Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

Definisi, Hakikat, dan


Konteks Kewirausahaan

2.1. Definisi Kewirausahaan


Beberapa pakar dan ilmuwan mengungkapkan definisi dan pandangan
yang berbeda-beda tentang "kewirausahaan", bergantung pada konteks dan
pendekatan yang digunakan. Mari untuk memudahkan pemahaman, kita
pelajari konsep kewirausahaan (entrepreneurship), wirausahawan
(entrepreneur), dan konsep berwirausaha (entrepreneurial).
Masih banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, memandang dan
menafsirkan bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan
dilakukan oleh para pengusaha atau pelaku bisnis (businessmen).
Kewirausahaan tidak selalu identik dengan perilaku dan watak pengusaha
saja karena sifat ini dimiliki, juga oleh mereka yang bukan pengusaha, seperti
petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, arsitektur,
seniman, artisan, pemimpin proyek, peneliti, dan pekerjaan lainnya yang
dilakukan secara kreatif dan inovatif.
Pandangan tersebut kurang tepat. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap
orang yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif, dan pada setiap orang
yang menyukai perubahan, pembaruan, kemajuan, dan tantangan.
Soemahamidjaja (1980) mengemukakan hal tersebut bahwa kewirausahaan
meliputi semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintah.
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang dan perbaikan hidup (Prawirokusumo, 1977: 5).
Kewirausahaan memang, pada awalnya sangat populer dan berkembang
dalam dunia bisnis, namun demikian akhir-akhir ini berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan, dan berbagai bidang, seperti pendidikan,
kesehatan, pemerintahan, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Istilah
entrepreneurship sebenarnya berasal dari kata "entrepreneur" (wirausahawan).
Menurut Soemahamidjaja (1977: 2), istilah "entrepreneur" pertama kali
diintrodusir oleh Cantilon dalam "Essai sur la nature du commerce (1755), yaitu
sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dan
kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti. Sementara itu,
Prawirokusumo (1997: 1) menerjemahkan entrepreneurship sebagai
"kewirausahaan" yang dapat diartikan sebagai "the backbone of economy", yaitu
syaraf pusat perekonomian atau sebagai "tailbone of economy", yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa.
Konsep Drucker (1994) mengemukakan kewirausahaan merujuk pada
sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai
kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha
yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh. Menurut Drucker
(1994), kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Secara sederhana kewirausahaan juga sering dimaknai sebagai
prinsip atau kemampuan untuk berwirausaha (Soedjono, 1993; Meredith, 1996;
Usman, 1997). Kewirausahaan identik dengan kemampuan seseorang yang
kreatif, inovatif, berani menanggung risiko serta selalu mencari oportunity
melalui potensi yang dimilikinya.
Thomas W. Zimmerer (1996: 51), secara terperinci, mengemukakan
"Entrepreneurship is applying creativity and innovation to solve the problems and to
exploit opportunities that people face everyday". Kewirausahaan adalah implementasi
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan
opurtunity yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan integrasi dari
kreativitas, inovasi, dan keberanian menanggung risiko yang dilakukan dengan
cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara bisnis baru.
Zimmerer (1996: 51), kreativitas (creativity), diartikan sebagai
kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru dalam
solusi persoalan dan menghadapi peluang (creativity is the ability to develop
