. Arra??”

            Yoona mem-poutkan bibir mungilnya, “naee.. arraseoo.. kau ini kerjanya hanya marah-
marah saja!! Seperti seorang ‘Ahjussi’ saja!” Yoona menekankan kata ‘Ahjussi’, hal itu kontan
membuat Siwon terbelalak.

            “m..mwwoooo?!? kau bilang aku Ahjussi? Kalau aku Ahjussi, kau ini apa??
Ahjumma??” balas Siwon sengit.

            “shireooo.. aku tidak mau disebut Ahjumma, aku tidak mau menikah dengan Ahjussi
sepertimu!!” Siwon terpaku mendengarkan hal itu.

            “begitu, yaa??” gumamnya pelan dan terdengar sangat patah.

            “tentu!!” sahut Yoona sekenanya, tidak menyadari kalau suasana telah berubah.

            “baiklah, kajja kita pulang..”

            Yoona membulatkan matanya sempurna, “mwwooo!?! Sekarang?? Bukankah kita akan
bersepeda?? Yaa!! Ada apa denganmu, Choi Siwon Ahjussi??”

            “anniey.. aku hanya lelah.. dan bosan..”

            Yoona menghampiri Siwon, lalu mulai mendekatkan wajahnya pada Siwon, “kau
kenapa? Apa ada masalah? Kalau itu terlalu berat untuk kau tanggung sendiri, kau bisa
menceritakannya padaku. Marhaee..”

            Seketika wajah Siwon memerah, jantungnya bekerja diatas normal, Siwon pun segera
mengalihkan pandangannya ke langit. “aa.. annieyoo.. aku sama sekali tidak punya masalah..
mm.. kajja.. katanya mau bersepeda..” jawab Siwon salah tingkah.

            “aneh..” gumam Yoona pelan.

Author POV End

Siwon POV

            “aarrrggghhh... ini sudah yang kesekian kalinya aku mengacak-acak rambutku sambil
berteriak seperti orang gila. Ada apa denganku?
            “apa yang salah denganku?? Kenapa aku tidak bisa berpikir jernih??” kataku kesal pada
diri sendiri.

            “sepertinya ada yang sedang jatuh cintaa..” seseorang bersenandung mengganggu acara
intermezo ku.

            “Yaa!! Yuri-ah!! Kau ini menganggu kesibukanku saja!!” omelku, dia hanya mencibir
meledekku.

            “kesibukanmu? Aahhh~ kau pasti sedang sibuk melamunkan Yoona-ssi. Iya, kaaaannn??
Kajja, mengaku saja..” godanya, entah kenapa wajahku tiba-tiba memanas.

            “mm.. aa.. andweee.. maldo andweee.. untuk apa aku melamunkan model abal-abal itu??
Kkumkaee.. neo micheosseo??” Aku mendengus geli, seraya tersenyum jengah. Tebakannya
selalu tepat. Daebakk!!

            “aaahhh~ lihatlah telingamu memerah.. tandanya kau sedang berbohong. Hahaha...
mengakulah.. kau pasti sudah jatuh cinta sungguhan dengannya.. aaahhh~ so sweett..” Yuri
mencolek daguku, aiisshhh... yeoja satu ini!!

            “yaa!! Berhentilah menggodaku!! Kau sendiri padahal sedang jatuh cinta pada Yesung-
ssi. Mengakulah..” balasku, aku bersumpah dapat melihat wajahnya memerah. Kita impas, Kwon
Yuri. Hahahaa...

            “Yaa!! Kenapa jadi membahasku? Akan kuadukan pada Yoona, Im Yoon Ah, kau
berhasil menaklukan Simba kami, seekor rusa cantik mampu menaklukan pemangsa utamanya,
sang raja hutan, Simba.. hahahhaa.. aigooo.. sungguh lucu.. hahahahaa...” dia terus saja
menggodaku, aku hanya mampu menutupi telingaku dengan bantal yang ada di sofa tempat aku
duduk. Menyebalkan!!

**

            Aku melangkahkan kakiku ragu, yaa aku sudah tiba didepan rumah Yoona. Hari ini kami
akan melakukan candle light dinner, tentu saja ini kemauan Min Ho-nim yang aneh itu.

            Aku menekan bel rumah itu ragu, astaga ada apa denganku? Kenapa aku segugup ini?
Tuhan.. bantu aku..

            Tak lama kemudian seorang pelayan paruh baya membuka pintu sambil tersenyum
ramah, “selamat malam Agashi. Silahkan masuk, nona Yoona tengah berada di kamarnya,
silahkan tunggu di ruang tamu.”

            Aku mengangguk sambil membalas senyumannya, “kamsahamnida, Ahjumma.”


            Setelah menunggu hampir 30 menit, akhirnya seseorang yang terlihat bagai seorang putri
kerajaan sedang menuruni anak-anak tangga menuju kearahku. Yaa, dia wanita tercantik yang
akhir-akhir ini mampu membuat jantung bekerja melampaui batas. Dia Im Yoon Ah.

