Anda di halaman 1dari 5

CATATAN VISBES :

1. Hubungan syndrome nefrotic dengan STEMI


2. Pasien dengan faringitis berulang, ECG temuan 1st degree AV block
dengan murmur sistolik ~ pikirkan Acute rheumatic fever
3. Pemberian nebivolol dalam menurunkan sheer stress
4. Pasien dengan diseksi aorta ascenden dengan aneurysma aorta
abdominalis with complete stroke 
kemungkinan awalnya proses hipertensi  aneurysma  diseksis
thorakalis  thrombus  SNH berulang
5. Batas hematokrit / Hb untuk phlebotomy ?
6. Penundaan phlebotomy ec trombositopenia
7. Polisitemia sekunder dengan therapy hydrea ?
8. Perbedaan infeksi L-R Shunt dengan tanpa shunt :
1. spO2  ROS ( imunologi / imunitas menurun)
2. terapi khusus pneumonia pada pasien dengan shunt/PH (tidak
berbeda)
3. Beda P mitral pada VSD dengan MS (Tinggi dan patofisiologinya
berbeda)
4. SVR turun akan meningkatkan R-L Shunt, tetapi bila tidak
diberikan ACE-I (antiremodeling) maka akan terjadi hipertrofi
 failure
9. pasien dengan ALI segera lakukan arteriografi
10. Terapi DCM : ACE-I , Spironolactone dan Start BB
11. Pasien dengan multivalvular ( AS severe/MS severe) tunda
vascon oleh karena penyebab adalah hambatan mekanik
12. Pasien dengan GUCH saran RHC + O2 test ulang
13. Pericardial window pada pasien efusi pericardial masiv
14. Pasien dengan immunocompromised dengan myocarditis
paling banyak disebabkan oleh karena viral coxackie
15. Pasien dengan keganasan, tingkatkan intake protein dan
produksi urin
16. Pasien dengan CKD ~ switch biso to carvedilol
17. Optimalisasi diuretic, pantau hemokonsentrasi (target BC
-1000)
18. Pada pasien CAD stabil jadikan APS CCS class…
19. Indikasi thrombectomy pada plegmasia cerullea dollen ext
inferior dextra
20. Pasien dengan VHD dan PH ~ sildenafil ada tempat ?
21. Bila dilakukan Tindakan operasi  evaluasi QoL, pemberian
carvedilol dengan RHF dosis naik , evaluasi kebutuhan/ balance
cairan, evaluasi lingkar perut
22. Duplex USG pada pasien dengan vascular disease
23. Terapi reperfusion injury pada ALI : pentoxyfiline, Alopurinol
dan natrium bikarbonat
24. Optimal terapi HF : inisiasi ACE , Turunkan dosis vascon,
konsul gizi klinik
25. Pasien dengan post ROSC  brain protection : 0,5oC / jam
Cegah shivering pada pasien,
Penyebab aritmia  asidosis metabolic
Proses ekstubasi :
- turunkan dosis midazolam
-Fio2 20-40% , saO2 >95 %
-switch BiPAP  CPAP (perlahan2)
-cek vital sign dan double product, respon klinis dan perfusi perifer
- minute ventilation ( cek AGD)
-pressure support

NTG Pada saat ekstubasi :


- mencegah edema paru
- meningkatkan venous return
- negative pressure intraabdominal

VT >48 jam prognosis lebih buruk daripada < 48 jam

26. Kerja enoxaparine ? 3-5 jam


27. SNH Trombus ~ kelemahan mendadak dan kelemahan tidak
lebih dari 2 (tenaga)
28. Tujuan PIP ventilator naik ~ untuk lung recruitment, tetapi
tidak bisa lama-lama
29. Pasien SLE ~ susps sistemik vasculitis saran USG doppler
30. Evaluasi kecukupan cairan dengan echobedside
31. Hindari overdiuresis namun bila BC (+) diuresis dapat
dilakukan
32. Naikan dobutamine dose  bila target MAP belum tercapai
tambahkan vasoconstrictor
33. Evaluasi infeksi sbg pencetus kongesti
34. BMV diindikasikan bila MS dengan high pressure gradient
dengan resiko distress janin selama prosedur
35. Tindakan SC beresiko karena Tindakan anestesi menginduksi
hipotensi  low cardiac output syndrome syok  asidosis 
outcome jelek bagi janin dan ibu
36. Boleh aff pigtail bila derajat efusi minimal / mild
37. Anti radang minimal 1 minggu ~ evaluasi Kembali
38. Ultrafiltrasi : maximal 3 L bila lebih tensi akan drop sehingga
resiko tinggi , solusi : frekuensi HD diperbanuak
39. Pemberian kolkhisin dan ibuprofen di pertimbangkan jika
diperlukan pada ESRD
40. Penyebab ARDS  PIP Terlalu tinggi  alveolus pecah 
ARDS ~ perlu lung protection
41. Pada pasien dengan gg vascular  evaluasi doppler untuk
kemungkinan mencari penyabab lain
42. Evaluasi BAB untuk mencari kemungkinan iskemia
mesenteric
43. Bila kultur negative  doksisiklin, eritromisin, gentamisin
Lakukan evaluasi kultur dan echo Kembali 2 minggu. Bila menetap
indikasi operasi pd IE , bila membaik lanjut terapi .
Konsul btkv  rencana operasi katup dan komplikasi ie ( emboli,
hf dan infeksi tidak terkontrol. Bila ada emboli tunda > 1 bulan
Emergency : HF refrakter  edema paru, syok kardiogenik (CI <
2.1)
SCAT CRITERIA : A B C (sudah bisa di operasi) D E
Pada pasien dengan underweight, trombositopenia outcome
postop ?
Evaluasi TEE untuk mecari vegetasi
Target vascon ? resiko ich ? apakah ada gangguan daerah
penumbra yang mengalami hipoperfusi sehingga menyebabkan
resiko extended infarct
Terapi empiris sambal menunggu kultur
Sc >> pikirkan glomerulonephritis pada IE atau mycotic anerysma

