Anda di halaman 1dari 9

Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Minoritas dan

Upaya Hukum Dalam Proses Merger Bank

Ramadhani Syahputra (2201836886)


Muhammad Afan (2201843872)

Abstrak

Merger adalah suatu tindakan penggabungan atau lebih oleh


perusahaan yang merupakan bagian dari upaya suatu perusahaan untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi. Merger sendiri diatur dalam Undang-
Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Tebatas (UU PT). Secara
normatif dalam Pasal 1 (9) mengatur bahwa penggabungan adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang
mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan
diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima
penggabungannya dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang
akan menggabungkan diri berakhir karena hukum. Terkait dengan proses
merger itu sendiri dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah hak-hak
dari pemegang saham minoritas apabila perusahaan melalukan merger
Kata kunci : Perlindungan hukum, Merger, Pemegang saham minoritas

Pendahuluan
mengantar Indonesia untuk
Liberalisasi perbankan pada memiliki tidak kurang dari 130
tahun 1988 telah mengubah bank. Kebijakan untuk tetap
struktur industri perbankan di membuka kemungkinan
Indonesia. Meskipun banyak berdirinya bank baru juga sejalan
yang tidak beroperasi lagi akibat dengan prinsip persaingan. dari
krisis moneter liberalisasi telah ketentuan perbankan yang

1
sejalan dengan prinsip sebagai perluasan secara internal,
persaingan adalah dihambatnya ataupun perluasan usaha secara
konsentrasi kegiatan perbankan eksternal berupa penggabungan
pada kekuasaan pemilik modal usaha
tertentu. Ini dapat dilihat Alasan utama perbankan di
misalnya dari ketentuan Indonesia melakukan merger
keharusan mendapatkan izin dari adalah untuk penghematan pajak.
Bank Indonesia bagi pemilik Dengan kata lain bahwa terdapat
modal yang ingin memiliki tambahan kemakmuran secara
saham bank baik melalui kumulatif yang terjadi selama
pembelian langsung maupun periode sebelum pengumuman
melalui bursa. Meskipun tidak merger dan akuisisi maupun
melarang akan tetapi ketentuan setelah tanggal pengumuman.
ini paling tidak mendiscourage Sebagaimana sebuah kumpulan,
pemilik modal untuk menguasai perusahaan akan mengalami
sektor perbankan. Ketentuan lain berbagai kondisi yaitu
yang pada intinya anti pertumbuhan dan
konsentrasi adalah berkembangnya secara dinamis,
berada pada kondisi statis dan
Di era seperti ini, persaingan mengalami proses kemunduran
usaha terjadi begitu pesat, atau pengkerutan. Dalam rangka
sehingga perusahaan dituntut tumbuh dan berkembang ini
untuk melakukan strategi yang perusahaan bisa melakukan
efektif demi tidak kehilangan ekspansi bisnis dengan memilih
pasar. Begitu juga bagi salah satu diantara dua jalur
perusahaan perbankan. Pada alternatif yaitu pertumbuhan dari
dasar nya perusahaan didirikan dalam perusahaan, dan
untuk jangka waktu yang tidak pertumbuhan dari luar
terbatas, sehingga perusahaan.
pengembangan usaha merupakan
rencana jangka panjang Kata kunci : peruashaan, merger,
perusahaan. Pengembangan perbankan
perusahaan dapat dilakukan
dengan cara perluasan usaha

2
juga berita-berita terkait. Pendekatan ini
A. Rumusan Masalah dirasa tepat karena akan memberikan
banyak perspektif terhadap satu topik
1. Bagaimana perlindungan hukum yang sama.
kepada pemegang saham minoritas
terhadap bank yang melakukan merger? PEMBAHASAN
Definisi merger
2. Upaya hukum pemegang saham Secara harfiah merger diartikan sebagai
minoritas terhadap merger bank Exim, suatu ”fusi” atau ”absorpsi” dari suatu
BDN, BBD, dan Bapindo menjadi PT benda atau hak kepada benda atau hal
Mandiri? lainnya. 1Secara umum dapat dikatakan,
B. Tujuan penulisan bahwa dalam hal ini, fusi atau absorpsi
tersebut dilakukan oleh suatu subjek
1. Untuk mengetahui bagaimana yang kurang penting dengan subjek lain
perlindungan hokum pemegang saham yang lebih penting. Subjek yang kurang
minoritas terhadap bank yang penting tersebut kemudian
melakukan merger? membubarkan diri.2
Tujuan merger bank
2. Untuk mengetahui upaya hokum Dalam hal merger bank, di samping
pemegang saham minoritas terhadap untuk alasan peningkatan efisiensi, daya
merger bank PT menjadi PT Bank saing, dan kinerja, kepentingan bank
Mandiri. untuk melakukan merger adalah untuk
meningkatkan modal demi terciptanya
C. Metode Penulisan struktur perbankan yang sehat, kuat dan
Metodologi yang digunakan dalam efisien. Namun dilain pihak, merger
tulisan ini adalah normatif, dengan dua bank juga harus memberikan
sumber hukum yaitu sumber hukum perlindungan kepada para nasabah,
primer dan sekunder. Adapun sumber karyawan bank, kreditur, kepentingan
primer yang digunakan berupa aturan para pengurus serta perlindungan bagi
dagang, peratiran perundang-undangan para pemegang saham khususnya
dan adapun sumber sekunder yang
1
Madeyossi Pratiwi , skripsi
diambil berupa buku dari akademisi, “merger bank cumb niaga dengan bank lippo
jurnal dari beberapa ahli hukum dan sebagai dampak single presence policy di
indonesia” UI DESEMBER 2008. Jakarta
2

3
pemegang saham minoritas. Karena Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
sebagaimana diketahui pelaksanaan Perbankan (selanjutnya disingkat UU
merger dapat mempengaruhi semua Perbankan), mengatur mengenai merger
aspek-aspek yang terkait dengan merger sukarela. Sedangkan Pasal 37 ayat 2
tersebut seperti penambahan dan mengtur mengenai merger imperatif.
pengurangan jumlah karyawan, Menurut pasal 28 ayat 1 menyatakan
perubahan jenis bidang usaha dan bahwa merger, konsolidasi dan akuisisi
sebagainya. Berdasarkan Peraturan wajib dahulu mendapat izin pimpinan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Bank Indonesia. Mengingat ketentuan
tentang Merger, Konsolidasi dan Pasal 10 jo. Pasal 7 huruf b dan c UU
Akuisisi Bank, disebutkan bahwa Perbankan, bank hanya boleh melakukan
merger yang berlaku di Indonesia adalah merger dan konsolidasi dengan
merger yang dilakukan tanpa likuidasi perseroan yang berupa bank saja dan
terlebih dahulu. Yang mengakibatkan hanya boleh melakukan akuisisi
pemegang saham bank yang melakukan perseroan bank dan perusahaan lain
merger menjadi pemegang saham bank sepanjang usahanya di bidang keuangan.
hasil merger dan aktiva dan pasiva bank Dari ketentuan Pasal 7 huruf b UU
yang melakukan merger beralih karena Perbankan itu dapat diketahui bahwa
hukum kepada bank hasil merger. pelaksanaan akuisisi oleh suatu bank
Dengan demikian, jika akhirnya ada terhadap saham bank lain atau terhadap
bank yang dibubarkan setelah merger saham perusahaan lain di bidang
maka pembubaran tersebut hanyalah keuangan harus dilakukan dengan
dilakukan secara administratif tanpa memenuhi ketentuan yang ditetapkan
diikuti oleh tindakan likuidasi atau tidak oleh Bank Indonesia. Di samping harus
adanya pemberesan dan tidak ada dilaksanakan dengan ketentuan Pasal 28
tindakan bagi-bagi aset3 UU Perbankan yang merupakan
ketentuan khusus (lex specialis), juga
harus diperhatikan ketentuan umum (lex
generalis) yang diatur dalam Undang-
Dasar hukum
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Pasal 28 Undang-Undang No. 10 Tahun
Perseroan Terbatas. Menurut ketentuan
1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Pasal 37 ayat 2 UU Perbankan, dalam
3
Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu hal suatu bank mengalami kesulitan
Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan
Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika,2008),hal.96. yang membahayakan kelangsungan

4
usahanya, maka Bank Indonesia dapat, bisa timbul terutama jika merger saham
antara lain, melakukan tindakan agar itu merupakan tindakan Bank Indonesia
bank melakukan merger atau konsolidasi untuk menyelamatkan atas bank yang
dengan bank lain atau bank dijual bermasalah. Sebab, harus diingat bahwa
kepada pembeli yang bersedia yang dikenai oleh Bank Indonesia itu
mengambil alih seluruh kewajiban bank adalah ”bank-nya” sebagai suatu
tersebut. Di samping harus business entity, dan bukan para
memperhatikan ketentuan Pasal 28 UU pemegang sahamnya sebagai pribadi.17
Perbankan dan ketentuan-ketentuan Kesalahan yang dilakukan, baik karena
Pasal 122-137 UU No. 40 Tahun 2007 kesengajaan ataupun kelalaian, sampai
UUPT, merger saham bank harus pula terpaksa bank tersebut mengalami
memperhatikan ketentuan Peraturan kesulitan yang membahayakan
Pemerintah No. 28 Tahun 1999 tentang usahanya, bukan merupakan tindakan
Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank, pemegang saham, tetapi merupakan
yang membawa konsekuensi hukum4 tindakan manajemen bank yang
bersangkutan (Direksi dan Dewan
Perlindungan hukum Komisaris).18 Sehubungan dengan hal
perlindungan Para Pihak dalam Merger tersebut, maka pemegang saham tidak
Bank a. Kepentingan Para Pemegang bisa dipaksakan untuk menerima begitu
Saham Para pemegang saham harus saja harga yang ditawarkan oleh bank
menerima appraisal remedy-nya atau yang akan mengambil alih (Pasal 62
appraisal rights-nya.16 Bila appraisal UUPT). Namun, di pihak lain memang
remedy dan appraisal rights dari harus pula disadari oleh para pemegang
pemegang saham tidak dijamin, maka saham bahwa apabila merger saham
keputusan perseroan yang merugikan tidak sampai terjadi, maka Bank
para pemegang saham akan dapat Indonesia dapat mencabut izin usaha
menimbulkan sengketa, yang tidak bank tersebut. Dalam hal terjadi
mustahil akan berupa proses litigasi atau demikian maka pemegang saham tidak
gugatan di pengadilan sebagaimana akan memperoleh apa-apa kecuali sisa
diatur pada Pasal 61 UUPT. Sengketa harta likuidasi setelah dibagi-bagikan
kepada kreditor-kreditor lain dari bank
4
Dani Amran Hakim “PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP KEPENTINGAN PARA PIHAK DI
itu berdasarkan prioritasnya. Dalam
DALAM MERGER BANK” Fiat Justisia Jurnal Ilmu upaya perlindungan pemegang saham
Hukum Volume 9 No. 3, Juli-September 2015.
Undip minoritas, prinsip one share one vote

5
sebenarnya juga telah diatur dalam
Undang-Undang No. 4 Tahun 1971,
yang mengubah Pasal 54 KUHD.
Prinsip ini menempatkan pihak
pemegang saham minoritas sebagai
pihak yang rawan ekploitasi. Hanya
dalam hal-hal tertentu saja, yakni dalam
hal yang termasuk dengerous area,
diberikan perhatian khusus oleh hukum
untuk melindungi pemegang saham
minoritas. Perlindungan pemegang
saham minoritas dalam hal seperti ini
dilakukan dengan memperkenalkan
prinsip special vote, yang
operasionalnya minimal dilakukan
dengan dua cara sebagai berikut;19 1)
Prinsip silent majority, yaitu pemegang
saham diwajibkan abstain dalam voting;

2) Prinsip uper majority, yaitu dalam hal


ini dilakukan RUPS menyaratkan
pemberlakuan voting 2/3 suara,
keputusan dari rapat tidak bisa diambil
jika suara yang setuju kurang dari
persentase tersebut.

6
7
8
9

Anda mungkin juga menyukai