            Entah mengapa mataku seolah tak bisa berkedip menatapnya. Aku masih saja terpaku
akan kecantikannya. Astaga, sepertinya Yuri benar, aku mulai jatuh cinta padanya.

            “wae?” tanyanya sambil mempoutkan bibirnya lucu.

            Aku menggeleng sambil tersenyum, “annieyy.. kajja kita jalan.. semuanya sudah diatur
oleh Yuri dan Yesung-ssi.” Dia mengangguk pasrah.

**

            Yaa, tepat seperti dugaanku, para paparazzi telah berkumpul menyebar di seluruh sisi
restoran yang sengaja kami booking ini. Mereka masuk kedalam jebakan kami. Yaa, kami
sengaja menjebak para paparazzi dan reporter itu untuk meliput dan memotret kencan kami yang
menurut mereka sangat diam-diam tersebut. Pasalnya kami memang sengaja membuat semuanya
tertutup agar para wartawan infotainment itu penasaran dengan hubungan diantara kami.

            Kali ini giliran aku yang memanjakan Yoona, menyuapinya irisan beef steak mozzarella
kedalam mulutnya, dan aku rasa kali ini mereka juga mengambil gambar kami.

            Aku tersenyum manis kearah Yoona, begitu pun dengan Yoona, dalam senyuman kami
terdapat maksud tersendiri, yaitu menjalankan rencana-rencana yang telah kami susun dengan
sangat rinci dan sempurna. Aku mengusap lembut puncak kepala Yoona, dan mulai mendekatkan
wajahku pada wajahnya.

            Yaa, kami berakting seolah kami sedang berciuman, padahal kenyataannya kami hanya
saling menatap lekat dengan jarak wajah yang sangat amat dekat, bahkan aku bisa merasakan
hangatnya napas Yoona di pipiku.

            Aku bersumpah bisa melihat wajah Yoona yang kian memerah saat aku menyentuh
pipinya lembut. Yaa, itu bagian dari acting juga.

            “Siwon-ssi..” bisiknya pelan.

            Aku tersenyum, “wae?” tanyaku lembut.

            “aku…” entah setan gila dari mana yang mendorongku untuk benar-benar mencium gadis
yang tengah berada dihadapanku ini.

            Aku menempelkan bibirku sempurna tepat di bibirnya, yaa bibir kami saling menyatu, itu
yang dinamakan dengan ciuman. Baru pertama kali aku merasakan ciuman yang seperti ini,
padahal begitu banyak kissing scene dalam setiap drama yang aku bintangi, ciuman ini begitu
lembut, dan.. entahlah penuh perasaan.
            Aku melepaskan ciumanku, kutatap wajahnya lembut, aku melihat wajahnya memerah
dan matanya membelalak seolah tak percaya dengan apa yang baru saja kulakukan padanya.

            Aku mencoba memberikan senyum terbaikku, tapi dia malah menatapku dingin dan
tajam. Aku menjaga jarak darinya, kemudian hanya mampu tertunduk sambil mengaduk-aduk
irisan-irisan beef steak di piringku.

**

            “mianhae..” sesalku. Saat ini kami, aku dan Yoona tengah berada di mobilku.

            Aku meliriknya sekilas, dia sama sekali tidak mau menatapku sejak acara candle light
dinner palsu kami, hanya menatap jalanan diluar kaca mobilku.

            Aku menghela napas berat, ini memang salahku, salahku yang telah menciumnya tanpa
izin, aku pantas menerima perlakuan dingin Yoona.

            “Yoona, aku..”

            “berhenti.” Selanya.

            Aku mengernyitkan dahiku, “nde??”

            “aku bilang berhenti, hentikan mobil ini. Aku mau turun!” suaranya terdengar agak serak
dari sebelumnya.

            Aku menepikan mobilku didekat halte bus, lalu menatapnya nanar, “mianhae.. aku sama
sekali tidak mengerti pada diriku, apa yang kulakukan tadi diluar kendaliku. Maafkan aku..”

            Bukannya menjawab permintaan maafku, dia malah membuka pintu disebelahnya dan
melenggang pergi. Aku menghela napas berat, kesalahan terbesarku!

            Aku memutuskan untuk kembali melajukan mobilku, yang kutahu saat ini Yoona sedang
marah besar, dan aku sama sekali tidak mau mengganggunya.

Siwon POV End

Yoona POV

            “mianhae.. aku sama sekali tidak mengerti pada diriku, apa yang kulakukan tadi diluar
kendaliku. Maafkan aku..” ucapnya, terdengar penuh penyesalan.

            Sesungguhnya aku merasa ada yang aneh pada diriku, entah mengapa aku sangat
membencinya saat dia mengatakan maaf setelah menciumku, apa menciumku adalah suatu
kesalahan besar yang telah dilakukannya? Apa berciuman denganku adalah hal terburuk yang
pernah ada?

            “aaarrrgghhh… michigaesseo!!” gerutuku sambil mengacak-acak rambutku sendiri.

