Anda di halaman 1dari 21

SOP PEMBERIAN OBAT TOPICAL

A. Definisi
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit
atau pada membrane pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.
B. Tujuan
Umum :Untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
Khusus :
1. Kulit adalah untuk memperolehreaksi lokal dari obat tersebut
2. Mata :
a)      Untuk mengobati gangguan pada mata
b)      Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
c)      Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
d)     Untuk mencegah kekeringan pada mata
3. Telinga
Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh
dan organisme penyebab infeksi pada kanal telinga
eksternal),  menghilangkan nyeri dan untuk melunakkan serumen agar mudah
untuk diambil
4. Hidung : Untuk mengobati infeksi sinus
5. Vagina : Untuk mengobati infeksi seperti rabas yang mungkin keluar dan
berbau busuk
6. Rectum :
a) Menghindari iritasi saluran gastrointestinal atas
b) Menguntungkan jika obat memiliki bau atau rasa yang tidak enak
c) Obat dilepas, lambat, tetapi dalam kecepatan yang stabil
d) Supositoria rektum dipertimbangkan memiliki kadar aliran darah (titer
e) obat yang lebih tinggi karena aliran darah vena dan rektum bawah tidak
ditransportasikan melalui hati
C. Prinsip
1. Pemberian obat dengan memperhatikan prinsip 6 benar
2. Diberikan pada penyakit diluar tubuh
3. Memberikan efek hanya pada daerah yang diberikan obat
D. Persiapan alat
1. Troli
2. Perlak
3. Bengkok (nierbekken)
4. Air DTT dalam kom
5. Sarung tangan
6. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
7. Kassa balutan dan plester (sesuai kebutuhan)
8. Lidi kapas
9. Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang
mengandung suspensi, bubuk atau powder, spray aerosol)
10. Buku obat
E. Persiapan pasien
1. Memperkenalkan diri
2. Meminta pengunjung/keluarga menunggu di luar kamar
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
F. Prosedur
1. Pemberian obat pada kulit
No. Tindakan Rasional
1. Memperkenalkan diri Mendorong klien untuk
lebih terbuka dan membina
trust
2. Menjelaskan maksud dan tujuan Menginformasikan pada
pemeriksaan klien tentang tindakan yang
dilakukan dan menjalin
kerjasama dengan klien
3. Mencuci tangan dan memakai Mengurangi resiko
handscoon transmisi mikroorgamisme
4. Persiapkan alat Berusaha efisien dalam
melakukan prosedur
5. Tutup gorden atau pintu ruangan Menjaga privasi klien
6. Identifikasi klien secara tepat dan cek Memvalidasi keakuratan
kembali pengobatan, waktu, jumlah pemberian obat
dan dosis serta pada kulit bagian mana
obat harus diberikan.

7. Posisikan klien dengan tepat dan Menjamin kenyamanan dan


nyaman, pastikan hanya membuka area privasi klien
yang akan diberi obat

8. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang Menganalisis bagian yang


sakit, lepaskan semua debris dan kerak sakit
pada kulit

9.  Keringkan atau biarkan area kering Mencegah agar kulit tidak
oleh udara, Bila kulit terlalu kering dan lembab atau basah
mengeras, gunakan agen topical.
 Gunakan sarung tangan bila ada
indikasi

10.  Oleskan agen topical : Untuk memperoleh reaksi
Krim, salep dan losion yang local dari obat yang
mengandung minyak diberikan
 Letakkan satu sampai dengan dua
sendok teh obat di telapak tangan
kemudian lunakkan dengan
menggosok lembut diantara kedua
tangan  
 Usapkan merata diatas permukaan
kulit, lakukan gerakan memanjang
searah pertumbuhan bulu.
  Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat
terasa berminyak setelah pemberian
 Lotion mengandung suspensi
 Kocok wadah dengan kuat
  Oleskan sejumlah kecil lotion pada
kassa balutan atau bantalan kecil
 Jelaskan pada klien bahwa area
akanterasa dingin dan kering.
 Bubuk
 Pastikan bahwa permukaan kulit
kering secara menyeluruh
 Regangkan dengan baik lipatan bagian
kulit seperti diantara ibu jari atau
bagian bawah lengan
   Bubuhkan secara tipis pada area yang
bersangkutan
Spray aerosol
 Kocok wadah dengan keras
  Baca label untuk jarak yang
dianjurkan untuk memegang spray
menjauhi area (biasanya 15-30 cm
  Bila leher atau bagian atas dada harus
disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray.
 Semprotkan obat dengan cara merata
pada bagian yang sakit

