Anda di halaman 1dari 23

BUKU PANDUAN

PRAKTIKUM LABORATORIUM
KEPERAWATAN ANAK I

DISUSUN OLEH:
TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA DELIMA
BANGKA BELITUNG
2020
DAFTAR PRAKTIKUM

1. TEPID SPONGE PADA ANAK


2. PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA ANAK
3. INHALASI PADA ANAK
4. SUCTION PADA ANAK
5. FISIOTERAPI DADA PADA ANAK
6. PEMASANGAN NGT PADA ANAK
7. PEMBERIAN OBAT INJEKSI PADA ANAK
TEPID SPONGE PADA ANAK

I. Definisi
Tepid sponge pada anak adalah melakukan kompres dengan menggunakan air hangat.

II. Tujuan
Tujuan melakukan kompres hangat pada anak untuk membantu menurunkan suhu tubuh
anak.

III. Prosedur Pelaksanaan

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji tanda-tanda vital khususnya suhu tubuh
2. Kaji riwayat penyakit terkait dengan peningkatan
suhu tubuh
3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
4. Persiapan Alat:
 Termometer
 Air hangat
 Baskom
 Waslap 5 buah
 Perlak
 Handuk
 Sarung tangan
 Pakaian anak
5. Cuci tangan
C. Implementasi
6. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
7. Memasang sarung tangan
8. Mengukur suhu tubuh anak
9. Mengatur posisi anak
10. Memasang perlak
11. Membuka pakaian anak dan jaga privasi
12. Mengelap tubuh anak dengan menggunakan waslap
hangat
13. Meletakkan waslap hangat pada bagian dahi,
lipatan aksila dan sekitar arteri femoralis
14. Mengangkat waslap dan mengulangi tindakan
(sekitar 15 menit)
15. Menghentikan tindakan apabila anak menggigil
16. Mengeringkan anak
17. Memakai pakaian anak
18. Mengukur suhu tubuh
19. Mengatur posisi anak setelah tindakan
20. Membereskan peralatan
21. Mencuci tangan
D. Evaluasi
22. Mengevaluasi respon anak
23. Mengevaluasi suhu tubuh anak
E. Dokumentasi
24. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA ANAK

I. Definisi
Pemberian terapi oksigen adalah memberikan oksigen ke dalam paru-paru.

II. Tujuan
Tujuan pemberian terapi oksigen pada anak adalah:
1. Mengoreksi kondisi hipoksia
2. Meminimalkan kerja paru-paru
3. Menurunkan kerja jantung

III. Prosedur Pelaksanaan

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji tanda dan gejala hipoksia:
a. Status respirasi: RR, suara napas
b. Status neurologi: kesadaran, refleks
c. Status kardiologi: HR, TD
d. Hasil laboratorium: AGD, Hb
2. Kaji riwayat kesehatan terkait gangguan
pernapasan
3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
4. Cek instruksi dokter: konsentrasi oksigen, metode,
durasi
5. Persiapan Alat:
1. Set oksigen: tabung oksigen, flowmeter,
humidifier yang berisi aquadest
2. Slang oksigen/kanul atau masker
3. Plester
4. Gunting
6. Cuci tangan
C. Implementasi
7. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
8. Mengatur posisi anak dengan kepala lebih tinggi
atau semiflower
9. Memeriksa tabung oksigen dengan membuka
flowmeter
10. Menyambungkan kanul oksigen atau facemask ke
sumber oksigen
11. Mengecek aliran oksigen pada kanul atau facemask
12. Memberikan oksigen sesuai instruksi
13. Memfiksasi kanul oksigen di kedua sisi wajah atau
memfiksasi facemask dengan mengatur pita elastis
di bagian kepala.
14. Menanyakan kepada anak, apakah sesaknya
berkurang atau tidak (bila memungkinkan)
15. Membereskan peralatan
16. Membereskan peralatan
17. Cuci tangan
D. Evaluasi
18. Mengevaluasi respon anak
19. Mengevaluasi oksigen yang diberikan
E. Dokumentasi
20. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
INHALASI PADA ANAK

I. Definisi
Inhalasi adalah tindakan memberikan pengobatan dengan cara mencampurkan aerosol
dengan cairan untuk menurunkan kekentalan sputum atau melebarkan jalan napas.