            “kenapa minta maaf? Pabo!! Paboo-yaa, Choi Siwon!!”

**

            Aku melangkah gontai menuju lokasi shooting ku, tiba-tiba otakku seakan merekam
kembali kejadian seminggu yang lalu, kejadian Siwon-ssi yang menciumku saat acara candle
light dinner palsu kami. Hanya dengan mengingatnya saja sudah mampu membuat wajahku
memanas, dan jantungku kembali berpacu dengan tidak normal.

            Aku menghela napas, tanganku reflek menyentuh setiap inci bibirku yang sudah
merasakan lumatan-lumatan lembut dari bibir Siwon-ssi.

            ‘aneh, aku sudah sering melakukan kissing scenes, tapi kenapa aku begitu kecanduan
dengan ciuman itu.. oohh.. michigaesseo..’ batinku, aku memegangi kepalaku yang terasa sangat
pening sejak semalam.

            “gwenchana?” suara itu..

            Aku menoleh, benar saja itu Siwon-ssi yang tengah menatapku cemas. Siwon-ssi
mencemaskanku? Aahhh~ kenapa aku jadi bahagia seperti ini. Tanpa sadar, bibirku
menyinggung sebuah senyuman.

            “gwenchana, Yoona-yaa??” ulangnya lagi.

            ‘Yoona-yaa?? Aaahhh~ panggilan yang sangat lucu..’ batinku lagi.

            Sakit di kepalaku kembali menyerang, kali ini aku seolah tidak bisa menahan kepalaku.
Kakiku seketika kehilangan kekuatan untuk menopang beban tubuhku.

            Setelah itu, hanya kegelapan yang tertinggal. Aku tidak ingat apa-apa lagi selain suara
Siwon-ssi yang terus memanggilku.

**

            Perlahan aku mulai membuka mataku. Samar aku mendengar sebuah suara. Suara ini,
suara Siwon-ssi.

            “sadarlah, Yoong..” gumamnya pelan, tangannya menggenggam lembut tanganku dengan
posisi kepala di telungkupkan diatas kasur yang sedang kutiduri.

            ‘apa dia sedang tertidur? Kenapa dia tidur disini?’ pikirku.
            Entah dorongan dari mana yang membuat tanganku berani untuh menyentuh setiap inci
rambut hitamnya, aku terus membelai lembut rambut halusnya.

            Aku merasakan dia mulai menggeliat, tanda dia akan segera kembali dari mimpi
indahnya. Aku memutuskan untuk kembali menutup mataku, aku sangat malu untuk menatap
matanya.

            “Yoong.. bangunlah.. aku.. aku kesepian tanpamu..”

            Aku terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya, hatiku begitu bahagia
mendengarnya. Sepertinya sebentar lagi air mataku akan keluar.

            Aku merasakan dia mulai bangkit dari duduknya, mencoba melepaskan genggamannya di
tanganku. Seketika rasa tak ingin kehilangan mulai menjalarku, spontan aku bangkit dari tidurku,
menahan tangan Siwon-ssi yang sepertinya hendak pergi keluar dari ruangan ini.

            Dia kontan menoleh, matanya membulat sempurna. “Yoong.. kau..”

            Aku menghambur ke dada bidangnya yang terbungkus kemeja biru mudanya itu, aku
memeluknya erat, sangat erat, seolah tak ingin melewatkan sedetikpun sisa hidupku tanpanya.

            “jangan pergi, jebal..” pintaku, kali ini air mata mengalir keluar begitu saja.

            Aku merasakan tangannya mengusap lembut punggungku, nyaman, sangat nyaman. Lalu
aku merasakan ada belaian lembut di puncak kepalaku. Oh, Tuhan.. tolong hentikan waktu, aku
hanya ingin selamanya seperti ini, berada disisinya yang sangat membuatku nyaman.

            Dia melepaskan pelukanku, matanya menatapku lembut, dia menghapus setiap tetes air
mataku, lalu kembali merengkuhku kedalam pelukannya.

            “saranghae.. jeongmal saranghae..” bisiknya ditelingaku.

            Aku terpaku, air mataku kembali menyeruak keluar, aku bahagia mendengarnya. Kata-
kata yang sejak dulu kutunggu akhirnya keluar juga dari mulutnya.

            “nado.. saranghae.. saranghaeyo, Oppa..” balasku.

            Dia mencium puncak kepalaku, dan semakin mempererat pelukan kami. Aku membalas
pelukannya, sungguh aku sangat bahagia saat ini. Terima kasih, Tuhan.

            Dia melepaskan pelukannya, lalu mulai sedikit memiringkan kepalanya. Semakin lama
jarak diantara kami semakin menipis. Aku bahkan bisa merasakan deru napasnya yang hangat
menyapu kulit wajahku, aku hanya mampu menutup mata kala bibirnya mulai menyapa bibirku
dengan setiap lumatannya.

            “saranghae, My Simba..” batinku. The End

Anda mungkin juga menyukai