Anda di halaman 1dari 10

11

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN


TRADISIONAL DI INDONESIA

Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto


E-mail: nuraniajeng11@gmail.com

Abstrak

Pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia telah diatur dalam tataran undang-undang,


yakni dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan diatur secara
lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2014. Permasalahan yang
diangkat dalam paper ini adalah tentang perlindungan hukum terhadap pelayanan
kesehatan tradisional serta bagaimana bentuk-bentuk perlindungannya. Penelitian ini
menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
perlindungan hukum terhadap pelayanan kesehatan tradisional empiris lebih rendah
dibandingkan dengan komplementer dan integrasi. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak
adanya hak memperoleh perlindungan hukum bagi pelayanan kesehatan tradisional
empiris dan legalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris hanya dibuktikan dengan
Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT) sedangkan komplementer dan integrasi
dibuktikan dengan Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Tradisional (STRTKT) dan
Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional (SIPTKT).

Kata kunci: hak dan legalitas; pelayanan kesehatan tradisional; perlindungan hukum

Abstract

Traditional health services in Indonesia have been regulated in the Law No. 36 of 2009
about Health and in Government Regulation No. 103 of 2014 specifically. This paper is
intended to discuss the legal protection of traditional health services and its forms. This
study applies normative juridical methods. The results show that the level of legal
protection for traditional health services is empirically lower than complementary and
integration. This is proven by the absence of the right to obtain legal protection for
traditional empirical health services. The legality of traditional empirical health services
is only attested by Traditional Health Registered Letters (STPT) while complementary
and integration is attested by a Certificate of Traditional Health Worker Registration
(STRTKT) and Practice Permit Traditional Health Workers (SIPTKT).

Keywords: rights and legality; traditional health services; legal protection

A. Pendahuluan asasi manusia, salah satu unsur


Kesehatan adalah kebutuhan setiap kesejahteraan yang harus diwujudkan
manusia yang harus dipenuhi. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Sebagaimana dimaksud dalam Pancasila Meskipun sama fundamentalnya dengan
dan Undang-Undang Dasar Negara hak-hak yang lain, hak atas pelayanan
Kesatuan Republik Indonesia Tahun kesehatan sering dianggap lebih
1945, bahwa kesehatan merupakan hak

11
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

mendasar.1 Oleh karena itu, hak atas Nigeria and Zambia 60% ; Di Eropa,
pelayanan kesehatan merupakan suatu hal Amerika utara dan daerah sekitarnya 50%
yang harus dimiliki oleh setiap warga dari seluruh populasi; di San Francisco,
negara Indonesia. Sehingga tidak ada London sekitar 75%. Fakta tersebut
masyarakat yang tidak bisa melakukan menunjukkan bahwa pengobatan tradi-
pengobatan. sional memiliki arti penting yaitu
Pengobatan yang dapat dilakukan mendukung kehidupan dan mempunyai
oleh masyarakat dapat berupa bantuan potensi yang progresif untuk
medis ataupun pengobatan secara dikembangkan.3
tradisional. Meskipun memiliki metode Sejak tahun 2009, pelayanan
pengobatan yang berbeda, keduanya kesehatan tradisional diatur dalam tataran
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk undang-undang, yakni Undang-Undang
memberikan pelayanan kesehatan terbaik No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
bagi seorang pasien. Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No. 36
Pengobatan tradisional pada Tahun 2009 tentang Kesehatan menen-
awalnya telah dikenal oleh masyarakat tukan bahwa pelayanan kesehatan
Indonesia sejak munculnya pemahaman tradisional adalah pengobatan dan/atau
pengobatan yang bersifat mistik dan perawatan dengan cara dan obat yang
kepercayaan pada tenaga gaib yang mengacu pada pengalaman dan
berakar pada animisme. Pada keterampilan turun temurun secara
perkembangannya, pengobatan tradisional empiris yang dapat dipertanggung-
di Indonesia banyak dipengaruhi oleh jawabkan dan diterapkan sesuai dengan
budaya asing, seperti India, Cina, Timur norma yang berlaku di masyarakat.
Tengah (Arab) dan Eropa.2 Berdasarkan ketentuan tersebut,
Seiring dengan berjalannya waktu, dapat dijabarkan bahwa pengertian
semakin banyak usaha dalam bidang pelayanan kesehatan tradisional mengan-
pelayanan kesehatan tradisional di dung persyaratan:
Indonesia. Umumnya, pengobatan tradi- 1. Adanya aktifitas pengobatan dan atau
sional menawarkan harga yang lebih perawatan,
terjangkau dibandingkan dengan 2. Menggunakan cara atau obat
pengobatan komplementer dan integrasi. tradisional,
Dengan semakin meningkatnya biaya 3. Berdasarkan pengalaman dan
pengobatan kesehatan, masyarakat banyak keterampilan turun-temurun,
beralih kepada pelayanan pengobatan 4. Dapat dipertanggung jawabkan secara
tradisional. empiris, dan
Pada tahun 2009, WHO ( World 5. Penerapannya sesuai dengan norma
Health Organization) mencatat sekitar 30- yang berlaku di masyarakat.
50% penduduk China masih Ketentuan mengenai pengobatan
menggunakan sistem pengobatan tradisional juga ditetapkan dengan
tradisional /CAM (Complement Alter- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
native Medicine) untuk mendukung 1076 Tahun 2003 tentang
kesehatan mereka; di Ghana, Mali, Penyelenggaraan pengobatan Tradisional.
Adapun tujuan dari KepMenKes tersebut
1
Ari Yunanto, Hukum Pidana Malpraktik
3
Medik (Tinjauan dan Perspektif Medikolegal, Dian Kartika, dkk, Pelayanan Kesehatan
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), hlm. 19. Tradisional dan Perlindungan Hukum Bagi Pasien,
2
Cecep Triwibowo, Etika & Hukum SOEPRA dalam Jurnal Hukum Kesehatan,
Kesehatan, (Yogyakarta: Medical Book, 2014) Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata,
hlm. 137. Vol 2, No 1, Tahun 2016, hlm. 3.

