1605-Article Text-3555-1-10-20181003
1605-Article Text-3555-1-10-20181003
Abstrak
Kata kunci: hak dan legalitas; pelayanan kesehatan tradisional; perlindungan hukum
Abstract
Traditional health services in Indonesia have been regulated in the Law No. 36 of 2009
about Health and in Government Regulation No. 103 of 2014 specifically. This paper is
intended to discuss the legal protection of traditional health services and its forms. This
study applies normative juridical methods. The results show that the level of legal
protection for traditional health services is empirically lower than complementary and
integration. This is proven by the absence of the right to obtain legal protection for
traditional empirical health services. The legality of traditional empirical health services
is only attested by Traditional Health Registered Letters (STPT) while complementary
and integration is attested by a Certificate of Traditional Health Worker Registration
(STRTKT) and Practice Permit Traditional Health Workers (SIPTKT).
11
Vol. 1 No. 1 Juni 2018
mendasar.1 Oleh karena itu, hak atas Nigeria and Zambia 60% ; Di Eropa,
pelayanan kesehatan merupakan suatu hal Amerika utara dan daerah sekitarnya 50%
yang harus dimiliki oleh setiap warga dari seluruh populasi; di San Francisco,
negara Indonesia. Sehingga tidak ada London sekitar 75%. Fakta tersebut
masyarakat yang tidak bisa melakukan menunjukkan bahwa pengobatan tradi-
pengobatan. sional memiliki arti penting yaitu
Pengobatan yang dapat dilakukan mendukung kehidupan dan mempunyai
oleh masyarakat dapat berupa bantuan potensi yang progresif untuk
medis ataupun pengobatan secara dikembangkan.3
tradisional. Meskipun memiliki metode Sejak tahun 2009, pelayanan
pengobatan yang berbeda, keduanya kesehatan tradisional diatur dalam tataran
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk undang-undang, yakni Undang-Undang
memberikan pelayanan kesehatan terbaik No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
bagi seorang pasien. Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No. 36
Pengobatan tradisional pada Tahun 2009 tentang Kesehatan menen-
awalnya telah dikenal oleh masyarakat tukan bahwa pelayanan kesehatan
Indonesia sejak munculnya pemahaman tradisional adalah pengobatan dan/atau
pengobatan yang bersifat mistik dan perawatan dengan cara dan obat yang
kepercayaan pada tenaga gaib yang mengacu pada pengalaman dan
berakar pada animisme. Pada keterampilan turun temurun secara
perkembangannya, pengobatan tradisional empiris yang dapat dipertanggung-
di Indonesia banyak dipengaruhi oleh jawabkan dan diterapkan sesuai dengan
budaya asing, seperti India, Cina, Timur norma yang berlaku di masyarakat.
Tengah (Arab) dan Eropa.2 Berdasarkan ketentuan tersebut,
Seiring dengan berjalannya waktu, dapat dijabarkan bahwa pengertian
semakin banyak usaha dalam bidang pelayanan kesehatan tradisional mengan-
pelayanan kesehatan tradisional di dung persyaratan:
Indonesia. Umumnya, pengobatan tradi- 1. Adanya aktifitas pengobatan dan atau
sional menawarkan harga yang lebih perawatan,
terjangkau dibandingkan dengan 2. Menggunakan cara atau obat
pengobatan komplementer dan integrasi. tradisional,
Dengan semakin meningkatnya biaya 3. Berdasarkan pengalaman dan
pengobatan kesehatan, masyarakat banyak keterampilan turun-temurun,
beralih kepada pelayanan pengobatan 4. Dapat dipertanggung jawabkan secara
tradisional. empiris, dan
Pada tahun 2009, WHO ( World 5. Penerapannya sesuai dengan norma
Health Organization) mencatat sekitar 30- yang berlaku di masyarakat.
50% penduduk China masih Ketentuan mengenai pengobatan
menggunakan sistem pengobatan tradisional juga ditetapkan dengan
tradisional /CAM (Complement Alter- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
native Medicine) untuk mendukung 1076 Tahun 2003 tentang
kesehatan mereka; di Ghana, Mali, Penyelenggaraan pengobatan Tradisional.
Adapun tujuan dari KepMenKes tersebut
1
Ari Yunanto, Hukum Pidana Malpraktik
3
Medik (Tinjauan dan Perspektif Medikolegal, Dian Kartika, dkk, Pelayanan Kesehatan
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), hlm. 19. Tradisional dan Perlindungan Hukum Bagi Pasien,
2
Cecep Triwibowo, Etika & Hukum SOEPRA dalam Jurnal Hukum Kesehatan,
Kesehatan, (Yogyakarta: Medical Book, 2014) Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata,
hlm. 137. Vol 2, No 1, Tahun 2016, hlm. 3.
Perlindungan Hukum 13
Vol. 1 No. 1 Juni 2018
yang terkait dengan objek penelitian yaitu manakala subjek hukum diberi hak dan
tentang pelayanan kesehatan tradisional kewajiban.6
yang kemudian akan dilihat sinkroni- Hak dan kewajiban bukanlah
sasinya secara vertikal dan horisantal merupakan kumpulan kaidan atau
antar peraturan tersebut. peraturan, melainkan perimbangan
Bahan hukum yang digunakan kekuasaan dalam bentuk hak individual di
adalah bahan hukum primer, sekunder, satu pihak yang tercermin dalam
dan tersier. Bahan hukum disajikan dalam kewajiban pada pihak lawan, hak dan
bentuk teks naratif dengan cara kewajiban inilah yang diberikan oleh
mendialogkan antara teori hukum, norma hukum.7
hukum, hasil penelitian dan analisis Perlindungan didefinisikan sebagai
peneliti yang dihubungkan antara satu tempat berlindung, hal atau perbuatan,
dengan lainnya sesuai dengan pokok memperlindungi. Perlindungan kemudian
permasalahan sehingga menjadi satu dapat diartikan sebagai perbuatan
kesatuan yang utuh (comprehensive), all memberi jaminan atau keamanan,
inclusive dan systematic. Metode pengum- ketentraman, kesejahteraan dan keda-
pulan data dilakukan dengan metode maian dari pelindung kepada yang
kepustakaan. Analisis dilakukan secara dilindungi atas segala bahaya atau risiko
kualitatif. Metode analisis tersebut yang mengancamnya.8
dilakukan dengan cara Perlindungan hukum adalah
menginterpretasikan dan mendiskusikan memberikan pengayoman terhadap hak
bahan hasil penelitian berdasarkan pada asasi manusia yang dirugikan orang lain
asas-asas hukum, teori-teori hukum, dan perlindungan itu diberikan kepada
pengertian hukum, norma hukum, serta masyarakat agar dapat menikmati semua
konsep yang berkaitan dengan pokok hak-hak yang diberikan oleh hukum.9
permasalahan. Analisis dilakukan secara Perlindungan hukum juga dapat diartikan
deduktif yaitu menarik kesimpulan dari sebagai jaminan yang diberikan oleh
suatu permasalahan yang bersifat umum pemerintah kepada semua pihak untuk
terhadap permasalahan yang dihadapi. melaksanakan hak dan segala kepentingan
hukum yang dimiliki, sehingga setiap
C. Perlindungan Hukum Bagi warga dapat melaksanakan hak dan
Pelayanan Kesehatan Tradisional kewajiban secara aman dan tertib.10
dalam Struktur Peraturan
Perundang-undangan Indonesia 6
Yuliati,. Kajian Yuridis Perlindungan
Keberadaan hukum dalam Hukum Bagi Pasien Dalam Undang-Undang Ri
masyarakat adalah untuk Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan Kedokteran Berkaitan Dengan Malpraktik,
kepentingan-kepentingan seluruh anggota (Malang: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,
2005), hlm. 9.
masyarakat. Oleh karena itu, perlu 7
Sudikno Mertokusumo, Mengenal
pengaturan terhadap kepentingan- Hukum; Suatu Pengantar, (Yogyakarta:
kepentingan yang seharusnya berdasarkan Liberty,1999), hlm. 40.
8
pada keseimbangan antara yang memberi Achmad Muchsin, Perlindungan Hukum
kebebasan pada individu dan melindungi terhadap Pasien Sebagai Konsumen Jasa
Pelayanan Kesehatan dalam Transaksi Terapeutik
kepentingan masyarakat. Tatanan hukum , Pekalongan, STAIN, Jurnal Hukum Islam (JHI),
tersebut baru menjadi kenyataan Vol 7, No 1, Juni 2009, hlm. 32.
9
Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm.54.
10
Koermiatmanto Soetoprawiro, Peraturan
Perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak-Anak
Perlindungan Hukum 15
Vol. 1 No. 1 Juni 2018
Perlindungan Hukum 17
Vol. 1 No. 1 Juni 2018
Perlindungan Hukum 19
Vol. 1 No. 1 Juni 2018
Kartika, Dian, dkk. “Pelayanan Kesehatan Triwibowo, Cecep. Etika & Hukum
Tradisional dan Perlindungan Kesehatan, Yogyakarta: Medical
Hukum Bagi Pasien”. SOEPRA Book, 2014.
Jurnal Hukum Kesehatan. Vol 2, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
No 1, 2016. Tentang Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Indonesia Nomor Tentang Tenaga Kesehatan
1076/Menkes/SK/VII/2003 Yuliati. Kajian Yuridis Perlindungan
M. Hadjon, Phillipus. Perlindungan Hukum Bagi Pasien Dalam
Hukum Bagi Rakyat Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 29
Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1988. Tahun 2004 Tentang Praktik
Mertokusumo, Sudikno.. Mengenal Kedokteran Berkaitan Dengan
Hukum; Suatu Pengantar. Malpraktik. Malang: Fakultas
Yogyakarta: Liberty, 1999 Hukum Universitas Brawijaya,
Muchsin, Achmad. “Perlindungan Hukum 2005.
terhadap Pasien Sebagai Konsumen Yunanto, Ari. Hukum Pidana Malpraktik
Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Medik (Tinjauan dan Perspektif
Transaksi Terapeutik”. Jurnal Medikolegal). Yogyakarta: Penerbit
Hukum Islam (JHI). Vol 7, No 1, Andi, 2010.
Juni 2009.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer-Alternatif di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun
2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional
Raharjo, Satijipto. Ilmu Hukum. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2000.
Rarung, Lavenia. “Tanggung Jawab
Hukum Terhadap Pelaku Pembuat
Obat-Obatan Tradisional Ditinjau
Dari Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan”,
Jurnal Lex Crimen. Vol. VI No. 3,
Mei 2017
Sasongko, Wahyu. Ketentuan-Ketentuan
Pokok Hukum Perlindungan
Konsumen. Bandar Lampung:
Penerbit Universitas Lampung,
2007.
Soetoprawiro, Koermiatmanto. “Peraturan
Perlindungan Hak-hak Perempuan
dan Anak-Anak dalam Hukum
Kearganegaraan Indonesia”. Jurnal
Hukum Pro Justisia XX nomor Juli
2002.