II. Tujuan
Tujuan melakukan tindakan inhalasi pada anak adalah mengeluarkan secret dalam saluran
pernapasan dan menurunkan risiko bertambahnya secret.

III. Prosedur Pelaksanaan

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji fungsi respiratori: auskultasi bunyi napas,
tanda-tanda distress pernapasan, kondisi sputum.
2. Kaji riwayat terkait pemberian obat dan alergi
3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
4. Cek instruksi dokter
5. Persiapan Alat:
 Obat inhalasi
 Sungkup oksigen
 Slang oksigen
 Stetoskop
 Mesin inhalasi
 Mainan bila diperlukan (untuk distraksi)
 Tisu
 Bengkok
6. Cuci tangan
C. Implementasi
7. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
8. Mengatur posisi anak dengan kepala lebih tinggi
9. Menyiapkan obat inhalasi yang akan diberikan
10. Menyalakan mesin inhalasi
11. Menempatkan sungkup oksigen pada mulut dan
hidung
12. Menganjurkan anak untuk menghirup dengan
dalam dan menahan napas selama 10 detik, baru
mengeluarkan napas dalam sungkup (jika anak
kooperatif)
13. Melakukan inhalasi sampai obat habis
14. Mematikan mesin inhalasi
15. Mengatur posisi anak setelah tindakan
16. Membereskan peralatan
17. Mencuci tangan
D. Evaluasi
18. Mengevaluasi respon anak
19. Mengevaluasi bersihan jalan napas, sputum dan
karakteristiknya
E. Dokumentasi
20. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
MELAKUKAN SUCTION PADA ANAK

I. Definisi
Tindakan suction adalah melakukan pembersihan jalan napas dengan menggunakan alat
pengisap lender (suction) baik melalui hidung, mulut, atau trakea. Tindakan suction
dilakukan pada anak jika tidak dapat membersihkan sendiri jalan napasnya atau membuang
sekret.

II. Tujuan
Tujuan melakukan suction pada anak adalah membersihkan jalan napas (hidung, mulut,
slang trakeostomi) dari sekresi. Penumpukan sekresi dapat menyumbat jalan napas anak,
menyebabkan batuk juga tersedak, dan jika tidak dibersihkan, anak berisiko mengalami
infeksi jalan napas hingga infeksi paru.

