Anda di halaman 1dari 8

MENGAPA SOCIOPRENEUR BUKAN SOCIAL ENTREPRENEUR?

M. Yusuf Azwar anas


Dosen Universitas Islam Raden Rahmat Malang

Abstrak

Akronim sering digunakan di Indonesia oleh banyak kalangan, atau memberikan


istilah baru pada sebuah aktifitas tertentu. Pemberian nama pada sebah aktifitas dengan
memberikan akronim atau menggabungkan kata akan memunculkan akronim baru.
Munculnya istilah baru padahal esensinya tidak mengalami perubahan yang berarti,
sehingga menuntut seseorang untuk memahami istilah tersebut lebih dalam, agar tidak
salah dalam interpretasi.Artikel ini berusaha untuk memberikan penjelasan terkait
banyaknya akronim yang sering digunakan pada sebuah tulisan yang membuat
kebingungan para pembaca.Banyak akronim pada istilah entrepreneur yang dihubungkan
dengan aktfitas tertentu, misalnya entrepreneur yang dikaitkan dengan digital, sosial, dan
teknologi. Fokus artikel ini membahas ambiguitas antara istilah social entrepreneur atau
sociopreneur, agar para pembaca mendapatkan kejelasan dalam memaknai setiap istilah
yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur yaitu dengan
menelaah berbagai literatur hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Kata Kunci: Akronim, Social Entrepreneur dan Sociopreneur

Entrepreneur kegiatan wirausaha (Hamilton & Harper,


Istilah social entrepreneur 1994).Pendapat Schumpeter 1976 yang
dengan sociopreneur menjadi dikemukanan oleh Hamilton & Harper
perdebatan diatara para peneliti, (1994) bahwa pengusaha mempunyai
sebagian menggunkan istilah fungsi sebagai reformas atau revolusi
kewirausahaan sosial dengan pada pola produksi dengan ekploitasi
menggunakan bahasa inggris Social temuan atas kemungkinan teknologi
entrepreneur dan sebagain mengunakan baru yang belum dicoba untuk
istilah sociopreneur.Secara harfiah menghasilkan komunidas baru, atau
kedua sebutan dalam menunjuk orang memproduksi dengan cara baru dengan
yang bergerak dalam ranah aktifitas membuka sumber pasokan bahan baru
sosial /nirlaba.Namun sebelum atau outlet baru untuk produk, dengan
menjelaskan perbedaan kedua istilah mengatur ulang suatu industri dan
tersebut, terlebih dahulu akan diuraikan sebagainya . Schumpeter (1911) dalam
beberapa definisi tentang Cheng & Chan (2009)mendefinisikan
kewirausahaan. Hal ini menjadi penting pengusaha sebagai orang yang
karena akan menjadi rujukan kedua menghancurkan tatanan ekonomi yang
istilah tersebut. Istilah social ada untuk menciptakan dan memperoleh
entrepreneur berkembang atas dasar keuntungan dari struktur baru dengan
kewirausaan yang sudah berkembang memperkenalkan produk dan layanan
pesat. baru, atau dengan memanfaatkan bahan
Pada abad ke 17 istilah baku baru. Bagi Hamilton & Harper
Entrepreneurdigambarkan sebagai (1994)seorang pengusaha adalah
seorang yang melakukan kontrak wirausahawan yang mampu
pekerjaan dengan pemerintah untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan
memasok produk tertentu.Kontrak ini peluang bisnis baru.Meskipun definisi
memakai harga tetap keuntungan atau yang membedakan seorang pengusaha
kerugian yang diperoleh dari pekerjaan berbeda dalam deskripsi, ada konsensus
ini adalah merupakan imbalan dari bahwa seorang pengusaha adalah

