Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima
dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar
bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang
seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “menuntut ilmu
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah
kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan
1. Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya
berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu
yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk
berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar
filosofis utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan
manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya
tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek
dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana
dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan
beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi
perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun oelaksanaan
pembangunan IPTEK masih belum merata.
Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan
pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang harus
mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-
masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada.
Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat untukkemajuan hidup Indonesia juga
memberikan dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk
menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Sebab itu
seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedang yang banyak
tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis. Karena keterbatasan kemampuan manusia,
maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik, obyektif dan
netral, dalam situasi tertentu teknologi tidak netral karena memiliki potensi untuk merusak
dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia, juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi
kehidupan manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu sendiri.
2. Syarat-syarat Ilmu
Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan. Suatu
pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga unsur pokok
sebagai berikut :
a. Ontologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki obyek studi yang jelas.
Obyek studi harus dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan, dapat diuraikan sifat-
sifatnya yang esensial. Obyek studi sebuah ilmu ada dua, yaitu obyek material dan
obyek formal.
b. Epistemologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yang jelas.
Ada tiga metode kerja suatu bidang studi yaitu metode deduksi, induksi, dan edukasi.
c. Aksiologi, artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau
kemanfaatannya. Bidang studi tersebut dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis, hukum-
hukum, generalisasi, kecendrungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan-
kesimupulan logis, sistematis dan koheren. Dalam teori dan konsep tersebut tidak
terdapat kehancuran atau kesemrautan pikiran atau pertentangan kontradiktif di antara
satu sama lainnya.
Istilah pengetahuan dan ilmu dipahami oleh masyarakat luas menjadi satu istilah baku
yaitu Ilmu Pengatahuan atau sains. Secara singkat, istilah ini dapat didefinisikan sebagai
himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dan
dapat diterima oleh rasio, dapat dinalar. Jadi ilmu Pengetahuan dapat dikatakan himpunan
rasionalitas kolektif insani. Secara singkat sains dapat diartikan sebagai pengetahuan yang
sistematis ( Science is systematic knowledge). Dalam pemikiran sekuler, sains mempunyai
tiga karakteristik yaitu obyektif, netral dan bebas nilai, sedangkan dalam pemikiran Islam
sains tidak boleh bebas dari nilai-nilai , baik nilai lokal maupun nilai universal.
ت ُؤْ تِي أُكلَ َها ُكلَّ ِحي ٍْن بِإِذْ ِن َربِ َها.ع َها فِى ال َّس َماء ْ َ طيِبَة أ
ُ صلُ َها ثَابِتٌ َوفَ ْر َ ٍطيِبَةً َك َش َج َرة
َ ًب هللاُ َمثَالً َك ِل َمة
َ ض َر َ أَلَ ْم ت ََر َكي
َ ْف
َاس لَعَلَّ ُه ْم يَتَذَ َّك ُر ْون
ِ َّب هللاُ األ َ ْمثَا َل ِللن
ُ َويَض ِْر
Artinya :
24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit.
25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara Iman, Ilmu, dan Amal atau Aqidah, Syariah,
dan Akhlak dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau
dahannya rindang dan buahnya amat lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu
dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh tdak dapat dipisahkan antara satu sama lain.
Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam.
Ilmu bagaikan batang pohon yang mengelarkan dahan-dahan dan cabang-cabang iilmu
pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identic dengan teknologi dan seni.
Iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal salih,
bukan kerusakan alam.
Sayangnya, meski nyata terasa dampak akibat kerusakan tersebut, sebagian besar
manusia sulit menyadarinya. Mereka berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi
kepentingan masa depan. Padahal yang terjadi justru sebaliknya; tragedi masa depan itu
sedang berjalan di depan kita. Dan, kitalah sesungguhnya yang menjadi biang kerok dari
tragedi masa depan tersebut. Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar
jangan melakukan kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut.
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan bila dikatakan kepada
mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab,
‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” ( QS. Al Baqarah : 11)
Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’.
Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).’’ (QS Ar-ruum: 41-42)
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk mencapai dan
membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah :
1. Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai;
2. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami,
3. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah
“islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang
tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang
dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri.
Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam
budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia
meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang
merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah
sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri.
