Anda di halaman 1dari 12

Suction

Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya

Sistem Respirasi- 2017/2018


SUCTION

A. DESKRIPSI SINGKAT
Pada sub modul ini mahasiswa akan mempelajari tentang suction sebagai tindakan
keperawatan. Fokus sub modul ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mempelajari, menggali dan memahami tentang definisi, persiapan alat, persiapan
penderita, langkah prosedur dan evaluasi dari tindakan suction. Kegiatan belajar mahasiswa
berorientasi pada pencapaian kemampuan berpikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
menganalisa konsep keperawatan profesional dengan pendekatan penyelesaian masalah
melalui kegiatan mandiri dan kelompok. Kegiatan pendalaman materi dilakukan dengan
menjawab pertanyaan sedangkan kegiatan mandiri dan kelompok dilakukan dengan melakukan
kritisi artikel ilmiah.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Menjelaskan tentang definisi tindakan Suction
2. Menjelaskan tentang persiapan alat tindakan Suction
3. Menjelaskan tentang persiapan penderita tindakan Suction
4. Menjelaskan tentang langkah prosedur tindakan Suction
5. Menjelaskan tentang evaluasi tindakan Suction

C. Isi pokok bahasan


1. Definisi
2. Persiapan alat
3. Persiapan penderita
4. Langkah prosedur
5. Evaluasi

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 2


SUCTION

A. SUCTION PADA BAYI DAN ANAK


1. PENDAHULUAN
Suction (penghisapan lendir) merupakan cara atau metode untuk mengeluarkan sekret
atau lendir di jalan napas yang tidak dapat dibersihkan dengan cara batuk atau bersin. Beberapa
teknik penghisapan antara lain teknik orofaringeal, nasofaringeal dan nasotrakeal. Penghisapan
melalui endotrakeal merupakan bagian dari perawatan sistem kardiorespirasi, yang meliputi
perawatan lubang endotrakheal.
Pada bayi penghisapan dilakukan dengan menggunakan bola karet. Bila bayi tidak dapat
batuk atau sekret tidak bisa dikeluarkan dengan menggunakan bola karet, dapat digunakan
penghisapan mekanik dengan kateter berukuran paling kecil. Demikian juga pada anak dengan
sekret yang berlebih atau sekret terlalu kental digunakan penghisapan mekanik dengan kateter
ukuran kecil.
Saat penghisapan dengan bola karet pada bayi, perawat harus melakukan penghisapan pada
mulut terlebih dahulu, sebab penghisapan melalui hidung dapat menyebabkan aspirasi sekret
yang berada di mulut. Penghisapan melalui hidung hanya digunakan saat diperlukan saja karena
dapat menyebabkan injuri pada mukosa hidung

Teknik penghisapan pada anak dilakukan jika saat pengkajian ditemukan tanda-tanda berikut :
- Anakmengalami kesulitan bernapas
- Adanya bunyi napas tambahan
- Tanda-tanda penurunan oksigenasi
- Peningkatan iritabilitas akibat hypoxemia
Sedangkan pada bayi, dilakukan penghisapan lendir jika
- Sekret pada hidung bayi menyebabkan gangguan pemasukan (intake) pada mulut bayi

2. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN


1. Untuk bayi, siapkan baju atau kain khusus dan bola karet
2. Siapkan semua peralatan dekat pasien al : handuk, normal saline 0,9%, kom steril, kit
penghisapan, handschoon steril, masker, pelumas atau lubrikan, kasa steril, dan stetoskop
3. Kaji tanda vital pasien dan status respirasinya
4. Siapkan keluarga dan anak, jelaskan prosedur yang akan dilakukan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 3


5. Tawarkan pada keluarga untuk membantu pelaksanaan penghisapan dengan cara
memberikan kenyamanan pada anak atau melakukan restraint, jika tidak minta bantuan
tenaga kesehtan lain sebagai asisten.
6. Posisi bayi : angkat kepala sedikit lebih tinggi dari badannya, atau miringkan kepala bayi
(kekiri)
7. Posisi anak : berikan posisi semi fowler atau posisi yang nyaman selama dilakukan
penghisapan secara mekanik.
8. Cuci tangan perawat dan gunakan sarung tangan steril. Gunakan teknik steril sesuai dengan
prosedur.