66
67 Jurnal Dialektika, Volume 4, Nomor 2, September 2019

seseorang yang memiliki naluri, pola adalah orang yang memiliki kemampuan
pikir, inspirasi dan visi unik, dan dan mentalitas untuk memulai usaha
memiliki kekuatan, kemauan, dan baik untuk menghasilkan barang atau
kemampuan dalam rangka jasa dengan demikian menghasilkan
mengkonseptualisasikan gagasan dan keuntungan.
menerapkan bisnis.Rencanakan dan Sedangkan menurut Hisrich-
siapa yang melihat perubahan sebagai Peters dalam Alma, (2011)
kesempatan untuk menciptakan nilai. entrepreunership is the process of
Cheng & Chan (2009) creating something different with value
nampaknya dimensi kepribadian, atau by devoting the necessary time and
dengan kata lain, sifat pribadi (personal effort, assuming the accompanying
traits), merupakan faktor penting dalam financial, personal satisfaction and
menentukan apakah seseorang bisa jadi independence artinya kewirausahaan
entrepreneur.Garis pemikiran ini adalah proses menciptakan sesuatu yang
mengarah ke pandangan umum.Bahwa lain dengan menggunakan waktu dan
ada sedikit logika dalam mengajar atau kegiatan disertai modal dan resiko serta
melatih seseorang menerima balas jasa dan kepuasan seta
berwirausaha.Pengusaha dilahirkan kebebasan pribadi.
menjadi pengusaha. Pandangan ini Kewirausahaan adalah
berpendapat bahwa seorang pengusaha mengidentifikasi, mengembangkan, dan
memiliki kualitas bawaan, yang membawa visi bisa berupa ide inovatif,
tergantung pada faktor-faktor seperti peluang, cara yang lebih baik dalam
latar belakang pribadi dan karakteristik, menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
pengalaman jalan hidup dan pengaruh proses tersebut adalah penciptaan usaha
lingkungan dan kualitas ini tidak dapat baru yang dibentuk pada kondisi resiko
dipindahtangankan dari satu orang ke atau ketidakpastian.
orang lain. Makanya, tidak mungkin Zimmerer, Scarborough, &
mengajari seseorang untuk menjadi Wilson (2008)mendefinisikanwirausaha
pengusaha.Kewirausahaanadalah (entrepreneur)adalah orang yang
penciptaan perusahaan baru (Murray & menciptakan suatu bisnis baru dalam
MacMillan, 1998).Ini adalah penciptaan menghadapi resiko dan ketidakpastian
dan pengelolaan sebuah organisasi baru dengan maksud untuk memperoleh
yang dirancang untuk mengejar sebuah keuntungan dan pertumbuhan dengan
kesempatan inovatif unik dan mencapai cara mengenali peluang dan
pertumbuhan yang cepat dan mengkombinasikan sumber-sumber
menguntungkan (Drucker, 1985). Hal ini daya yang diperlukan untuk
adalah proses dinamis untuk memanfaatkan peluang tersebut.
menciptakan nilai dengan mengambil (entrepreneur is who creates a new
risiko (Ronstadt, 1984). Kewirausahaan business in the face and uncertainty for
adalah kegiatan inovatif untuk the purpose of achieving profit and
memanfaatkan peluang bisnis growth by indentifying opportunites and
(Schumpeter, 1934).Kewirausahaan assembling the necessary resources to
adalah keterampilan dan inovasi yang capitalize on those
dengannya orang mengambil inisiatif opportunitie).Kewirausahaan sebagai
untuk terlibat dalam pencarian produktif pilihan karir dianggap sebagai penentu
untuk mencapai tujuan mereka penting pertumbuhan ekonomi yang
(Chowdhury, 2008). Menurut Richard cepat, lapangan kerja dan penciptaan
Cantillon, kewiraswastaan adalah proses lapangan kerja serta pengembangan
memulai usaha untuk memproduksi sosial yang positif (Acs, 2006).
produk dan menjual dengan harga pasti Longenecker at.al(2001)
untuk hasil komersial tertinggi. menyatakan bahwa kewirausahaan
Pengusaha adalah seseorang yang adalah seorang pembuat keputusan yang
memulai bisnisnya sendiri.Pengusaha membantu terbentuknya sistem ekonomi
M. Yusuf Azwar Anas 68
MENGAPA SOCIOPRENEUR BUKAN SOCIAL ENTREPRENEUR?