“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai
akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan
ilmu” (Al-Hadist). Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak
globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah
memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi
lain, memunculkan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar
dan generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh
dari nilai-nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua serta pendidik
khususnya guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan siswa.
Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat pada
sebagian pelajar kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Utamanya untuk
menyongsong kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka mengisi era milenium
ketiga yang disebut sebagai era informasi dan era bio-teknologi. Ini sekurang-kurangnya
telah memunculkan sikap optimis, generasi pelajar kita umumya telah memiliki kesiapan
dalam menghadapi perubahan itu. Don Tapscott, dalam bukunya Growing up Digital (1999),
telah melakukan survei terhadap para remaja di berbagai negara. Ia menyimpulkan, ada
sepuluh ciri dari generasi 0 (zero), yang akan mengisi masa tersebut. Ciri-ciri itu, para remaja
umumnya memiliki pengetahuan memadai dan akses yang tak terbatas. Bergaul sangat
intensif lewat internet, cenderung inklusif, bebas berekspresi, hidup didasarkan pada
perkembangan teknologi, sehingga inovatif, bersikap lebih dewasa, investigative arahnya
pada how use something as good as possible bukan how does it work.
Sikap optimis terhadap keadaan sebagian pelajar ini tentu harus diimbangi dengan
memberikan pemahaman, arti penting mengembangkan aspek spiritual keagamaan dan aspek
pengendalian emosional. Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak dan hati
(kolbu). Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada siswa
akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di
akhirat. Jika hal itu dilakukan, tidak menutup kemungkinan para siswa akan terhindar dari
kemungkinan melakukan perilaku menyimpang, yang justru akan merugikan masa depannya
serta memperburuk citra kepelajarannya. Amatilah pesta tahunan pasca ujian nasional, yang
kerap dipertontonkan secara vulgar oleh sebagian para pelajar. Itulah salah satu contoh potret
buram kondisi sebagian komunitas pelajar kita saat ini. Untuk itu, komponen penting yang
terlibat dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (imtak) serta akhlak siswa di sekolah
adalah guru. Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam pembinaan siswa harus
diakui guru faktor paling dominan. Ia ujung tombak dan garda terdepan, yang memberi
pengaruh kuat pada pembentukan karakter siswa. Kepada guru harapan tercapainya tujuan
pendidikan nasional disandarkan. Ini sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 Undang-undang
No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Intinya, para pelajar kita disiapkan
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Sekaligus jadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Sesungguhnya ia bukan sekadar tanggung jawab guru agama, tapi tanggung jawab
semuanya. Dalam kacamata Islam, kewajiban menyampaikan kebenaran agama kewajiban
setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
1. Definisi Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indak
atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian
berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra adalah buku atau
pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk didalamnya apa yang sekarang disebut
seniman. Memang dahulu belum ada perbedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni
adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan
masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian ini ternyate tidak hanya terdapat di India
dan Indonesia. Juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan
artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaituketangkasan dan kemahiran dalam
mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki
ketangkasan atau kemahiran; artista adalah anggota yang ada didalam kelompok-kelompok
itu. Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (Perancis),Elarte
(Spanyol), dan Art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembang sedikit demi
sedikit kearah pengertiaannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang
lain, orang Jerman menyebut seni dengan Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang
berasal dari kata lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga menyebut
dengan istilah die Art yang berarti cara, jalan, atu modus, yang juga dapat dikembalikan pada
asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang di angkat untuk
istilah tersebut.
Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan
Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan
karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu Al-Qur’an yang dalam hal
ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap
melalui ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam. Sementara itu, bila kita
merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri,
maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang
termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang
dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.
Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa
indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi
kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni
lukis dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan Gerak (seni tari dan seni drama). Dari
difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap
melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat
dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang
termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun
masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi
di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana
dan kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam
yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.
1. Ki Hajar Dewantara ; Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari
perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.
2. Prof. Drs. Suwaji Bastomi; Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik
yang dinyatakan dalam brntuk agung yng mempunyai daya membangkitkan rasa
takjub dan haru.
3. Drs. Sudarmaji; Seni adalah segala manisvestasi batin dan pengalaman estetis dengan
menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
4. Enslikopedia Indonesia; Seni adalah penciptaa segala sesuatu hal atau benda yang
karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarkan
b. Cabang Seni
1. Seni Musik atau seni suara
2. Seni tari atu seni gerak
3. Seni drama
4. Seni Rupa
b. Fungsi Seni
1. Untuk Kebutuhan Individu
a. Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni musik selalu seiring dengan peradaban
mausia. Sejhak dulu, benda-benda diciptakan dengan mempertimbangkan nilai seni.