3. POSEDUR TINDAKAN
Penghisapan Oropharyngeal dan penghisapan dan nasopharyngeal
a. Penghisapan dengan menggunakan bola karet
1. Tekan bola karet dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari yang lain sebelum
melakukan insersi pada mulut maupun hidung
2. Masukkan ujung bola karet secara lembut kedalam mulut bayi antara pipi dan gusi.
Hindari menstimulasi reflek gag dengan memasukkan ujung bola karet ke bagian
tengah mulut atau bagian belakang tenggorokan
3. Secara perlahan, angkat ibu jari pada bola karet untuk menarik sekresi dari mulut bayi.
4. Keluarkan bola karet dari mulut bayi dan bersihkan bola karet dari sekresi dengan cara
meletakkan ujung bola karet pada kain, menekan dan melepas bola karet beberapa
kali.
5. Lakukan penghisapan secara berulang sampai mukus pada mulut bayi terangkat,
ditandai dengan bayi menangis keras atau tidak ada suara mulut yang tersumbat.
6. Setelah penghisapan pada mulut, lakukan penghisapan pada hidung bayi, (jika perlu)
- Jika mukus mengering, atau terlalu kental, berikan cairan normal saline 2-3 ml
kedalam salah satu lubang hidung dengan menggunakan spuit 1ml atau alat tetes
hidung.

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 4


- Lakukan penghisapan dengan menggunakan bola karet untuk membersihkan
hidung
- Lakukan langkah diatas sebanyak satu atau dua kali pada satu lubang hidung.
- Lakukan langkah yang sama untuk membersihkan lubang hidung yang lain
- Hentikan penghisapan jika tidak terdengar lagi suara adanya sumbatan pada
hidung

b. Penghisapan dengan menggunakan peralatan mekanik


1. Letakkan handuk diatas dada anak
2. Jika anak membutuhkan oksigen, pastikan kebutuhan oksigen pada anak tercukupi selama
prosedur. Lepaskan oksigen jika mengganggu prosedur penghisapan (penghisapan)
3. Buka kit penghisapan dan lakukan pengesetan pada tempat yang steril. Isikan kedalam
tabung atau kom 30 ml normal saline
4. Hubungkan pipa ke mesin penghisapan. Set tekanan vacuum penghisapan sesuai dengan usia
anak.
- Neonatus : 60-80 mmHg
- Infant : 80-100 mmHg
- Anak : 100-120 mmHg
5. Lakukan penghisapan pada oropharyngeal
6. Sebagai alternatif lakukan penghisapan nasofaringeal atau nasotrakheal
a. Gunakan sarung tangan steril dan masker atau kacamata. Lakukan hal yang sama untuk
asisten.
b. Tuangkan sedikit lubrikan kedalam paket kateter yang steril
c. Sambungkan kateter dengan tabungnya, dan test dengan cara melakukan penghisapan
sedikit normal salin dari kom.
d. Lumasi kateter bagian distal sepanjang 2-3 inchi dengan menggunakan lubrikan.
e. Asisten bertugas menenangkan dan melakukan restrain pada anak jika perlu.
f. Masukkan kateter kedalam lubang hidung saat anak inspirasi.
g. Untuk penghisapan nasofaring : masukkan kateter turun dan kearah belakang faring.
Jarak antara ujung hidung sampai dasar lubang telinga :bayi atau anak kecil 2-3 inchi,
anak yang lebih besar 3-5 inchi.
- Untuk penghisapan nasotracheal : masukkan kateter turun sampai diatas trachea.
Anjurkan anak untuk bernapas. Kemudian secara cepat masukkan kateter sedalam 3-5,5
inchi, untuk bayi atau anak yang masih kecil atau 5-8inchi pada anak yang lebih besar.