perusahaan yang bebas.Sebagian besar individu yang mendorong seseorang


pendorong perubahan, inovasi, dan untuk terjun ke dunia bisnis pada tahap
kemajuan diperekonomian kita dimasa perintisan, seperti : adanya ide yang
mendatangdari para wirausaha; orang- ingin dilaksanakan, berani menghadapi
orang yang memiliki kemampuan untuk resiko (Bygrave, 1994); tingkat
mengambil risiko dan mempercepat pendidikan (Hendro, 2011); pengalaman
pertumbuhan ekonomi. (Adhi dan Bawono, 2009); kebutuhan
Proses Kewirausahaan adalah untuk berprestasi; dan keinginan
upaya menciptakan sesuatu yang menjadi bos bagi diri sendiri (Mazubane
berbeda, yang memiliki nilai tambah 2009). Faktor Eksternal yang dapat
melalui pengorbanan waktu dan tenaga mendorong proses kewirausahaan pada
dengan berbagai resiko finansial, psikis, masa perintisan adalah faktor yang
dan sosial serta mendapat penghargaan berasal dari luar individu seseorang
berupa keuntungan dan kepuasan pribadi seperti faktor lingkungan, sosial dan
atas hasil yang diperoleh (Hisrich et al, organisasi. Terdapat beberapa faktor
2005). Bygrave (1997), mendefinisikan eksternal yang mendorong seseorang
proses kewirausahaan sebagai suatu untuk terjun ke dunia bisnis, di
rangkaian tindakan yang melibatkan antaranya adalah: Ketersediaan peluang;
semua fungsi, kegiatan dan tindakan pesaing dalam industri ; adanya jejaring;
yang terkait dengan identifikasi dan dorongan pihak keluarga dan dorongan
evaluasi peluang usaha serta dari kebijakan Pemerintah (Setiadji,
menyatukan sumber daya yang 2010).
diperlukan untuk suksesnya Berdasarkan penjelasan dari
pembentukan perusahaan baru untuk beberpapa pendapat diatas tentang
mengejar dan menangkap peluang kewirausahaan adalah seseorang yang
tersebut. Pendapat lain menyatakan memulai/ menciptakan usaha baru usaha
bahwa proses kewirausahaan merupakan yang dibangun sebagai upaya
fungsi dari kapabilitas dan kemampuan memanfaatkan peluang bisnis dalam
berwirausaha disamping hak rangka mendapatkan keuntungan
kepemilikan dan lingkungan eksternal bisnis.Organisasi bisnis yang dirancang
(Soedjono dan Ropke dalam Suryana, oleh pengusaha untuk mengejar sebuah
2008). Dari beberapa definisi di atas, kesempatan inovatif unik untuk
dapat disimpulkan bahwa proses mencapai pertumbuhan yang cepat dan
kewirausahaan adalah suatu rangkaian menguntungkan dimasa mendatang.
tindakan untuk menciptakan sesuatu Karakter pengusaha dalam dimensi
yang berbeda dengan mengidentifikasi pribadi / personal trait dari berbagai
dan mengevaluasi kesempatan, resiko penjelasan diatas menyiratkan secara
serta sumber daya yang diperlukan eksplisit, bahwa wirausaha setidaknya
untuk pembentukan perusahaan baru. mempunyai niat yang kuat untuk
Zimmerer, Scarborough, & mewujudkan visi unik bisnis, memiliki
Wilson (2008)mengklasifikasikan naluri, pola pikir, inspirasi, inovatif, dan
tahapan kewirausahaan berdasarkan memiliki kekuatan, kemauan, dan
prosesnya kedalam dua tahapan, yaitu kemampuan untuk
tahap Awal/Perintisan dan tahap mengkonseptualisasikan gagasan dan
Pertumbuhan/Pengembangan usaha. menerapkan bisnis, selain itu pengusaha
Ketika proses kewirausahaan seseorang juga mempunyai sikap berani
berada pada tahap perintisan maupun mengambii risko dalam situasi
pengembangan, terdapat dua macam ketidakpastian dan mengorbankan
faktor yang mendorongnya untuk waktu, dengan harapan mendapatkan
menjadi wirausaha, yaitu faktor internal kemajuan ekonomi dimasa mendatang.
dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari individu
seseorang. Terdapat beberapa faktor
69 Jurnal Dialektika, Volume 4, Nomor 2, September 2019

