Anda di halaman 1dari 11

MACAM-MACAM TEKNIK PEMBERIAN OBAT

A. PEMBERIAN OBAT PER ORAL


1.
Definisi
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
2. Tujuan pemberian
a) Untuk memudahkan dalam pemberian
b) Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi.
c) Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.
d) Menghindari pemberian obat yang dapatmenyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan
3.

Persiapan alat
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

4.

Baki berisi obat


Kartu atau buku berisi catatan pengobatan
Pemotong obat (bila di perlukan)
Gelas dan air minum
Sendok
Pipet
Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak2

Prosedur kerja
a) Siapkan peralatan dan cuci tangan
b) Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan penghisapan lambung
dll)
c) Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tangal kadaluarsa obat.
d) Ambil obat sesuai yang diperlukan.
e) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mangkontaminasi obat (gunakan teknik
aseptic untuk menjaga kebersihan obat)

1.

Tablet atau kapsul


a. Tuangkan tablet atau tablet ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh
obat
b. Gunakan alat pemotong tablet bila di perlukan untuk membagi obat sesuai
dengan dosis yang diperlukan.

c. Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan

lumping

penggerus.

Kemudian

campurkan

dengan

menggunakan air.
2.

Obat dalam bentuk cair


a. Kocok/ putar obat agar bercampur dengan rata sebellum dituangkan, bunag
oat yang telah berubah warna atau berubah lebih keruh.
b. Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas. Untuk menghindari
kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c. Pegang botol sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan
tuangkan obat ke arah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak
akibat tumpahan cairan, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
d. Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e. Sebelum menutup botol, tutup botol dengan mrnggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang
mongering pada tutup botol.
f. Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari b5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
g. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
1) Identifikasi klien dengan tepat
2) Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan
bahasa yang mudah dimengerti klien.
3) Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan
posisi lateral.
4) Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit
menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang,
kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan
dan mencegah aspirasi.
5) Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat,
setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat
masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
6) Kembalikan peralatan yang dipakai kemudian cuci tangan.
7) Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

B. PEMBERIAN OBAT SUB LINGUAL


1.
Definisi
Pemberian obat sub lingual adalah memberikan obat dengan cara meletakkan
obat di bawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
2. Tujuan
a. Mengeek efek local dan sistemik

b. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan oral
c. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
3.

Prosedur kerja
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan pemberian obat
secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan untuk
meletakkan obat di bawah lidah, obat tidak boleh ditelan, dan dibiarkan berada di
bawah lidah sampai habis di absorbsi seluruhnya.

C. PEMBERIAN OBAT SECARA BUCAL


1.
Pengertian
Pemberian obat secara bukal adalah memberikan obat dengan

cara

meletakkan obat diantara gusi dengan membrane mukosa diantara pipi


2. Tujuan
a. Mencegah efek local dan sistemik
b. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara
oral
c. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
3.

Prosedur kerja
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan pemberian obat
secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan untuk
meletakkan obat di antara gusi dan selaput mukosa pipi sampai habis di absorbsi
seluruhnya.

D. PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA MELALUI RECTAL


1.

Pengertian
Pemberian obat suppositoria adalah cara

memberikan obat dengan

memasukkan obat memalui anus atau rectum dalam bentuk suppositoria.


2.

Tujuan
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
b. Untuk melunakkan feces sehingga mudah untuk di keluarkan

3.

Persiapan alat
a.
b.
c.
d.
e.

4.

Kartu obat
Supositoria rectal
Jeli pelumas
Sarung tangan
Tissue

Prosedur kerja
Lihat checklist

E. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPICAL


1.
Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit
2.

3.
A.
1.
2.

3.

atau pada membran pada arean mata, hidung, lubang telinga, vagina, dan rectum.
Tujuan
Tujuan dari pemberian obat topical secara umum adalah untuk memperoleh
reaksi lokal dari obat tersebut.
Prosedur kerja
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT
Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit.
Tujuan
Tujuan dari pemberian obat secara topical pada kulit adalah untuk
memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
Persiapan alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

4.

Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
Buku obat
Kassa kecil steril (bila dibutuhkan)
Sarung tangan
Lidi kapas atau toung spatel
Baskom berisi air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)

Prosedur kerja
a. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, dan tempat
b.
c.
d.
e.
f.

pemberian
Cucu tangan
Atur peralatan di samping tempat tidur klien
Tutup gorden atau pintu ruangan
Identifikasi klien secara tepat
Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area

yang akan diberi obat


g. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan
kerak pada kulit
h. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i. Gunakan sarung tangan (bila ada indikasi)
j. Oleskan obat topical

Krim, salep dan lotion yang nengandung minyak

1) Letakkan satu sampai dengan dua sendok the obat di telapak tangan
kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan.
2) Usapkan merata di atas diatas permukaan kulit, lakukkan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.

3) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa minyak setelah pemberian

Lotion yang mengandung suspense

1) Kocok wadah dengan kuat


2) Oleskan jumlah sejumlah kecil lotion pada kassa balutan.
3) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering

Bubuk
1) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
2) Rengangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantar ibu jari atau
bagian bawah lengan.
3) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan

Spray aerosol

1) Kocok wadah dengan keras


2) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi
area (biasanya 15-30 cm)
3) Bila leher atau bagian atas dada harus di semprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah sprey
4) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
5) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang
sudah tidak digunakakan pada tempat yang sesuai
6) Cuci tangan
B.
1.

2.

PEMBERIAN OBAT MATA


Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberikan obat ke dalam mata berupa
cairan dan salep.
Tujuan
a.
b.
c.
d.

3.

Untuk mengobati gangguan pada mata


Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
Untuk melemahkann otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
Untuk mencegah kekeringan mata

Persiapan obat
a. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis
b.
c.
d.
e.
f.
g.

4.

sediaan obat)
Buku obat
Bola kapas kering steril (tupres)
Bola kapas basah steril
Baskom cuci dengan air hangat
Penutup mata (bila perlu)
Sarung tangan

Prosedur kerja

a. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

pemberian
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Identifikasi klien secara tepat
Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperretraksi leher
Pakai sarung tangan
Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam keluar.
Minta klien untuk melihat langit-langit
Teteskan obat tetes mata:
i. Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegnag penetes mata
yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 0,75 inchi) di atas
sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non domminan menarik
kelopak mata kebawah.
ii. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sacus
konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes.
Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran
obat yang merata di seluruh mata.
iii. Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke
pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
iv. Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata
dengan perlahan
v. Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien
selama 30-60 detik

j.

Memasukkan salep mata:


i. Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata, pencet tube
sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak
mata bawah pada konjunggtiva.
ii. Minta klien untuk melihat ke bawah
iii. Membuka kelopak mata atas
iv. Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva
bagian dalam
v. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata
secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas

k.

Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap

dari bagian dalam ke luar.


a. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih di
atas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester
dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.

b. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah
dipakai.
c. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri,
kanan atau kedua duanya) yang menerima obat.
C.
1.
2.

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA


Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam bentuk cair.
Tujuan
a. Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh
organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
b. Menghilangkan nyeri
c. Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil

3.

Persiapan alat
a.
b.
c.
d.
e.

4.

Botol obat dengan penetes steril


Buku obat
Cotton bud
Normal salin
Sarung tangan

Prosedur kerja
a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga
bagian mana obat harus diberikan
b. Siapkan klien:
i. Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
ii. Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada
bayi dan anak kecil
iii. Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga
yang akan diobati pada bagian atas
c.

Bersihkan daun telinga dan lubang telinga


i. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
ii. Dengan menggunkan cotton bud yang di basahi cairan, bersihkan
daun telinga

d.

Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air

hangat dalam waktu singkat


e.
Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa dan anak-anak
di atas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang
f.
Memasukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
g.
Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga
h.
Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit
i.
Kaji respon klien

Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan


dan lainnya. Lakukan segera setelah obat di masukkan dan ulangi pada
j.
k.
D.
1.
2.

saat efek obat telah bekerja


Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
Dokumentasikan semua tindakan

PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG


Pengertian
Memberikan obat tetes melalui hidung
Tujuan
a. Untuk mengencerkan sekresi dan menfasilitasi drainase dari hidung
b. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus

3.

Persiapan alat
a. Botol obat dengan penetes steril
b. Buku obat
c. Sarung tangan

4.

Prosedur kerja
a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga
bagian mana obat harus diberikan
b. Siapkan klien:
a) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
b) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan
anak kecil
c) Atur posisi
c.
d.
e.

Bersihkan daun telinga


Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka

superior tulang etmoidalis


f.
Kaji respon klien
Kaji pada karakter jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan
lain sebagainaya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi
g.
h.
i.
E.
1.

pada saat efek obat telah bekerja.


Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak tepakai
Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak terpakai
Dokumentasikan semua tindakan

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA


Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
2. Tujuan
a.
Untuk mengobati infeksi pada vagina
b.
Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
c.
Untuk mengurangi peradangan
3.
Persiapan alat

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Obat sesuai yang di perlukan (cream, jelly, foam, atau supositoria)


Aplikator untuk krim vagina
Pelumas untuk suppositoria
Sarung tangan
Pembalut
Handuk bersih
Gorden/pembatas/sketsel
4.
Prosedur kerja
a.
Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan
b.
1)
2)
3)

dosis.
Siapkan klien
Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi

4)
c.
d.
e.
f.
1)

eksternal
Tutup dengan selimut mandi dan buka pada daerah area perineal saja.
Pakai sarung tangan
Inspeksi vagina, catat adanya pengeluaran, bayu atau rasa yang tidak nyaman
Lakukan tindakan perawatan perinium
Suppositoria
Buka bungkus aluminium foil suppositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang
pelumas yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat dan halus.

Oleskan jari tangan telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dominan.
2)
Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, rengangkan
3)
4)
5)
g.
1)
2)

lipatan labia
Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior
Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar orifisium dan labia
Mintalah klien untuk tetap berada pada
Kream, vagina, jelly atau foam
Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
Rengangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan yang

3)

memakai sarung tangan


Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan, masukkan aplikator
ke dalam vagina sekitar 5 cm. dorong penarik untuk aplikator untuk menluarkan

obat hingga aplikator kosong


4)
Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk. Bersihkan sisa kream pada labia
5)

dan orifisium vaggina.


Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk pengggunaan

pabriknya
6)
Instrusikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-10 menit
7)
Lepaskan sarung tangan, buang di tempat semestinya
8)
Cuci tangan
9)
Kaji respon klien
10) Dokumentasikan semua tindakan

imunisasi Dasar pada Bayi


Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit


Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau
mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.

Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan


dari ibu ke bayi saat persalinan.

Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia
2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian
imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.

Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi


Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.

Imunisasi

campak

untuk

mencegah

penyakit

campak.

Imunisasi

campak

diberikan saat bayi berumur 9 bulan.


Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang
membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah
sebagai berikut:
a. BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. Setelah 23 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan
kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri
dengan meninggalkan luka parut kecil.
b. DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi
panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit,

merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak
timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan
perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
c. Polio: Jarang timbuk efek samping.
d. Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 410 hari sesudah
penyuntikan.
e. Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.

Anda mungkin juga menyukai