Anda di halaman 1dari 30

BAB III

PEMBAHASAN

A. Teori Tentang Prospek Usaha

1. Pengertian Prospek

Dalam kamus besar bahasa Indonesia prospek ialah peluang dan

harapan, pemandangan (kedepan), pengharapan (memberi), harapan baik,

kemungkinan.23 Prospek adalah hal-hal yang mungkin terjadi dalam suatu

hal sehingga berpotensi terhadap dampak tertentu.

Menurut Siswanto Sutejo, prospek adalah gambaran keseluruhan,

baik ancaman ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang akan datang

yang berhubungan dengan ketidak pastian dari aktivitas pemasaran atau

penjualan. Siswanto menjelaskan bahwa prospek tidak hanya menganai

hal-hal positif seperti peluang, namun hal negatif juga dari rencana bisnis

tersebut.

Menurut Paul R.Kruman, prospek adalah peluang yang terjadi

karena adanya usaha seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga

untuk mendapat profit atau keuntungan. Dalam hal ini prospek

dihubungkan dengan dua hal, yakni ”peluang” dan “keuntungan”, atau

prospek dapat dipahami sebagai sebuah peluang yang memperbesar

kemungkinan utuk mendapat keuntungan. Akan tetapi keuntungan tidak

23
Ahmad A. K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia , (Jakarta: Reality Publisher,
2006), Cet. Ke-1, h. 340.

31
32

tergantung dengan prospek. Tetap tidak akan mampu mendatangkan

keuntungan bila tidak diolah dengan baik.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia peluang itu sendiri adalah

kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk kongkrit ataupun abstrak.

Sehingga peluang kewirausahaan dapat diartikan kesempatan pasti yang

bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan mengandalkan potensi diri

yang ada serta memanfaatkan berbagai kesempatan atau peluang yang ada

segera diambil. 24

Prospek merupakan gambaran umum tentang usaha yang kita

jalankan untuk masa yang akan datang. Keberhasilan suatu usaha

tergantung dari faktor- faktor pengusaha itu sendiri, baik dari dalam

maupun dari luar. Faktor dari dalam seperti pengelolaan, tenaga kerja,

modal, tingkat tekhnologi, dan lain sebagainya, sedangkan faktor dari luar,

seperti tersedianya sarana transportasi, komunikasi, penggunaan teknologi

baru meningkatkan pendapatan memerlukan biaya dan harapan dapat

memberikan keuntungan atau manfaat kepada pengusaha. 25

2. Indikator Prospek

Cara mengukur peluang usaha adalah dengan melakukan analisis

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman inikator pengukur peluang

adalah dengan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Peluang itu mengandung keselarasan, keserasian, dan

24
Anwar Muhammad,Pegantar Kewirausaan Teori dan Aplikasi (Jakarta:PRENADA,
2014),h.31.
25
M. Relona,Kamus Istilah Ekonomi Popular, (Jakarta: Gorga Media, 2006), Cet. Ke-3,
h.
33

keharmonisan antara siapa aku (SDM) bisnis apa yang akan dimasuki,

pasarnya bagaimana, kondisi, situasi, dan prilaku pasarnya. 26

kemudian ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam

merintis usaha yaitu:

a. Bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis

b. Bentuk dan kepemilikan usaha yang akan dipilih

c. Tempat usaha yang dipilih

d. Organisasi usaha yang akan digunakan

e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

f. Lingkungan usaha yang mungkin berpengaruh27

3. Pengertian Usaha

Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan fikiran

untuk mencapai suatu maksud, atau mencari keuntungan, berusaha dan

bekerja dengan giat untuk mencapai sesuatu.28

Secara umum usaha diartikan sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan

atau rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya

dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.29

Skinner mendefenisikan usaha sebagai pertukaran barang dan jasa

yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Adapun pandangan

26
Hendro.MM, Dasar-Dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011),h.47.
27
Surya, kewirausahaan, pedoman praktis,Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta:
Salemba Empat,2008).Cet.ke-4,h.7
28
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,2007 Cet ke
3, h.15.
29
Muclish, Bisnis Syariah, (Yogyakarta:YKPN,2007),h.99.
34

Starub dan Attener, usaha dalam kata lain adalah oragnisasi yang

menjalankan aktivitas produksi atau penjualan barang dan jasa yang

diinginkan oleh konsumen untuk memproleh profit.30

Dalam usaha terdapat dua kegiatan yaitu produksi dan pemasaran.

