Anda di halaman 1dari 6

KETIDAKBERDAYAAN

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Sri Sumeta Putri 19100022


2. Ririn Merliyanti 19100016
3. Agustina 19100007
4. Adrienne fashihah 19100002
5. Dimas Saputra 19100015
6. Alfina Setiawati 19100017
7. Erra Retta 19100005
8. Alda Silviyana 19100008
9. Ranti Ira Pertiwi 19100012
BAB I
PENDAHULUAN

Kondisi kehidupan di era modern semakin kompleks. Proses modernisasi sampai saat
ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan (urban community), terutama di
kota-kota negara yang sedang berkembang, seperti halnya di Indonesia. Modernisasi
sebagai proses perubahan sosial tidak dapat dihindari oleh masyarakat manapun, khususnya
masyarakat perkotaan. Modernisasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak
positifnya, masyarakat memiliki teknologi modern sehingga dapat mensejahterakan
kehidupan manusia. Sementara dampak negatif dari modernisasi antara lain, dikarenakan
perubahan yang cepat, maka tidak setiap orang dapat mengikuti perubahan sosial
tersebut. Akibatnya meningkatkan beban psikologis, sosiologis, maupun beban ekonomi
(Soeroso, 2008). Stresor kehidupan semakin meningkat. Individu diharuskan untuk
menghadapi stresor tersebut dengan kemampuan koping yang dimiliki. Ketika terjadi
ketidakadekuatan koping yang adaptif, maka dapat mengarah pada perilaku yang
menyimpang (Widianti, 2007). Keperawatan merupakan ilmu yang memberikan fokus
perhatian utama terhadap kondisi homeostasis individu dalam kondisi seimbang. Stres
merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal
yang dirasa telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi. Seseorang yang
mengalami stres dapat berdampak positif atau negatif (Agolla & Ongori, 2009) Koping
individu tidak efektif didefinisikan sebagai kerusakan perilaku adaptif dan kemampuan
menyelesaikan masalah seseorang dalam menghadapi tuntutan peran dalam kehidupan
(Townsend, 2010). Koping yang tidak efektif dapat mengarahkan kepada suatu kondisi
ketidakberdayaan. Ketika individu terus mencoba menggunakan berbagai sumber koping
yang dimiliki dan dapat ia digunakan, Tetapi tidak menghasilkan suatu hasil yang
mengarah kepada tujuan penggunaan koping. Maka, dapat berakibat pada kelelahan
menggunakan sumber adaptasi, sehingga menempatkan individu dalam kondisi
ketidakberdayaan. Pada ketidakberdayaan, klien mungkin mengetahui solusi terhadap
masalahnya, tetapi percaya bahwa hal tersebut di luar kendalinya untuk mencapai solusi
tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung lama, dapat mengarah ke keputusasaan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

Resume tentang ketidarberdayaan

Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannya tidak


akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. Ketidakberdayaan adalah
persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya
tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa perubahan
hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang
terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011). Menurut
Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwa tindakannya
tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang penggendalian yang dirasakan
terhadap situasi terakhir atau yang baru saja terjadi. Sedangkan menurut Carpenito-Moyet
(2007) ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok
merasa kurang kontrol terhadap kejadian Atau situasi tertentu.

Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak


adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya kesempatan untuk
membuat keputusan (Carpenito, 2009). Faktor terkait ketidakberdayaan menurut
Doenges, Townsend, M, (2008) yaitu: 1) Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi,
milik pribadi dan kontrol terhadap terapi. 2) Hubungan interpersonal: penyalahgunaan
kekuasaan, hubungan yang kasar. 3) Penyakit yang berhubungan dengan rejimen:
penyakit kronis atau yang melemahkan kondisi. 4) Gaya hidup ketidakberdayaan:
MenguLangi kegagalan Dan ketergantungan.

Proses Terjadinya Masalah terdiri dari berbagai faktor antara lain Faktor predisposisi, Faktor
Presipitasi, Faktor penilaian terhadap stressor, Faktor sumber koping, dan Faktor
mekanisme koping.
Intervensi Keperawatan Diagnosa Ketidakberdayaan

Tujuan Intervensi Keperawatan

a. Tujuan Umum:

Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan criteria: merasa mampu


melakukan, merasa dapat mengendalikan dan merasakan ada sumber-sumber

b. Tujuan Khusus : Klien menunjukkan partisipasi: keputusan perawatan kesehatan


ditandai dengan

1) Mengungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan


ketidakberdayaan.

2) Mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya

3) menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak

4) Mengungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk melakukan tindakan


yang diperlukan

5) Melaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat, termasuk teman


dan tetangga

6) Melaporkan waktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan yang memadai

7) Melaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan transportasi

Rencana Intervensi keperawatan

1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat berpengaruh pada


ketidakberdayaan .

2) Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan


penjelasan untuk pilihan tersebut.
3) Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas perawatan/rencana
terapi

4) Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada pasien

5) Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat dikendalikan


(perasaan cemas, gelisah, ketakutan.

6) Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia


kendalikan (adiksi),

7) Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan diri


(misalnya kekuat an baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang terdekat,
atau teman).

8) Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan pasien

9) Biarkan pasien mengemban tanggung jawab sebanyak mungkin atas praktik


perawatan dirinya.

10) Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya.

Intervensi Spesialis

1) Terapi Individu dapat dilakukan : Terapi kognitif

2) Terapi Keluarga : Terapi komunikasi, family psikoedukasi

3) Terapi Kelompok : Supportif terapi

4) Terapi Komunitas : Multisistemik terapi


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau


tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau
tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi.
Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak adekuatan koping
sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan.

Kebanyakan individu secara subyektif mengalami perasaan ketidakberdayaan


dalam berbagai tingkat dalam bermacam-macam situasi. Individu sering menunjukkan
respon apatis, marah atau depresi terhadap kehilangan . Pada ketidakberdayaan, klien
mungkin mengetahui solusi terhadap masalahnya, tetapi percaya bahwa hal tersebut di
luar kendalinya untuk mencapai solusi tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung lama,
dapat mengarah ke keputusasaan. Perawat harus hati-hati untuk mendiagnosis
ketidakberdayaan yang berasal dari perspektif pasien bukan dari asumsi. Perbedaan
budaya dan individu terlihat pada kebutuhan pribadi, untuk merasa mempunyai kendali
terhadap situasi (misalnya untuk diberitahukan bahwa orang tersebut mempunyai
penyakit yang fatal).

Anda mungkin juga menyukai