III. Prosedur Pelaksanaan

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji status respiratori: warna kulit, usaha
pernapasan, pergerakan diafragma, ekspansi paru
dan penggunaan otot bantu pernapasan, suara napas
abnormal, tanda distress pernapasan, tanda gagal
napas
2. Kaji kondisi mulut, cuping hidung dan sumbatan
traktus nasofaringeal
3. Kaji tipe sumbatan: jumlah, warna, konsistensi
mukus atau muntah, adanya benda asing
4. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
5. Kaji jenis suction yang diperlukan: manual atau
menggunakan mesin.
Ukuran slang suction sesuai usia:
 Bayi baru lahir: 5 – 6,5 F
 6 bulan: 8 F
 1 tahun: 8 – 10 F
 2 tahun: 10 F
 5 tahun: 12 F
 > 10 tahun: 12 – 14 F
B. Perencanaan
6. Persiapan Alat:
 Set suction sesuai kebutuhan: manual atau
menggunakan mesin
 Mesin suction
 Sarung tangan steril
 Bak instrument
 Bengkok
 Air steril/normal salin dalam tempatnya
 Tisu
 Cairan disinfektan untuk merendam slang yang
telah digunakan
7. Cuci tangan
8. Nyalakan mesin, tes tekanan suction:
 < 1 tahun: 45 – 65 mmHg
 1 – 6 tahun: 65 – 80 mmHg
 > 6 tahun: 80 – 100 mmHg
C. Implementasi
9. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
10. Mengatur posisi anak dengan kepala lebih tinggi
 Anak sadar: posisi setngah duduk
 Anak tidak sadar: posisi miring, kepala ekstensi
11. Melakukan suction manual:
Melakukan pengisapan lendir secara langsung ke
bagian mulut, baru ke bagian hidung
12. Menggunakan mesin suction:
Menghubungkan slang suction dengan mesin dan
membiarkan slang suction dalam kantong yng steril
13. Menggunakan sarung tangan steril
14. Membahasi ujung slang suction dengan normal
salin steril
15. Memasukkan ujung slang suction ke mulut dengan
tangan kanan (tangan dominan). Pastikan masih
dapat melihat ujung kateter di mulut. Jangan
menutup konektor kateter pada saat memasukkan.
16. Setelah ujung kateter di dalam mulut (biasanya
ditujukan ke sisi dalam mulut di antar gigi dan pipi),
tutuplah konektordengan jempol tangan kiri. Tarik
slang suction sambal diputar. Waktu pelaksanaan
sekitar 3-4 detik. Hati-hati, jangan suction area
jaringan lunak di sekitar mulut.
17. Bila orofaringeal/nasofaringeal:
Memasukkan ujung slang suction ke dalam
orofaringeal/nasofaringeal (bayi dan anak kecil: 1-
8 cm dan anak yang lebih besar: 8-12 cm)
18. Membilas ujung slang suction dengan air steril
19. Membiarkan anak bernapas dalam
20. Mengulang prosedur suction apabila diperlukan
(menyelesaikan dulu bagian mulut baru ke bagian
hidung)
21. Mengatur posisi anak setelah tindakan
22. Membereskan peralatan
23. Mencuci tangan
D. Evaluasi
24. Mengevaluasi respon anak
25. Mengevaluasi bersihan jalan napas, sputum dan
karakteristiknya
E. Dokumentasi
26. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

I. Definisi
Fisioterapi dada adalah suatu tindakan terapeutik untuk membantu membersihkan jalan
napas secara natural dengan menurunkan atau mencegah terhambatnya jalan napas dari
secret. Tindakannya meliputi: perkusi, vibrasi, dan gravitasi untuk memfasilitasi
pengeluaran sekret dari paru-paru.

II. Tujuan
Tujuan fisioterapi dada pada anak adalah:
1. Mempertahankan kepatenan jalan napas
2. Memfasilitasi pengeluaran sekret