Kemunculan Social entrepreneur Orang-orang yang tergerak


Perkembangan entrepreneur mengimplemtasikan visi-misi, ide dan
sejalan dengan kemajuan teknologi gagasan sosial menurut penulis adalah
informasi merubah cara pandang pengusaha sosial/ social
manusia terhadap perubahan entrepreneur.Istilah social entrepreneur
lingkungan, terutama pada pertumbuhan muncul sebagai pemecah arah dengan
ekonomi yang tidak sejalan dengan memanfaatkan ide baru yang
kesejahteraan masyarakat. Gap dikombinasikan dengan visi dan
kemiskinan dan kesejahtaeraan menjadi kreatifitas sebagai upaya untuk mencari
isu yang belum pernah habis.Banyak solusi dari berbagai persoalan didunia
orang berusaha melakukan berbagai nyata dengan mengedepankan etis,
aktifitas sosial untuk memperkecil bersungguh-sunggah dan gigih dalam
kesenjangan.Tindakan sosial yang mencapai visinya (Bornstein,
muncul atas dasar keprihatinan sosial 1998).Dalam aktifitas sosial social
untuk meyelesaikan persoalan entrpreneur merupakan opportunis yang
kemiskinan, kerusakan profesional, visioner, pragmatis dan
lingkungan/polusi/sampah yang sarat etis menjadi jatung dari inisiatif
disebabkan dampak bisnis.Sebagai berbasis masyarakat sebagai upaya
bentuk keprihatinan sosial inilah, upaya menemukan solusi yang inovatif untuk
menggerakan sebagain orang untuk memecahkan persoalan yang dihadapi
melakukan berbagai tindakan agar masyarakat, terutama masyarakat miskin
memberikan kemanfaatan sosial bagi dan terpinggirkan, (Catford, 1998).
masyatakat.Sebagai contoh, program Menurut carford bahwa social
CSR yang dilakukan oleh perusahaan entrepreneur biasanya berpindah dari
merupakan sebagian dari aktifitas satu proyek ke proyek berikutnya;
tanggung jawab sosial, meskipun dalam mereka membangun ide ke dalam
perkembangannya CSR juga digunakan proyek kerja bukan sebagai tindakan
untuk membangu brand image kekuasaan, tetapi sebagai ekspresi
perusahaan. Melihat fenomena sosial kreativitas dan nilai-nilai.Orang-orang
yang terjadi, memunculkan orang-orang menjadi wirausahawan sosial berbasis
yang tergerak dalam hatinya secara masyarakat melalui banyak jalur,
khusus untuk meyelesaikan persoalan seringkali dimulai sebagai aktivis paruh
sosial masyarakat (kemiskinan, waktu dan sukarelawan sendiri.Selain
kesehatan, pendidikan, pengangguran itu, Seorang social entrepreneur adalah
dll), tentunya orang-orang tersebut seseorang eksekutif yang mempunyai
mempunyai niat, ide, gagasan dan visi visi dan mampu menyeimbangkan
agar persoalan masyarakat mendapatkan keharusan moril dengan tanpa
solusi untuk membentuk sebuah menyampingkan motif keuntungan
masyarakat yang sejahtera. dalam menangkap kekuatan
Kewirausahaan sosial pasar.Tindakan penyeimbangan
diperkenalkan pada 1970-an untuk merupakan jantung dan jiwa sebuah
mengatasi masalah-masalah sosial gerakan SE(Boschee, 1995).(Prabhu,
secara berkelanjutan. Istilah 1999)menjelaskan social entrepreneur
entrepreneur ‘wirausahawan sosial’ menunjukkan pemimpin usaha yang
pertama kali disebutkan pada tahun inovatif luar biasa dalam usaha sosial.
1972 oleh Joseph Banks dalam karya Menurut Lynn & Howard
seminalnya bernama The Sosiology of (2004)social entrepreneur adalah
Social Movements, ia menggunakan seseorang yang mendekati masalah
istilah itu untuk menggambarkan sosial dengan spirit kewirausahaan dan
penggunaa keterampilan manajerial ketajaman bisnis. Secara personal social
dalam mengatasi masalah sosial serta entrepreneur adalah yang energik, gigih,
untuk mengatasi tantangan bisnis biasanya percaya diri dengan
(Ebrashi, 2013) kemampuan memberikan inspirasi bagi
M. Yusuf Azwar Anas 70
MENGAPA SOCIOPRENEUR BUKAN SOCIAL ENTREPRENEUR?