Produksi merupakan hasil usaha manusia yang menciptakan barang atau

jasa yang tidak ada menjadi ada, atau disebut juga dengan mengadakan

perubahan bentuk atau mengembangkan bahan-bahan alam sehingga

akhirnya memiliki sifat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Menurut definisi lain, produksi merupakan setiap usaha manusia untuk

menciptakan atau menambah guna suatu barang. Adapun pemasaran

adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui

penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian di beli

oleh mereka yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran.31

Dalam sistem ekonomi Islam, kata “Produksi” merupakan salah

satu kata kunci terpenting, karena dari konsep dan gagasan produksi

ditekankan bahwa tujuan utama yang ingin dicapai kegiatan ekonomi yang

diteorisasikan sistem ekonomi Islam adalah kemaslahatan individu dan

kemaslahatan masyarakat secara berimbang. Pada prinsipnya Islam juga

lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang

banyak, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Apalah artinya

produk yang menggunung jika hanya didistribusikan untuk segelintir

orang yang memiliki uang banyak. Sebagai modal dasar berproduksi,


30
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karbet Widjajakusuma, Mengagas
(Jakarta: Gema Insani Press, 2002),h.15.
31
Kasmir, log,cit, h. 17
35

Allah telah menyediakan bumi beserta isinya bagi manusia untuk diolah

bagi kemaslahatan bersama seluruh umat manusia.32

4. Pengertian Wirausaha

Istilah wirausaha sebagai padan kata entrepreneur dapat dipahami

dengan menguraikan peristilahan tersebut sebagai adalah Wira = utama,

gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang sedangkan Usaha= penciptaan

keegaiatan atau berbagai aktivitas bisnis.33

Wirausaha adalah orang yang mendongkrak sistem ekonomi yang

ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan

bentuk organisasi baru, atau mengolah bahan baku baru, bygrave (1996;2)

mendefenisikan Entrepreneur is the person who perceivs an opportunity

and creates an organization to pursue it. Seorang wirausaha ialah orang

yang melihat peluang lalu membuat suatu organisasi untuk memanfaatkan

peluang tersebut.34

Kewirausahaan merupakan semangat, prilaku, dan kemampuan

untuk memberikan tanggapan yang postif bagi peluang memperoleh

keuntungan bagi diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada

pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani

langganan lebih banyak dan lebih baik serta menciptakan atau

menyediakan produk atau jasa yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara

32
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana
Prenada,2006 ),h.101.
33
Saiman, kewirausahaanteori praktik dan kasus-kasus (Jakarta:Selemba
Empat,2015),h.43.
34
Suryana yuyus, bayu kartib,Kewirausahaan pendekatan karakteristik wirausahawan
sukses,(jakarta:kencana ,2010),hlm 15.
36

kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas,

inovasi, dan kemampuan manajemen.35

Ciri-ciri wirausaha adalah menawarkan sesuatu yang berguna bagi

orang lain. Makin besar kebutuhan orang akan produk atau jasa, maka

makin besar imbalan yang akan diterima. Jika bekerja untuk meningkatkan

hidup orang lain dan memperbaiki kehidupan mereka, maka mereka akan

membutuhkan anda kedepannya. 36

Para wirausaha memiliki rasa ingin tahu yang besar dan senantiasa

menyimpan informasi yang menarik minat dalam ingatan mereka, terdapat

dua jenis kesadaran yang memaksa penelusuran peluang venture baru,

yaitu kesadaran yang dalam orientasi eksternal dan yang tercermin dalam

orientasi internal. Sumber gagasan baru tersebut adalah,

1) Konsumen. Wirausaha harus selalu memperhatikan apa yang menjadi

keinginan mereka

2) Perusahaan yang suda ada. Wirausahawan harus selalu memperhatikan

dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki

penawaran yang sudah ada sehingga bisa membentuk ventura baru.

3) Saluran distribusi . saluan distribusi juga merupakan sumber gagasan

baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan

pasar.

35
Ibid., hlm .17.
36
Suhardi Yusuf , kewirausahaan (Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia,2014),hlm,13
37

4) Pemerintah. Pemerintah juga merupakan sumber pengembangan

gagasan baru dengan dua cara. Pertama, melalui dokumen hak-hak

paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru,

kedua, memulai pengaturan pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa

memungkinkan munculnya gagasan baru, misalnya peraturan

keselamatan kerja memungkinkan munulnya usaha yang dipusatkan

pada produk-produk keselamatan kerja.

5) Penelitian dan pengembangan. Penelitian daan pengembangan sering

menghasilkan produk baru atau produk perbaikan yang sudah ada.37

Pada masa kini, ketika teknologi sudah semangkin canggih dan

kopetisi dalam kegiatan-kegiatan yang sejenis semangkin tajam,

bagian dalam pemasaran dalam setiap perusahaan perlu

memperhatikan empat komponen penting dari kegiatan pemasaran.

Keempat komponen tersebut, yang dikenal 4P atau marketing mix,

adalah product, princing, place, dan promotion. Artinya, marketing

mix tersebut meliputi: (1) mengembangkan barang, (2) menentukan

harga, (3) menyebarkan keberbagai tempat, dan (4) mempromosikan.