new ideas and to discover new ways of looking at the problems and
opportunities). Sedangkan, inovasi (innovation) diberi makna sebagai
kemampuan implementasi kreativitas untuk memecahkan problem dan
opurtunity untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan (innovation is
the ability to apply creativity solutions to those problems and opportunities to
enhance or to enrich peoples live).
Menurut Harvard's Theodore Levitt, kreativitas adalah berpikir sesuatu
yang baru (creativity is thinking new things), sedangkan inovasi adalah
melakukan sesuatu yang baru (innovation is doing new things) dalam Zimmerer,
(1996: 51). Para wirausahawan akan berhasil jika berpikir dan melaksanakan
sesuatu yang baru, atau sesuatu yang lama dikerjakan dengan cara baru
(thinking and doing new things or old things in new ways). Ide kreatif akan lahir
jika wirausahawan melihat sesuatu yang lama dan memikirkan sesuatu yang
baru dengan cara berbeda (looking at something old and think something new
or different) (Zimmerer, 1996: 51). Sementara itu, orang yang disebut sebagai
wirausahawan, menurut Drucker (1985: 21) diartikan sebagai berikut:
"...entrepreneur is one of who shift economic resources out of an area of lower and
into an area of high productivity and great yield (Lambing, 2000: 14).
Formula tentang kewirausahaan yang berkembang saat ini sekarang
sebenarnya banyak berasal dari konsep Schumpeter (1934). Wirausahawan
menurut Schumpeter, merupakan pengusaha yang melakukan integrase dan
kombinasi-kombinasi baru dalam bidang teknik dan komersial ke dalam bentuk
praktik. Core dari makna pengusaha (the core of entrepreneur functional) adalah
pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang
perekonomian. Kemungkinan kemungkinan baru yang dimaksudkan oleh
Schumpeter adalah: Pertama, introduction produk atau news quality suatu
barang yang belum dikenal oleh konsumen. Kedua, melakukan production
method dari penemuan ilmiah dan cara-cara baru untuk membuat suatu produk
untuk memperoleh keuntungan lebih. Ketiga, membuka suatu new market, yaitu
pasar yang belum pernah ada atau belum pernah dimasuki cabang industri yang
bersangkutan. Keempat, membuka suatu sumber dasar baru, atau setengah jadi atau
sumber-sumber yang masih harus dikembangkan. Kelima, pelaksanaan new
organization (Yuyun Wirasasmita.1982: 33-34).
Fungsi pengusaha Menurut Schumpeter (1934), bukan sebagai creator atau
penemu new combinations (kecuali kalau kebetulan), melainkan lebih sebagai
pelaksana dari kombinasi-kombinasi yang kreatif. Pengusaha biasanya memiliki
attitude yang specified, seperti sikap yang dimiliki pedagang, pemilik industri, dan
bentuk-bentuk usaha lainnya yang sejenis. Schumpeter mengemukakan dua tipe
behavior dari dua subjek ekonomi, yaitu sikap pengusaha kecil biasa dan sikap
pengusaha sejati. Sikap pengusaha yang sejatilah yang kemudian berkembang lebih
cepat. Kewirausahaan muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-
usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas,
dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan opurtunity dan creator
organisasi usaha. Wirausahawan, oleh sebab itu, adalah orang yang memperoleh
creator and opurtunity organisasi untuk meraih peluang tersebut (Bygrave, 1995).
Berwirausaha menurut Meredith (1996: 9), berarti mengitegrasikan watak
pribadi, financial, dan sumber daya ekonomi. Berwirausaha oleh karena itu, merupakan
suatu pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu
membuat planing, mengambil risiko, decision, dan tindakan untuk mencapai tujuan.
Syarat berwirausaha adalah harus memiliki kemampuan untuk inovation dan
mengevaluasi opurtunity, mengumpulkan sumber-sumber daya ekonomi yang
diperlukan, dan bertindak untuk memperoleh profit dari peluang-peluang tersebut.