III. Prosedur Pelaksanaan

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Identifikasi anak yang memerlukan tindakan
fisioterapi dada: batuk tidak efektif, bunyi napas
abnormal (wheezing, crackles), sulit mengeluarkan
sekret atau sputum
2. Identifikasi kontraindikasi dilakukan fisioterapi
dada:
a. Hindari posisi Trendelenburg untuk pasien
dengan peningkatan TIK, bronkospasme,
dyspnea berat, pembedahan neurologi,
penurunan kardiak output.
b. Hindari perkusi dan vibrasi untuk pasien dengan
batuk darah, pneumotoraks, nyeri dada,
pembengkakan pada bahu, fraktur
3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
4. Kaji pemahaman orangtua dan kemapuan
melakukan fisioterapi dada di rumah
B. Perencanaan
5. Cek instruksi dokter/kolaborasi pelaksanaan
fisioterapi dada
6. Rencanakan fisioterapi dada di antara waktu tidur;
sebelum makan; 1,5 jam setelah makan
7. Persiapan Alat:
 Stetoskop
 Meja yang dapat dimiringka, tempat tidur atau
kursi
 1 – 2 bantal
 Air minum hangat (sesuai kebutuhan)
 Tisu
 Bengkok
8. Cuci tangan
9. Persiapkan anak dengan menggunakan baju tipis
atau kaos
10. Cek segmen paru yang akan dilakukan postural
drainage dengan stetoskop atau hasil rontgen
C. Implementasi
11. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
12. Mengatur posisi anak sesuai hasil pengecekan
13. Memberikan minum air hangat
14. Menggunakan bantal untuk menyangga anak dalam
posisi postural drainage
15. Melakukan perkusi dengan “cupping hand” dan
tepuk-tepuk pada dinding dada selama 1 menit
16. Melakukan vibrasi dada saat anak mengeluarkan
napas. Ulangi vibrasi selama 2 – 3 menit
17. Melakukan tindakan yang sama untuk segmen lain
18. Menganjurkan anak untuk batuk efektif selama dan
sesudah posisi drainage (bila memungkinkan)
19. Mengajarkan kepada orangtua cara melakukan
fisioterapi dada bila akan dilakukan juga di rumah
(kondisi rawat jalan)
20. Memberikan kesempatan kepada orangtua untuk
melakukan fisioterapi dada pada anak
21. Mengatur posisi anak setelah tindakan
22. Membereskan peralatan
23. Mencuci tangan
D. Evaluasi
24. Mengevaluasi respon anak dan orangtua
25. Mengevaluasi pengeluaran sputum dan
karakteristiknya
E. Dokumentasi
26. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
PEMASANGAN NGT PADA ANAK

I. Definisi
Pemasangan nasogastric tube (NGT) adalah memasang slang NGT pada anak karena anak
tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara oral. Penyebabnya karena anak tidak mampu
menelan, tidak sadar, muntah berlebih, labiopalatoskizis, atau karena pembedahan
(trakeostomi).

II. Tujuan
Tujuan pemasangan NGT pada anak:
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi (makanan dan minuman)
2. Memenuhi kebutuhan pengobatan

III. Prosedur Pelaksanaan

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji fungsi saluran pencernaan: bising usus, tipe
feses
2. Kaji riwayat kesehatan terkait dengan masalah
nutrisi: kemampuan menelan, muntah, alergi
terhadap makanan/susu, kondisi sakit pada saluran
pencernaan
3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
4. Cek instruksi dokter: tipe nutrisi, cara pemberian,
jumlah dan frekuensi pemberian
5. Persiapan Alat:
 NGT sesuai ukuran:
- Prematur: 5 – 6 F
- BBL < 4 kg: 6 F
- BBL > 4 kg: 8 F
- Bayi, toddler, dan prasekolah: 8 F
- Usia sekolah-remaja: 10 F
 Sarung tangan
 Stetoskop
 Kom berisi air
 Bengkok
 Jelly
 Spuit 5 cc
 Tongue spatel
 Penlight
 Plester
 Gunting
 Perlak
6. Cuci tangan
C. Implementasi
7. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
8. Mengatur posisi anak dengan kepala lebih tinggi
30o
9. Menggunakan sarung tangan
10. Mengukur panjang NGT untuk masuk ke saluran
pencernaan: mengukur dari hidung ke telinga
sampai epigastrium. Beri tanda
11. Melumasi bagian ujung NGT dengan jelly
12. Memasukkan NGT secara perlahan lewat hidung
dan menganjurkan anak untuk menelan saat
dimasukkan NGT (bila anak kooperatif)
13. Mengecek dengan tongue spatel dan penlight untuk
melihat apakah slang NGT tertekuk di dalam mulut
14. Melakukan pengecekan ketepatan masuknya slang
NGT:
a. Aspirasi cairan gaster 3 – 5 cc
b. Memasukkan udara lewat spuit 3 – 5 cc,
kemudian mendengarkan dengan stetoskop
pada gaster
c. Memasukkan ujung slang NGT ke dalam kom
berisi air, jika terdapat gelembung udara berarti
masuk ke dalam paru-paru dan harus dilepaskan
15. Melakukan fiksasi slang NGT dengan
menggunakan plester
16. Mengatur posisi anak setelah tindakan
17. Membereskan peralatan
18. Mencuci tangan
D. Evaluasi
19. Mengevaluasi respon anak
20. Mengevaluasi kepatenan slang NGT
E. Dokumentasi
21. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,


