Anda di halaman 1dari 21

 

BAB IV
KETENAGAKERJAAN
Bagian Kesatu
Umum 
Pasal 88
Dalam rangka penguatan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan peran tenaga kerja
dalam mendukung ekosistem investasi, Undang-Undang ini mengubah, menghapus, atau
menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam:
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4279); 
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4456); dan 
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 5256).

DEADLINE TANGGAL 28 JANUARI 2021


DIKIRIM KE EMAIL ariefdaffa175@gmail.com  
Deadline tanggal segitu supaya ada waktu untuk koreksi (jika dirasa ada yang salah) dan waktu untuk
menggabungkan semuanya.

KELOMPOK H

-Muhammad Afan (2201843872)


-Khalisa Nurul Amanna (22018543272)
-Irene Esther Naibaho (2201819791)
-Rajunanda Anggara (

SEMANGAT!

Bagian Kedua
Ketenagakerjaan
Pasal 89
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 4279) diubah:
Penjelasan Berdasarkan UU
Kluster No. UUCK UU No 13 Tahun 2003 No. 12 Tahun 2011 BAB II,
Pasal 5 dan Pasal 6
Pesangon 45. Ketentuan Pasal 156 Pasal 156
Kelompok diubah sehingga (1) Dalam hal terjadi
H berbunyi sebagai pemutusan hubungan a. Dalam pasal 156
berikut:  kerja, pengusaha ayat 1 UU
Pasal 156  diwajibkan membayar ketenagakerjaan
(1) Dalam hal terjadi uang pesangon dan atau mengatur
pemutusan uanag penghargaan masa bahwasanya
hubungan kerja, kerja dan uang pengusaha tetap
pengusaha wajib penggantian hak yang wajib membayarkan
membayar uang seharusnya diterima. uang pesangon atau
pesangon dan/atau (2) Perhitungan uanga uang penghargaan
uang penghargaan pesangon sebagaimana dan uang
masa kerja.  dimaksud dalam ayat (1) penggantian hak.
(2) Perhitungan paling sedikit sebagai Namun dalam RUU
uang pesangon berikut : Cipta Kerja
sebagaimana a. masa kerja kurang dari mengatur bahwa
dimaksud dalam 1 (satu) tahun, 1 (satu) pengusaha tetap
ayat (1) paling bulan upah; wajib membayarkan
sedikit ditentukan yang pesangon dan/
b. masa kerja 1 (satu)
berdasarkan:  atau uang
tahun atau lebih tetapi
a. masa kerja penghargaan namun
kurang dari 2 (dua)
kurang dari 1 (satu) tanpa uang
tahun, 2 (dua) bulan
tahun, 1 (satu) penggantian hak. 
upah;
bulan upah;  b. Sebagaimana diatur
c. masa kerja 2 (tiga)
b. masa kerja 1 dalam pasal 156
tahun atau lebih tetapi
(satu) tahun atau ayat 4 UUCK bahwa
kurang dari 3 (tiga)
lebih tetapi kurang pengusaha dapat
tahun, 3 (tiga) bulan
dari 2 (dua) tahun, 2 memberikan uang
upah;
(dua) bulan upah;  penggantian hak
d. masa kerja 3 (tiga) sepanjang hal
c. masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi tersebut diatur
(dua) tahun atau kurang dari 4 (empat) dalam perjanjian
lebih tetapi kurang tahun, 4 (empat) bulan kerja.
dari 3 (tiga) tahun, 3 upah;
(tiga) bulan upah;  c. Dalam pasal 156
e. masa kerja 4 (empat) ayat (2) tidak
d. masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi terlihat adanya
(tiga) tahun atau kurang dari 5 (lima) perubahan namun
lebih tetapi kurang tahun, 5 (lima) bulan dapat dilihat dalam
dari 4 (empat) upah; pasal 156 ayat 3
tahun, 4 (empat) f. masa kerja 5 (lima) mengenai
bulan upah;  tahun atau lebih, tetapi perhitungan uang
e. masa kerja 4 kurang dari 6 (enam) penghargaan masa
(empat) tahun atau tahun, 6 (enam) bulan kerja paling tinggi
lebih tetapi kurang upah; yakni untuk masa
dari 5 (lima) tahun, g. masa kerja 6 (enam) kerja selama 21
5 (lima) bulan atau lebih tetapi kurang tahun atau lebih
upah;  dari 7 (tujuh) tahun, 7 diberikan 8 bulan
f. masa kerja 5 (tujuh) bulan upah; upah. Sedangkan
(lima) tahun atau h. masa kerja 7 (tujuh) dalam 156 ayat 3
lebih, tetapi kurang tahun atau lebih tetapi UU Ketenaga
dari 6 (enam) tahun, kurang dari 8 (delapan) kerjaan mengatur
6 (enam) bulan tahun, 8 (delapan) bulan paling tinggi masa
upah;  upah; kerja yakni 24 tahun
g. masa kerja 6 i. masa kerja 8 (delapan) atau lebih
(enam) tahun atau tahun atau lebih, 9 mendapatkan 10
lebih tetapi kurang (sembilan) bulan upah. bulan upah. 
dari 7 (tujuh) tahun, d. Dari ketiga poin
7 (tujuh) bulan (3) Perhitungan uang yang telah
upah;  penghargaan masa kerja dijelaskan tadi
h. masa kerja 7 sebagaimana dimaksud perbedaan pasal
(tujuh) tahun atau dalam ayat (1) ditetapkan 156 UUCK dengan
lebih tetapi kurang sebagai berikut : pasal 156 UU no. 13
dari 8 (delapan) a. masa kerja 3 (tiga) Tahun 2003 telah
tahun, 8 (delapan) tahun atau lebih tetapi memenuhi unsur
bulan upah;  kurang dari 6 (enam) pasal 5 dan 6 UU
i. masa kerja 8 tahun, 2 (dua) bulan No. 12 Tahun 2011
(delapan) tahun upah; yakni tidak hanya
atau lebih, 9 b. masa kerja 6 (enam) melindungi hak
(sembilan) bulan tahun atau lebih tetapi pekerja/buruh saja
upah. kurang dari 9 (sembilan) meliankan hak
tahun, 3 (tiga) bulan pengusaha. Dengan
 
upah; adanya perubahan
(3) Perhitungan bahwa pengusaha
uang penghargaan c. masa kerja 9
tidak membayarkan
masa kerja (sembilan) tahun atau
uang penggantian
sebagaimana lebih tetapi kurang dari
hak selagi tidak
dimaksud dalam 12 (dua belas) tahun, 4
tertulis dalam
ayat (1) ditetapkan (empat) bulan upah;
perjanjian kerja,
berdasarkan:  d. masa kerja 12 (dua maka hal tersebut
a. masa kerja 3 belas) tahun atau lebih dapat dijadikan
(tiga) tahun atau tetapi kurang dari 15 sebagai jaminan
lebih tetapi kurang (lima belas) tahun, 5 bagi pengusaha
dari 6 (enam) tahun, (lima) bulan upah; (unsur keterbukaan)
2 (dua) bulan upah;  e. masa kerja 15 (lima e. Kemudian dapat
b. masa kerja 6 belas) tahun atau lebih dilihat bahwa
(enam) tahun atau tetapi kurang dari 18 perihal ketntuan
lebih tetapi kurang (delapan belas) tahun, 6 mengenai
dari 9 (sembilan) (enam) bulan upah; pemberian uang
tahun, 3 (tiga) bulan f. masa kerja 18 (delapan penghargaan
upah;  belas) tahun atau lebih dikurangkan masa
c. masa kerja 9 tetapi kurang dari 21 nya,sehingga hal
(sembilan) tahun (dua puluh satu) tahun, 7 tersebut
atau lebih tetapi (tujuh) bulan upah; menguntungkan
kurang dari 12 (dua g. masa kerja 21 (dua bagi pihak pekerja.
belas) tahun, 4 puluh satu) tahun atau
(empat) bulan lebih tetapi kurang dari
upah;  24 (dua puluh empat)
d. masa kerja 12 tahun, 8 (delapan) bulan
(duabelas) tahun upah;
atau lebih tetapi h. masa kerja 24 (dua
kurang dari 15 (lima puluh empat) tahun atau
belas) tahun, 5 lebih, 10 (sepuluh) bulan
(lima) bulan upah;  upah.
e. masa kerja 15
(lima belas) tahun (4) Uang penggantian hak
atau lebih tetapi yang seharusnya diterima
kurang dari 18 sebagaimana dimaksud
(delapan belas) dalam ayat
tahun, 6 (enam) (1) meliputi :
bulan upah;  a. cuti tahunan yang
f. masa kerja 18 belum diambil dan belum
(delapan belas) gugur;
tahun atau lebih b. biaya atau ongkos
tetapi kurang dari pulang untuk
21 (dua puluh satu) pekerja/buruh dan
tahun, 7 (tujuh) keluarganya ketempat
bulan upah;  dimana pekerja/buruh
g. masa kerja 21 diterima bekerja;
(dua puluh satu) c. pengganti perumahan
tahun atau lebih, 8 serta pengobatan dan
(delapan) bulan perawatan ditetapkan
upah.  15% (lima belas
perseratus) dari uang
(4) Pengusaha dapat pesangon dan/atau uang
memberikan uang penghargaan masa kerja
penggantian hak bagi yang memenuhi
yang diatur dalam syarat;
perjanjian kerja, d. hal-hal lain yang
peraturan ditetapkan dalam
perusahaan, atau perjanjian kerja,
perjanjian kerja peraturan perusahaan
bersama.  atau perjanjian kerja
bersama.
(5) Ketentuan lebih
lanjut mengenai (5) Perubahan
besaran uang perhitungan uang
pesangon serta pesangon, perhitungan
uang penghargaan uanag penghargaan masa
masa kerja dalam kerja,dan uang
hal terjadi penggantian hak
pemutusan sebagaimana dimaksud
hubungan kerja dalam ayat (2), ayat (3),
sebagaimana dan ayat (4) ditetapkan
dimaksud dalam dengan Peraturan
Pasal 154A ayat (1) Pemerintah.
diatur dengan
Peraturan
Pemerintah
Pesangon 46. Ketentuan Pasal 157 Pasal 157 ketentuan dalam UUCK
diubah sehingga (1) Komponen upah yang pasal 157 dikhawatirkan
berbunyi sebagai digunakan sebagai dasar dapat terjadi keambiguan
berikut:  perhitungan uang dan  tidak sejalan
pesangon, uang dengandengan "asas
Pasal 157 penghargaan masa kerja, kejelasan rumusan" adalah
dan uang pengganti hak bahwa setiap Peraturan
(1) Komponen upah yang seharusnya diterima Perundang-undangan harus
yang digunakan yang tertunda, terdiri memenuhi persyaratan
teknis penyusunan
sebagai dasar atas : Peraturan Perundang-
perhitungan uang a. upah pokok; undangan, sistematika,
pesangon dan uang b. segala macam bentuk pilihan kata atau istilah,
penghargaan masa tunjangan yang bersifat serta bahasa hukum yang
kerja, terdiri atas:  tetap yang diberikan jelas dan mudah dimengerti
a. upah pokok;  kepada pekerja/buruh sehingga tidak menimbulkan
b. tunjangan tetap dan keluarganya, berbagai macam
yang diberikan termasuk harga interpretasi dalam
kepada pembelian dari cuti yang pelaksanaannya.
pekerja/buruh dan diberikan kepada
keluarganya.  pekerja/buruh secara
(2) Dalam hal cuma-cuma, yang apabila
penghasilan cuti harus dibayar
pekerja/buruh pekerja/buruh dengan
dibayarkan atas subsidi, maka sebagai
dasar perhitungan upah dianggap selisih
harian, upah antara harga pembeli
sebulan sama dengan harga yang harus
dengan 30 (tiga dibayar oleh
puluh) kali pekerja/buruh.
penghasilan sehari.  (2) Dalam hal
(3) Dalam hal upah penghasilan
pekerja/buruh pekerja/buruh
dibayarkan atas dibayarkan atas dasar
dasar perhitungan perhitungan harian,
satuan hasil, upah maka penghasilan
sebulan sama sebulan adalah sama
dengan penghasilan dengan 30 kali
rata-rata selama 12 penghasilan sehari.
(dua belas) bulan (3) Dalamn hal upah
terakhir, dengan pekerja/buruh
ketentuan tidak dibayarkan atas dasar
boleh kurang dari perhitungan satuan hasil,
ketentuan upah potongan/borongan atau
minimum. komisi, maka penghasilan
sehari adalah sama
dengan pendapatan rata-
rata per hari selama 12
(dua belas) bulan
terakhir, dengan
ketentuan tidak boleh
kurang dari ketentuan
upah minimum provinsi
atau kabupaten/kota.
(4) Dlam hal pekerjaan
tergantung pada keadaan
cuaca dan upahnya
didasarkan pada upah
borongan, maka
perhitungan upah
sebulan dihitung dari
upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.
PHK 47. Di antara Pasal 157 dan Pasal 158 disisipkan 1 Pasal 157A ini telah
(satu) pasal yakni Pasal 157A yang berbunyi memenuhi ketentuan yang
sebagai berikut:  terdapat dalam pasal 5 dan
6 yaitu telah mencakup
Pasal 157A  mengenai  kejelasan
(1) Selama proses penyelesaian perselisihan tujuan,keterbukaan dan
hubungan industrial, pengusaha dan keadilan.
pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
kewajibannya. 
(2) Pengusaha dapat melakukan tindakan
skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang
dalam proses penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dengan tetap membayar
upah beserta hak lainnya yang biasa diterima
pekerja/buruh
PHK 48. Ketentuan Pasal 158 Pasal 158 Dalam hal ini telah
dihapus. (1) Pengusaha dapat memenuhi unsur pasal 5
memutuskan hubungan dan 6 yakni dengan
kerja terhadap melakukan pemutusan
pekerja/buruh dengan hubungan kerja. Dimana
alasan pekerja/buruh mencerminkan asas
telah melakukan ketertiban dan kepastian
kesalahan berat sebagai hukum. 
berikut :
a. melakukan penipuan,
pencurian dan
penggelapan barang
dan/atau uang milik
perusahaan;
b. memberikan
keterangan palsu atau
yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan;
c. mabuk, meminum
minuman keras yang
memabukkan, memakai
dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya
dilingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan
asusila atau perjudian
dilingkungan kerja;
e. menyerang,
menganiaya,
mengancam, atau
mengintimidasi teman
sekerja atau pengusaha
di lingkungan kerja;
f. membujuk teman
sekerja atau pengusaha
untuk mekukan
perbuatan yang
bertentangan dengan
peraturan perundang-
undangan;
g. dengan ceroboh atau
sengaja merusak atau
membiarkan dalam
keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang
menimbulkan kerugian
bagi perusahaan;
h. dengan ceroboh atau
sengaja membiarkan
teman sekerja atau
pengusaha dalam
keadaan bahaya di
tempat kerja;
i. membongkar atau
membocorkan rahasia
perusahaan yang
seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk
kepentingan negara; atau
j. melakukan perbuatan
lainnya di lingkungan
perusahaan yang
diancam pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih.
(2) Kesalahan berat
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus
didukung dengan bukti
sebagai berikut :
a. pekerja/buruh
tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari
pekerja/buruh yang
bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa
laporan kejadian yang
dibuat oleh pihak yang
berwenang di
perusahaan yang
bersangkutan dan
didukung oleh sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang
saksi.
(3) Pekerja/buruh yang
diputus hubungan
kerjanya berdasarkan
alasan sebagai dimaksud
dalam ayat (1), dapat
memperoleh uang
penggantian hak
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 156 ayat (4).
(4) Bagi pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) yang tugas
dan fungsinya tidak
mewakili kepentingan
pengusaha secara
langsung, selain uang
penggantian hak sesuai
dengan ketentuan Pasal
156 ayat (4) diberkan
uang pisah yang besarnya
dan pelaksanaannya
diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan
perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
PHK 49. Ketentuan Pasal 159 Pasal 159 Dalam  pasal 5 membentuk
dihapus. Apabila pekerja/buruh Peraturan Perundang-
tidak menerima undangan harus dilakukan
pemutusan hubungan berdasarkan pada asas
kerja sebagaimana Pembentukan Peraturan
dimaksud dalam Pasal Perundang-undangan yang
158 ayat (1), baik, yang meliputi: a.
pekerja/buruh yang kejelasan tujuan; b.
bersangkutan dapat kelembagaan atau pejabat
mengajukan gugatan ke pembentuk yang tepat 
lembaga penyelesaian Pasal 6 Materi muatan
perselisihan hubungan Peraturan Perundang-
industrial. undangan harus
mencerminkan asas: 
pengayoman. Selain
mencerminkan asas
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Peraturan
Perundang-undangan
tertentu dapat berisi asas
lain sesuai dengan bidang
hukum Peraturan
Perundang-undangan yang
bersangkutan.  
Pesangon 50. Ketentuan Pasal 160 Pasal 160 Dapat dilihat bahwa pasal
PHK diubah sehingga (1) Dalam hal 160 terdapat beberapa
Kelompok berbunyi sebagai pekerja/buruh ditahan perubaha yakni mengenai
H berikut:  pihak yang berwajib pemberian upah apabila
karena diduga melakukan pekerja/buruh melakukan
Pasal 160  tindak pidana bukan atas tindak pidana.  Dalam UUCK
(1) Dalam hal pengaduan pengusaha, diksi “atas pengaduan
pekerja/buruh maka pengusaha tidak pengusaha” dihapus serta
ditahan pihak yang wajib membayar upah pemberian bantuan kepada
berwajib karena tetapi wajib memberikan keluarga pekerja/buruh
diduga melakukan bantuan kepada keluarga dijadikan sebagai kewajiban
tindak pidana, maka pekerja/buruh yang karna hal tersebut menjadi
pengusaha tidak menjadi tanggungannya tanggungan pengusaha.
wajib membayar dengan ketentuan
upah tetapi wajib sebagai berikut :
memberikan a. untuk 1 (satu) orang
bantuan kepada tanggungan : 25% (dua
keluarga puluh lima perseratus)
pekerja/buruh yang dari upah;
menjadi b. untuk 2 (dua) orang
tanggungannya tanggungan : 35% (tiga
dengan ketentuan puluh lima perseratur)
sebagai berikut:  dari upah;
a. untuk 1 (satu) c. untuk 3 (tiga) orang
orang tanggungan, tanggungan : 45% (empat
25% (dua puluh lima puluh lima perseratus)
perseratus) dari dari
upah;  upah;
b. untuk 2 (dua) d. untuk 4 (empat) orang
orang tanggungan, tanggungan atau lebih :
35% (tiga puluh lima 50% (lima puluh
perseratus) dari perseratus) dari upah;
upah; 
(2) Bantuan sebagaimana
c. untuk 3 (tiga) dimaksud dalam ayat (1)
orang tanggungan, diberikan untuk paling
45% (empat puluh lama 6 (enam) bulan
lima perseratus) terhitung sejak dari
dari upah;  pertama pekerja/buruh
d. untuk 4 (empat) diatahan oleh pihak yang
orang tanggungan berwajib.
atau lebih, 50% (3) Pengusaha dapat
(lima puluh melakukan pemutusan
perseratus) dari hubungan kerja terhadap
upah.  pekerja/buruh yang
(2) Bantuan setelah 6 (enam) bulan
sebagaimana tidak dapat melakukan
dimaksud dalam pekerjaan sebagaimana
ayat (1) diberikan mestinya karena dalam
untuk paling lama 6 proses perkara pidana
(enam) bulan sebagaimana dimaksud
terhitung sejak hari dalam ayat (1).
pertama (4) Dalam hal pengadilan
pekerja/buruh memutuskan perkara
ditahan oleh pihak pidana sebelum masa 6
yang berwajib.  (enam) bulan
(3) Pengusaha dapat sebagaimana dimaksud
melakukan dalam ayat (3) berakhir
pemutusan dan pekerja/buruh
hubungan kerja dinyatakan tidak
terhadap bersalah, maka
pekerja/buruh yang pengusaha wajib
setelah 6 (enam) mempekerjakan
bulan tidak dapat pekerja/buruh kembali.
melakukan (5) Dalam hal pengadilan
pekerjaan memutuskan perkara
sebagaimana pidana sebelum masa 6
mestinya karena (enam) bulan berakhir
dalam proses dan pekerja/buruh
perkara pidana dinyatakan bersalah,
sebagaimana maka pengusaha dapat
dimaksud dalam melakukan pemutusan
ayat (1).  hubungan kerja kepada
(4) Dalam hal pekerja/buruh yang
pengadilan bersangkutan.
memutuskan (6) Pemutusan hubungan
perkara pidana kerja sebagaimana
sebelum masa 6 dimaksud dalam ayat (3)
(enam) bulan dan ayat (5) dilakukan
sebagaimana tanpa penetapan
dimaksud dalam lembaga penyelesaian
ayat (3) berakhir perselisihan hubungan
dan pekerja/buruh industrial.
dinyatakan tidak (7) Pengusaha wajib
bersalah, membayar kepada
pengusaha wajib pekerja/buruh yang
mempekerjakan mengalami pemutusan
pekerja/buruh hubungan kerja
kembali.  sebagaimana dimaksud
(5) Dalam hal dalam ayat (3) dan ayat
pengadilan (5), uang penghargaan
memutuskan masa kerja 1 (satu) kali
perkara pidana ketentuan Pasal 156 ayat
sebelum masa 6 (3) dan uang penggantian
(enam) bulan hak sesuai ketentuan
berakhir dan dalam Pasal 156 ayat (4).
pekerja/buruh
dinyatakan
bersalah,
pengusaha dapat
melakukan
pemutusan
hubungan kerja
kepada
pekerja/buruh yang
bersangkutan. 

Pesangon 51. Ketentuan Pasal 161 Pasal 161 Penghapusan ketentuan


PHK dihapus (1) Dalam hal Pasal 161 dinilai kurang
pekerja/buruh tepat lantaran Pasal ini telah
melakukan pelanggaran sesuai dengan Pasal 5 & 6
ketentuan yang diatur yaitu mencerminkan
dalam perjanjian kerja, kejelasan tujuan, keadilan,
peraturan perusahaan kemanusiaan serta
atau perjanjian kerja ketertiban dan kepastian
bersama, pengusaha hukum.
dapat melakukan
pemutusan hubungan
kerja, setelah kepada
pekerja/buruh yang
bersangkutan diberikan
surat peringatan
pertama, kedua dan
ketiga secara berturut-
turut.
(2) Surat peringatan
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) masing-
masing berlaku untuk
paling lama 6 (enam)
bulan, kecuali ditetapkan
lain dalam perjanjian
kerja, peraturan
perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
(3) Pekerja/buruh yang
mengalami pemutusan
hubungan kerja dengan
alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
memperoleh uang
pesangon sebesar 1
(satu) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja
sebesar 1 (satu) kali
ketentuan Pasal 156 ayat
(3) dan uang penggantian
hak sesuai ketentuan
Pasal 156
ayat (4).
Pesangon 52. Ketentuan Pasal 162 Pasal 162 Dalam pasal 162 terlibat jika
PHK dihapus. (1) Pekerja/buruh yang membentuk Peraturan
mengundurkan diri atas Perundang-undangan harus
kemauan sendiri, dilakukan berdasarkan pada
memperoleh uang asas Pembentukan
penggantian hak sesuai Peraturan Perundang-
ketentuan Pasal 156 ayat undangan yang baik,yaitu
(4) meliputi kejelasan tujuan;
(2) Bagi pekerja/buruh kejelasan rumusan; dan .
yang mengundurkan diri keterbukaan, atas dasar
atas kemamuan sendiri, pekerja/buruh
yang tugas dan fungsinya mengundurkan diri dengan
tidak mewakili kemauannya sendiri. Dan
kepentingan pengusaha juga berdasarkan pasal 6
secara langsung, selain Materi muatan Peraturan
menerima uang Perundang-undangan harus
penggantai hak sesuai mencerminkan asas:
ketentuan Pasal 156 ayat
(4) diberikan uang pisah
yang
besarnya dan
pelaksanaannya diatur
dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja
bersama.
(3) Pekerja/buruh yang
mengundurkan diri
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus
memenuhi syarat :
a. mengajukan
permohonan
pengunduran diri secara
tertulis selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal
mulai pengunduran diri;
b. tidak terikat dalam
ikatan dinas; dan
c. tetap melaksanakan
kewajibannya sampai
tanggal mulai
pengunduran diri.
(4) Pemutusan hubungan
kerja dengan alasan
pengunduran diri atas
kemauan sendiri
dilakukan tanpa
penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
Pesangon 53. Ketentuan Pasal 163 Pasal 163 jika mengacu pada pasal
PHK dihapus. (1) Pengusaha dapat 5 dan 6 terdapat asas
melakukan pemutusan Yang dimaksud dengan
hubungan kerja terhadap "asas kejelasan
pekerja/buruh dalam hal rumusan" adalah bahwa
terjadi perubahan status, setiap Peraturan
penggabungan, Perundang-undangan
peleburan atau harus memenuhi
perubahan kepemilikan persyaratan teknis
perusahaan dan penyusunan Peraturan
pekerja/buruh tidak Perundang-undangan,
bersedia melanjutkan sistematika, pilihan kata
hubungan kerja, maka atau istilah, serta bahasa
pekerja/buruh berhak hukum yang jelas dan
atas uang pesangon mudah dimengerti
sebesar 1(satau) kali sehingga tidak
sesuai ketentuan Pasal menimbulkan berbagai
156 ayat (2), uang macam interpretasi
penghargaan masa kerja dalam pelaksanaannya.
1 (satu) kali ketentuan penghapusan ini tidak
Pasal 156 ayat (3) dan sejalan dengan asas
uang penggantian hak tersebut
sesuai ketentuan dalam
Pasal 156 ayat (4).
(2) Pengusaha dapat
melakukan pemutusan
hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh karena
perubahan status,
penggabungan, atau
peleburan perusahaan
dan pengusaha tidak
bersedia menerima
pekerja/buruh di
perusahaannya, maka
pekerja/buruh berhak
atas uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat
(2), uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali
ketentuan dalam Pasal
156 ayat (3), dan uang
penggantian hak sesuai
ketentuan dalam Pasal
156 ayat (4).
Pesangon 54. Ketentuan Pasal 164 Pasal 164 penghapusan pasal 164
PHK dihapus. (1) Pengusaha dapat daadalam draft UUCK
melakukan pemutusan tidaklah mencerminkan
"asas keseimbangan,
hubungan kerja terhadap keserasian, dan keselarasan"
pekerja/buruh karena dalam huruf J bahwa setiap
perusahaan tutup yang Materi Muatan Peraturan
disebabkan perusahaan Perundang-undangan harus
mengalami kerugian mencerminkan
secara terus menerus keseimbangan, keserasian,
selama 2 (dua) tahun, dan keselarasan, antara
atau keadaan memaksa kepentinganpengusaha dan
(force majeur), dengan pekerja.
ketentuan pekerja/buruh
berhak atas uang
pesangon sebesar 1
(saru) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (2) uang
penghargaan masa kerja
sebesar 1 (satu) kali
ketentuan
Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4).
(2) Kerugian perusahaan
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus
dibuktikan dengan
laporan keuangan 2 (dua)
tahun terakhir yang telah
diaudit oleh akuntan
publik.
(3) Pengusaha dapat
melakukan pemutusan
hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh karena
perusahaan tutup bukan
karena mengalami
kerugian 2 (dua) tahun
berturut-turut atau
bukan karena keadaan
memaksa (force majeur)
tetapi perusahaan
melakukan efesiensi,
dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak
atas uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat
(2), uang penghargaan
masa kerja sebesar 1
(satu) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4).

Pesangon 55. Ketentuan Pasal 165 Pasal 165 Penghapusan ketentuan


PHK dihapus. Pengusaha dapat Pasal 165  dinilai kurang
melakukan pemutusan tepat lantaran Pasal ini telah
hubungan kerja terhadap sesuai dengan Pasal 5 & 6
pekerja/buruh karena yaitu mencerminkan
perusahaan pailit, kejelasan tujuan, keadilan,
dengan ketentuan serta ketertiban dan
pekerja/buruh berhak kepastian hukum.
atas uang pesangon
sebesar 1 (satu) kali
ketentuan Pasal 156 ayat
(2), uang penghargaan
masa kerja sebesar 1
(satu) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantuan hak
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4).

Pesangon 56. Ketentuan Pasal 166 Pasal 166 Pasal 166 UU Ketenaga
PHK dihapus. Dalam hal hubungan kerjaan dalam hal ini dapat
kerja berakhir karena dikatakan sesuai atau telah
pekerja/buruh meninggal memenuhi unsur yang ada
dunia kepada ahli jika dikaitkan dengan pasal 5
warisnya diberikan dan pasal 6 UU No. 12
sejumlah uang yang Tahun 2011 dimana sampai
besar perhitungannya akhir hidup nya, pekerja
sama dengan tetap mendapatkan hak nya
perhitungan 2 (dua) kali yang mana di berikan
uang pesangon sesuai kepada keluarga terkait. 
ketentuan Pasal 156 ayat
(2), 1 (satu) kali uang
penghargaan masa kerja
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (3), dan uang
penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat
(4).
Pesangon 57. Ketentuan Pasal 167 Pasal 167 Yang dimaksud dengan
PHK dihapus. (1) Pengusaha dapat "asas kekeluargaan"
melakukan pemutusan Yang dimaksud dengan
hubungan kerja terhadap "asas kedayagunaan dan
pekerja/buruh karena kehasilgunaan"
memasuki usia pensiun dengan hal ini tentu
dan apabila pengusaha akan membuat posisi
telah mengikutkan pekerja semakin
pekerja/buruh pada disudutkan, seharusnya
program pensiun yang pasal ini tidak dihapus
iurannya dibayar penuh karna amat sangat
oleh pengusaha, maka penting dalam
pekerja/buruh tidak kesejahteraan kaum
berhak mendapatkan buruh.
uang pesangon sesuai
tentuan Pasal
156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (3), tetapi tetap
berhak atas uang
penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat
(4).
(2) Dalam hal besarnya
jaminan atau manfaat
pensiun yang diterima
sekaligus dalam program
pensiun sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
ternyata lebih kecil
daripada jumlah uang
pesangon 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat
(2) dan uang
penghargaan masa kerja
1 (satu) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3), dan
uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4), maka
selisihnya dibayar oleh
pengusaha.
(3) Dalam hal pengusaha
telah mengikut sertakan
pekerja/buruh dalam
program pensiun yang
iurannya/preminya
dibayar oleh pengusaha
dan pekerja/buruh, maka
yang diperhitungkan
dengan uang pesangon
yaitu uang pensiun yang
premi/iurannya dibayar
oleh pengusaha.
(4) Ketentuan
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) dapat diatur
lain dalam perjanjian
kerja, peraturan
perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
(5) Dalam hal pengusaha
tidak mengikut sertakan
pekerja/buruh yang
mengalami pemutusan
hubungan kerja karena
usia pensiun pada
program pensiun maka
pengusaha wajib
memberikan kepada
pekerja/buruh uang
pesangon sebesar 2 (dua)
kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), uang
penghargaan masa kerja
1 (satu) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4).
(6) Hak atas manfaat
pensiun sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), ayat (3) dan ayat
(4) tidak menghilanagkan
hak pekerja/buruh atas
jaminan hari tua yang
bersifat wajib sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
Pesangon 58. Ketentuan Pasal 168 Pasal 168 seharusnya hal ini tidak
PHK dihapus.  (1) Pekerja/buruh yang perlu dihapus dalam UUCK
mangkir selama 5 (lima) karna dalam amanat pasal 5
hari kerja atau lebih dan 6 terdapat “asas
berturut-turut tanpa kemanusiaan”
keterangan secara dikhawatirkan pengusaha
tertulis yang dilengkapi dapat melakukan
dengan bukti yang sah pemutusan hubungan kerja
dan telah dipanggil oleh secara semena mana tanpa
pengusaha 2 (dua) kali ada alasan yang jelas.
secara patut dan tertulis
dapat diputus hubungan
kerjanya karena
dikualifikasikan
mengundurkan diri.
(2) Keterangan tertulis
dengan bukti yang sah
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus
diserahkan paling lambat
pada hari pertama
pekerja/buruh masuk
bekerja.
(3) Pemutusan hubungan
kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
pekerja/buruh yang
bersangkutan berhak
menerima uang
penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat
(4) dan diberikan uang
pisah yang besarnya dan
pelaksanaannya diatur
dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja
bersama.
PHK 59. Ketentuan Pasal 169 Pasal 169 Penghapusan ketentuan
dihapus. (1) Pekerja/buruh dapat Pasal 169 menjadi  kurang
mengajukan tepat lantaran Pasal ini telah
permohonan pemutusan sesuai dengan Pasal 5 & 6
hubungan kerja kepada yaitu mencerminkan
lembaga penyelesaian kejelasan tujuan, keadilan,
perselisihan hubungan kemanusiaan serta
industrial dalaml hal ketertiban dan kepastian
pengusaha melakukan hukum.
perbuatan sebagai
berikut :
a. menganiaya, menghina
secara kasar atau
mengancam
pekerja/buruh;
b. membujuk dan/atau
menyuruh pekerja/buruh
untuk melakukan
perbuatan
yang bertentangan
dengan peraturan
perundang-undangan;
c. tidak membayar upah
tepat pada waktu yang
telah ditentukan selama
3 (tiga) bulan berturut-
turut atau lebih;
d. tidak melakukan
kewajiban yang telah
dijanjikan kepada
pekerja/buruh;
e. memerintahkan
pekerja/buruh untuk
melaksanakan pekerjaan
di luar yang
diperjanjikan; atau
f. memberikan pekerjaan
yang membahayakan
jiwa, keselamatan,
kesehatan, dan
kesusilaan pekerja/buruh
sedangkan pekerja
tersebut tidak
dicantumkan pada
perjanjian kerja.
(2) Keterangan tertulis
dengan bukti yang sah
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus
diserahkan paling lambat
pada hari pertama
pekerja/buruh masuk
bekerja.
(3) Pemutusan hubungan
kerja sebagaima
dimaksud dalam ayat (1)
pekerja/buruh yang
bersangkutan berhak
menerima uang
penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat
(4) dan diberikan uang
pisah yang besarnya dan
pelaksanaannya diatur
dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja
bersama.
PHK 60. Ketentuan Pasal 170 Pasal 170 hal ini tidak sesuai dengan
dihapus. Pemutusan hubungan Yang n "asas ketertiban dan
kerja yang dilakukan kepastian hukum" adalah
tidak memenuhi bahwa setiap Materi
ketentuan Pasal 151 ayat Muatan Peraturan
(3) dan Pasal 168, kecuali Perundang-undangan harus
Pasal 158 ayat (1), Pasal dapat mewujudkan
160 ayat (3), Pasal 162, ketertiban dalam
dan Pasal 169 batal demi masyarakat melalui jaminan
hukum dan pengusaha kepastian hukum.
wajib mempekerjakan penghapusan ini tentu akan
pekerja/buruh yang menimbulkan masalah karna
akan bnamuyak hak pekerja
bersangkutan serta yang terabaikan dan
membayar seluruh upah melenceng dari cita cita
dan hak yang seharusnya hukum 
diterima.

PHK 61. Ketentuan Pasal 171 Pasal 171 penghapusan pasal 171
dihapus. Pekerja/buruh yang tidak  sesuai dengan
mengalami pemutusan ketentuan Pasal 5 & 6
hubungan kerja tanpa dikarenakan tidak sesuai
penetapan Lembaga dengan asas "asas
penyelesaian perselisihan kelembagaan atau pejabat
hubungan industrian pembentuk yang tepat” 
yang berwenang sehingga dapat
sebagaimana dimaksud dikhawatirkan terjadi
dalam Pasal 158 ayat (1), keambiguan dalam proses
Pasal 160 ayat (3), dan penyelesaian perselisihan
Pasal 162, dan antara pengusaha dan
pekerja/buruh yang buruh
bersangkutan tidak dapat
menerima pemutusan
hubungan kerja tersebut,
maka pekerja/buruh
dapat mengajukan
gugatan kelembaga
penyelesaian perselisihan
hubungan industrial
dalam waktu paling lama
1 (satu) tahun sejak
tanggal dilakukan
pemutusan
hubungan kerjanya.
Pesangon 62. Ketentuan Pasal 172 Pasal 172 penghapusan pasal 172 
PHK dihapus. Pekerja/buruh yang tidak  sesuai dengan
mengalami sakit ketentuan Pasal 6 ayat 1 b
berkepanjangan, karna tidak
mengalami cacat akibat mencerminkan"asas
kecelakaan kerja dan kemanusiaan" adalah bahwa
tidak dapat melakukan setiap Materi Muatan
pekerjaannya setelah Peraturan Perundang-
melampaui batas 12 (dua undangan harus
belas) bulan dapat mencerminkan pelindungan
mengajukan pemutusan dan penghormatan hak asasi
hubungan kerja dan manusia serta harkat dan
diberikan uang pesangon martabat setiap warga
2 (dua) kali ketentuan negara dan penduduk
Pasal 156 ayat (2), uang Indonesia secara
penghargaan masa kerja proporsional.
2 (dua) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3), dan
uang pengganti hak 1
(satu) keli ketentuan
Pasal 156 ayat (4).

Anda mungkin juga menyukai