Misalnya, model baju yang bernilai seni tinggi tentu harganya jauh lebih mahal dibanding
yang kurang berseni.
b. Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunya kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Saat sedang sedih,
gembira, dan sebagainya. Lewat seni inilah seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan
daya imajinasinya atau menikmati seni tersebut untuk menghibur hatinya. Untuk itulah orang
seringkali melukis, bernyayi, membuat puisi, mendengarkan lagu atau menonton drama.
Oud di Italia berubah nama menjadi il luto.Berbeda dengan Jerman, il luto dikenaldengan
nama laute.Terjadi perubahan bahasa penyebutan pada alat musik yang benar-benar sama
ini.Prancis menyebutnya le luth.Sementara itu, Inggris menamainya lute.
Selain oud,ada alat musik lain yang sering dipakai dalam seni musik Islam.Sebelum menjadi
biola,alat musik berdawai dengan tabung resonansi yang lebih kecil dari gitar ini dikenal
dengan nama rebab. Alat musik rebab menyebar dari Spanyolke Eropa dengan nama
rebec. Bila rebab tersedia, rebana sudah pasti ada . Instrumen musik Arab yang satu ini
terbuat dari kayu dan perkamen. Penggunaan alat musik rebana telah di lirik dunia barat,
kemudian membawa rebana ke negaranya. Acara kenegaraan di istana dan gedung pertemuan
sering menghadirkan rebana sebagai hiburan. Sampai sekarang rebana masih digunakan
dalam bermusik di beberapa negara seluruh dunia.
Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian
antara lain :
1. Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika
islami dan ajaran-ajarannya.
2. Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
3. Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar,
menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
4. Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus dibatasi dengan
sikap tidak berlebih-lebihan.
Kontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang di hasilkan oleh
perkembangan iptek moderen membuat orang mengagumi meniru gaya hidup peradaban
orang barat samapidi barengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang
diakibatkannya, bukan hanya bidang iptek saja tetapi dalam bidang seni juga.
Dalam kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan perkembangan di
dalam dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau jawa
menyebarkan ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian
wayang yang isinya tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanya kesenian
wayang ini digunakan sebagai media dakwah Islam dan daya tarik masyarakat untuk
menyaksikan kesenian wayang tersebut.
Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di buktikan
dengan adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan segala aktifias
manusia, begitu juga kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama. Ada banyak hal yang
sudah dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian dari integrasi itu sendiri,
Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana saja,silahturahmi yang
tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan sebagainya. Bahkan media
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game untuk memperdalam ilmu
Islam itu sendiri.
1. Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah
2. Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo
3. Perkembangan busana muslim seperti jilbab
4. Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah
5. Penggunaan internet, blog, dan situs Islami sepertisuara Islam, Muslim,dll
6. Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat,
terjemaah, tafsiran Al Quran
7. Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.
Tokoh Iptek dan Seni dalam Islam
Tokoh-tokoh yang berjasa dalam membawa 3 jenis musik tersebut adalah Said Bin
Misjah yang dengan tekunya mempelajari seni musikitu dan memadukannyasehingga
membentuk seni musikyang sesuai. Saidbin Misjah adalah pelopor berdirinya bangunan
musik islam. Tidak lama setelah debut Said bin Misjah,munculah muridnya yang bernama
ibnu muhriz pada 715 M. Muhri telah maju beberapa langkah dalam mengembangkan
musikislam yang telah dikombinasikan oleh gurunya.Bersamaan dengan itu masa pemerintah
Islam banyak penguasa islam di Baghdad pergi ke Kordoba untuk mendukung musisi dan
perkembangan musik disana.Dari situ lahirlah beberapaalat musik yang berkembang hingga
ke luar wilayah islam. Salah satunya sebagai sarana hiburan sekaligus menyampaikan ajaran.
Yunus al atibhadir sekitar 742M merupakan ahli musik yg berasal dari anggota pengiring
KHALIFAH Al walid ke II.Kontribusi terhadap perkembangan dunia musik islam yang
sangat kuat pengaruhnya adalah buku musik yang di tulisnya sendiriyaitu kitab Al Ojan, buku
berbahasa Arab paling tua dalam ilmu musik.
DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di
kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang
merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai
(abad 15-16).
3. Imam Al Ghozali (1058 - 1109) Mendapat gelar Hujjatul Islam, karena ahli dalam
dalam bahasa Latin, Prancis, Inggris dan digunakan oleh gereja/ Kristen sebagai resensi
dalam mempertahankan diri dari gelombang Filsafat Aviroisme yang
a. Arrozi, (Rhoses, 805 - 925 M), 200 jilid buku telah ditulisnya, yang paling terkenal
bahasa latin dengan judul LIBER CONTINENS, atas perintah Raja Charles I, dan
b. Ibnu Sina (Avicenna, 980 - 1037 M). Al Qonun fit Thib (Conon of medicine),
diterjemahkan dalam berbagai bahasa di Eropa dan Al Qonun fit Thib ini menjadi
text book utama dari ilmu kedokteraan Eropa (Perancis dan Itali) sampai pada
abad 16 M.
c. Ibnu Rusydi (Averroes - wafat 1198 M). Ahli filsafat yang mengantar Eropa ke
antara fakta-fakta. Karya sejarahnya adalah “Al Ibrar”, dan yang paling terkenal
b. Ibnu Ishaq (85 H / 618 M - 150 H / 768 M). Lahir di Madinah, ahli sejarah dan
a. Abu Raihan Muhammd Al Baituni (973 - 1048 M). Sebelum Galileo, beliau telah
sebagainya.
c. Ibnu Yunus (ALI BEN YOUNIS).Adalah penemu jam ayunan dan jam matahari
d. Hasan Ibnul Haitam. Menulis karyanya mengenai optik yang menjadi dasar bagi
Roger Bacon dan Kepler.
Adalah satu ilmu yang berkaitan dengan ukur mengukur bumi, menghitung panjang,
lebar (luas/keliling) bumi. Prof. Carra de Vaux menyatakan : sebenarnya orang Islam telah
memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhitung,
mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat
ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang
Yunani sebelumnya.
dianggap dasar asasi dari matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal
dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol
ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940 - 998 M), beliau yang pertama
diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda
logam). 6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad
Karya seni dalam segala bentuknya, jika tidak bertentangan dengan batas-batas
ketentuan Allah swt. atau Rasul, maka termasuk hal-hal yang disukai Allah swt, karena
memberi kepuasan bathin, menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lainlain.
Untuk itu semua diperlukan karya seni yang betul-betul indah, (keindahan) seni lukis,
seni suara dan lain-lain dapat memberi kepuasan bathin bagi yang menikmatinya.
Kesenian menjadi terlarang bila mendorong pada pelanggaran agama dan norma-norma
Tokoh muslim dalam bidang ini antara lain : Ibnu Abdi Robbani (dlam bidang
sastra/syair/60 - 940 M) salah satu karyanya berjudul “Iqdul Farid” yang disalin dalam
bahasa Inggris The Precious Necklace (seuntai kalung indah). Nama lain muncul pada
pertengahan abad X adalah Al Jasairi karyanya Alfu Lailah wa Lailah (seribu satu malam).
PENUTUP
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya
ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu
dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at
Islam.
SOAL-SOAL LATIHAN
BAB X
1. Jelaskan pengertian, sumber dan ciri ilmu pengetahuan !
2. Jelaskan prinsip-prinsip Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi !
3. Sebutkan 5 (lima) cendekiawan islam dengan hasil karyanya !
4. Jelaskan sikap Islam terhadap bayi tabung !
5. Bagaimana pandangan islam terhadap aborsi, dan euthanasia !
LEMBAR JAWABAN
SOAL-SOAL LATIHAN
BAB X
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Kepribadian PAI Pada Perguruan Tinggi Umum, DEPAG, Jakarta, 2009
Gazalba, Masjid pusat ibadah dan kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka al Husna, 1994
Daim, Abdullah Abdul, Tarbiyah ‘Abd Tarikh Min ‘Ushuri Qadimah Hatta Qornu ‘Isyrin,
Beirut : Dar al Ilmi lil Mua’allim, 1984
Suryana AF, A.Toto, Drs, M.Pd, Pendidikan Agama Islam, Bandung : Tiga Mutiara, 1996
http://eprints.uad.ac.id/1485/