Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian
luka tekan merupakan kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan oleh
tekanan atau gesekan dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan iskemia,
kematian sel dan nekrosis jaringan, dimana biasanya terjadi pada jaringan lunak di atas
tulang yang menonjol
2. Epidemiologi
insiden kejadian dekubitus di Japan, Korea, dan China berkisar antara 2,1-18%.
Prevalensi terjadinya luka dekubitus di Amerika Serikat cukup tinggi sehingga
mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan. Amerika Serikat insidens
terjadinya ulkus dekubitus pada pasien rawat inap berkisar antara 2.7-29%. Perawatan
dalam ruang intensif meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus, dilaporkan insidens
mencapai 33% dan prevalensi 41% . dsedagkan di indonesia nsiden dekubitus cukup
tinggi yaitu 33,3% bila dibandingkan dengan insiden decubitus di ASEAN yang berkisar
2,1 – 31,3 %. (Widodo et al., 2017)
3. Etiologi
Luka decubitus disebabkan oleh tekanan eksternal terus-menerus pada waktu tertentu
yang mengganggu mikrosirkulasi jaringan yang menyebabkan iskemia jaringan sampai
dengan nekrosis jaringan. Orang yang tidak dapat bergerak berisiko tinggi untuk terkena
ulkus decubitus selain itu orang yang memiliki kerusakan syaraf sehingga tidak mampu
merasakan nyeri, serta orang yang mengalami mal nutrisi juga memiliki risiko tinggi
terkena ulkus decubitus.(Mahmuda, 2019)
Faktor risiko ulkus dekubitu antara lain
- Mobilitas dan aktivitas
- Penurunan sensori persepsi
- Kelembaban
- Tenaga yang merobek
- Pergesekan
- Nutrisi
- Usia
- Tekanan arteriolar yang rendah

4. Klasifikasi
. luka decubitus dibagi menjadi 4 stadium yaitu
a. Stadium 1
dium I Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan
dengan kulityang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut:
perubahan temperaturkulit (lebih dingin atau lebih hangat), perubahan konsistensi
jaringan (lebih keras ataulunak), perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Reaksi
peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah
kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
b. Stadium II
Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan
warna pigmen kulit. Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis,
atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melepuh, atau
membentuk lubang yang dangkal. Jika kulit terluka atau robek maka akan timbul
masalah baru, yaitu infeksi.
c. Stadium III
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari
jaringnsubkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti
lubang yangdalam. Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi
dengan jaringan nekrotik
d. Stadium IV
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis
jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta
saluran atau sinus. Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar
ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi

Sumber

Mahmuda, I. N. N. (2019). Pencegahan Dan Tatalaksana Dekubitus Pada Geriatri. Biomedika,


11(1), 11. https://doi.org/10.23917/biomedika.v11i1.5966

Widodo, W., Rosa, E. M., & Kurniasari, N. (2017). Pengaruh Tindakan Keperawatan Reduksi
Luka Tekan Terhadap Penurunan Risiko Luka Tekan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 13(2). https://doi.org/10.26753/jikk.v13i2.214

Anda mungkin juga menyukai