12 Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

adalah sebagai upaya untuk membina standar pelayanan kesehatan tradisional


pengobatan tradisional, memberikan yang metodenya telah memenuhi
perlindungan kepada masyarakat, mengin- persyaratan penapisan, pengkajian,
ventarisasikan jumlah pengobatan penelitian dan pengujian serta terbukti
tradisional, serta jenis dan cara aman dan bermanfaat bagi kesehatan yang
pengobatannya. ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi,
Meningkatnya pemanfaatan apabila pasien menderita kerugian, cedera
layanan kesehatan tradisional tentu saja fisik dan bahkan kematian maka pelaku
perlu dibarengi dengan kajian penguatan pelayanan kesehatan tradisional
hukum terhadapnya. Perannya sebagai bertanggung jawab sepenuhnya atas
salah satu tenaga kesehatan masyarakat kerugian tersebut. Hal tersebut
perlu didorong dan dijamin secara legal. menunjukkan bahwa perlindungan hukum
Selain isu keamanan dan keselamatan bagi pelayanan kesehatan tradisional
konsumen, seorang pengobat tradisional penting untuk dianalisis secara yuridis.
perlu mendapatkan perlindungan hukum Oleh karena itu, tulisan ini akan
terhadap profesinya.4 membahas; 1) bagaimana perlindungan
Salah satu kasus dibidang hukum bagi pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan tradisional tewasnya tradisional dalam struktur peraturan
seorang warga di Lumajang jawa Timur perundang-undangan Indonesia; dan 2)
bernama Mawan saat melakukan terapi apa saja bentuk-bentuk perlindungan
akupuntur atau terapi tusuk jarum pada hukum bagi pelayanan kesehatan
seorang tabib akupuntur setempat. Korban tradisional dan masyarakat.
yang sehari-hari bekerja sebagai satpam
sekolah ini tewas saat sang tabib B. Metode Penelitian
akupuntur keliling menusukkan jarum ke Penelitian ini menggunakan
beberapa bagian tubuh korban. Dari metode penelitian yuridis normatif dengan
pengakuan tabib yang menjadi tersangka, pendekatan perundang-undangan dan
korban sebelumnya mengeluh sakit asma analitis. Penelitian ini mengkaji bahan
kemudian ia melakukan proses hukum yang dilakukan secara mendalam
pengobatan dengan menusukan beberapa terhadap peraturan perundangan yang
jarum ke beberapa anggota tubuh korban. berkaitan dengan hukum kesehatan,
Namun setelah menusukkan jarum ke 12 pelayanan kesehatan tradisional, konsep
korban tiba-tiba mengalami trauma hebat hukum serta teori hukum yang ada
dan sulit bernafas, selang beberapa detik relevansinya dengan pelayanan kesehatan
kemudian korban mengalami kejang dan tradisional. Pendekatan perundang-
meninggal. Polisi setempat langsung undangan akan digunakan untuk
menyita barang bukti berbagai alat menjawab permasalahan pengaturan
akupuntur dan membawa tersangka untuk perlindungan hukum terhadap pelayanan
pemeriksaan.5 kesehatan masyarakat. Pendekatan analitis
Berdasarkan kasus di atas, pelaku digunakan untuk mengetahui makna yang
pelayanan kesehatan tradisional dikandung oleh istilah-istilah yang
memberikan pelayanan berdasarkan pada digunakan dalam aturan perundang-
undangan secara konsepsional, sekaligus
4
Frangkiano B Randang, Model mengetahui penerapannya dalam praktik
Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Pengobatan hukum. Spesifikasi yang digunakan
Tradisional, Manado: Universitas Sam Ratulangi, adalah dengan inventarisasi bahan hukum
Jurnal Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017,
hlm. 3.
dan sinkronisasi. Spesifikasi ini
5
https://www.anehdidunia.com/2015/09/kes dimaksudkan untuk menginventarisir
alahan-pengobatan-terapi-tradisional.html semua peraturan purundang-undangan