11.  Lepaskan sarung tangan, cuci tangan Menghindari perpindahan
dan buang peralatan yang sudah mikroorganisme
dipakai
12.  Evaluasi dan dokumentasi Memonitor status obat
Catat obat, jumlah, waktu pemberian
dan bagian kulit yang menerima obat.

2. Pemberian obat pada mata

No. Tindakan Rasional


1. Memperkenalkan diri Mendorong klien untuk lebih
terbuka dan membina trust
2. Menjelaskan maksud dan tujuan Menginformasikan pada klien
pemeriksaan tentang tindakan yang
dilakukan dan menjalin
kerjasama dengan klien
3. Mencuci tangan dan memakai Mengurangi resiko transmisi
handscoon mikroorgamisme
4. Persiapkan alat Berusaha efisien dalam
1. Botol atau obat dengan tetes melakukan prosedur
mata steril atau tube salep
2. Patch atau plaster mata (bila
perlu)
3. Kartu, format, atau huruf cetak
nama obat
4. Kapas steril
5. Handscoon
5. Tutup gorden atau pintu ruangan Menjaga privasi klien
6. Identifikasi klien secara tepat dan cek Memastikan 6 benar pemberian
kembali pengobatan, waktu, jumlah obat
dan dosis serta pada telinga bagian
mana obat harus diberikan.

7. Minta klien berbaring terlentang atau Menjamin kenyamanan klien


duduk di kursi dengan kepala sedikit dan memudahkan prosedur
hiperenkstensi
8. Dengan kapas basah steril, bersihkan Melindungi dari pemajanan
kelopk mata dari dalam keluar terhadap sekresi
 Minta klien untuk melihat ke langit –
langit

9.  Teteskan obat tetes mata :


 Dengan tangan dominan anda di  Membantu mencegah alat
dahi klien, pegang penetes mata tetes mata menyentuh
yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm struktur mata secara tidak
(0,5 – 0,75 inci) diatas sacus sengaja sehingga
konjungtiva. Sementara jari tangan mengurangi resiko cedera
non dominan menarik kelopak mata pada mata dan
kebawah. perpindahan infeksi ke
 Teteskan sejumlah obat yang alat tetes mata
diresepkan kedalam sacus
konjungtiva. Sacus konjungtiva
normal menahan 1-2 tetes.
Meneteskan obat tetes ke dalam
sacus memberikan penyebaran obat
yang merata di seluruh mata.
 Bila klien berkedip atau menutup
mata atau bila tetesan jatuh ke
pinggir luar kelopak mata, ulangi
prosedur
  Setelah meneteskan obat tetes,  Membantu distribusi obat,
minta klien untuk menutup mata mendorong obat dari
dengan perlahan kantong konjungtiva
  Berikan tekanan yang lembut pada
duktus nasolakrimal klien selama
30-60 detik

 11.Memasukkan salep mata :