Berdasarkan keempat aspek yang diliput dalam kegitan pemasaran ini,

dapat didefenisikan istilah pemasaran yaitu: sekumpulan kegiatan

yang saling berhubungan, yang disusun dengan tujuan untuk

mengetahui kebutuhan konsumen dan seterusnya mengembangkan

37
Wiratmo Masykur, Pengantar Kewiraswastaan,(Yogyakarta:BPFE Yogyakarta,
2002),hlm.14.
38

barang dan jasa yang dibutuhkan, menentukan harganya,

mendistribusikan, dan mempromosikan. 38

Servis adalah salah satu ciri utama jasa adalah bahwa jasa

bersifat intangible, artinya keberadaan jasa tak dapat dilihat mata,

tetapi bisa dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengonsumsi jasa

tersebut. Ciri jasa lainnya adalah inseparable, artinya jasa tak dapat

dipisahkan dari si pemberi jasa, sehingga kualitas jasa yang akan

diperoleh konsumen sangat tergantung kepada siapa yang menjadi

pemberi jasa, jasa juga memiliki cirivariability,artinyajasa yang

diberikan oleh pemberi jasa dengan memberikan jasa lainnya,

meskipun pemberi jasa yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh suasana

psikologis pemeberi jasa pada saat melakukan pemberian jasa.39

Ada 4 prinsip utama yang harus menadi perhatian ketika

melakukan program retensi konsumen baik anda memiliki database

ataupun tidak adalah:

1) Kepercayaan

Aspek-aspek kepercayaan yang perlu menjadi acuan

pemikiran kita yaitu-kontribusi, kontribusi ini meliputi produk,

tempat mengakses produk, serta pelayanan yang terkandung

didalamnya

38
Sukirno Sadono, Pengantaar Bisnis (Jakarta:Kencana,2011),hlm. 209.
39
Solihin Ismail, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan studi kasus (Jakarta:
Kencana,2006),hlm.13.
39

a) Integritas

Arti integritas disini memegang betul-betul prinsip walk

the talk the walk atau dengan kata lain anda menjalankan apa

yang pernah ucapkan. Jangan sampai anda mempersepsikan

sbagi pelaku bisnis yang over-promised under deliver yang

artinya mudah sekali untuk beringkar janji terhadap apa yang

pernah anda sampaikan via iklan, salespeople, ataupun

customer servis

b) Kepedulian

Yaitu dengan menujukan kepedulian atas segala sesuatu

yang menjadi kebutuhan konsumen,

2) Keakraban

Keakraban terbagi menjadi 3 tingkatan

a) Tingkat dasar (basic) adalah tingkatan dimana siapapun yang

sedang berhadapan langsung dengan konsumen hanya

memproses transaksi atau melayani hanya dengan ekspresi

senyum terkulum saja dan selanjutnya yang bersangkutan

foskus dengan kesibukan tanpa ada upaya melakukan

intraksaksi tambahan terhadap konsumen yang ada didepannya.

b) Tinggkat sedang (moderate) adalah tingkatan diaman siapapun

yang sedang berhadapan langsung dengan konsumen

memperoses transaksi ataupun memproses momen pertemuan

konsumen dengan senyum, sapa, serta salam, selanjutnya yang


40

bersangkutan berfokus dalam kesibukan dirinya memproses

pelayanan atau transaksi, tanpa adanya usaha melakukan

intraksi tambahan.

c) Tingkat lanjut (intermediate),adalah tingkatan dimana siapapun

yang sedang berhadapan langsung dengan konsumen

memproses transaksi atau melayani proses pertemuan

konsumen dengan senyum, sapa, salam, dan selanjutnya yang

bersangkutan berusha membangun komunikasi yang harmonis

yang berfokus pada pendalaman kepentingan sesaat konsumen

disaat pertemuan tersbut serta pemberian solusi-solusi singkat

yang diperlukan.

d) Tingkat tinggi (advance) adalah tingkat dimana siapapun yang

sedang berhadapan langsung dengan konsumen memproses

pertemuan dengan spa, senyum, salam, dan mampu menyebut

nama konsumen dengan benar, menjalin komunikasi yang

humoris dengan mendalami aktivitas transaksi ataupun

pengalaman kepentingan sesaat konsumen disaat momentum

pertemuan tersebut serta pemberian solusi-solusi dan humoris

yang mengarah terciptannya peluang up and cross selling agar

mendapat peningkatan wellet shere konsumen.

e) Tingkat intim (intimacy) adalah tingkat tertinggi dimana

siapapun yang berhadapan langsung konsumen tidak sekedar


41

menjalankan fungsi namun mereka memiliki kemampuan

menjalin hubungan humoris, dengan konsumen yang dihadapi.

3) Pelayanan yang lebih baik

Ada tiga unsur terkait pelayanan lebih baik, pertama, lebih

baik dalam artian pelayanan anda dari waktu kewaktu memang

selalu ada perubahan-perubahan tentu lebih baik dari waktu

kewaktu.