Perlindungan Hukum 13
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

yang terkait dengan objek penelitian yaitu manakala subjek hukum diberi hak dan
tentang pelayanan kesehatan tradisional kewajiban.6
yang kemudian akan dilihat sinkroni- Hak dan kewajiban bukanlah
sasinya secara vertikal dan horisantal merupakan kumpulan kaidan atau
antar peraturan tersebut. peraturan, melainkan perimbangan
Bahan hukum yang digunakan kekuasaan dalam bentuk hak individual di
adalah bahan hukum primer, sekunder, satu pihak yang tercermin dalam
dan tersier. Bahan hukum disajikan dalam kewajiban pada pihak lawan, hak dan
bentuk teks naratif dengan cara kewajiban inilah yang diberikan oleh
mendialogkan antara teori hukum, norma hukum.7
hukum, hasil penelitian dan analisis Perlindungan didefinisikan sebagai
peneliti yang dihubungkan antara satu tempat berlindung, hal atau perbuatan,
dengan lainnya sesuai dengan pokok memperlindungi. Perlindungan kemudian
permasalahan sehingga menjadi satu dapat diartikan sebagai perbuatan
kesatuan yang utuh (comprehensive), all memberi jaminan atau keamanan,
inclusive dan systematic. Metode pengum- ketentraman, kesejahteraan dan keda-
pulan data dilakukan dengan metode maian dari pelindung kepada yang
kepustakaan. Analisis dilakukan secara dilindungi atas segala bahaya atau risiko
kualitatif. Metode analisis tersebut yang mengancamnya.8
dilakukan dengan cara Perlindungan hukum adalah
menginterpretasikan dan mendiskusikan memberikan pengayoman terhadap hak
bahan hasil penelitian berdasarkan pada asasi manusia yang dirugikan orang lain
asas-asas hukum, teori-teori hukum, dan perlindungan itu diberikan kepada
pengertian hukum, norma hukum, serta masyarakat agar dapat menikmati semua
konsep yang berkaitan dengan pokok hak-hak yang diberikan oleh hukum.9
permasalahan. Analisis dilakukan secara Perlindungan hukum juga dapat diartikan
deduktif yaitu menarik kesimpulan dari sebagai jaminan yang diberikan oleh
suatu permasalahan yang bersifat umum pemerintah kepada semua pihak untuk
terhadap permasalahan yang dihadapi. melaksanakan hak dan segala kepentingan
hukum yang dimiliki, sehingga setiap
C. Perlindungan Hukum Bagi warga dapat melaksanakan hak dan
Pelayanan Kesehatan Tradisional kewajiban secara aman dan tertib.10
dalam Struktur Peraturan
Perundang-undangan Indonesia 6
Yuliati,. Kajian Yuridis Perlindungan
Keberadaan hukum dalam Hukum Bagi Pasien Dalam Undang-Undang Ri
masyarakat adalah untuk Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan Kedokteran Berkaitan Dengan Malpraktik,
kepentingan-kepentingan seluruh anggota (Malang: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,
2005), hlm. 9.
masyarakat. Oleh karena itu, perlu 7
Sudikno Mertokusumo, Mengenal
pengaturan terhadap kepentingan- Hukum; Suatu Pengantar, (Yogyakarta:
kepentingan yang seharusnya berdasarkan Liberty,1999), hlm. 40.
8
pada keseimbangan antara yang memberi Achmad Muchsin, Perlindungan Hukum
kebebasan pada individu dan melindungi terhadap Pasien Sebagai Konsumen Jasa
Pelayanan Kesehatan dalam Transaksi Terapeutik
kepentingan masyarakat. Tatanan hukum , Pekalongan, STAIN, Jurnal Hukum Islam (JHI),
tersebut baru menjadi kenyataan Vol 7, No 1, Juni 2009, hlm. 32.
9
Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm.54.
10
Koermiatmanto Soetoprawiro, Peraturan
Perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak-Anak