………………………
PEMBERIAN OBAT INJEKSI PADA ANAK

I. Definisi
Pemberian obat injeksi melalui 4 cara, yaitu intrakutan (IC), subkutan (SC), intravena (IV)
dan intramuskular (IM).
a. Injeksi intrakutan adalah memberikan injeksi ke lapisan dermis
b. Injeksi subkutan adalah memberikan injeksi ke dalam jaringan di bawah lapisan
epidermis
c. Injeksi intravena adalah memberikan injeksi ke dalam vena
d. Injeksi intramuscular adalah memberikan injeksi ke dalam otot

II. Tujuan
Tujuan memberikan obat injeksi pada anak adalah memberikan obat secara aman dan
efektif

III. Prosedur Pelaksanaan


Pemberian Obat Injeksi IC untuk Skin Test pada Anak

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji riwayat alergi terhadap obat tertentu
2. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
3. Cek instruksi dokter: obat, dosis, cara, kesesuaian
nama anak dan waktu
4. Persiapan Alat:
Baki/troli yang berisi:
 Spuit 1 cc dan jarum yang sesuai kebutuhan:
ukuran 25 – 27
 Obat yang dibutuhkan
 Aquadest
 Kapas alcohol
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan
 Pulpen
5. Cuci tangan
C. Implementasi
6. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
7. Memasang sarung tangan
8. Mempersiapkan obat yang akan diberikan dengan
tepat: benar obat, dosis, cara, pasien dan waktu
9. Memilih lokasi injeksi: lengan bawah sisi dalam
10. Melakukan disinfektan dengan kapas alkohol pada
daerah penusukan
11. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk
meregangkan area injeksi (dengan tangan non
dominan)
12. Menggunakan tangan yang dominan untuk
memegang spuit dan menusukkan melalui
epidermis ke dalam bagian dermis dengan sudut 10
– 20o dari permukaan
13. Menginjeksikan 0,1 cc dengan timbulnya tonjolan
kecil di bawah kulit pada lokasi penyuntikan
14. Mengangkat jarum
15. Memberi tanda dengan pulpen berbentuk lingkaran
pada daerah sekitar penusukan
16. Mengatur posisi anak setelah tindakan
17. Membereskan peralatan
18. Mencuci tangan
D. Evaluasi
19. Mengevaluasi respon anak
20. Mengevaluasi hasil skin test:
 Mengobservasi apakah ada tanda dan gejala
alergi
 Mengobservasi tes mantoux 2 hari kemudian
E. Dokumentasi
21. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
Pemberian Obat Injeksi SC pada Anak

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji riwayat alergi terhadap obat tertentu
2. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
3. Cek instruksi dokter: obat, dosis, cara, kesesuaian
nama anak dan waktu
4. Persiapan Alat:
Baki/troli yang berisi:
 Spuit 3 cc dan jarum yang sesuai kebutuhan:
ukuran 23 – 26
 Obat yang dibutuhkan
 Aquadest
 Kapas alcohol
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan
5. Cuci tangan
C. Implementasi
6. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
7. Memasang sarung tangan
8. Mempersiapkan obat yang akan diberikan dengan
tepat: benar obat, dosis, cara, pasien dan waktu
9. Memilih lokasi injeksi
10. Melakukan disinfektan dengan kapas alkohol pada
daerah penusukan
11. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk
meregangkan area injeksi (dengan tangan non
dominan)
12. Menggunakan tangan yang dominan untuk
memegang spuit dan menusukkan jarum dengan
sudut 30 – 45o dari permukaan
13. Melakukan aspirasi. Apabila tidak ada darah,
injeksikan obat secara perlahan sampai
kebutuhan/dosis. Apabila ada darah, Tarik jarum
danmengganti spuit serta obat. Lakukan injeksi
ulang
14. Mengangkat jarum dan menekan daerah penusukan
dengan kapas alcohol
15. Mengatur posisi anak setelah tindakan
16. Membereskan peralatan
17. Mencuci tangan
D. Evaluasi
18. Mengevaluasi respon anak
19. Mengevaluasi obat yang telah diberikan dan
reaksinya
E. Dokumentasi
20. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
Pemberian Obat Injeksi IV pada Anak (Melalui Slang Infus/Vemplon/Bolus)

