Setelah diakuinya adanya hubungan antara mikroorganisme dengan penyakit,
mikrobiologis medik memulai untuk melakukan penelitian untuk menemukan bahan yang dapat membunuh mikroorganisme patogen, tanpa memberikan efek samping terhadap manusia ataupun hewan penderita. Untuk terapi penyakit yang menggunakan bahan kimia disebut kemoterapi. Batasan tersebut juga berlaku untuk bahan kimia yang dipakai untuk terapi keganasan (cancer). Kemoterapi dari bahan kimia, yang dibuat di laboratorium disebut obat sintetik (synthetic drugs). Bahan kimia yang diproduksi secara alami oleh bakteri atau jamur disebut antibiotik. Keberhasilan kemoterapi diukur berdasar pada efek terhadap mikroorganisme, dengan efek sekecil mungkin terhadap hospesnya. Paul Ehrlich, dokter dan peneliti dari Jerman, bekerja di bidang hematologi, imunologi dan kemoterapi antimikrobial. Ehrlich adalah penemu pertama teknik pewarnaan Gram untuk bakteri, kemudian mengembangkannya untuk mewarnai jaringan yang dapat membedakan sel-sel darah sehingga dapat dipergunakan untuk diagnosa sejumlah penyakit darah. Ehrlich juga melakukan penelician untuk menemukan obat yang dapat menghancurkan patogen tanpa menimbulkan bahaya pada hospes yang terinfeksi. Pada tahun 1910, setelah melakukan uji ratusan bahan, Ehrlich menemukan kemoterapi yang disebut salvarsan (arsfenamin), suatu derivat arsenik yang dapat untuk mengobati sifilis. Nama salvarsan diambil dari kata salvation (menyelamatkan/ menyembuhkan) dari sifilis dan mengandung arsenik. Konsep kemoterapi Ehrlich dikenal dengan "magic bullet." Tahun 1908, Ehrlich memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang fisiologi medik karena kontribusinya dalam bidang imunologi. Di akhir tahun 1930 para peneliti mengembangkan beberapa obat sintetik yang dapat membunuh mikroorganisme, sebagian besar berasal dari bahan pewarna. Sulfonamid juga ditemukan pada tahun 1930. Kemoterapi adalah obat anti-kanker yang dapat diberikan melalui intavena atau oral. Obat anti-kanker ini akan membunuh sel kanker yang menyebar dalam tubuh (Handayani, Suharmiati, & Ayuningtya, 2012). 1.2 Tujuan 1. Agar mahasiswa mengetahui definisi Kemoterapi 2. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja Kemoterapi 3. Agar mahasiswa mengetahui Klasifikasi Kemoterapi
1.3Manfaat 1. Dapat memahami definisi kemiterapi 2. Dapat memahami cara kerja kemoterapi 3. Dapat memahami klasifikasi kemiterapi