2.2. Wirausahawan dalam Sudut Pandang dan Kontek Para Pakar


Wirausahawan dapat diartikan dari beberapa sudut pandang dan konteks sebagai
berikut.
1. Pakar Ekonomi
Wirausahawan menurut pakar ekonomi, adalah orang yang mengintegrasikan
faktor-faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja/sumber daya manusia
(SDM), material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan added value lebih tinggi
dari sebelumnya. Wirausahawan juga disebut orang yang memperkenalkan
perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Wirausahawan
dengan kata lain, adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan
managemn faktor-faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja, financial,
dan keahlian dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa.
2. Pakar Manajemen
Businessman adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan
dan mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan (money), bahan mentah
(materials), tenaga kerja (labours), keterampilan (skill), dan informasi (information),
untuk menghasilkan produk baru, proses produksi baru, bisnis baru, dan organisasi
usaha baru (Usman, 1997: 3). Selain memiliki kemampuan mengingtegrasikan dan
mengolah sumber daya tersebut, juga memiliki kemampuan mengintegrasikan
unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan,
semangat, dan kemampuan memanfaatkan business opportunity.
3. Pakar Bisnis
Dilihat dari pandangan para pelaku bisnis, Dun Steinhoff dan John F. Burgess
(1993: 35) mendefinisikan wirausahawan sebagai berikut.
"A person who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise is
an entrepreneur. Entrepreneur is individual who risks financial, material, and Iniimin
resources a new way to create a new business concept or opportunities within an
existing firm".
Menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993: 5). Dalam
konteks bisnis, kewirausahaan didefinisikan sebagai berikut.
"An entrepreneur is one who creates a new business on the face risk and uncertainty for the
purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the
necessary resources to capitalize on those opportunities".
Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam
menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk maksud memperoleh keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan mengombinasikan sumber-
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Sri Edi Swasono (1978: 38), mengungkapkan wirausahawan adalah pengusaha,
tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pelopor
dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan
memiliki keunggulan dalam prestasi dalam bidang usaha. Namun demikian lain
halnya dengan Dun Steinhoff dan Burgess (1993: 4) yang memandang
wirausahawan sebagai pengelola atau operator perusahaan kecil.
Wirausahawan adalah seseorang yang mengorganisasikan, mengelola, dan
berani menanggung risiko sebuah usaha atau perusahaan. Wirausahawan adalah
orang yang menanggung risiko keuangan, material, dan SDM, cara menciptakan
konsep usaha baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada.
Jeffrey A. Timmons (1994: 48) seorang profesor yang telah menulis buku The
Entrepreneurial Mind yang dikutip oleh Peggy Lambing dan Charles E. Kuehl (2000:
14), mengemukakan definisi wirausahawan sebagai berikut.
"Entrepreneur is a human, creative act that builds something of value from practically
nothing. It is the pursuit of opportunity regardless of the resources, or lack of resources, at
hand. It requires a vision and the passion and commitment to lead others in the pursuit of
that vision, it also requires a willingness to take calculated risks".
Wirausahawan adalah orang yang bertindak kreatif membentuk nilai terhadap
sesuatu secara praktis. Wirausahawan menciptakan berbagai peluang dari sumber-
sumber atau dari sumber-sumber yang langka. Hal ini memerlukan visi, memiliki
keinginan besar, dan komitmen untuk mencapai visinya dan bersedia untuk
menghadapi risiko yang telah diperhitungkan.
4. Pakar Psikologi
Wirausahawan adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya
untuk memperoleh suatu tujuan, suka menguji coba atau bereksperimen untuk
menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
5. Pemilik Modal
Wirausahawan adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain,
menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

2.3. Kewirausahaan, Kreatif dan Inovatif


Kewirausahaan pada hakikatnya, merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk menciptakan peluang agar meraih sukses
dalam berusaha atau hidup. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif
dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif banyak orang atau perusahaan
yang sukses. Orang dengan berpikir kreatif dan bertindak inovatif banyak yang berhasil
dan sukses. Kreativitas adalah proses berpikir untuk menghasilkan ide-ide, pemikiran, dan
gagasan-gagasan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru
dan berbeda inilah yang dikenal dengan nilai tambah, keunggulan, daya saing, dan peluang.
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
kombinasi sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Menurut Zimmerer (1996:
51), nilai tambah tersebut diciptakan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. New development technology.
2. New knowledge science.
3. Development product and service.
Inovasi cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih sedikit. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan
dalam menciptakan nilai tambah melalui proses pengelolaan sumber daya secara kreatif
dan inovatif.
Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam
memecahkan masalah dan menemukan peluang. Rahasia kewirausahaan terletak pada
kreativitas dan keinovasian. Sementara itu, inovasi adalah kemampuan menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang. Banyak
sesuatu yang baru dan berbeda yang dapat diciptakan oleh Wirausahawan, seperti
proses, metode, barang-barang, dan jasa-jasa. Sesuatu yang baru dan berbeda inilah yang
merupakan nilai tambah dan keunggulan. Keunggulan adalah daya saing, dan daya saing
adalah peluang untuk meraih sukses.
Wirausahawan dengan kreativitas, dapat melihat sesuatu yang lama dan berpikir
sesuatu yang baru serta berbeda. Rahasia kewirausahaan dengan demikian, sebenarnya
terletak pada kreativitas dan keinovasian untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Kesuksesan berwirausaha akan tercapai apabila seseorang berpikir kreatif dan
inovatif menciptakan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru
(Zimmerer, 1996: 51).