4) Insyatif yang berkesinambungan nilai insyatif konsumen tidak

hanya berupa rupiah besar, bisa saja nilai rupiah tersebut kecil.40

Adapun Ciri-ciri pelayanan yang baik Dalam mberikan

pelayanan yang terbaik perlu didukung oleh berbagai hal sebagai

berikut

1) Tersedianya karyawan yang baik

Karyawan dalam melayani pelanggan dalam hal ini

merupakan faktor penentu utama kesuksesan perusahaan selama

melayani pelanggan. Kenyamanan pelanggan juga sangat

tergantung dari pelayanan karyawan. Karyawan harus ramah,

sopan dan menarik. Disamping itu karyawan harus cepat dan

cekatan dalam melayani, untuk semua itu, diperlukan keahlihan

yang khusus dan sebelum itu harus mengikuti pelathihan

40
Rifai George, Prinsip- Prinsip Pengelolaan Strategi Bisnis (Jakarta, PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2012),hlm. 61-65.
42

2) Tersedia sarana dan prasarana

Dalam melayani pelanggan yang penting juga diperhatian

adalah sarana dan prasarana yang dimiliki prusahaan. Meja dan

kursi dan peralatan pendukung lainnya harus nyaman untuk

ditempati dan dipandangi, sarana dalam ruangan juga harus

tenang, tidak berisik dan sejuk, kelengkapan sarana dan prasarana

ini akan membuat pelanggan nyaman berurusan dengan prusahaan

atau usha bisnis tersebut.

3) Bertanggung jawab

Karyawan yang baik harus bertanggung jawab kepada

setiap pelanggan dari awal hingga selesai, pelanggan akan merasa

puas jika petugas bertanggung jawab terhadap pelayanan yang

diinginkannya.

4) Mampu melayani secara cepat dan tepat

Karyawan ditutnut melayani secara cepat dan tepat dalam

melayani pelanggan karyawan harus mengikuti prosedur, layanan

yang diberikan sesuai dengan jadwal pekerjaan tertentu, tidak

membuat kesahalan.

5) Mampu berkomunikasi

Karyawan harus mampu berbicara dengan baik kepada

setiap pelanggan atau calon pelanggan dan harus cepat memahami

keinginan mereka.
43

6) Memberikan jaminan kerahasiaan

Hal yang juga saangat penting untuk dilakukan adalah

menjaga rahasia perusahaan atau usaha bisnis, karyawan juga

harus menjaga rahsaia pelanggan untuk hal-hal tertentu.

Kemampuan menjaga rahasia perusahaan dan pelanggan

merupakan ukuran kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.

7) Memiliki pengetahuan dan kemampuan

Karyawan atau cs dituntut untuk memiliki pengetahuan

dan kemampuan tertentu. Karena tuganya selalu berhubungan

dengan manusia untuk itu diperlukan didikan khusus untuk

mengasah kemampuannya.

8) Berusaha memenuhui kebutuhan pelanggan

Karyawan atau cs harus cepat tanggap memenuhi

kemampuan pelanggan. Petugas atau karyawan yang lambat akan

membuat pelanggan lari.

9) Mampu memberikan kepercyaan

Kepercyaan calon pelanggan kepada perusahaan mutlak

diperlukan sehingga calon pelanggan mau menjadi pelanggan

perusahaan atau usaha bisnis yang bersangkutan. Demikian pula

pelanggan lama yang harus dijaga kepercyaannya agar tidak lari,

semua ini dapat dilakukan oleh pelayanan karyawan. 41

41
Kasmir,op,cit. hlm. 308
44

5. Faktor-faktor Keberhasialan Usaha

a. Faktor peluang

Peluang emas yang tepat itu mengandung keselarasan,

keserasian, dan keharmonisan antara siapa aku, bisnis apa yang

dimasuki, pasarnya bagaiaman, kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya

sehingga anda bisa menemukan peluang emas. Peluang yang tepat

adalah rangkaian yang kuat dan muncul dari penyatuan dari benang

merah antara AKU-BISNIS-PASAR. Tanpa benang merah ini,

peluang tidak akan tepat untuk anda dan usaha anda tidak dapat

tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu, peluang yang anda peroleh

harus anda kembang kan agar menjadi sebuah ide bisnis dan kemudian

menjadi sebuah usaha.

b. Faktor manusia (SDM)

Ada 5 faktor kesuksesan operasional dan yang lainnya adalah

strategi dan perencanaan yang matang. Lima faktor kesuksesan

operasional usaha itu adalah :

1) Yang merencanakan dengan matang itu membutuhkan SDM yang

berkualtias. Hal ini berarti faktor pertama yang paling penting

adalah SDM atau manusia yang merencanakan, yaitu strategic

planner

2) Melakukan pelaksanaan yang sesuai dan tepat dengan perencanaan

serta kreatif dalam mengatasi masalah dan itu membutuhkan SDM

yang handal sebagai manajer yang hebat.


45

3) Mengawasi suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan target

yang dibutuhkan. Controller yang hebat mencakup quality control,

financial control, serta supervisor.