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 5


- Lakukan penghisapan secara berulang sambil menarik kateter dengan gerakan memutar.
Gunakan ibu jari untuk menutup dan membuka lubang pada sisi kateter. Lakukan
penghisapan selama 5-8 detik.
- Gunakan penghisapan khusus untuk menghindari iritasi mukosa hidung pada bayi.
Teteskan normal saline pada hidung bayi, jika perlu untuk mengencerkan sekret,
kemudian masukkan penghisapan yang telah dinyalakan kedalam hidung bayi. Aktifkan
penghisapan menggunakan ibu jari dengan cara menutup lubang yang ada pada sisi
penghisapan.
7. Istirahatkan anak selama 1-2 menit, jika perlu berikan oksigen dengan menggunakan masker.
8. Kaji ulang pernapasan anak dan auskultasi jalan napas bagian atas dan paru untuk melihat
ada tidaknya sumbatan. Bandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai normal dan tentukan
kapan anak membutuhkan penghisapan lebih lanjut.
9. Jika anak masih mengalami kesulitan napas dan tidak dapat bernapas melalui hidung,
bersihkan kateter dengan menggunakan normal saline dan ulangi prosedur penghisapan.
10.Jika prosedur penghisapan telah selesai, berikan kembali oksigen jika perlu.
4. EVALUASI DAN PERAWATAN LANJUT
1. Lepaskan handschoen dan masker atau google, cuci tangan
2. Kaji ulang tanda-tanda vital, pernapasan dan status respirasi
3. Jika terjadi perubahan satatus respirasi segera laporkan pada tenaga medis
4. Berikan reward pada anak yang kooperatif selama prosedur tindakan
5. Ajarkan pada orang tua cara penggunaan bola karet di rumah dan cara memberikan cairan
normal saline melalui hidung bayi. Observasi bagaimana orang tua mendemonstrasikan cara
menggunakan bola karet, berikan feedback, dan jawab pertanyaannya. Anjurkan orang tua
mengganti bola karet bila sering digunakan karena bola karet tidak dapat dibersihkan
walaupun dengan air mendidih
5. DOKUMENTASI
1. Catat tanda-tanda vital dan status respirasi sebelum dan sesudah prosedur penghisapan
2. Catat tipe, frekuensi dan durasi prosedur penghisapan
3. Catat jumlah, konsistensi dan warna sekret
4. Catat efektifitas prosedur suction : jalan nafas bagian atas terdengar bersih saat auskutasi
5. Catat respon bayi dan anak saat prosedur penghisapan
6. Catat anjuran-anjuran (edukasi) perawat pada orang tua pasien
7. Catat respon orang tua terhadap anjuran-anjuran yang diberikan perawat pada keluarga atau
orang tua.

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 6


SUCTION PADA ORANG DEWASA
1. PENDAHULUAN
Penghisapan orofaringeal atau nasofaringeal digunakan bila pasien mampu batuk secara efektif
tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan. Tindakan ini
sering digunakan setelah pasien batuk. Penghisapan orofaringeal dan nasiofaringeal mungkin
juga tepat pada pasien yang kurang responsif atau koma yang memerlukan pembuangan sekret
oral.

2. PERSIAPAN ALAT
1. Air steril atau normal salin
2. Sarung tangan steril
3. Pelumas larut air/ lubrikan
4. Selimut atau handuk untuk melindungi linen dan baju pasien
5. Masker

3. PERSIAPAN PASIEN
1. Siapkan peralatan disamping tempat tidur
2. Jelaskan pada pasien bagaimana prosedur akan membantu membersihkan jalan napas dan
menghilangkan beberapa masalah pernapasannya. Jelaskan bahwa batuk, bersin, atau
menelan adalah normal.
3. Posisikan pasien dengan tepat:
Bila sadar (refleks gag berfungsi) -baringkan pasien pada posisi semi Fowler’s dengan kepala
miring ke satu sisi untuk penghisapan oral. Baringkan pasien pada posisi Fowler’s dengan
leher ekstensi untuk penghisapan nasal.
4. Tempatkan handuk pada bantal atau di bawah dagu pasien.