Ringkasan berbagai konsep dan pandangan para pakar yang dikemukakan tersebut, ada
enam point penting dari kewirausahaan, yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Kewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan value added dengan jalan


mengkolaborasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan different untuk
memenangkan competition. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
technology development dan ilmu pengetahuan, menghasilkan barang dan jasa sehingga
lebih efisien, memperbaiki product and service yang sudah ada, dan menemukan cara
untuk memberikan satisfaction kepada konsumen.
2. Kewirausahaan adalah proses penerapan craetivity dan inovation dalam memecahkan
problem dan menemukan opportunity untuk memperbaiki kehidupan/usaha
(Zimmerer, 1996).
3. Kewirausahaan adalah value yang diperlukan untuk spirit initation dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
4. Kewirausahaan adalah value yang diwujudkan dalam attitude yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Ahmad Sanusi, 1994).
5. Kewirausahaan adalah kemampuan creator sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker,
1959).
6. Kewirausahaan adalah proses dalam doing sesuatu yang baru dan different yang
dapat memberikan manfaat serta value added.

Menurut Peter F. Drucker (1994), kewirausahaan memiliki hakikat yang hampir


sama, yaitu merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang
mempunyai kemauan keras. Orang dengan upaya kerja keras untuk mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya
dengan tangguh. Kewirausahaan oleh sebab itu, dapat didefinisikan sebagai kemampuan
creativity and inovation untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (new create
and different) yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan perjuangan untuk mempernbaiki kehidupan yang lebih baik.
Rangkuman
1. Core dari kewirausahaan adalah spirit untuk menciptakan sesuatu yang new and diffrent
melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
2. Kewirausahaan adalah kemampuan creativity and in ovation untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (create new and different) yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan perjuangan dalam memperpaiki
kesejahteraan.
3. Hakikat kewirausahaan terletak pada kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk menciptakan peluang agar meraih sukses dalam
melakukan binis.
4. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan value added di pasar melalui combination
process antara sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
5. Kewirausahaan tidak selalu identik dengan attitude dan watak pengusaha semata karena
sifat ini dimiliki juga oleh seseorang yang bukan pengusaha, seperti petani, karyawan,
pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, peneliti, dan profesi lainnya. Jiwa
kewirausahaan ada dalam setiap orang yang memiliki memiliki kemampuan kreatif dan
inovatif, dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaruan, kemajuan, dan
tantangan.
6. Konsep kewirausahaan dapat dipandang dari beberapa view and contex, seperti
pandangan pakar ekonomi, pakar manajemen, pakar bisnis, pakar psikologi, dan pemilim
modal.
7. Rahasia kewirausahaan terletak pada creativity and innovation. Kreativitas adalah kemampuan
mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan problem dan menemukan
opportunity . Sementara itu, inovasi adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam
rangka untuk
memecahkan masalah dan menemukan peluang.

Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa kewirausahaan dianggap cara untuk meningkatkan kualitas hidup?
2. Kiat-kiat apa yang melatarbelakangi pengusaha atau orang menjadi sukses?
3. Pandangan para pakar yang berbeda, namun pada hakikatnya core kewirausahaan sama.
Jelaskan perbedaan dan persamaannya?
4. Jelaskan mengapa kewirausahaan memiliki konsep yang berbeda-beda?
5. Sebutkan hal-hal yang menjadi objek studi kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai