Anda di halaman 1dari 23

Konsep Teori

Pemberian Obat

A. Definisi
Memberikan obat dengan benar dan tepat akan memberikan hasil yang lebih
baik dan lebih optimal, sehingga proses absorpsi didalam tubuh akan
memberikan penyembuhan yang efektif.
B. Indikasi
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat
kerja yang diinginkan.
C. Kontra Indikasi
Tidak ada
D. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang
di inginkan dan bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit
ataupun keluhan yang di rasakan oleh seseorang (BPM UKI, 2019).
E. Pemberian Obat Oral
1. Definisi
Merupakan tindakan pemberian atau pemasukkan obat melalui oral atau
mulut.
2. Indikasi
a. Pada pasien yang membutuhkan absorbsi obat secara tepat.
b. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan.
3. Kontra Indikasi
Pada pasien dengan gangguan pada sistem pencernaan, seperti kanker oral
gangguan menelan.
4. Tujuan
a. Untuk memudahkan dalam pemberian.
b. Proses reabsorpsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi.
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.

1
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan (Anggriani, 2015).
5. Prosedur Perencanaan
a. Persiapan Alat :
1) Obat-obatan yang diperlukan dalam tempatnya
2) Gelas obat
3) Sendok
4) Gelas ukur (jika diperlukan)
5) Air minum pada tempatnya
6) Lap makan atau tissue
7) Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
8) Spuit steril
9) Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
10) Kalau perlu kartu obat berisi : nama pasien, nomor tempat tidur,
dosis obat, jadwal pemberian obat
b. Persiapan Petugas :
a) Informen consent
b) Lakukan validasi nama pasien
c) Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai
tujuan dan prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien
atau keluarganya
d) Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat pasien di tempat
yang terjangkau
e) Pasang sampiran
f) Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin
g) Cucilah tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir
keringkan dengan handuk bersih dan kering
h) Pakai handscoon
i) Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis
obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluwarsa
j) Ambil obat sesuai yang diperlukan

2
k) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan, siapkan jumlah obat
yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi
obat
a) Tablet atau kapsul
(1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel
tanpa menyentuh obat.
(2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk
membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
(3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi
bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus,
kemudian campurkan dengan menggunakan air.
(4) Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat,
karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat
mempengaruhi daya kerjanya.
b) Obat dalam bentuk cair
(1) Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata
sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna
atau menjadi lebih keruh.
(2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
(3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada
telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label.
Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat,
sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.Tuang obat
sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
(4) Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit
dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada
tutup botol.
(5) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari
5 ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari
botol.( Elmida, IKa Fitriana,2014)

3
F. Pemberian Obat Injeksi
1. Pemberian Obat Secara Intra Cutan
a. Definisi
Pemberian obat injeksi intrakutan merupakan cara memberikan atau
memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk
melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Pemberian obat melalui jaringan intra cutan ini dilakukan di bawah
dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan
tangan bagian ventral.
b. Indikasi
Tes reaksi alergi
c. Kontra Indikasi
Tidak ada
d. Tujuan
Untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap obat-obatan tertentu.
e. Prosedur Perencanaan
1) Persiapan Alat :
a) Daftar buku obat
b) Obat dalam tempatnya
c) Spuit 1 cc
d) Kapas alkohol cairan pelarut
e) Bak steril dilapisi kasa steril (tempat spuit)
f) Bengkok
g) Perlak dan alasnya
h) Handscoon
2) Persiapan Petugas :
a) Informen consent
b) Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan (tujuan dan
prosedur)
c) Cuci tangan, keringkan
d) Bebaskan daerah yang akan disutik. Bila menggunakan baju
lengan panjang, buka dan ke ataskan.

4
e) Pasang perlak/pengalas dibagian bawah yang disuntik
f) Memasang sarung tangan
g) Ambil obat untuk tes alergi, kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades (cairan pelarut). Selanjutnya, ambil 0,5 cc dan encerkan
lagi sampai ± 1 cc, lalu siapkan pada bak injeksi
h) Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
disuntik
i) Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
j) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas yang
sudutnya 15o-20o
k) Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
l) Tarik spuit dan tidak boleh melakukan massage
m)Memberi tanda dengan pena secara melingkar pada sekeliling
sunttikan dengan diameter ± 2 cm (pada test alergi)
n) Membereskan alat, buang alat suntik/spuit dan bekas ampul/vial
obat ke dalam safety box/sampah tajam
o) Melepaskan sarung tangan dan letakkan dilarut klorin
p) Mencuci tangan
q) Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat/tes obat, tanggal
2. Pemberian Obat Secara Subcutan
a. Definisi Memberikan obat melalui Subtukan merupakan pemberian
atau pemasukan obat melalui suntikan dibawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis.
b. Indikasi
1) Umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin
2) Vaksin
3) Obat-obat pre operasi
4) Narkotika
5) Heparin
c. Kontra Indikasi
Tidak ada

5
d. Tujuan
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan.
e. Prosedur Perencanaan
1) Persiapan Alat :
a) Daftar buku obat/catatan
b) Handscoon 1 pasang
c) Obat injeksi dalam bentuk ampul dan vial
d) Spuit 3 cc, 5 cc dan 1 cc
e) Bak instrumen
f) Kom kecil
g) Perlak dan alas
h) Bengkok
i) Alkohol swab
j) Handuk kecil
k) Sabun cair/ hand soap
l) Ember keran
m) Wakom plastic yang berisi air DTT dan klorin 0,5%
n) Safety box/tempat sampah tajam
2) Persiapan Petugas :
a) Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan (tujuan dan
prosedur)
b) Siapkan peralatan ke dekat pasien
c) Pasang sampiran
d) Atur posisi pasien senyaman mungkin
e) Cuci tangan, keringkan
f) Pakai handscoon
g) Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
h) Pasang perlak atau pengalas di bawah yang akan di suntik
i) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan, tempatkan dalam bak instrument
j) Hapushamakan/mendisinfeksi kulit dengan alkohol swab,
secara sirkulair dengan diameter ± 5

6
k) Tegangkan kulit dengan tangan tidak dominan
l) Tusukan jarum kedalam kulit dengan tangan dominan (jarum
dan kulit membentuk sudut 45˚)
m) Lakukan aspirasi, Tarik sedikit penghisap untuk memastikan
apakah jarum masuk pembuluh darah atau tidak, masukan obat
perlahan-lahan ke dalam otot
n) Tarik jarum keluar setelah obat dimasukan, dengan meletakan
alkohol swab diatas jarum
o) Tekan tempat tusukan jarum dengan menggunakan kapas
kering dan cabut jarum dari kulit
p) Bereskan alat, buang alat suntik/spuit dan bekas ampul/vial
obat ke dalam safety box/ sampah tajam
q) Lepas handscoon, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
r) Cuci tangan, keringkan
a) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan
jenis/dosis obat (Walyanu, 2014).
3. Pemberian Obat Secara Intravena
a. Definisi
Memberikan obat melalui intra vena merupakan pemberian atau
pemasukan obat melalui suntikan langsung vena atau melalui botol
infus dan melalui karet infus.
b. Indikasi
1) Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di
berikan dengan cepat
2) Pasien yang terus menerus muntah-muntah
3) Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat
mulutnya
4) Typoid
5) Sesak nafas
6) Epilepsi atau kejang-kejang

7
c. Kontra Indikasi
Tidak ada
d. Tujuan
Agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah
e. Prosedur Perencanaan
1) Persiapan Alat :
a) Daftar buku obat/catatan
b) Handscoon
c) Obat injeksi dalam bentuk ampul, vial
d) Spuit 3 cc
e) Spuit 5 cc
f) Bak instrument sedang
g) Kom kecil
h) Perlak dan alas
i) Bengkok
j) Alkohol swab
k) Tourniquet
l) Sabun cair
m)Ember keran
n) Waskon plastik yang berisi air DTT dan klorin 0,5%
o) Safety box/tempat sampah tajam
2) Persiapan Petugas :
a) Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan (tujuan dan
prosedur)
b) Siapkan peralatan dekat pasien
c) Pasang sampiran
d) Atur posisi pasien senyaman mungkin
e) Bebaskan daerah yang akan di suntik dari pakaian
f) Pasang perlak dan alas di bawah daerah yang akan di
g) Ambilah obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
di berikan, tempatkan dalam bak instrumen
h) Cuci tangan di bawah air mengalir

8
i) Pakai handscoon
j) Cari daerah yang terlihat venanya
k) Ikat bagian daerah yang akan di suntik dengan karet
pembendung/tourquet, untuk bagian lengan anjurkan pasien
mengepalkan tangan dengan ibu jari didalam genggaman
l) Hapushamakan/mendisinfeksi kulit dengan alkohol swab, secara
sirkular dengan diameter ± 5 tunggu sampai kering
m)Tegangkan kulit dengan tangan tidak dominan
n) Tusukan jarum ke dalam vena dengan tangan dominan, lobang
jarum menghadap keatas (jarum dan kulit membentuk ±20˚)
o) Tarik penghisab sedikit untuk memeriksa apakah jarum ke
dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah bearti jarum
masuk ke dalam vena, jika tidak masukan lagi jarum sampai
terasa masuk ke vena)
p) Buka karet pembendung dan anjurkan pasien membuka kepalan
tangannya, masukan obat secara perlahan jangan terlalu cepat
q) Tatik jarum keluar setelah nobat dimasukan, dengan meletakkan
alkohol swab diatas jarum agar darah tidak keluar
r) Rapikan pasien dan bereskan alat, buang alat suntik/spuit dan
bekas ampul/vial obat ke dalam safety box/sampah tajam
s) 19) Lepas handscoon, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit
t) Cuci tangan, keringkan
b) Dokumentasi tindakan (Walyanu, 2014).
4. Pemberian Obat Secara Intramuskular
a. Definisi
Memberikan obat melalui intramuscular merupakan pemberian atau
pemasukan obat ke dalam jaringan otot.
b. Indikasi
Dapat dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,

9
bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulan, otot atau
saraf besar dibawahnya.
c. Kontra Indikasi
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf
besar di bawahnya.
d. Tujuan
Agar absorsi obat dapat lebih cepat
e. Prosedur Perencanaan
1) Persiapan Alat :
a) Daftar buku obat/catatan
b) Handscoon
c) Obat injeksi dalam bentuk ampul, vial
d) Spuit 3 cc
e) Spuit 5 cc
f) Bak instrument sedang
g) Kom kecil
h) Perlak dan alas
i) Bengkok
j) Alkohol swab
k) Tourniquet
l) Handuk kecil
m)Sabun cair
n) Ember keran
o) Waskon plastic yang berisi air DTT dan klorin 0,5%
p) Safety box/tempat sampah tajam
2) Persiapan Petugas :
a) Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan (tujuan dan
prosedur)
b) Siapkan peralatan dekat pasien
c) Pasang sampiran
d) Atur posisi pasien pasien senyaman mungkin :

10
(1)Dorsogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk tengkurap dan
lututnya di putar ke arah dalam atau miring. Fleksikan lutut
bagian atas dan dipinggul, serta letakkan di depan tungkai
bawah.
(2)Ventrogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk miring,
terungkap, atau telentang. Lutut dan pinggul pada sisi yang akan
dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.
(3)Vastus letaris (paha), dengan menganjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
(4)Deltoid (lengan atas), dengan menganjurkan pasien untuk duduk
atau berbaring mendatar dan lengan atas fleksi.
e) Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
f) Pasang perlak dan alas di bawah daerah yang akan disuntik
g) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan, tempatkan dalam bak instrument
h) Cuci tangan di bawah air mengalir
i) Pakai handscoon
j) Periksa tempat penyuntikan:
(1)Dorsoglutteal : menarik garis dari SIAS ke koksigis, tempat
penyuntikan 1/3 bagian SIAS
(2)Ventrogluteal : bagian tengah antara trokanter mayor sampai
kondila femur lateral
(3)Vastus lateralis : 1/3 bagian tengah antara trokanter mayor
sampai kondila femur lateral
(4)Deltoid : 3 jari dibawah acromion
k) Hapushamakan/mendisinfeksi kulit dengan alkohol swab, secara
sirkular dengan diameter ± 5 tunggu sampai kering
l) Tegangkan kulit dengan tangan tidak dominan
m)Tusukan jarum tegak lurus kedalam otot dengan tangan
dominan, lobang jarum menghadap keatas (jarum dan kulit
membentuk sudut ±90˚)

11
n) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada
darah, semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis
o) Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya. Tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian letakkan spuit
yang telah digunakan kedalam safety box
p) Rapikan pasien dan bereskan alat, buang alat suntik/spuit dan
bekas ampul/vial obat ke dalam safety box/ sampah tajam
q) Lepas handscoon, rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit
r) Cuci tangan, keringkan
s) Dokumentasi tindakan (Walyanu, 2014).
5. Pemberian Obat Secara Pervaginam
a. Definisi
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui
vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. Dapat dilakukan dengan
Mengumbah, mengoleskan, supposutorium.
b. Indikasi
1) Vaginitis
2) Keputihn vagina dan servik
3) Servik sebagai hemoestasis setelah biopsy dan pengangkatan polip
di servik
4) Erosi uretra eksterna
5) Popiloma uretra kondiloma akuminata
6) Luka akibat penggunaan instrument ginekologi
7) Post partum dengan lochea berbau
8) Persiapan tindakan pembedahan jalan lahir
9) Pasien dengan vagina kotor
c. Kontra Indikasi
1) Orang yang mempunyai kecendrungan hipersensitif atau alergi
2) Menstruasi
3) Perdarahan vagina

12
4) Plasenta previa
5) Ketuban pecah dini
6) Persalinan prematur
d. Tujuan
1) Mengobati infeksi pada vagina
2) Menghilangkan rasa nyeri, terbakar, dan ketidaknyamanan pada
vagina
3) Mengurangi peradangan (Elmida, 2014).
e. Prosedur Perencanaan
1) Persiapan Alat :
a) Hand scoon 1 pasang
b) Obat dalam tempatnya
c) Kassa steril
d) Kapas DTT dalam tempatnya
e) Vaselin untuk obat supositoria
f) Handuk bersih
g) Perlak
h) Bengkok
2) Persiapan Petugas :
a) Identifikasikan pasien dengan tepat dan tanyakan namanya
b) Memberitahukan pada penderita mengenai tujuan dan prosedur
tindakan
c) Mendekatkan Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat
penderita di tempat yang mudah dijangkau
d) Jaga privasi, meminta pasien untuk berkemih terlebih dahulu
e) Anjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar
ruangan, dan Tutup sampiran
f) Tutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada daerah
perineum saja
g) Cuci tangan di air mengalir dan keringakn dengan handuk
h) Gunakan sarung tangan
i) Bersihkan sekitar jalan lahir dengan kapas DTT

13
j) Pasang perlak, Atur posisi pasien dorsal recumbent
k) Buka pembungkus lalu berikan vaselit pada obat dengan
mengunakan kain kassa untuk memegangnya kain kassa
l) Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat
sepanjang dinding kanal vagina posterior sampai 7,5-10 cm
m)Setelah obat masuk bersih daerah sekitar orifisium dan labia
dengan tissue
n) Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar
obat bereaksi
o) Lepas sarung tangan letakkan pada bengkok dan cuci tangan,
keringkan
p) Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian
6. Pemberian Obat Secara Rectum
a. Definisi
Cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum dalam bentuk suppositoria.
b. Indikasi
1) Konstipasi
2) Impaksi Feses (tertahannya feses)
3) Persiapan pre operasi
4) Untuk tindakan diagnostik misalnya pemeriksaan radiologi
5) Pasien dengan melena
c. Kontra Indikasi
1) Post operasi, pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal
ginjal
2) Keadaan patologi klinis pada rektum dan kolon seperti hemoroid
bagian dalam atau hemoroid besar, tumor rektum dan kolon
d. Tujuan
Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh : efek local untuk
melunakkan faeces dan merangsang/melancarkan defekasi, efek
sistemik untuk dilatasi bronkus (Elmida, 2014)
e. Prosedur Perencanaan

14
1) Persiapan Alat :
a) Obat supositoria dalam tempatnya
b) Pelumas/vaselin secukupnya
c) Pengalas/perlak
d) Sarung tangan steril
e) Tissue dan kassa dalam tempatnya
f) Bengkok
2) Persiapan Petugas :
a) Berikan salam dan memperkenalkan diri
b) Identifikasi dan panggil nama pasien
c) Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat kepada pasien dan
keluarga pasien
d) Anjurkan keluarga meninggalkan ruangan
e) Periksa daftar pemberian obat
f) Tutup pintu, jendela dan memasang sampiran atau tirai
g) Cuci tangan dan keringkan
h) Bebaskan pakaian bawah pasien
i) Atur posisi pasien miring kesalah satu sisi, kaki sebelah atas
ditekuk (posisi sim)
j) Pasang pengalas dibawah bokong pasien
k) Pakai sarung tangan
l) Buka supositoria dari kemasannya, lumasi ujungnya dan jari
telunjuk tangan dominan
m) Regangkan bokong pasien dengan tangan non dominan,
sehingga anus terlihat
n) Masukan obat supositoria perlahan-lahan ke dalam anus,
sphincter anal interna serta mengenai dinding rectal ±10 cm
pada orang dewasa, ±5 cm pada bayi atau anak dorong hingga
masuk, sambil meminta pasien untuk menarik napas dalam
melalui mulut. Minta pasien agar tidak mengejan dan pastikan
obat sudah masuk.
o) Tarik jari anda dan bersihkan area kanal dengan tissue

15
p) Anjurkan pasien untuk berbaring terlentang atau miring selama
± 5 menit
q) Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada bengkok
r) Rapikan pakaian pasien, bereskan alat dan lingkungan
s) Cuci tangan dan keringkan
t) Catat nama obat, dosis, dan waktu pemberian obat pada catatan
obat
7. Pemberian Obat Secara Sublingual
a. Definisi
Obat sublingual adalah obat digunakan dengan cara ditempatkan di
bawah lidah, untuk larut dan menyerap ke dalam darah melalui
jaringan di sana.
b. Indikasi
1) Pasien koma
2) Pasien stroke berat
c. Tujuan
Agar kerja obat jadi lebih cepat
d. Prosedur Perencanaan
1) Persiapan Alat :
a) Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat
b) Obat dan tempatnya
c) Tongspatel
d) Kassa
2) Persiapan Petugas :
a) Informed consent
b) Dekatkan alat ke pasien
c) Cuci tangan, pakain handscoon
d) Pasang tongspatel (jika klien tidak sadar), kalau sadar anjurkan
klien untuk mengangkatlidahnya
e) Letakan obat dibawah lidah
f) Beritahu klien supaya tidak menelan obat
g) Lepas handscoon

16
h) Cuci tangan
i) Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
j) Ealuasi, perhatikan respon klien dan hasil tindakan apakah klien
tidak menelan obat dan apakah obatdapat diabsorpsi seluruhnya
k) Dokumentasi (Eria, 2017).

17
Konsep Soap

Pemberian Obat Intra Muscular Pada Pasien Malaria

Tanggal :

Jam :

Tempat :

No. Register :

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas Pasien

Nama : Nama Suami :

Umur : Umur :

Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama

Pasien sudah 3 hari merasa tubuhnya lemas, menggigil, sakit kepala


dan suhu tubuh tinggi

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang : ada atau tidak ada

b. Riwayat kesehatan yang lalu : ada atau tidak ada

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
1) Makan : normal orang makan 3-4 kali sehari
2) Minum : normal orang minum 8-9 gelas sehari

18
b. Eliminasi
1) BAB : normal orang BAB 1-2 kali sehari
2) BAK : normal orang BAK 7-8 kali sehari
c. Istirahat atau tidur
Normalnya orang tidur 7-8 jam setiap hari
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Lemah
b. Kesadaran
1) Composmentis : Normal
2) Apatis : Segan, acuh tak acuh terhadap lingkungan.
3) Delirum : Kekacauan motorik, gelisa, kacau
4) Somnoloen : Mengantuk yang masih bisa dipulihkan
5) Sopor : Mengantuk dalam
6) Semi-coma : Tidak memberi respon sama sekali
7) Coma : Penurunan kesadaran sangat dalam
c. TTV
1) Tekanan darah normal :
a) Bayi ≥ 80/50 mmHg ≥ 90/70 mmHg
b) Anak-anak ≥ 100/63 mmHg ≥ 113/74 mmHg
c) Dewasa ≥ 90/60 mmHg ≥ 120/80 mmHg
2) Suhu :
38,2°C
3) Nadi normal :
a) Bayi ≥ 100×/menit ≥ 160×/menit
b) Anak-anak ≥ 70×/menit ≥ 120×/menit
c) Dewasa ≥ 60×/menit ≥ 100×/menit
4) Pernafasan normal :
a) Bayi : 30-60x/menit
b) Bayi tahun pertama : 25-30 x/menit
c) Bayi pada tahun kedua : 20-26 x/menit

19
d) Anak usia 14 tahun : 20-30 x/menit
e) Wanita dewasa : 18-20 x/menit
f) Laki-laki dewasa : 16-18 x/menit
g) Orang tua 50 tahun : 14-16 x/menit
h) Orang tua 70 tahun : 12-14 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk simetris/tidak, distribusi merata/tidak, warna
hitam/tidak, ketombe (+)/(-), rambut rontok (+)/(-), nyeri tekan (+)
b. Wajah : Bentuk simetris/tidak, pucat (+), nyeri tekan (+)/(-), odema
(+)/(-)
c. Mata : Bentuk simetris/tidak, sklera anemis/anemis, conjungtiva
hiperemis, rabun/tidak, nyeri tekan (+)/(-)
d. Telinga : Bentuk simetris/tidak, serumen (+)/(-), nyeri tekan (+)/(-),
pendengaran baik/tidak
e. Hidung : Bentuk simetris/tidak, polip (+)/(-), lendir (+)/(-), nyeri tekan
(+)/ (-), tersumbat (+)/(-) ,cuping hidung (+)/(-)
f. Mulut : Bentuk simetris/tidak, bibir kering (+), pucat (+), gigi
lengkap/tidak, karang gigi (+)/(-), karies (+)/(-)
g. Leher : Bentuk simetris/tidak, kelenjar tyroid (+)/(-), kelenjar limfe
(+)/(-), nyeri tekan (+)/(-)
h. Dada : Bentuk simetris/tidak, bunyi nafas weezing (+)/(-), nyeri tekan
(+)/(-)
i. Abdomen : Bentuk simetris/tidak, nyeri tekan (+)/(-), bising usus
(+)/(-)
j. Genetalia : Nyeri tekan (+)/(-)
k. Ekstermitas Atas : Bentuk simetris/tidak, jari lengkap/tidak, nyeri
tekan(+)/(-), odema (+)/(-), warna kuku pucat/tidak
l. Ektremitas Bawah : Bentuk simetris/tidak, jari lengkap/tidak, nyeri
tekan (+)/(-), odema (+)/(-), warna kuku pucat
m. Kulit : Kusam (+)/(-), lembab (+), warna kulit pucat (+)
C. ANALISA
... umur ... tahun dengan Malaria.

20
D. PERENCANAAN
1. Lakukan persiapan
2. Lakukan langkah-langkah pemberian obat Intra Muscular :
a) Informed consent
b) Siapkan peralatan dekat pasien
c) Pasang sampiran
d) Atur posisi pasien pasien senyaman mungkin :
Ventrogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk miring, terungkap,
atau telentang. Lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan
penyuntikan dalam keadaan fleksi.
e) Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
f) Pasang perlak dan alas di bawah daerah yang akan disuntik
g) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan,
tempatkan dalam bak instrument
h) Cuci tangan di bawah air mengalir
i) Pakai handscoon
j) Periksa tempat penyuntikan:
Ventrogluteal : bagian tengah antara trokanter mayor sampai kondila
femur lateral
k) Hapushamakan/mendisinfeksi kulit dengan alkohol swab, secara sirkular
dengan diameter ± 5 tunggu sampai kering
l) Tegangkan kulit dengan tangan tidak dominan
m) Tusukan jarum tegak lurus kedalam otot dengan tangan dominan, lobang
jarum menghadap keatas (jarum dan kulit membentuk sudut ±90˚)
n) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah,
semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis
o) Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya. Tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian letakkan spuit yang telah
digunakan kedalam safety box
p) Rapikan pasien dan bereskan alat, buang alat suntik/spuit dan bekas
ampul/vial obat ke dalam safety box/ sampah tajam
q) Lepas handscoon, rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

21
r) Cuci tangan, keringkan
s) Dokumentasi tindakan

22
DAFTAR PUSTAKA

Anggriani, A.N & Fatimah, S.F. Evaluasi Penerapan Pasien Safety dalam
Pemberian Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kasiehan II Kabupaten
Bantul Yogyakarta : 2015

BMP. UKI: AMR-17-MPS-PK-II : 2019

Elmida, IKa Fitriana. Keterampilan Dasar Kebidanan I.TIM : Jakarta : 2014

Efyra. Analisis Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat


Berbasis Prinsip Enam Benar Oleh Perawat Pelaksana Di Ruang
Intensive RSUP Dr.M.Djamil : 2014

Eria, Ningsih. Praktik Pemberian Obat Melalui Oral,Sub Lingual,Inhalasi. 2017

Walyanu,E.S. KDK1 . Pustaka Baru Press : Yogyakarta : 2014

23

Anda mungkin juga menyukai