4) Mengembangkan suatu usaha membutuhkan orang yang hebat

dalam memasarkan dan menjual, yaitu marketer dan seller.

5) Faktor kepemimpinan atau leadership juga merupakan salah satu

faktor penting, yaitu gaya kepemimpinan. Tidak ada leader , tidak

ada pengikut, begitu pula sebaliknya. Disini factor SDM yang

menjadi nahkoda bisnis itu sangat penting. Tidak akan ada

kesuksesan bila tidak mempunyai pemimpin yang hebat. Dapat

disimpulkan bahwa ada 5 faktor yang menetukan keberhasilan

operasional sebuah usaha yaitu SDM, SDM, SDM, SDM, dan

SDM. Oleh sebab itu manusia menjadi sentral kesuksesan sebuah

usaha. Jangan pernah meremehkan faktor ini jika anda ingin

sukses.

c. Faktor keuangan

Jangan pernah berfikir bisnis tanpa keuangan lancar itu bisa

berhasil. Faktor keuangan juga sanga t penting bagi kelangsungan

usaha. Contohnya adalah :

1) Pengendalian biaya dan anggaran (budget)-Pencairan dana modal

kerja, dan investasi, dan dana lainnya.

2) Perencanaan dan penetapan harga produk, biaya

(perinciannya),laba rugi, dan lain-lain


46

3) Perhitungan resiko keuangan sehingga resiko keuangan bisa

dikendalikan dengan baik, seperti resiko kecukupan modal, rasio

liquiditas, rasio hutang vs modal, dan lain-lain.

d. Faktor pemasaran dan penjualan

Dalam konteks ini, penjualan dan pemasaran adalah lokomotif

bagi gerbong-gerbong lainnya seperti keuangan, personalia, produksi,

distribusi, dan lain-lain. Jadi faktor pemasaran dan penjualan

memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha.

e. Faktor administrasi

Tanpa penataan dan dokumentasi yang baik dan pengumpulan

serta pengelompokkan data administrasi, maka strategi, taktik,

perencanaan, pengembangan, program-program, dan arahperusahaan

menjadi tidak berjalan sesuai dengan harapan karena hanya dilakukan

berdasarkanfelling atau perasaan anda saja. Hal ini berbahaya dan akan

menjadi penghalang kesuksesan wirausaha anda.

f. Faktor peraturan pemerintah, politik, sosial, ekonomi dan budaya

lokal.

Faktor ini berpengaruh banyak karena usaha juga berhubungan

dengan:

1) Peraturan pemerintah, peraturan daerah seperti pajak,

retribusi,pendapatan daerah dan lain-lain

2) Legalitas dan perizinan.42

42
Kasmir, kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Press,2009), hlm.40.
47

6. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Usaha

Secara umum factor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap

hasil yang dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara

benar dan sempurna adalah sebagai berikut.

a. Data dan informasi tidak lengkap

Data dan informasi tidak lengkap Pada saat melakukan

penelitian data dan informasi yang disajikan kurang lengkap sehingga

hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada. Kemudian, dapat

pula data yang disediakan tidak dapat dipercaya atau palsu. Karena itu,

sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan data dan informasi sel

engkap mungkin. Melalui berbagai sumber yang ada yang tentunya

dapat dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.

b. Salah perhitungan

Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan

perhitungan. Misalnya rumus atau cara menghitung yang digunakan

salah sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat. Hal ini peerlu

dipertimbangkan untuk menyediakan tenaga ahli yang handal

dibidangnya.

c. Pelaksanan pekerjaan yang salah

Para pelaksana usaha (manajemen) dilapangan sangat

memegang peran penting dalam keberhasilan menjalankan usaha

tersebut. Jika para pelaksana dilapangan tidak mengerjakan usaha


48

secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan,

kemungkinan usaha tersebut gagal sangat besar.

d. Kondisi lingkungan

Kegagalan lainnya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi

yang memang tidak dapat kita kendalikan. Artinya, pada saat

melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai dengan

tepat dan benar.

e. Unsur sengaja

Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya factor kesengajaan

untuk berbuat kesalahan. Artinya peneliti sengaja membuat kesalahan

yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai

sebab. 43

B. Teori Tentang Analisa SWOT

1. Pengertian Analisa SWOT

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana

SWOT dijadikan suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang

berorintasi profit dan non profit dengan tujuan utama yaitu untuk

mengetahui keadaan organisasi tersebut secara komprehnsif.44

Analisa SWOT merupakan analisis terhadap faktor yang lazim

digunakan oleh suatu institusi atau perusahaan, kekuatan dapat menjadi

43
Ibid., hlm..52.
44
Fahmi Irham, kewirausahaan (Bandung:ALFABET,2014).h,345.
49

potensial yang dapat dimanfaatkan menjadi sebuah keunggulan bagi

perusahaan dan kelemahan perusahan menjadi sebuah hal yang baik,

karena dapat memotivasi perusahaan untuk senantiasa mengurangi

kelemahan tersebut agar menjadi lebih baik lagi, segala macam peluang

dan tantangan yang ada diluar perusahaan dicoba untuk diketahui sejak

dini kemudian dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan demi kemajuan