4. PROSEDUR TIDAKAN
1. Cuci tangan dan pakai handschoen
2. Pilih tekanan dan tipe unit penghisap yang tepat. Untuk semua unit penghisap adalah 120
sampai 150 mm Hg pada orang dewasa
3. Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril.
4. Kenakan sarung tangan steril pada tangan dominan.
5. Gunakan tangan yang telah menggunakan sarung tangan, sambungkan kateter ke mesin
penghisap.
6. Perkirakan jarak antara daun telinga pasien dan ujung hidung
Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 7
7. Basahi ujung kateter dengan larutan steril. Pasang penghisap dengan unjungnya terletak
dalam larutan.
8. Penghisapan
Orofaringeal-Dengan perlahan masukkan kateter ke dalam satu sisi mulut pasien dan
arahkan ke orofaring. Jangan lakukan penghisapan selama pemasangan.
Nasofaringeal-Dengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung. Arahkan
kearah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa kateter. Bila lubang
hidung yang satu tidak paten, coba lubang hidung yang lain. Jangan lakukan penghisapan
selama pemasangan.
9. Sumbat port (lubang) penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat
menariknya. Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari 15 detik.
10. Bilas kateter dengan larutan steril dengan meletakkannya dalam larutan dan lakukan
penghisapan.
11. Bila pasien tidak mengalami distres pernapasan, biarkan istirahat selama 20 sampai 30 detik
sebelum memasukkan ulang kateter.
12. Bila pasien mampu, minta pasien untuk bernapas dalam dan batuk diantara penghisapan.
13. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 7 sampai 9.
14. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah penghisapan orofaring atau nasofaring.
15. Buang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda yang menggunakan sarung dan
lepaskan sarung tangan untuk membungkus kateter.
16. Siapkan peralatan untuk penghisapan berikutnya.

5. EVALUASI
Cek ulang tanda-tanda vital pasien, pernapasan dan status respirasinya
Bila status respirasinya memburuk segera laporkan pada tim medis

6. DOKUMENTASI
Catat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna, dan bau sekret, serta respons pasien
terhadap prosedur.

7. PERTIMBANGAN GERIATRI
Pasien lansia dengan penyakit jantung atau pulmonal hanya mampu mentolerir periode
penghisapan selama 10 detik. Pasien ini berisiko tinggi mengalami disritmia jantung akibat
hipoksia.

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 8


B. SUCTION TRACHEAL
1. PENDAHULUAN
Penghisapan tracheal meliputi pemasangan kateter penghisap ke dalam jalan nafas buatan
(tracheal tube) pasien. Penghisapan tracheal mempertahankan patensi jalan nafas,
memudahkan penghilangan sekret jalan nafas, dan merangsang batuk dalam. Pada lingkungan
perawatan kesehatan akut, penghisafan trakeal adalah proses steril.

2. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN


a. Persiapan Alat
1. Kateter penghisap dengan ukuran yang tepat
2. 2 sarung tangan steril atau 1 sarung tangan steril dan 1 sarung tangan non steril
3. Kom steril
4. Kurang lebih 100 ml normal salin steril
5. Handuk bersih
6. Alat penghisap portabel
7. Selang penghubung panjang 180 cm
8. Bengkok
9. Gown
10. Kacamata google
11. Masker

b. Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk perawat dan pasien, biasanya semi Fowler’s
atau Fowler’s.

3. PROSEDUR TINDAKAN
1. Cuci tangan, kenakan gown, masker, dan google.
2. Letakkan handuk di atas dada pasien.
3. Hidupkan alat penghisap dan atur regulator vakum pada tekanan negatif yang tepat.
4. Sambungkan satu ujung selang penghubung pada mesin penghisap dan letakkan ujung yang
lain dalam lokasi baik.
a. Buka kemasan kateter penghisap. Jangan biarkan kateter penghisap menyentuh
permukaan yang tidak steril.
b. Buka kom steril, isi dengan +/- 100 ml normal salin steril.
Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 9
5. Kenakan sarung tangan steril atau kenakan sarung tangan non steril pada tangan non-
dominan dan sarung tangan steril pada tangan dominan.
6. Ambil kateter penghisap dengan tangan dominan tanpa menyentuh permukaan tak steril.
Ambil selang penghubung dengan tangan non-dominan. Kencangkan kateter pada selang.
7. Periksa bahwa peralatan berfungsi baik dengan menghisap sejumlah kecil normal salin dari
kom steril.
8. Lakukan hiperoksigenasi pada pasien sebelum penghisapan dengan memberikan FiO2 100%
pada pasien, atau menggunakan fitur O2 suction pada ventilator mekanik.
9. Lepaskan sambungan tracheal tube dengan ventilator mekanik (apabila melakukan prosedur
open suction).
10. Masukkan kateter pada tracheal tube sampai terasa ada tahanan, kemudian tarik kembali 1-
2 cm.
11. Lakukan penghisapan dengan menempelkan ibu jari tangan non-dominan di atas vent
kateter, tarik kateter dengan gerakan memutar. Prosedur penghisapan dilakukan dalam
waktu 10-15 detik.
12. Sambungkan tracheal tube dengan ventilator mekanik.
13. Bilas kateter dan selang penghubung dengan normal saline sampai bersih. Lakukan
penghisapan kontinu.
14. Ulangi langkah 8 sampai 12 sesuai kebutuhan untuk membersihkan sekret. Berikan waktu
yang adekuat (sedikitnya 1 menit penuh) diantara penghisapan untuk ventilasi dan
reoksigenasi.
15. Kaji status kardiopulmonal pasien diantara penghisapan.
16. Apabila saluran nafas telah bersih, lakukan penghisapan nasal dan oral untuk membersihkan
jalan napas atas dari sekret. Setelah penghisapan nasal dan oral dilakukan, kateter
terkontaminasi; jangan masukkan kembali ke dalam tracheal tube.
17. Lepaskan hubungan kateter dari selang penghubung. Gulung kateter pada jari pada tangan
dominan anda. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalam ke luar sehingga kateter tetap
di sarung tangan. Lepaskan sarung tangan yang lain dengan cara yang sama. Buang ke
bengkok. Matikan alat penghisap.
18. Rapikan alat.
19. Kembalikan posisi pasien pada semula.
20. Cuci tangan.

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 10


4. EVALUASI
1. Kaji ulang TTV, pernapasan dan status kardiopulmoner
2. Cek kebersihan selang endotrakheal
3. Bila status kardiopulmoner pasien memburuk segera laporkan ke tim medis

5. DOKUMENTASI
Catat pengkajian pernapasan sebelum dan setelah penghisapan, ukuran kateter penghisap
yang digunakan, lamanya prosedur penghisapan, sekret, dan toleransi pasien terhadap
prosedur.

Catatan
Ukuran Kateter Penghisap
Neonatus 6-8 Fr
Bayi sampai 6 bln 6-8 Fr
18 bln 8-10 Fr
24 bln 10 Fr
2-4 tahun 10-12 Fr
4-7 tahun 12 Fr
7-10 tahun 12-14 Fr
10-12 tahun 14 Fr
Dewasa 16-20 Fr

Regulator Vakum
Alat Vakum – Dinding
Bayi 60-100 mm Hg
Anak-anak 100-120 mm Hg
Dewasa 120-150 mm Hg

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 11


D. REFERENSI
Black, J.M, Jacob, E.M, (2005), Medical Surgical Nursing Clinical Management For Continuity of
Care. 5th Edition, Philadelpia: WB. Saunders
Doenges, Marilynn E. (2006). Nursing Care Plan : Guidelines for Individualizing Clien Care Across the
Life Span. 7th edition. Philadelphia.
Fauci, A., Braunwald, E., Kasper, D.,Hauser, S., Longo, D., Jameson,L., Loscalzo, J.,.(2008) Harrison’s
Principal of Internal Medicine 17th Edition. USA : Mc Graw Hill .
Hudak, CM (1997). Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.
Ignatavicius & Workman. (2006). Medical Surgical Nursing : Critical Thinking for Collaborative Care.
5th. USA : Saunders.
Jean A. (1999). Emergency Nursing Procedure. 3rd edition. St. Louis, Missouri
Potter, PA., and Perry, AG. (2006). Fundamental of Nursing, Concept, Process and Practice, 4th eds.
St Louis: Mosby.
Smeltzer, Suzanne C. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing.
Philadelphia : Lippincot
Western Sydney Area Health Service. (2004). Intensive Care Evidence Based Practice Guidelaines.

Suction-Sistem Respirasi 2017/2018 12

Anda mungkin juga menyukai