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji riwayat alergi terhadap obat tertentu
2. Kaji kondisi daerah pemasangan infus dan
kelancaran tetesan infus
3. Kaji kondisi daerah sekitar pemasangan vemplon
4. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
5. Cek instruksi dokter: obat, dosis, cara, kesesuaian
nama anak dan waktu
6. Persiapan Alat:
Baki/troli yang berisi:
 Spuit dan jarum yang sesuai kebutuhan dan
ukuran
 Obat yang dibutuhkan
 Aquadest
 Kapas alcohol
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan
 Perlak
7. Cuci tangan
C. Implementasi
8. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
9. Memasang sarung tangan
10. Mempersiapkan obat yang akan diberikan dengan
tepat: benar obat, dosis, cara, pasien dan waktu
11. Membuka tutup vemplon dan melakukan desinfeksi
dengan kapas alkohol di sekitar lubang vemplon
12. Mematikan aliran infus
13. Membuka jarum spuit dan memasang spuit pada
vemplon dan dikencangkan
14. Memasukkan obat secara perlahan sampai habis
15. Menarik spuit dan menutup vemplon kembali
16. Mengatur tetesan infus kembali
17. Mengatur posisi anak setelah tindakan
18. Membereskan peralatan
19. Mencuci tangan
D. Evaluasi
20. Mengevaluasi respon anak
21. Mengevaluasi obat yang telah diberikan dan
reaksinya
E. Dokumentasi
22. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………
Pemberian Obat Injeksi IM pada Anak

No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ket.


1 2 3
A. Pengkajian
1. Kaji riwayat alergi terhadap obat tertentu
2. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan
memahami prosedur dan kemamuan kooperatif.
B. Perencanaan
3. Cek instruksi dokter: obat, dosis, cara, kesesuaian
nama anak dan waktu
4. Persiapan Alat:
Baki/troli yang berisi:
 Spuit dan jarum yang sesuai kebutuhan
 Obat yang dibutuhkan
 Aquadest
 Kapas alcohol
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan
5. Cuci tangan
C. Implementasi
6. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
orangtua dan anak
7. Memasang sarung tangan
8. Mempersiapkan obat yang akan diberikan dengan
tepat: benar obat, dosis, cara, pasien dan waktu
9. Memilih lokasi injeksi
10. Melakukan disinfektan dengan kapas alkohol pada
daerah penusukan
11. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mencubit
area injeksi (dengan tangan non dominan)
12. Menggunakan tangan yang dominan untuk
memegang spuit dan menusukkan jarum dengan
sudut 90o dari permukaan
13. Melakukan aspirasi. Apabila tidak ada darah,
injeksikan obat secara perlahan sampai
kebutuhan/dosis. Apabila ada darah, Tarik jarum
danmengganti spuit serta obat. Lakukan injeksi
ulang
14. Mengangkat jarum dan menekan daerah penusukan
dengan kapas alcohol
15. Mengatur posisi anak setelah tindakan
16. Membereskan peralatan
17. Mencuci tangan
D. Evaluasi
18. Mengevaluasi respon anak
19. Mengevaluasi obat yang telah diberikan dan
reaksinya
E. Dokumentasi
20. Melakukan pendokumentasian dengan tepat

Nilai = …………………. Pembimbing,

………………………

Anda mungkin juga menyukai