perusahaan tersebut. 45

2. Tujuan Penerapan SWOT disuatu Usaha

Tujuan penerapan SWOT diprusahaan atau bisnis untuk

memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga

dengan menerapkan analisis SWOT tersebut dapat dijadikan sebagai

bagian pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan

kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi dimasa-

masa yang akan datang.46

3. Pertimbangan-Pertimbangan Penting Untuk Analisa SWOT

Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam

tubuh perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat

sehingga mampu menemukan strategi yang cepat dan tepat dalam

mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa

pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambul keputusan.

Jadi pada prinsipnya analisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan


45
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam,( Jakarta: RajawaliPers,
2009), h.2014-2015
46
Fahmi Irham,Op.cit.,2014,hlm 347.
50

kelemahan) guna menetapkan formulasi strategi (perencanaan strategi)

dalam penyusunan strategi jangka panjang. Adapun analisa faktor-faktor

sistematis berdasarkan analisis SWOT dapat diketahui sebagai berikut :

a. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh

perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang

dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat diandalkan

serta berbeda dengan produk lain yang mana dapat membuatnya lebih

kuat dari para pesaingnya.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal

sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau

kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi

c. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan

bagi suatu perusahaan. Situasi yang menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan, kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah

satu sumber peluang.

d. Ancaman (Treats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan

menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa


51

sekarang maupun yang akan Datang Analisis SWOT dapat digunakan

untuk membantu mengetahui prospek usaha kedepannya.

Untuk membuat suatu rencana kita harus mengevaluasi faktor

ekternal maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah

menghasilkan adanya kekuatan (Strength) yang dimiliki oleh suatu

organisasi, serta mengetahui kelemahan (Weakness) yang terdapat pada

organisasi itu.

Analisis terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui

kesempatan (Opportunity) yang terbuka bagi organisasi serta dapat

mengetahui pula ancaman (Treath) yang dialami oleh organisasi yang

bersangkutan. Analisis untuk mengetahui strength, weaknesses,

opportunity dan treath sering disebut analisis SWOT yang merupakan

singkatan dari keempat hal tersebut.47

Rangkuti menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strength) dan peluang (Opportunnities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses

pengambilan keputusan dengan cara ini selalu dikaitkan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan usaha.48 .

Matrix SWOT merupakan suatu alat yang dipakai untuk menyusun

faktor-faktor strategi perusahaan, matrix ini dapat digambarkan secara


47
Indrito Gitosudarmo, Manajemen Strategis (Yogyakarta : PT BPFE, 2001), h. 36.
48
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Edisi 16 (Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Umum, 2009), h. 18
52

jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, matrix ini

juga dapat menghasilkan kemungkinan strategi alternatif , 4 sel tersebut

meliputi :

1) Strategi SO (Strengh-Opportunites)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal pada perusahaan untuk

dapat meraih dan memanfaatkan peluang-peluang yang didapat pada

perusahaan.

2) Strategi ST (Strengh-Threats)

Melalui strategi ini perusahaan dapat menghindari dan mengurangi

dampak ancaman-ancaman eksternal melalui pengembangan kekuatan

yang dimiliki oleh perusahaan.

3) Strategi WO (Weakness- Opportunites)

Dengan menggunakan strategi ini perusahaan dapat mengurangi

dan memperkecil kelemahan-kelemahan internal pada perusahaan

dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang didapat oleh

perusahaan.

4) Strategi WT (Weakness- Threats)

Strategi ini merupakan strategi bertahan pada perusahaan, dengan

cara mengurangi kelemahan-kelemahan internal serta ancaman-

ancaman eksternal pada perusahaan.49

49
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Edisi 16 (Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Umum, 2009), h. 18
53

C. Usaha dan Wirausaha Menurut Ekonomi Islam

Islam memang tidak memberikan penjelasan secara ekplisit terkait

konsep tentang wirausaha (entrepreneurship). Dalam Islam digunakan istilah

kerja keras, kemandirian (biyad) dan tidak cengeng. Setidaknya ada beberapa

ayat al-Quran yang dapat menadi rujukan pesan dan semangat kerja keras

dan kemandirian ini. 50

Banyak ayat Al-Qur,an yang memerintah manusia agar bekerja.

Manusia dapat bekerja apa saja, yang penting tidak melanggar garis-garis

yang telah ditentukan-nya..51

Sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya yang terdapat

dalam Al-Quran yang berbunyi (Q.S. Ar-Ra‟du : 11)

                 

                  

 
Artinya: bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.52

Dari firman Allah di atas jelas secara tersirat memerintahkan kepada

hamba-Nya untuk selalu berusaha secara mandiri untuk merubah keadaan

50
M.Hamdani,Entrepreneurship :kiat Melihat dan Memperdayakan Potensi Bisnis,
(Jakarta: S tarbooks ,2010),hlm,219
51
Muhammmad Syafi‟I Antonio, Log Cit. h,169.
52
Al-Qur‟an dan Terjemahan
54

hidupnya menjadi lebih baik. Allah tidak akan merubah kaeadaan seseorang,

selama ia tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan usaha karena

salah satu ajaran islam mengatakan bahwa “ tangan diatas lebih mulia dari

pada tangan dibawah”, artinya memberi (orang yang berkemampuan) jauh

lebih mulia dari meminta (orang yang berkekurangan). Demikian pula agama

islam mengajarkan bahwa menolong orang lain jauh lebih baik dari pada

ditolong orang lain. Memberi sedekah jauh lebih mulia dari menerima

sedekah, karena orang yang menerima biasanya identik dengan orang yang

kurang mampu.

Usaha mencari rezeki secara halal yang terbaik menurut ajaran islam

adalah melakukan bisnis sendiri, atau berdagang seperti yang sudah

dicontohkan oleh Nabi Muhammad ketika beliau belum menjadi Rasul. 53

Sudah banyak ayat Al-Qur‟an yang mendorong umat islam untuk

bekerja dan mencari rezeki yang halal. Diantaranya didalam Q.S. Al-Mulk

Ayat 15:

               

Artinya: “Dialah yang menjadikan mudah bagi kamu, maka berjalanlah

disegala penjuru dan makanlah sebhagian dari rezki54

Inilah pokok pendirian dalam ajaran islam. Allah telah menyediakan

bumi ini untuk dipergunakan manusia. Sebab itu, sepatutnya manusia

53
Gouzali Saydam (Paanduan Lengkap Pengantar Bisnis Introduction to Business).
(Bandung:Alfabeta,2006),h. 66.
54
Al-Qur‟an dan Terjemahan
55

mempergunakan nikmat Allah dengan jalan bekerja dan berusaha disegenap

penjuru bumi, untuk mencari rezeki. Seorang muslim tidak boleh bersifat

malas dan segan dalam berusaha mencari rezeki. Biarpun dengan alasan

menyediakan diri semata-mata untuk beribadat atau tawakal (berserah diri)

kepada Allah. Langit belum pernah menurunkan hujan emas atau hujan perak,

juga tidak halal menyandarkan diri kepada pemberian orang lain. Kalau ada

kekuatan dan kesanggupan berusaha untuk mencukupkan keperluan diri, anak

istri dan orang- orang yang menjadi tanggung jawab kita.

Dalam teori Ekonomi Islam. Nilai-nilai yang menjadi panduan para

pelaku ekonomi dan bisnis dalam melakukan aktivitasnya antara lain,

a. Tauhid

Merupakan fondasi ajaran islam. Dengan tauhid, manusia

menyaksikan bahwa “tiadak sesuatupun yang layak disembah selain

Allah”dan tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain dari pada

Allah”. Karena Allah adalah pencipta alam semesta dan isinya. Dan

sekaligus pemil iknya, termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber

daya yang ada.

Karena itu Allah adalah pemilik hakiki. Manusia hanya diberi

amanah untuk “memiliki” untuk sementara waktu, sebagai ujian bagi

mereka. Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan

sia-sia, tetapi memiliki tujuan. Tujuan diciptkan manusia adalah untuk

beribadah kepada-nya. Karena segala aktifitas manusia dalam hubungan


56

dengan alam dan Sumber Daya Manusia(mua‟mulah)dibingkaidengan

kerangka hubungan dengan Allah.

b. Keseimbangan („Adl)

Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifatnya adalah

adil. Dia tidak membeda-bedakan perlaku terhadap Makhluk-nya secara

zalim. Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus memelihara hukum

Allah dibumi, dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber daya

diarahkan untuk kesejahteraan manusia, supaya semua mendapat manfaat

dari padanya secara adil dan baik, sebagaimana firman Allah SWT

dalam urat Al-Hujarat (49) : 13

            

         

Arinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. SesungguhnyaAllah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal”. (QS.Al-Hujarat: 13)55

Implikasi Ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku Ekonomi

tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu

merugikan orang lain.

55
Al-Qur‟an dan Terjemahan
57

2. Prinsip al-Ta‟awun (tolong-menolong)

Prinsip al-Ta‟awun berarti bantu membantu anatara sesama

anggota masyarakat. Bantu-membantu ini diarahkan sesuai dengan

tauhid,terutama dalam upaya meningkatkan kebaikan dan ketakwaan dari

Allah SWT. prinsip ini menghendaki kaum muslim saling tolong-

menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Memberikan untuk berkarya

dan berusaha memberikan sesuatu yang kita usahakan atau hasil dari

usaha kita kepada yang membutuhkan seperti rezeky dan sedekah.

3. Usaha yang Halal dan barang yang halal

Islam dengaan tegas mengharuskan pemeluknya untuk melakukan

usaha atau bekerja. Usaha atau kerja ini harus dilakukan dengan cara

yang halal, guna memperoleh rizky yang halal, memakan makanan yang

halal dan menggunakan rezky yang halal pula.56 Sebagaimana

diisyaratkan difiraman allah Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 168:

             

   

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.57

56
Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta:Granada Preess,
2007),H.52.
57
Al-Qur‟an dan Terjemahan
58

Islam selalu menekankan agar setiap muslim mencari nafkah dengan

halal. Semua sarana yang dilarang , karena dapat membinasakan suatu

bangsa dan agama.

4. Berusaha dengan batas kemampuan

Tidak jarang manusia berusaha dan bekerja mencari nafkah untuk

keluarga secara berlebihan karena tidak memperdulikan ajaran-ajaran

islam, padahal kebiasaan seperti itu dapat berdampak buruk pada

kehidupan. Ssesungguhnya Allah memerintahkan manusia bekerja sesuai

batasan-batasan dan kemampuan manusia.58

Dunia kewirausahaan itu banyak aneka ragamnya, berikut ini

merupakan beberapa contoh kewirausahaan yang erat kaitanya dengan

perdagangan, misalnya: dengan kemampuan yang tinggi seperti membuat

lukisan dan tulisan kaligrafi yang indah sehingga bisa digunakan untuk

menghiasi rumah yang pada akhirnya juga memiliki daya jual yang tinggi,

kemampuan mengolah dan membuat aneka makanan yang memiliki rasa

yang enak, yang pada giliranya juga bisa menjadi salah usaha, serta usaha

pembuatan kapal untuk sarana tranportasi, bahkan masih banyak lagi

bisnis lainya yang bersifat kewirausahaan dan erat kaitanya dengan

pedagang.

Islam melarang mencari harta, berusaha, atau bekerja yang dapat

melupakan kematian, melupakan dzikrullah (tidak ingat kepada Allah

58
Husein Syahata, Ekonomi Rumah Tangga Muslim,(Jakarta:Gema Insani,2004),h.67.
59

dengan segala ketentua-Nya), melupakan shalat dan zakat, dan

memusatkan kekayaan hanya pada sekelompok orang kaya saja.59

Semua kegiatan manusia mestilah dihubungkan dengan pemiliknya.

Amalan ekonomi dalam semua cabangnya termasuk mengelola perusahaan

dan segala aktivitas yang berkaitan denganya hendaklah berlandaskan

etika dan peraturan yang telah digariskan oleh syariat islam. Termasuk

didalamnya asfek halal/ haram, wajib/ sunah, dan harus atau makruhnya.

Dengan berlandaskan dasar-dasar dan ruang lingkup ciri-cirinya, nyata

bahwa tujuan ekonomi islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakanya

berarti melaksanakan sebagian dari ibadah yang menyeluruh.

Dengan itu, kewirausahaan dan segala aktifitasnya baik kecil

maupun besar merupakan usaha yang dipandang sebagai ibadah dan diberi

pahala jika dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan baik dari

segi memenuhi ketentuan aqidah, akhlak maupun syariat. Berikut adalah

beberapa dasar pertimbangan yang menjadikan aktivitas ekonomi yang

dilakukan dipandang sebagai ibadah seperti aqidah harus benar, niat harus

lurus, cara melakukan kerja yang sesuai dengan ajaran islam, hasilnya

betul dan membawa faedah kepada masyarakat luas, serta tidak

meninggalkan ibadah wajib yang khusus. 60

Jadi dalam hal bukan hanya mengandalkan pada nasib baik. Nasib

baik itu memang ada juga, akan datangnya nasib baik itu bukan mendadak

kebetulan, akan tetapi merupakan titik temu. Dalam hal ini ada titik temu

59
Muhammad Syafi‟I Antonio, Log.cit.,h.10.
60
Sadono Sukino.op.cit.h.370.
60

antara persiapan yang baik dengan peluang yang tersedia. Dalam

kehidupan bangsa kita yang beragama.

Nasib baik merupak titik temu antara berusaha dan berdo‟a, kita

berusaha mencapai sukses, dan kita berdo‟a kepada Allah SWT agar diberi

kelayakan dalam menjalankan usaha.

Insya Allah pada suatu saat datanglah nasib baik itu, yaitu adanya

peluang dari segala penjuru yang kita tidak bisa membayangkan

sebelumnya. Sumber rezeki itu sulit itu sulit diduga.Tetapi kita harus

berusaha dan berdo‟a untuk memperolehnya. Allah menyatakan bahwa

apabila sumber rezeki itu dibukakan kepada seseorang, maka tak

seorangpun yang bisa menutupnya, kata kuncinya disini ialah berusaha

dan berdo‟a.

Anda mungkin juga menyukai