 Pegang aplikator salep diatas  Obat didistribusi merata
pinggir kelopak mata, pencet tube dalam mata mata dan
sehingga memberikan aliran tipis batas kelopak mata
sepanjang tepi dalam kelopak mata
bawah pada konjungtiva.
 Mengurangi refleks kedip
   Minta klien untuk melihat
selama pemberian salep
kebawah
 Membuka kelopak mata atas  Mendistribusikan obat
  Berikan aliran tipis sepanjang merata dalam mata dan
kelopak mata atas pada konjungtiva batas kelopak mata
bagian dalam
  Biarkan klien memejamkan mata  Mendistribusikan obat
dan menggosok kelopak mata lebih lanjut tanpa
secara perlahan dengan gerakan menimbulkan trauma
sirkuler menggunakan bola kapas. pada mata
7. Bila terdapat kelebihan obat pada Meningkatkan rasa nyaman dan
kelopak mata, dengan perlahan usap mencegah trauma pada mata
dari bagian dalam ke luar kantus
8. Bila klien mempunyai penutup mata, Mengurangi peluang infeksi
pasang penutup mata yang bersih diatas
pada mata yang sakit sehingga seluruh
mata terlindungi. Plester dengan aman
tanpa memberikan penekanan pada
mata.
9. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan Menghindari perpindahan
dan buang peralatan yang sudah mikroorganisme
dipakai
10. Observasi respon klien terhadap Mengevaluasi reaksi terhadap
pengobatan, perhatikan tanda dan obat
gejala efek sistemik yang potensial dan
kondisi mata
11. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, Pencatatan yang tepat pada
waktu pemberian dan mata (kiri, kanan waktunya mencegah kesalahan
atau kedua duanya) yang menerima dalam pemberina obat
obat.

3. Pemberian obat pada telinga


No. Tindakan Rasional
1. Memperkenalkan diri Mendorong klien untuk lebih
terbuka dan membina trust
2. Menjelaskan maksud dan tujuan Mengurangi rasa cemas
pemeriksaan klien

3. Mencuci tangan dan memakai Mengurangi resiko transmisi


handscoon mikroorgamisme
4. Persiapkan alat Berusaha efisien dalam
1. Botol obat dan alat tetes melakukan prosedur
2. Lidi kapas
3. Kapas
4. Handscoon
5. Tutup gorden atau pintu ruangan Menjaga privasi klien
6. Identifikasi klien secara tepat dan cek Memastikan klien yang
kembali pengobatan, waktu, jumlah menerima obat benar dan
dan dosis serta pada telinga bagian menerapkan prinsip 6 benar
mana obat harus diberikan. pemberian obat

7. Atur posisi klien miring kesamping Memosisikan klien untuk


(side lying) dengan telinga yang akan mengakses jalur
diobati pada bagian atas. masuknya obat ke dalam
liang telinga

8.  Kaji kondisi struktur telinga luar dan Serumen dan drainase


salurannya. Jika diperlukan bersihkan menjadi tempat
daun telinga dan lubang telinga jika berkumpulnya
terdapat serumen dengan mikroorganisme dan dapat
menggunakan cotton bud yang menghambat distribusi obat
dibasahi cairan, bersihkan daun ke dalam saluran telinga
telinga dan meatus auditory.
Jangan mendorong kotoran ke dalam
saluran telinga dengan cottond bud Menutup jalan obat
9.  Hangatkan obat dengan tangan anda Air yang dingin dapat
atau rendam obat ke dalam air hangat memicu rasa pusing berputar
dalam waktu yang singkat pada kepala apabila
diteteskan pada telinga
10. Tarik daun telinga keatas dan Meluruskan liang telinga
kebelakang (untuk dewasa dan anak- untuk jalur masuk
anak diatas 3 tahun), tarik daun obat
telinga kebawah dan kebelakang
(bayi)
11. Masukkan sejumlah tetes obat yang Untuk menghindari
tepat sepanjang sisi kanal telinga kesalahan pemberian obat
dengan pemberian dosis
yang benar pada klien
13. Minta klien untuk tetap berada pada Memberikan waktu untuk
posisi miring selama 5 menit. absorbsi obat
14. Beri pijatan atau tekanan lembut pada Tekanan dan pijatan
tragus telinga dengan jari tangan menggerakkan obat ke
dalam
15. Rapikan alat dan buang peralatan yang Menurunkan transfer
sudah tidak dipakai   mikroorganisme
16. Bantu klien mengambil posisi yang Mengembalikan rasa
nyaman setelah tetesan diabsorbsi nyaman
17. Kaji respon klien. Kaji pada karakter Menentukan respon terhadap
dan jumlah pengeluaran, adanya obat
ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
Lakukan segera setelah obat
dimasukkan dan ulangi pada saat efek
obat telah bekerja.
15. dokumentasikan semua tindakan. Pencatatan yang tepat
Catat obat, konsentrasinya, jumlah mencegah kesalahan dalam
tetesan, waktu pemberian, telinga pemberian obat
mana yang dimasukkan obat
4. Pemberian obat pada hidung
No. Tindakan Rasional
1. Memperkenalkan diri Mendorong klien untuk
lebih terbuka dan membina
trust
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan Menginformasikan pada
pemeriksaan klien tentang tindakan yang
dilakukan dan mengurangi
rasa cemas klien
3. Mencuci tangan dan memakai Mengurangi resiko transmisi
handscoon mikroorgamisme
4. Persiapkan alat Berusaha efisien dalam
melakukan prosedur
5. Tutup gorden atau pintu ruangan Menjaga privasi klien
6. Identifikasi klien secara tepat dan cek Memvalidasi keakuratan
kembali pengobatan, waktu, jumlah pemberian obat
dan dosis serta pada telinga bagian
mana obat harus diberikan.

7. Pasien diberi sikap berbaring Posisi ini memberikan akses


tengadah dengan kepala lebih ke saluran hidung dan
rendah dari bahu. memungkinkan obat
 Duduk di kursi dengan mengair ke sinus yang
kepala menengadah ke terganggu
belakang.
 Berbaring dengan kepala
ekstensi pada tepi tempat
tidur.
 Berbaring dengan bantal
di bawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang.
Sangga kepala klien dengan tangan
tidak dominan
Mencegah otot leher
Intruksikan klien untuk bernafas
merenggang
melalui mulut
Mengurangi tetesan
teraspirasi ke dalam trakea
dan paru-paru
8. Mengisi pipet dengan obat yang Benar dosis mencegah
sudah ditentukan. kesalahan dalam pemberian
obat
9.  Menetesi hidung :

Mencegah kontaminasi alat


 Pegang alat tetes 1 cm di tetes dan melalui ethmoid
atas nares dan masukkan memfasilitasi distribusi obat
jumlah tetes sesuai ke mukosa hidung.
intruksi melalui garis
tengah tulang ethmoid
 Pasien dianjurkan untuk Mencegah kehilangan obat
tengadah atau berbaring sebelum waktunya melalui
selama 5-10 menit supaya nares
obat tidak mengalir
keluar.
10. Membersihkan tetesan dengan kapas / Memungkinkan obat yang di
tisu tetapi peringatkan klien untuk absorbs maksimal
tidak menghembuskan nafas lewat
hidung
11. Bantu klien mengambil posisi yang Mengembalikan rasa
nyaman nyaman
11.  Merapikan dan mengembalikan alat. Mempertahankan
lingkungan yang rapid an
mengurangi penularan
mikroorganisme
12. Cuci tangan. Menghindari perpindahan
mikroorganisme
13. Catat cara, tanggal, dan dosis Menyediakan aspek legal
pemberian. dokumentasi
pemberian obat.
14. Observasi adanya efek samping pada Obat yang diabsorbsi
klien setelah obat diberikan melalui mukosa dapat
menimbulkan reaksi
sistemik

5. Pemberian obat melalui vagina


Alat yang di perlukan :
1. Selimut
2. Obat supositoria atau krim vagina yang tepat
3. Aplikator krim vagina
4. Handscoon bersih
5. Lubrikan untukobat supositoria
6. Handuk disposable
7. Tampon bersih
No. Tindakan Rasional
1. Memperkenalkan diri Mendorong klien untuk
lebih terbuka dan membina
trust
2. Menjelaskan maksud dan tujuan Menginformasikan pada
pemeriksaan klien tentang tindakan yang
dilakukan dan menjalin
kerjasama dengan klien
3. Mencuci tangan dan memakai Mengurangi resiko
handscoon transmisi mikroorgamisme
4. Persiapkan alat Berusaha efisien dan
1. Buka obat supositoria dan memudahkan dalam
letakkan di atas kemasan melakukan prosedur
yang terbuka
2. Isi aplikator dengan krim,
jeli atau busa yang di
resepkan
5. Tutup gorden atau pintu ruangan Menjaga privasi klien
6. Persiapkan klien
 Periksa gelang identitas dan
tanyakan nama klien Untuk memastikanyang

 cek kembali pengobatan, waktu, menerima benar pasien


jumlah dan dosis serta pada
bagian mana obat harus
diberikan.
 Posisikan klien berbaring
Menjamin kenyamanan
terlentang dengan lutut fleksi
klien dan memudahkan
dan pinggul di rotasi secara
prosedur
lateral dan tutup
 Tutupi klien dengan selimut
sehingga hanya area perineal
Menjaga privasi klien
yang terbuka

7. Kaji dan bersihkan area perineal Menurunkan kemungkinan


 Gunakan sarung tangan perpindahan
 Inspeksi orifisium vagina. mikroorganisme ke dalam
Perhatikan adanya bau rabas vagina
dari vagina. Dan tanyakan
ketidaknyamanan yang
dirasakan klien
 Berikan perawatan perineal
untuk menghilangkan
mikroorganisme
8. Berikan obat :
1. Supositoria

Lubrikasi dapat membantu

 Berikan pelumas pada jari fasilitasi insersi

telunjuk anda yang


menggunakan sarung tangan
 Buka orifisium vagina dengan
membuka labia menggunakan
tangan dominan
 Masukkan obat suositoria
sekitar 8-10 cm sepanjang
dinding posterior vagina kira-
kira 2,5 cm lebih dalam dari
pada dinding anterior karena
serviks menonjol ke bagian atas
dinding anterior Posisi ini memungkinkan
 Minta klien untuk tetap obat mengalir ke dalam
berbaring dalam posisi forniks posterior setelah
telentang sekitar 5-10 menit mencair
setelah obat dimasukkan.
Pinggul dapat dielevasikan
dengan bantal.

2. Krim, jeli, atau busa vagina

 Perlahan masukkan
aplikator sekitar 5 cm
 Secara hati-hati dan Untuk mencegah
perlahan dorong plunger penyebaran
sampai aplikator kosong mikroorganisme
 Keluarkan aplikator dan
letakkan handuk.
 Buang aplikator jika
sekali pakai atau
bersihkan sesuai
prosedur
 Minta klien untuk tetap
berbaring dalam posisi
telentang 5-10 menit
setelah prosedur insersi
9.  Merapikan dan mengembalikan alat. menjaga lingkungan agar
Buang alat jika sekali pakai di bersih dan terhindar dari
tempatnya. penularan mikroorganisme
10. Cuci tangan. Menghindari perpindahan
mikroorganisme
11. Evaluasi dan dokumentasi Menyediakan aspek legal
Catat prosedur pemberian obat, dokumentasi
tanggal, rute dan dosis pemberian. pemberian obat.

6. Pemberian obat melalui rectum


N Tindakan Rasional
O
1. Persiapan alat: Mencegah kesalahan dalam
 Obat supositoria dalam mempersiapkan dan
bungkusnya pemberian obat
 Pelumas larut air
 Perlak
 Sarung tangan
 Tissue/ kassa
 Bengkok