agar orang lain terlibat dalam Pengusaha sosial adalah individu yang
kegiatannya/ pekerjaanya.Shaker A. digerakkan oleh misi yang
Zahra (2008) Kewirausahaan sosial menggunakan seperangkat perilaku
meliputi kegiatan dan proses yang kewirausahaan untuk memberikan nilai
dilakukan untuk menemukan dan sosial kepada yang kurang beruntung,
memanfaatkan peluang dalam rangka semua melalui entitas yang berorientasi
meningkatkan kekayaan sosial dengan kepada kewirausahaan mandiri secara
menciptakan usaha baru atau mengelola finansial, mandiri, atau
organisasi yang ada dengan cara yang berkelanjutan.(Haryani, 2016) Sosial
inovatif. entrepreneur berasal dari suatu niat
Dees (1998), Henton, Melville mulia untuk menyelesaikan masalah-
dan Walesh, (1997), Al vord, Brown dan masalah sosial tertentu, dengan
Letts, (2004), Bornstein (1998) dan menggunakan pendekatan bisnis sebagai
Ashoka (2000) dalam (Praszkier, alat atau cara untuk mencapai tujuan
Nowak, & Zablocka-Bursa, sosial. (Kadir & Sarif, 2016)sebagaiman
2009)mengatakan bahwa social yan disampiakan (Certo & Miller,
entrepreneur berperan sebagai agen 2008)ada dua poin penting dalam
perubahan di sektor sosial, dengan mendefifnisikan social entrepreneur,
melaksanakan misi untuk menciptakan pertama, secara tegas menyoroti peran
dan mempertahankan nilai sosial (bukan inovasi. Kewirausahaan sosial
hanya nilai pribadi),mengenali dan penerapan pendekatan inovatif atau hal
memanfaatkan kesempatan baru untuk baru dalam upaya menciptakan nilai
melaksanakan misi,terlibat dalam proses sosial, sehingga konsisten dengan
inovasi berkelanjutan, adaptasi, dan pandangan Schumpeter tentang
pembelajaran,bertindak berani, tidak kewirausahaan yang menekankan peran
membatasi diri pada sumber daya yang inovasi dalam kewirausahaan.Kedua,
mudah diakses,menunjukkan rasa kewirausahaan sosial mempunyai
tanggung jawab yang tinggi kepada beragam konteks di mana
daerah yang dilayani dan untuk hasil kewirausahaan sosial
yang dicapai,menggabungkan terjadi.Kewirausahaan sosial dapat
pertumbuhan ekonomi dan melibatkan pengusaha perorangan,
sosial,termotivasi oleh tujuan sosial organisasi baru atau yang sudah ada
jangka panjang,menghasilkan perubahan (baik nirlaba atau untuk laba), atau
kecil dalam jangka pendek yang pemerintah.(Gandhi & Raina,
bergaung melalui sistem yang ada, pada 2018)Pengusaha sosial menekankan
akhirnya memengaruhi perubahan pada cara-cara untuk meringankan atau
signifikan dalam jangka panjang. Begitu menghilangkan tekanan masyarakat dan
pula, (Dees, 1998) mengusulkan bahwa menghasilkan eksternalitas progresif
wirausahawan sosial adalah agen atau properti publik.Penjelasan dari
perubahan yang memiliki lima kriteria beberpa pendapat tentang social
berbeda: 1) mengadopsi misi untuk entrepreneur dapat di simpulkan bahwa
menciptakan dan mempertahankan nilai individu yang mempunyai karakter
sosial; 2) menerima dan mengejar tanpa kewirausahaan dan mampu
henti peluang baru untuk melayani misi; mengidentifikasikan persoalan sosial
3) terlibat dalam proses inovasi yang digunakan sebagai
berkelanjutan, adaptasi dan pemecah persoalan sosial
pembelajaran; 4) bertindak dengan masyarakat.Misi sosial menjadi orentasi
berani tanpa dibatasi oleh sumber daya utama bagi seorang wirausaha sosial,
yang ada saat ini; dan 5) menunjukkan yang menciptakan gagasan baru dan
rasa akuntabilitas yang tinggi terhadap melaksankannya dalam bisnis yang
konstituensi yang disajikan dan hasil berkelanjutan. Namun perlu diingat
yang dihasilkan. Definisi ini dijelaskan pendapat (Ostrander, 2007)bahwa
lebih lanjut oleh Saifan, (2012) perbedaan utama antara entrepreneur
71 Jurnal Dialektika, Volume 4, Nomor 2, September 2019

dan social entrepreneuradalah bahwa hingga dapat menemukan solusi untuk


wirausaha dimotivasi oleh “uang” dan mengubah kehidupan masyarakat
wirausaha sosial dimotivasi oleh menjadi lebih baik, terutama untuk
“altruisme” atau filantropi. masyarakat menengah ke bawah.
Pada awal terbentuknya
Social entrepreneur vs Sociopreneur? sociopreneur, tujuan sociopreneur
Asmahasanah, Ibdalsyah, & adalah membuka suatu usaha atau badan
Sa’diyah (2018) menjelaskan bahwa non-profit untuk membantu
Sociopreneur adalah kombinasi dari dua masyarakat.Istilah sociopreneur menurut
kata, yaitu sosial dan (Lubis, 2015) bahwa setiap lembaga
wirausaha.Singkatnya, Praszkier, mempunyai istilah dan akronim baru
Nowak, & Zablocka-Bursa, untuk menggambarkan keunikan
(2009)mendefinisikan sosiopreneur pendidikan kewirausahaan (entrepreneur
sebagai individu yang mampu education) yaitu technopreneur,
melakukan perubahan sosial dalam skala sociopreneur, ecopreneur, edupreneur,
makro melalui keterlibatan masyarakat creativepreneur dan digipreneur.Setiap
akar rumput.Martin dan Osberg (dalam lembaga memiliki pemikiran sendiri
Praszkier et al., 2009) menambahkan untuk menggambarkan karakteristik
bahwa sociopreneur berbeda dari aktivis tertentu yang melekat pada sejarah
sosial.Efek perubahan sosial dari lembaga atau karakteristik
seorang sosiopreneur bersifat jangka tertentu.Akronim “sociopreneur”,
panjang, stabil, dan mendalam, “ecopreneur”, “edupreneur”,
sementara aktivis sosial hanya berjuang “creativepreneur” dan “digipreneur”
di tingkat permukaan. Istilah merupakan kekuatan, keberanian, dan
sociopreneur juga beberapakali hasrat dari intitusi pendidikan tinggi
diungkapkan oleh Bhargava (2007) Indonesia yang berdampak posistif bagi
bahwa “pengembangan kewirausahaan masyarakat indonesia. Sociopreneur dan
di masa depan harus mengarah pada Social Entrepreneur merupakan istilah
sociopreneurship dan wirausaha sebagai yang mempunya makna dan devinisi
amanat yang sesuai dengan paradigma yang sama, akronim ini hanya muncul di
perusahaan yang baru berkembang dan indonesia yang dengan mudah membuat
paradigma pengembangan”, sehingga sebuah istilah baru meskipun makna dan
yang dimaksud sociopreneur adalah maksud yang diharapkan adalah sama.
Social entrepreneur.
Eliyatiningsih, Luri A, & Kesimpulan
Etikasari (2017) Konsep sociopreneur Sociopreneur dan Social
dapat diartikan sebagai sebuah unit Entrepreneur mempunyai perbedaan
bisnis yang diciptakan untuk tujuan istilah namun mempunyai arti yang
sosial dan untuk mengatasi serta sama, yaitu seseorang yang melakukan
mengurangi masalah sosial, namun tetap usaha atau bisnis yang berorentasi pada
dijalankan secara disipin, inovatif, dan tujuan-tujuan sosial. Kependekan istilah
profesional.Pada dasarnya sociopreneur dari Social entrepreneur menjadi
merupakan bentuk penggabungan antara sociopreneur, teknologi entrepreneur
konsep kewirausahaan menjadi tecnopreneur, digital
yangmengedepankan pada kegiatan entrepreneur menjadi digipreneur lazim
ekonomi namun tujuan yang dicapai sering digunakan di
tidak hanya berorientasi pada profit, Indonesia.Banyaknya akronim
melainkan juga pada tujuan dibutuhkan penjelasan lebih lanjut agar
sosial.(Prayogo, 2017)Sociopreneur pemahaman makna dan tujuan tidak
bertindak sebagai agen perubahan bagi salah atau tidak sesuai dengan maksud
masyarakat.Mulai dari memiliki yang diharapkan oleh penulis.
pandangan baru, perbaikan sistem,
ekonomi, menemukan pendekatan baru,
M. Yusuf Azwar Anas 72
MENGAPA SOCIOPRENEUR BUKAN SOCIAL ENTREPRENEUR?

Daftar Pustaka 45/2007_fall/materials/dees_SE.


Asmahasanah, S., Ibdalsyah, & pdf
Sa’diyah, M. (2018). ocial Ebrashi, R. E. (2013). Social
Studies Education in entrepreneurship theory and
Elementary Schools Through sustainable social impact. Social
Contextual REACT Based on Responsibility Journa, 188 -
Environment and Sociopreneur. 209. doi:10.1108/SRJ-07-2011-
International Journal of 0013
Multicultural and Multireligious Eliyatiningsih, Luri A, S., & Etikasari,
Understanding, 52-61. B. (2017). Pembinaan
Bhargava, S. (2007). The Evolution of Sociopreneur sebagai Upaya
the Concept of Meningkatkan Kreativitas dan
Enterpreneurship. In L. Bhole, Kemandirian Anak Yatim di
Developmental Aspects of Yayasan Raudlatul Akbar
Entrepreneurship (p. 58). New Kecamatan Kaliwates
Delhi: Vivek Mehra for Kabupaten Jember. Seminar
Response Books. Nasional Hasil Pengabdian
Bornstein, D. (1998, January 01). kepada Masyarakat 2017, 73-
magazine. Retrieved from 77.
www.theatlantic.com: Gandhi, T., & Raina, R. (2018). Social
https://www.theatlantic.com/ma entrepreneurship: the
gazine/archive/1998/01/changin need,relevance, facets and
g-the-world-on-a- constraints. Journal of Global
shoestring/377042/ Entrepreneurship Research, 1-
Boschee, j. (1995). Social 13. doi:10.1186/s40497-018-
entrepreneurship: some non- 0094-6
profits are not only thinking Hamilton, R., & Harper, D. (1994). The
about the unthinkable, they're Entrepreneur in Theory and
doing it – running a profit. Practice. Journal of Economic
Across the board, The Studies, 21, 3-18.
Conference Board Magazine, Haryani, H. H. (2016). Berani Jadi
20-25. Wirausaha Sosial? jakarta: PT
Catford, J. (1998). Social entrepreneurs BANK DBS Indonesia.
are vital for health promotion Kadir, A., & Sarif. (2016). Social
but they need supportive Entrepreneurship, Social
environments too. Health Entrepreneur and Social
Promotion International, 95-97. Enterprise:A Review of
Certo, S. T., & Miller, T. (2008). Social Concepts, Definitions and
entrepreneurship: Key issues Development in Malaysia.
and concepts. Business Journal of Emerging Economies
Horizons, 267—271. and Islamic Research, 1-16.
Cheng, M. Y., & Chan, W. S. (2009). Lubis, R. L. (2015). The “Triple-I”
The effectiveness of Learning Model Of
entrepreneurship education in Entrepreneurship Education In
Malaysia. Education + Indonesia: Where Do We Go
Training, 555 - 566. doi: From Here? International
10.1108/00400910910992754 Journal of Arts & Sciences,,
Dees, J. G. (1998, April 4). The 233–264.
Meaning of Social Lynn, B., & Howard, G. (2004). Is the
Entrepreneurship. Retrieved social entrepreneur a new type
from https://web.stanford.edu: of leader? Leader to Leade, 43-
https://web.stanford.edu/class/e1 50.
73 Jurnal Dialektika, Volume 4, Nomor 2, September 2019

Murray, B. L., & MacMillan, I. C. Prayogo, C. (2017). Studi Deskriptif


(1998). Entrepreneurship: Past Social Entrepreneur Pada
Research and Future Pemilik Agfa Di Sidoarjo, Jawa
Challenges. Journal of Timur, Indonesia. Agora, 1-6.
Management , 139-160. Saifan, S. a. (2012). Social
Ostrander, S. A. (2007). The Growth of Entrepreneurship: Definition
Donor Control: Revisiting the and Boundaries. Technology
Social Relations of Innovation Management
Philanthropy. Nonprofit and Review, 22-27.
Voluntary Sector Quarterly,, Shaker A. Zahra, H. N. (2008).
356-372. Globalization Of Social
doi:10.1177/0899764007300386 Entrepreneurship Opportunities.
Prabhu, G. N. (1999). Social Strategic Entrepreneurship
E1nttrepreneurial Leadership. Journal, 117–131.
Career Development Zimmerer, T. W., Scarborough, N. M.,
International, 140-145. & Wilson, D. (2008). Essentials
Praszkier, R., Nowak, A., & Zablocka- of Entrepreneurship and Small
Bursa, A. (2009). Social capital Business Management, 5th
built by social entrepreneurs and Edition. New Jersey: Pearson
the speciÞc personality traits Education International 2002.
that facilitate the process.
Psychologia Spo eczna, 42-51.

Anda mungkin juga menyukai