14 Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

Perlindungan hukum in abstracto Selain dalam Kepmenkes tersebut,


mengandung makna substansi suatu Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
kaidah hukum harus memberikan tentang Kesehatan telah memberikan
perlindungan. Kaidah hukum terkait pengaturan terhadap pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan tradisional secara tradisional melalui Pasal 59, 60 dan 61.
substansi harus memuat hak-hak dari Pasal 59 Undang-undang No. 36 Tahun
subjek hukum agar mampu memberikan 2009 menyebutkan bahwa:
perlindungan hukum. 1. Berdasarkan cara pengobatannya,
Perlindungan hukum merupakan pelayanan kesehatan tradisional terbagi
hak bagi setiap warga negara, dimana menjadi:
setiap warga negara berhak untuk a. pelayanan kesehatan tradisional
memperoleh perlindungan hukum tanpa yang menggunakan keterampilan;
adanya diskriminatif. Adapun hal tersebut b. pelayanan kesehatan tradisional
dicantumkan dalam Pasal 28D ayat 1 Bab yang menggunakan ramuan.
X A UUD 1945 yang menyatakan bahwa 2. Pelayanan kesehatan tradisional
negara berkewajiban untuk memberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pengakuan jaminan, perlindungan dan dibina dan diawasi oleh Pemerintah
kepastian hukum serta keadilan yang agar dapat dipertanggungjawabkan
mengarah pada perlindungan hukum manfaat dan keamanannya serta tidak
terhadap negaranya yang meliputi bertentangan dengan norma agama.
perlindungan kesehatan, perlindungan 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
sosial, perlindungan politik, perlindungan cara dan jenis pelayanan kesehatan
budaya, dan perlindungan lainnya. tradisional baik itu yang menggunakan
Adanya campur tangan negara keterampilan maupun ramuan diatur
tersebut mempunyai tujuan untuk dengan Peraturan Pemerintah.
meningkatkan kesejahteraaan bagi warga Pasal 60 Undang-undang No. 36
negara. Hal tersebut dapat diwujudkan Tahun 2009 menyebutkan bahwa:
melalui pembentukan sarana hukum, 1. Setiap orang yang melakukan
antara lain melalui kebijakan dan pelayanan kesehatan tradisional yang
penetapan peraturan perundang-undangan menggunakan alat dan teknologi
yang terkait dengan pelayanan kesehatan harus mendapat izin dari lembaga
tradisional. kesehatan yang berwenang.
Secara normatif, dikeluarkannya 2. Penggunaan alat dan teknologi
pengaturan mengenai penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pelayanan pengobatan tradisional yakni harus dapat dipertanggungjawabkan
dalam Kepmenkes No. 1076 Tahun 2003 manfaat dan keamanannya serta tidak
Tentang Penyelenggaraan Pengobatan bertentangan dengan norma agama
Tradisional. Dalam ketentuan tersebut dan kebudayaan masyarakat.
diatur mengenai penertiban ijin Pasal 61 Undang-undang No. 36
pengadaan penyelenggaraan pelayanan Tahun 2009 menyebutkan bahwa:
kesehatan tradsional. Secara 1. Masyarakat diberi kesempatan yang
admisnistratif, ini merupakan bentuk seluas-luasnya untuk
perlindungan terhadap para pengguna mengembangkan, meningkatkan dan
pelayanan kesehatan tradisional. menggunakan pelayanan kesehatan
tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan
dalam Hukum Kearganegaraan Indonesia,
keamanannya.
Bandung, Jurnal Hukum Pro Justisia, XX nomor 2. Pemerintah mengatur dan mengawasi
3 Juli, 2002, hlm. 20. pelayanan kesehatan tradisional

Perlindungan Hukum 15
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 1. Membuat peraturan (by giving


dengan didasarkan pada keamanan, regulation), yang bertujuan untuk:
kepentingan, dan perlindungan a. memberikan hak dan kewajiban;
masyarakat. b. menjamin hak-hak para subyek
Ketiga Pasal tersebut mengatur hukum.
tentang jenis pelayanan kesehatan 2. Menegakkan peraturan (by the law
tradisional, perizinan terhadap enforcement)
penggunaan alat dan teknologi dalam Berdasarkan hal tersebut di atas,
memberikan pelayanan kesehatan, dan pengaturan secara khusus tentang
juga adanya pengawasan. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan tradisional
dengan adanya peraturan tentang menunjukkan bahwa hukum di Indonesia
pelayanan kesehatan tradisional dalam telah memberikan perlindungan bagi
UU No 36 tahun 2009 merupakan suatu pelayanan kesehatan tradisional.
bentuk komitmen pemerintah dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah No.
memberikan perlindungan bagi pelayanan 103 Tahun 2014 membagi pelayanan
kesehatan tradisional. Walaupun belum kesehatan tradisional menjadi tiga jenis
mengatur secara khusus tentang bentuk yaitu:
perlindungannya, namun hal tersebut 1. pelayanan kesehatan tradisional
dapat ditafsirkan secara tersirat. empiris
Pengaturan lebih lanjut tentang 2. pelayanan kesehatan tradisional
Pelayanan Kesehatan Tradisional diatur komplementer
dalam Peraturan Pemerintah No. 103 3. pelayanan kesehatan tradisional
Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan integrasi
Tradisional yang bertujuan untuk: Pelayanan Kesehatan Tradional
1. membangun sistem pelayanan Empiris adalah penerapan kesehatan
kesehatan tradisional yang bersinergi tradisional yang manfaat dan keama-
dengan pelayanan kesehatan nannya terbukti secara empiris. Pelayanan
konvensional; Kesehatan Tradisional Komplementer
2. membangun sistem pelayanan adalah penerapan kesehatan tradisional
kesehatan tradisional komplementer yang memanfaatkan ilmu biomedis dan
yang bersinergi dan dapat biokultural dalam penjelasannya serta
berintegrasi dengan pelayanan manfaat dan keamanannya terbukti secara
kesehatan konvensional dalam ilmiah. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Integrasi adalah suatu bentuk pelayanan
3. memberikan pelindungan kepada kesehatan yang mengombinasikan pelaya-
masyarakat; nan kesehatan konvensional dengan
4. meningkatkan mutu pelayanan Pelayanan Kesehatan Tradisional Kom-
kesehatan tradisional; dan plementer, baik bersifat sebagai
5. memberikan kepastian hukum bagi pelengkap atau pengganti.
pengguna dan pemberi pelayanan Pelayanan Kesehatan Tradisional
kesehatan tradisional. Empiris dapat menggunakan satu atau
Ada beberapa cara perlindungan kombinasi cara perawatan dalam satu
secara hukum, antara lain sebagai sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional
berikut:11 Empiris yaitu menggunakan keterampilan
dan/atau ramuan, begitu juga dengan
11
Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, (Bandar Komplementer. Pelayanan Kesehatan
Lampun: Penerbit Universitas Lampung, 2007),
Tradisional Komplementer yang meme-
hlm. 31.