2. Persiapan pasien: Menyampaikan prosedur


 Perkenalkan diri yang akan dilakukan untuk
 Identifikasi identitas klien meningkatkan kenyamanan
 Jelaskan langkah langkah yang klien dan meminimalisir
akan dilakukan kecemasan klien
 Minta keluarga dan pengunjung
meninggalkan ruangan
3. Persiapan lingkungan: Menjaga privasi klien
 Menutup pintu, jendela dan Mendapatkan penerangan
memasang sketsel yang cukup selama
 Pastikan kondisi pencahayaan prosedur dapat mengurangi
cukup resiko kesalahan
4. Lakukan cuci tangan, rapikan Mengurangi transfer
alat sesuai urutan, dan gunakan mikroorganisme.
sarung tangan Membantu perawat dalam
tindakan yang cekatan
5. Lihat kembali rekam medis Memastikan tidak ada
apakah terdapat riwayat kontraindikasi yang akan
pembedahan rectal atau terjadi
pendarahan
6. Lihat program pengobatan yang Memastikan 6 benar dalam
diberikan oleh dokter, meliputi: pemberian obat agar tepat
nama obat, dosis, jalur, dan tujuan
waktu pemberian obat
7. Siapkan obat yang akan Memastikan bahwa obat
diberikan, baca label obat dan yang diberikan benar dan
batas kadaluwarsa aman diberikan kepada
klien
8. Bantu klien mengubah posisi Memudahkan perawat
sim’s dengan kaki atas fleksi melakukan tindakan
keperawatan

9. Pasangkan perlak dibawah Untuk menciptakan area bersih dan


bokong pasien area lapang kerja
10. Tutup bagian bawah klien Menjaga privasi klien
sehingga hanya daerah anus
yang terlihat
11. Lipat ke belakang bagian ujung Buka bagian yang
selimut untuk membuka area dibutuhkan saja, untuk
bokong menjaga privasi klien
12. Palpasi bagian rektum externa Meastikan tidak terjadi
dan dinding ektum seperlunya perdarahan pada rektum,
palapasi memastikan
rektum tidak berisi feses
yang mengkin menggangu
penempatan supositoria
13. Buka kemasan supositoria, Lubrikasi mengurangi
lumuri pelumas pada bagian iritasi, Bagian ujung
ujungnya atau lihat petunjuk dimasukkan terlebih dahulu
produk

14. Minta klien mengambil nafas Mengurang nyeri dan


untuk melemaskan sfinter anii memuluskan pemasukan
15. Pisahkan bokong klien dengan Supositoria harus
tangan nondominan. Dengan jari menempel di mukosa anus
tengah tangan nondominan untuk absorbsi  dan aksi
masukan supositoria secara halus obat yang lebih efektif
ke dalam anus, melewati
spingter internal, menempel di

dinding anus sedalam 10 cm (4


inchi)
16. Keluarkan jari, bersihkan area Memberikan rasa nyaman
rektum dengan tisu atau kasa
17. Lepas sarung tangan, cuci tangan Merupakan tindakan
dan rapikan peralatan pencegahan transfer
mikroorganisme
18. Minta klien untuk tetap Untuk memastikan
berbaring selama kurang lebih 5 supositoria tidak keluar dan
menit memastikan jika obat
terdistribusi dengan baik,
pemasukan kembali
mengkin perlu
19. Evaluasi respon klien terhadap Untuk melihat keberhasilan
pengobatan dari prosedur yang
dilakukan
20. Dokumentasikan tindakan dan Mencatat segala perubahan
hasil (catat nama obat, waktu keadaan klien sesudah
dan tanggal, respon klien, serta dilakukan prosedur
ttd perawat)
21. Kembali dalam waktu 30 menit Untuk mengetahui
untuk mengevaluasi respon klien keefektivan prosedur yang
terhadap obat dijalankan

G. Evaluasi
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain
dan respon maupun perasaan klien. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan
ulangi pada saat efek obat telah bekerja.

H. Sumber
Hidayat, AAA. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, buku 2. Jakarta :
salemba Medika
Joyce, K & Everlyn, R.H. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : EGC
WHO. (1998). Nursing Care Of The Sick : A Guide For Nurses Working In
Small Rural Hospital
Gun Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan terapi Ed 5. Gaya Baru : Jakarta
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai