Anda di halaman 1dari 10

Suction

Jurusan
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Brawijaya
SUCTION

A. SUCTION PADA BAYI DAN ANAK


1. PENDAHULUAN
Suction (penghisapan lendir) merupakan cara atau metode untuk mengeluarkan sekret
atau lendir di jalan napas yang tidak dapat dibersihkan dengan cara batuk atau bersin. Beberapa
teknik penghisapan antara lain teknik orofaringeal, nasofaringeal dan nasotrakeal. Penghisapan
melalui endotrakeal merupakan bagian dari perawatan sistem kardiorespirasi, yang meliputi
perawatan lubang endotrakheal.
Pada bayi penghisapan dilakukan dengan menggunakan bola karet. Bila bayi tidak dapat
batuk atau sekret tidak bisa dikeluarkan dengan menggunakan bola karet, dapat digunakan
penghisapan mekanik dengan kateter berukuran paling kecil. Demikian juga pada anak dengan
sekret yang berlebih atau sekret terlalu kental digunakan penghisapan mekanik dengan kateter
ukuran kecil.
Saat penghisapan dengan bola karet pada bayi, perawat harus melakukan penghisapan pada
mulut terlebih dahulu, sebab penghisapan melalui hidung dapat menyebabkan aspirasi sekret
yang berada di mulut. Penghisapan melalui hidung hanya digunakan saat diperlukan saja karena
dapat menyebabkan injuri pada mukosa hidung

Teknik penghisapan pada anak dilakukan jika saat pengkajian ditemukan tanda-tanda berikut :
- Anakmengalami kesulitan bernapas
- Adanya bunyi napas tambahan
- Tanda-tanda penurunan oksigenasi
- Peningkatan iritabilitas akibat hypoxemia
Sedangkan pada bayi, dilakukan penghisapan lendir jika
- Sekret pada hidung bayi menyebabkan gangguan pemasukan (intake) pada mulut bayi

2. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN


1. Untuk bayi, siapkan baju atau kain khusus dan bola karet
2. Siapkan semua peralatan dekat klien al :
o handuk kecil
o normal saline,
o kit penghisapan (bola karet atau suction kateter)
o handschoon steril,
o masker,
o pelumas atau lubrikan, dan
o stetoskop

2
3. Kaji tanda vital klien dan status respirasinya
4. Siapkan keluarga dan anak, jelaskan prosedur yang akan dilakukan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
5. Tawarkan pada keluarga untuk membantu pelaksanaan penghisapan dengan cara
memberikan kenyamanan pada anak atau melakukan restraint, jika tidak minta bantuan
tenaga kesehtan lain sebagai asisten.
6. Posisi bayi : angkat kepala sedikit lebih tinggi dari badannya, atau miringkan kepala bayi
(kekiri)
7. Posisi anak : berikan posisi semi fowler atau posisi yang nyaman selama dilakukan
penghisapan secara mekanik.
8. Cuci tangan perawat dan gunakan sarung tangan steril. Gunakan teknik steril sesuai dengan
prosedur.

3. POSEDUR TINDAKAN
Penghisapan Oropharyngeal dan penghisapan dan nasopharyngeal
a. Penghisapan dengan menggunakan bola karet
1. Tekan bola karet dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari yang lain sebelum
melakukan insersi pada mulut maupun hidung
2. Masukkan ujung bola karet secara lembut kedalam mulut bayi antara pipi dan gusi.
Hidari menstimulasi reflek gag dengan memasukkan ujung bola karet kebagian tengah
mulut atau bagian belakang tenggorokan
3. Secara perlahan, angkat ibu jari pada bola karet untuk menarik sekresi dari mulut bayi.
4. Keluarkan bola karet dari mulut bayi dan bersihkan bola karet dari sekresi dengan cara
meletakkan ujung bola karet pada kain, menekan dan melepas bola karet beberapa
kali.
5. Lakukan penghisapan secara berulang sampai mukus pada mulut bayi terangkat,
ditandai dengan bayi menangis keras atau tidak ada suara mulut yang tersumbat.
6. Setelah penghisapan pada mulut, lakukan penghisapan pada hidung bayi, (jika perlu)
- Jika mukus mengering, atau terlalu kental, berikan cairan normal saline 2-3 ml
kedalam salah satu lubang hidung dengan menggunakan spuit 1ml atau alat tetes
hidung.
- Lakukan penghisapan dengan menggunakan bola karet untuk membersihkan
hidung
- Lakukan langkah diatas sebanyak satu atau dua kali pada satu lubang hidung.
- Lakukan langkah yang sama untuk membersihkan lubang hidung yang lain
- Hentikan penghisapan jika tidak terdengar lagi suara adanya sumbatan pada
hidung

b. Penghisapan dengan menggunakan peralatan mekanik

3
1. Letakkan handuk diatas dada anak
2. Jika anak membutuhkan oksigen, pastikan kebutuhan oksigen pada anak tercukupi selama
prosedur. Lepaskan oksigen jika mengganggu prosedur penghisapan (penghisapan)
3. Buka kit penghisapan dan lakukan pengesetan pada tempat yang steril. Isikan kedalam
tabung atau tempat 30 ml normal saline
4. Hubungkan pipa ke mesin penghisapan. Set tekanan vacuum penghisapan sesuai dengan
usia anak.
- Neonatus : 60-80 mmHg
- Infant : 80-100 mmHg
- Anak : 100-120 mmHg
5. Lakukan penghisapan pada oropharyngeal
6. Sebagai alternatif lakukan penghisapan nasofaringeal atau nasotrakheal
a. Gunakan sarung tangan steril dan masker atau kacamata. Lakukan hal yang sama untuk
asisten.
b. Tuangkan sedikit lubrikan kedalam paket kateter yang steril
c. Sambungkan kateter dengan tabungnya, dan test dengan cara melakukan penghisapan
sedikit normal salin dari kom.
d. Lumasi kateter bagian distal sepanjang 2-3 inchi dengan menggunakan lubrikan.
e. Asisten bertugas menenangkan dan melakukan restrain pada anak jika perlu.
f. Masukkan kateter kedalam lubang hidung saat anak inspirasi.
g. Untuk penghisapan nasofaring : masukkan kateter turun dan kearah belakang faring.
Jarak antara ujung hidung sampai dasar lubang telinga :bayi atau anak kecil 2-3 inchi,
anak yang lebih besar 3-5 inchi.
- Untuk penghisapan nasotracheal : masukkan kateter turun sampai diatas trachea.
Anjurkan anak untuk bernapas. Kemuadian secara cepat masukkan kateter sedalam 3-
5,5 inchi, untuk bayi atau anak yang masih kecil atau 5-8inchi pada anak yang lebih besar.
- Lakukan penghisapan secara berulang sambil menarik kateter dengan gerakan memutar.
Gunakan ibu jari untuk menutup dan membuka lubang pada sisi kateter. Lakukan
penghisapan selama 5-8 detik.
- Gunakan penghisapan khusus untuk menghindari iritasi mukosa hidung pada bayi.
Teteskan normal saline pada hidung bayi, jika perlu untuk mengencerkan sekret,
kemudian masukkan penghisapan yang telah dinyalakan kedalam hidung bayi. Aktifkan
penghisapan menggunakan ibu jari dengan cara menutup lubang yang ada pada sisi
penghisapan.
7. Istirahatkan anak selama 1-2 menit, jika perlu berikan oksigen dengan menggunakan masker.
8. Kaji ulang pernapasan anak dan auskultasi jalan napas bagian atas dan paru untuk melihat
ada tidaknya sumbatan. Bandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai normal dan tentukan
kapan anak membutuhkan penghisapan lebih lanjut.

4
9. Jika anak masih mengalami kesulitan napas dan tidak dapat bernapas melalui hidung,
bersihkan kateter dengan menggunakan normal saline dan ulangi prosedur penghisapan.
10.Jika prosedur penghisapan telah selesai, berikan kembali oksigen jika perlu.

4. EVALUASI DAN PERAWATAN LANJUT


1. Lepaskan handschoen dan masker atau google, cuci tangan
2. Kaji ulang tanda-tanda vital, pernapasan dan status respirasi
3. Jika terjadi perubahan satatus respirasi segera laporkan pada tenaga medis
4. Berikan reward pada anak yang kooperatif selama prosedur tindakan
5. Ajarkan pada orang tua cara penggunaan bola karet di rumah dan cara memberikan cairan
normal saline melalui hidung bayi. Observasi bagaimana orang tua mendemonstrasikan cara
menggunakan bola karet, berikan feedback, dan jawab pertanyaannya. Anjurkan orang tua
mengganti bola karet bila sering digunakan karena bola karet tidak dapat dibersihkan
walaupun dengan air mendidih
6. Saat di Rumah sakit ganti bola karet setiap 24 jam

5. DOKUMENTASI
1. Catat tanda-tanda vital dan status respirasi sebelum dan sesudah prosedur penghisapan
2. Catat tipe, frekuensi dan durasi prosedur penghisapan
3. Catat jumlah, konsistensi dan warna sekret
4. Catat efektifitas prosedur suction : jalan nafas bagian atas terdengar bersih saat auskutasi
5. Catat respon bayi dan anak saat prosedur penghisapan
6. Catat anjuran-anjurn perawat pada orang tua klien
7. Catat respon orang tua terhadap anjuran-anjuran yang diberikan perawat pada keluarga
atau orang tua.

SUCTION PADA ORANG DEWASA


1. PENDAHULUAN
Penghisapan orofaringeal atau nasofaringeal digunakan bila klien mampu batuk secara efektif
tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan. Tindakan ini
sering digunakan setelah klien batuk. Penghisapan orofaringeal dan nasiofaringeal mungkin juga
tepat pada klien yang kurang responsif atau koma yang memerlukan pembuangan sekret oral.

2. PERSIAPAN ALAT
1. Air steril atau normal salin
2. Sarung tangan steril
3. Pelumas larut air
4. Selimut atau handuk untuk melindungi linen dan baju klien

5
5. Masker wajah (google)

3. PERSIAPAN PASIEN
1. Siapkan peralatan disamping tempat tidur
2. Jelaskan pada klien bagaimana prosedur akan membantu membersihkan jalan napas dan
menghilangkan beberapa masalah pernapasannya. Jelaskan bahwa batuk, bersin, atau
menelan adalah normal.

3. Posisikan klien dengantepat:


Bila sadar dengan refleks gag berfungsi-baringkan klien pada posisi semi Fowler’s dengan
kepala miring ke satu sisi untuk penghisapan oral. Baringkan klien pada posisi Flower’s
dengan leher ekstensi untuk penghisapan nasal.
Bila sadar-Baringkan klien pada posisi lateral menghadap pada anda untuk penghisapan oral
atau nasal.
4. Tempatkan handuk pada bantal atau di bawah dagu klien.

4. PROSEDUR TIDAKAN
1. Cuci tangan dan pakai handschoen
2. Pilih tekanan dan tipe unit penghisap yang tepat. Untuk semua unit penghisap adalah 120
sampai 150 mm Hg pada orang dewasa
3. Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril.
4. Kenakan sarung tangan steril pada tangan dominan perawat.
5. Gunakan tangan yang telah menggunakan sarungt angan, sambungkan kateter ke mesin
penghisap.
6. Perkirakan jarak antara daun telinga klien dan ujung hidung dan letakkan ibu jari dan jar
telunjuk dari tangan yang telah menggunakan sarung tangan.
7. Basahi ujung kateter dengan larutan steril. Pasang penghisap dengan unjungnya terletak
dalam larutan.
8. Penghisap
Orofaringeal-Dengan perlahan masukkan kateter kedalam satu sisi mulut klien dan arahkan
ke orofaring. Jangan lakukan penghisapan selama pemasangan.
Nasofaringeal-Dengan perlahan masukkan kateter kesalah satu lubang hidung. Arahkan
kearah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa kateter. Bila lubang
hidung yang satu tidak paten, coba lubang hidung yang lain. Jangan lakukan penghisapan
selama pemasangan.
9. Sumbat port (lubang) penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat
menariknya. Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari 15detik.
10. Bilaskateterdenganlarutansterildenganmeletakkannyadalamlarutandanlakukanpenghisapan.

6
11. Bila klien tidak mengalami distres pernapasan, biarkan istirahat selama 20 sampai 30 detik
sebelum memasukkan ulang kateter.
12. Bila klien mampu, minta klien untuk bernapas dalam dan batuk diantara penghisapan.
13. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 7 sampai 9.
14. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah penghisapan orofaring atau nasofaring.
15. Buang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda yang menggunakan sarung dan
lepaskan sarung tangan untuk membungkus kateter.
16. Siapkan peralatan untuk penghisapan berikutnya.

5. EVALUASI
Cek ulang tanda-tanda vital klien, pernapasan dan status respirasinya
Bila status respirasinya memburuk segera laporkan pada tim medis

6. DOKUMENTASI
Catat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna, dan bau sekret, serta respons klien
terhadap prosedur.

7. PERTIMBANGAN GERIATRI
Klien lansia dengan penyakit jantung atau pulmonal hanya mampu mentolerir periode
penghisapan selama 10 deti. Klien ini berisiko tinggi mengalami disritmia jantung akibat
hipoksia.
B. SUCTION TRAKHEAL
1. PENDAHULUAN
Penghisapan trakeal meliputi pemasangan kateter penghisap ke dalam jalan napas buatan klien.
Penghisapan trakeal mempertahankan patensi jalan napas, memudahkan penghilangan sekret
jalan napas, dan merangsang batuk dalam. Pada lingkungan perawatan kesehatan akut
penghisapan trakeal adalah proses steril. Pada lingkungan rumah klien dapat diinstruksikan
untuk menggunakan teknik penghisapan sepanjang tidak terdapat tanda infeksi.

2. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN


a. Persiapan Alat
1. Meja tempat tidur
2. Kateter penghisap dengan ukuran yang tepat (lihat kotak)
3. Pelumas larut dalam air
4. 2 sarung tangan atau 1 sarung tangan steril dan 1 sarung tangan tak steril
5. Basin steril/ kom steril 2 buah
6. Google/kacamata
7. Kurang lebih 100 ml normal salin steril
8. Handuk bersih atau selimut steril dari kotak

7
9. Alat penghisap portable atau dinding
10. Selang penghubung panjang 180 cm
11. Kotak penghisap steril dapat digunakan, bila ada (pastikan semua item yang tidak
terdapat dalam kotak)
12. Bak instrumen steril

b. Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur dan partisipasi klien.
2. Jelaskan pentingnya batuk selama prosedur. Latihkan sekarang bila mampu.
3. Bantu klien memilih posisi nyaman untuk perawat dan klien, biasanya semi Fowler’s
atau Fowler’s. Bila tidak sadar, baringkan dalam posisi miring.
4. Letakkan handuk di atas dada klien.

3. PROSEDUR TINDAKAN
1. Cuci tangan dan kenakan google.
2. Hidupkan alat penghisap dan atur regulator vakum pada tekanan negatif yang tepat
3. Sambungkan satu ujung selang penghubung pada mesin penghisap dan letakkan ujung yang
lain dalam lokasi baik.
Bila menggunakan kotak penghisap steril:
a. Buka kemasan. Bila tersedia selimut steril, letakkan di atas dada klien.
b. Buka kemasan kateter penghisap. Jangan biarkan kateter penghisap menyentuh
permukaan yang tidak steril.
c. Buka pembungkus basin steril dan letakkan di meja tempat tidur. Hati-hati jangan
menyentuh bagian dalam baskom. Isi dengan 100 ml normal salin steril.
4. Bila ada indikasi, buka pelumas. Pencet ke dalam kemasan kateter steril tanpa menyentuh
kemasan.
5. Kenakan sarung tangan steril atau kenakan sarung tangan tak steril pada tangan non-
dominan dan sarung tangan steril pada tangan dominan.
6. Ambil kateter penghisap dengan tangan dominan tanpa menyentuh permukaan tak steril.
Ambil selang penghubung dengan tangan non-dominan. Kencangkan kateter pada selang.
7. Periksa bahwa peralatan berfungsi baik dengan menghisap sejumlah kecil normal salin dari
basin.
8. Oleskan bagian distal kateter 6 sampai 8 cm dengan pelumas larut yang larut dalam air.
Pada beberapa situasi kateter dilimasi hanya dengan normal salin. Pengkajian keperawatan
menandakan kebutuhan untuk pelumasan.
9. Lepaskan alat pemberi oksigen atau humifider dengan tangan no-dominan.
10. Hiperinflasi dan/atau oksigenasi klien sebelum penghisapan, dengan menggunakan jantung
resusitasi manual (AMBU) atau mekanisme sigh pada ventilator mekanik.

8
11. Tanpa memberikan hisapan, dengan perlahan tetapi cepat masukkan kateter dengan ibujari
dominan dan jari telunjuk kedalam jalan napas buatan (terbaik pada waktu kateter masuk
dengan inspirasi).
12. Pasang kateter sampai terasa ada tahanan, kemudian tarik kembali 1 cm.
13. Lakukan penghisapan intermiten dengan menempelkan dan melepaskan ibujari tangan non-
dominan di atas vent kateter dan dengan perlahan tarik kateter sambil memutar ke
belakang dan ke depan diantara ibu jari dominan dan telunjuk. Dorong klien untuk batuk.
14. Ganti alat pemberi oksigen. Dorong klien untuk napas dalam.
15. Bilas kateter dan selang penghubung dengan normal saline sampai bersih. Lakukan
penghisapan kontinu.
16. Ulangi langkah 12 sampai 17 sesuai kebutuhan untuk membersihkan sekret. Berikan waktu
yang adekuat (sedikitnya 1 menit penuh) diantara penghisapan untuk ventilasi dan
reoksigenasi.
17. Kaji status kardiopulmonal klien diantara penghisapan.
18. Bila jalan napas buatan dan pohon trakeobronkial cukup bersih dari sekret, lakukan
penghisapan nasal dan oral untuk membersihkan jalan napas atas dari sekret. Setelah
penghisapan nasal dan oral dilakukan, kateter terkontaminasi; jangan masukkan kembali ke
dalam endotrakeal (ET) atau selang trakeostomi (TT)
19. Lepaskan hubungan kateter dari selang penghubung. Gulung kateter pada jari pada tangan
dominan anda. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalam ke luar sehingga kateter tetap
di sarung tangan. Lepaskan sarung tangan yang lain dengan cara yang sama. Buang ke
dalam wadah yang telah disediakan. Matikan alat penghisap.
20. Lepaskan handuk dan tempatkan pada mesin cuci, atau lepaskan penutup dan buang pada
wadah yang tepat.
21. Kembalikan posisi klien pada semula
22. Buang normal salin yang tersisa ke dalam wadah yang telah disiapkan. Bila digunakan basin
sekali pakai buang ke dalam wadah yang tepat. Bila basin dapat digunakan ulang, tempatkan
pada ruang alat-alat kotor
23. Cuci tangan
24. Letakkan kotak penghisap tertutup pada mesin penghisap atau di kepala tempat tidur.

4. EVALUASI
Kaji ulang TTV, pernapasan dan ststus kardiopulmoner
Cek kebersihan selang endotrakheal
Bila status kardiopulmoner klien memburuk segera laporkan ke tim medis

5. DOKUMENTASI

9
Catat pengkajian pernapasan sebelum dan setelah penghisapan, ukuran kateter penghisap
yang digunakan, lamanya prosedur penghisapan, sekret, dan toleransi klien terhadap
prosedur.

Catatan
Ukuran Kateter Penghisap
Neonatus 6-8 Fr
Bayi sampai 6 bln 6-8 Fr
18 bln 8-10 Fr
24 bln 10 Fr
2-4 tahun 10-12 Fr
4-7 tahun 12 Fr
7-10 tahun 12-14 Fr

Regulator Vakum
Alat Vakum – Dinding
Bayi 60-100 mm Hg
Anak-anak 100-120 mm Hg
Dewasa 120-150 mm Hg

Alat Vakum – Portebel


Bayi 3-5 inci Hg
Anak-anak 5-10 inci Hg

10

Anda mungkin juga menyukai