KSR UNIT 01 KOTA PMI PANGKAL
PINANG
DEFINISI HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL
GERAKAN DAN HPI
Protokol Tambahan merupakan tanggapan atas efek kemanusiaan dalam perang kemerdekaan
nasional, yang hanya diatur sebagian di dalam Konvensi 1949. Dua protokol tambahan diadopsi,
yang menguatkan perlindungan terhadap korban sengketa internasional (protokol I) dan sengketa
non-internasional (protokol II). Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan 1977 terdiri hampir
600 pasal dan merupakan perangkat utama hukum perikemanusiaan internasional. Hanya
sebuah negara yang dapat menjadi peserta perjanjian internasional, begitu pula untuk menjadi
peserta Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahannya. Di tahun 2002 hampir semua negara di
dunia – 190 tepatnya – menjadi peserta Konvensi Jenewa. Fakta bahwa perjanjian ini merupakan
salah satu yang diterima di sejumlah besar negara membuktikan kesemestaannya. Sedangkan
mengenai Protokol Tambahannya, 157 negara menjadi peserta Protokol I dan 150 peserta
Protokol I
HPI dan HAM
Hukum perikemanusiaan internasional dan hukum hak asasi
manusia internasional (selanjutnya disebut hukum HAM) saling
melengkapi. Keduanya bermaksud untuk melindungi individu,
walaupun dilaksanakan dalam situasi dan cara yang berbeda. HPI
berlaku dalam situasi sengketa bersenjata, sedangkan hukum HAM
atau setidaknya sebagian daripadanya, melindungi individu di setiap
saat, dalam masa perang maupun damai. Tujuan dari HPI adalah
melindungi korban dengan berusaha membatasi penderitaan yang
diakibatkan oleh perang, hukum HAM bertujuan untuk melindungi
individu dan menjamin perkembangannya.
SIAMO TUTTI
FRATELLI