16 Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

nuhi kriteria tertentu dapat diintegrasikan Penyehat tradisional dalam


dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. memberikan pelayanan kesehatan
Adapun kriteria tersebut diatur dalam tradisional empiris mempunyai hak:
Pasal 10 ayat (5) PP 103 Tahun 2014 1. memperoleh informasi yang lengkap
sebagai berikut: dan jujur dari klien atau keluarganya;
1. mengikuti kaidah-kaidah ilmiah; 2. menerima imbalan jasa; dan
2. tidak membahayakan kesehatan 3. mengikuti pelatihan promotif bidang
pasien/klien; kesehatan.
3. tetap memperhatikan kepentingan Tenaga kesehatan tradisional
terbaik pasien/klien; dalam memberikan pelayanan kesehatan
4. memiliki potensi promotif, preventif, tradisional komplementer mempunyai
kuratif, rehabilitatif, dan hak:
meningkatkan kualitas hidup 1. memperoleh pelindungan hukum
pasien/klien secara fisik, mental, dan sepanjang melaksanakan tugas sesuai
sosial; dengan standar profesi, standar
5. dilakukan oleh tenaga kesehatan pelayanan, dan standar prosedur
tradisional. operasional;
Pelayanan Kesehatan Tradisional 2. memperoleh informasi yang lengkap
Integrasi sebagaimana dimaksud pada dan jujur dari pasien/klien atau
ayat (1) dilakukan secara bersama oleh keluarganya; dan
tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan 3. menerima imbalan jasa.
tradisional untuk pengobatan/perawatan Tidak ada ketentuan hak memper-
pasien/klien. Pelayanan kesehatan oleh perlindungan hukum bagi penyehat
tradisional integrasi harus diseleng- tradisional, sedangkan tenaga kesehatan
garakan dalam Fasilitas Pelayanan tradisional memiliki hak memperoleh
Kesehatan. Peraturan Pemerintah No. 103 perlindungan hukum. Hal tersebut akan
Tahun 2014 juga membedakan menjadi kelemahan bagi penyehat
pengaturan hak dan kewajiban antara tradisional dalam menjalankan tugasnya
pelayanan kesehatan tradisional empiris yaitu memberikan pelayanan kesehatan
dengan komplementer. Terkait pelayanan terhadap pasien atau kliennya. Ketentuan
kesehatan tradisional integrasi tidak diatur tersebut menjadikan penyehat tradisional
hak dan kewajibannya karena merupakan harus menanggung segala kerugian ketika
kombinasi dari pelayanan kesehatan mendapatkan tuntutan dari pasien yang
konvensional dengan pelayanan kesehatan merasa dirugikan oleh penyehat
tradisional komplementer. tradisional tanpa mendapatkan perlindu-
Pasal 28 Peraturan Pemerintah No. ngan hukum, meskipun yang bersang-
103 Tahun 2014 mengatur hak dan kutan telah mengupayakan pelayanan
kewajiban pelaku pelayanan kesehatan secara maksimal. Hal tersebut diperkuat
tradisional empiris (penyehat tradisional) dengan ketentuan legalisasi bagi
dan klien. Pasal 29 Peraturan Pemerintah pelayanan kesehatan tradisional empiris
No. 103 Tahun 2014 menentukan hak dan yang berbeda dengan legalisasi bagi
kewajiban pelaku pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan tradisional
tradisional komplementer (tenaga komplementer.
kesehatan tradisional) dan klien. Perbe- Pasal 39 Peraturan Pemerintah No.
daan perlindungan hukum tersebut, ter- 103 Tahun 2014 menentukan bahwa
dapat pada ketentuan terkait hak penyehat pelayanan kesehatan tradisional empiris
tradisional dengan tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk mendaftarkan
tradisional. pelayanannya dan memiliki Surat
Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT).

Perlindungan Hukum 17
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

Pasal 43 Peraturan Pemerintah No. 103 kepada pelayanan kesehatan tradisional


Tahun 2014 menentukan bahwa komplementer.
pelayanan kesehatan tradisional
komplementer memiliki kewajiban D. Bentuk-Bentuk Perlindungan
memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Hukum Bagi Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Tradisional (STRTKT) dan Tradisional dan Masyarakat
Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan Philipus M. Hadjon berpendapat
Tradisional (SIPTKT). bahwa Perlindungan Hukum adalah
Sistem pendaftaran yang dilaku- perlindungan akan harkat dan martabat,
kan oleh penyehat tradisional belum serta pengakuan terhadap hak-hak asasi
menjamin suatu kepastian hukum dan manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
tidak melindungi masyarakat pengguna berdasarkan ketentuan hukum dari
pelayanan kesehatan tradisional. Hal ini kesewenangan.13 Hukum dikatakan telah
dikarenakan dalam sistem pendaftaran, memberikan perlindungan apabila telah
pemerintah hanya mengakui adanya memberikan pengaturan tentang hak-hak
pelayanan kesehatan tradisional tersebut, subjek hukumnya. Artinya, bentuk-bentuk
sedangkan dalam sistem perizinan, ada perlindungan hukum dapat dimengerti
unsur pengakuan pemerintah dan dari hak-hak subjek hukum yang telah
pemberian kewenangan oleh pemerintah diatur dalam peraturan perundang-
kepada tenaga kesehatan tradisional.12 undangan.
Sistem perizinan lebih bersifat Menurut Philipus M. Hadjon,
melindungi secara hukum bagi tenaga terdapat dua bentuk perlindungan hukum
kesehatan tradisional dalam melakukan bagi masyarakat yaitu:
pelayanan kesehatan tradisional. 1. Perlindungan hukum Preventif
Masyarakat juga tentunya akan merasa artinya rakyat diberi kesempatan
aman dan nyaman dengan tenaga mengajukan pendapatnya sebelum
kesehatan tradisional yang telah memiliki keputusan pemerintah mendapat
izin praktik secara jelas. bentuk yang definitif yang bertujuan
Perbedaan ketentuan antara untuk mencegah terjadinya sengketa.
pelayanan kesehatan tradisional empiris 2. Perlindungan hukum refrensif yang
dengan pelayanan kesehatan tradisional bertujuan menyelesaikan sengketa.14
komplementer terkait hak memperoleh Beradarkan Pasal 28 Peraturan
perlindungan hukum dan sistem Pemerintah No. 103 Tahun 2014 tentang
legalisasi menujukkan bahwa hak-hak penyehat tradisional dan klien
perlindungan hukum yang diberikan oleh serta hak-hak tenaga kesehatan tradisional
peraturan perundang-undangan kepada dan klien, bentuk perlindungan hukum
pelayanan kesehatan tradisional empiris bagi penyehat tradisional dalam
lebih rendah dibandingkan dengan memberikan pelayanan kesehatan
perlindungan hukum yang diberikan tradisional empiris meliputi:
1. memperoleh informasi yang lengkap
dan jujur dari klien atau keluarganya;
12
2. menerima imbalan jasa; dan
Bunga Agustina, “Kewenangan 3. mengikuti pelatihan promotif bidang
Pemerintah Dalam Perlindungan Hukum
Pelayanan Kesehatan Tradisional Ditinjau Dari kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
13
Tahun 2009 tentang Kesehatan”, Jurnal Wawasan Phillipus M. Hadjon, Perlindungan
Hukum, Bandung: Sekolah Tinggi Hukum Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT.
Bandung , Vol. 32 No. 1, Edisi Februari 2015, Bina Ilmu, 1988), hlm.2.
14
hlm. 96. Ibid, hlm. 5.

18 Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

Bentuk perlindungan hukum bagi bagi tenaga kesehatan tradisional tidak


klien/pasien dalam menerima pelayanan ditentukan hak tersebut. Tenaga
kesehatan tradisional empiris meliputi: kesehatan tradisional memiliki hak
1. mendapatkan penjelasan secara memperoleh pelindungan hukum
lengkap tentang pelayanan kesehatan sepanjang melaksanakan tugas sesuai
tradisional empiris yang akan dengan standar profesi, pelayanan, dan
dilakukan; prosedur operasional, sedangkan bagi
2. mendapatkan pelayanan sesuai penyehat tradisional tidak ada ketentuan
dengan kebutuhan; tentang hak tersebut.
3. menolak tindakan pelayanan Bentuk perlindungan hukum bagi
kesehatan tradisional empiris; dan klien/pasien penyehat tradisional dengan
4. mendapatkan isi catatan status klien/pasien tenaga kesehatan tradisional
kesehatan. juga memiliki perbedaan, yakni
Berdasarkan Pasal 29 Peraturan klien/pasien tenaga kesehatan tradisional
Pemerintah No. 103 Tahun 2014, bentuk memiliki hak untuk meminta pendapat
perlindungan hukum bagi tenaga tenaga kesehatan tradisional lain,
kesehatan tradisional dalam memberikan sedangkan bagi klien/pasien penyehat
pelayanan kesehatan tradisional tradisional tidak diatur hak untuk
komplementer meliputi: meminta pendapat penyehat tradisional
1. memperoleh pelindungan hukum lain.
sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi, standar E. Penutup
pelayanan, dan standar prosedur Hasil penelitian menunjukkan
operasional; bahwa perlindungan hukum bagi penyehat
2. memperoleh informasi yang lengkap tradisional lebih rendah dibandingkan
dan jujur dari pasien/klien atau dengan perlindungan hukum bagi tenaga
keluarganya; dan kesehatan tradisional. Terdapat perbedaan
3. menerima imbalan jasa. bentuk perlindungan hukum bagi
Bentuk perlindungan hukum penyehat tradisional dengan tenaga
bagi klien/pasien dalam menerima kesehatan tradisional dan perbedaan
pelayanan kesehatan tradisional perlindungan hukum bagi klien/pasien
komplementer meliputi: penyehat tradisional dengan klien/pasien
1. mendapatkan penjelasan secara tenaga kesehatan tradisional.
lengkap tentang pelayanan yang akan
dilakukan; Daftar Pustaka
2. meminta pendapat tenaga kesehatan Agustina, Bunga. “Kewenangan
tradisional lain; Pemerintah Dalam Perlindungan
3. mendapatkan pelayanan sesuai Hukum Pelayanan Kesehatan
dengan kebutuhan; Tradisional Ditinjau Dari Undang-
4. menolak tindakan Pelayanan Undang Republik Indonesia
Kesehatan Tradisional Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Komplementer; dan Kesehatan”. dalam Jurnal Wawasan
5. mendapatkan isi catatan kesehatan. Hukum, Vol. 32 No. 1, Februari,
Terdapat perbedaan bentuk 2015.
perlindungan hukum antara penyehat B Randang, Frangkiano. “Model
tradisional dengan tenaga kesehatan Perlindungan Hukum Bagi Pelaku
tradisional, yakni penyehat tradisional Pengobatan Tradisional”. dalam
memiliki hak untuk mengikuti pelatihan Jurnal Lex Privatum Vol. V/No.
promotif bidang kesehatan sedangkan 2/Mar-Apr 2017.

Perlindungan Hukum 19
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

Kartika, Dian, dkk. “Pelayanan Kesehatan Triwibowo, Cecep. Etika & Hukum
Tradisional dan Perlindungan Kesehatan, Yogyakarta: Medical
Hukum Bagi Pasien”. SOEPRA Book, 2014.
Jurnal Hukum Kesehatan. Vol 2, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
No 1, 2016. Tentang Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Indonesia Nomor Tentang Tenaga Kesehatan
1076/Menkes/SK/VII/2003 Yuliati. Kajian Yuridis Perlindungan
M. Hadjon, Phillipus. Perlindungan Hukum Bagi Pasien Dalam
Hukum Bagi Rakyat Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 29
Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1988. Tahun 2004 Tentang Praktik
Mertokusumo, Sudikno.. Mengenal Kedokteran Berkaitan Dengan
Hukum; Suatu Pengantar. Malpraktik. Malang: Fakultas
Yogyakarta: Liberty, 1999 Hukum Universitas Brawijaya,
Muchsin, Achmad. “Perlindungan Hukum 2005.
terhadap Pasien Sebagai Konsumen Yunanto, Ari. Hukum Pidana Malpraktik
Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Medik (Tinjauan dan Perspektif
Transaksi Terapeutik”. Jurnal Medikolegal). Yogyakarta: Penerbit
Hukum Islam (JHI). Vol 7, No 1, Andi, 2010.
Juni 2009.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer-Alternatif di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun
2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional
Raharjo, Satijipto. Ilmu Hukum. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2000.
Rarung, Lavenia. “Tanggung Jawab
Hukum Terhadap Pelaku Pembuat
Obat-Obatan Tradisional Ditinjau
Dari Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan”,
Jurnal Lex Crimen. Vol. VI No. 3,
Mei 2017
Sasongko, Wahyu. Ketentuan-Ketentuan
Pokok Hukum Perlindungan
Konsumen. Bandar Lampung:
Penerbit Universitas Lampung,
2007.
Soetoprawiro, Koermiatmanto. “Peraturan
Perlindungan Hak-hak Perempuan
dan Anak-Anak dalam Hukum
Kearganegaraan Indonesia”. Jurnal
Hukum Pro Justisia XX nomor Juli
2002.

20 Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya

Anda mungkin juga menyukai