44. Pemantau kongesti : ukur lingkar perut, JVP berat badan dan
eRAP. Ascites akan menganggu penyerapan oral dan tidak bagus
45. ARNI  pemberian awal2 akan menurunkan tekanan darah,
namun perlahan2 akan naik ec afterload turun
46. Tolvaptan pada pasien dengan volume overload dan
hyponatremia
47. Cek elektrolit lengkap dan fungsi tiroid utk eklusi kausa non
cardiac AF A
48. AF RVR yang sulit terkoreksi cari penyebab lain yang belum
teratasi jangan terlalu agresif memberikan obat2an aritmia
49. Hypernatremia koreksi dengan hidrasi lebih agresif
50. Pada pasien AF  disfungsi diastolic
51. Hitung kebutuhan transfusi untuk menentukan kebutuhan
PRC (cek HB setelah transfuse)
52. Pada ileus paralitik perbaiki elektrolit
53. Koreksi cairan (RUMUS)
54. MANAJEMEN BLEEDING, cari factor pencetus AF CARI
SUMBER INFEKSI
55. Pasien banyak residu ngt  kurangi obat oral
56. Rehospitalisasi berulang, ada factor yang mempengaruhi :
Terapi yang belum optimal/tidak sesuai guideline
Infeksi
Kepatuhan minum obat pasien

57.pada pasien HFrEF  tekanan darah menurun dan simptomatik


jangan langsung downtitrasi acei ?
Target MAP
57. ARB lebih baik menurunkan TD knp ?
58. Captopril dan enalapril cepat menerunkan TDS TDD
59. CARVEDILOL menurunkan TD intraglomerular
60. Bradikardia induced VT :
- jalur konduksi lain mencoba menyalip jalur lambat  R ON T  vt
- perubahan kecepatan menyebabkan gg fase 3 ?
Ef rendah dalm 2 bulan akan cenderung tjd rehospitalisasi / unplaned
visit ~ injeksi furo via poli untuk menurunkan preload
Trimetazidine ? pada hfref ? uperio penting. Masukan obat class I dulu
jika masih ada keluhan evaluasi factor pencetus lainnya ?

61. Indicator pulang ?


62. Hati-hati pemberian on/off diuretic  resiko resistensi
diuretic
63. Pemberian BB sesuai target HR
64. CEK NT PRO BNP untuk outcome
65. Indikasi ICD ?
66. Dynamic st t changes  tidak sama dengan stable CAD
67. Obs possibility long qt drug induced = levo , domperidone
68. Cek serial ecg dan marker oleh karena ada dynamic st t
changes
69. Stable cad  coro , unsable angina  terapi acs
70. Lovenox tidak berpengaruh trhadap appt
71. Kecukupan cairan dipantau pada pasien RV infarct
72. HD BILA HR > 60 DAN MAP > 65
73. DIURETIK PADA ASCITES
74. Rhf perbaiki kondisi manultrisi dan gg elektrolit
75. DSHAPED ECHO saat diastole perlu diuretic agar
menurunkan tekanan LV
76. Diuretic dikonsumsi dalam perut kosong
77. Pada pasien RHF  PERBAIKI GIZI, NAIKAN DOBU UNTUK
MENCARI EFEK PENINGKATAN CO , DIURETIK HANYA BILA ADA
BUKTI OVERLOAD CAIRAN, PERTAHANKAN ALBUMIN, PERBAIKI
ASCITES DENGAN HARAPAN MENURUNKAN RESPON VAGAL
SEHINGGA HR NAIK
78.

Anda mungkin juga menyukai