Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASKEP PID

DISUSUN OLEH :

NI LUH PUTU SINTIA DEWI

201901104

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTA

2021
ASKEP PID

A. Pengkajian

a.       Biodata
b.      Riwayat penyakit dahulu : KET, Abortus Septikus, Endometriosis.
c.       Riwayat penyakit sekarang : Metroragia, Menoragia.
d.      Pemeriksaan fisik
1.      Suhu tinggi disertai takikardia
2.      Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran atas
abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral,
diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.
3.      Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi reburn tenderness”,
nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
4.      Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat pula
disertai gejala ileus paralitik.
5.      Dapat disetai Manoragia, Metroragia.
e.       Pemeriksaan penunjang
1.      Periksa darah lengkap : Hb, Ht, dan jenisnya, LED.
2.      Urinalisis
3.      Tes kehamilan
4.      USG panggul

B.     Diagnosa Keperawatan


1.      Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus,
perubahan pada reagulasi temperatur.
2.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.
3.      Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.
4.      Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.
5.      Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontak dengan mikroorganisme.
6.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
C.    Intervensi
1.      Diagnosa : Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus, perubahan pada reagulasi temperatur.
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari
kedinginan. Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.
Intervensi Rasional
a. Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaforesis
Suhu 38,9° - 41,1° C menunjukkan proses penyakit infeksius akut.
Menggigil sering mendahului puncak suhu.
b. Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur, sesuai
indikasi. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal. Berikan kompres mandi
hangat, hindari penggunaan alkohol. Dapat membantu mengurangi
demam.
c. Kolaborasi
Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (Tylenol).
Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme, dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel
yang terinfeksi.
Berikan selimut pendingin Digunakan untuk mengurangi demam
umumnya lebih besar dari 39,5°–40° C pada waktu terjadi
kerusakan/gangguan pada otak.
2.      Diagnosa : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.
Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi adekuat yang dibuktikan dengan tanda-
tanda vital stabil, nadi perifer jelas, kulit hangat dan kering, tingkat kesadaran
umum, haluaran urinarius individu yang sesuai dan bising usus aktif.
Intervensi Rasional
a. Pertahankan tirah baring, bantu dengan aktivitas perawatan. Menurunkan
beban kerja miokard dan konsumsi O2, maksimalkan efektivitas dari
perfusi jaringan.\
b. Pantau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan
hipotensi,dan perubahan pada tekanan denyut. Hipotensi akan
berkembang bersamaan dengan mikroorganisme menyerang aliran darah,
menstimulasi pelepasan, atau aktivasi dari substansi hormonal maupun
kimiawi yang umumnya menghasilkan vasodilatasi perifer, penurunan
tahapan vaskuler sistemik dan hipovolemia relatif.
c. Pantau frekuensi dan irama jantung. Bila terjadi takikardi, mengacu pada
stimulasi sekunder sistem saraf simpatis untuk menekankan respon dan
untuk menggantikan kerusakan pada hipovolumia relatif dan hipertensi.
d. Perhatikan kualitas/kekuatan dari denyut perifer Pada awal nadi
cepat/kuat karena peningkatan curah jantung. Nadi dapat menjadi
lemah/lambat karena hipotensi terus menerus, penurunan curah jantung,
vasokonstriksi perifer jika terjadi status syok.
e. Kaji frekuensi pernafasan, kedalaman, dan kualitas. Perhatikan dispnea
berat. Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek-efek
langsung dari endotoksin pada pusat pernafasan di dalam otak, dan juga
perkembangan hipoksia, stres dan demam. Pernafasan dapat menjadi
dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan resiko
kegagalan pernafasan akut.
f. Catat haluaran urin setiap jam dan bertat jenisnya. Penurunan haluara urin
dengan peningkatan berat jenis akan mengindikasikan penurunan
perfungsi ginjal yang dihubungkan dengan perpindahan cairan dan
vasokonstriksi selektif.
g. Evaluasi kaki dan tangan bagian bawah untuk pembengkakan jaringan
lokal, eritema. Stasis vena dan proses infeksi dapat menyebabkan
perkembangan trombosis.
h. Catat efek obat-obatan, dan pantau tanda-tanda keracunan Dosis
antibiotik masif sering dipesankan. Hal ini memiliki efek toksik
berlebihan bila perfusi hepar/ ginjal terganggu.
i. Kolaborasi
Berikan cairan parenteral Untuk mempertahankan perfusi jaringan,
sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume
sirkulasi.
j. Pantau pemeriksaan laboratorium. Perkembangan asidosis respiratorik
dan metabolik merefleksikan kehilangan mekanisme kompensasi,
misalnya penurunan perfusi ginjal dan akumulasi asam laktat.
3.      Diagnosa : Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.
Kriteria hasil : Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan
peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk
melanjutkan aktivitas seksual.
Intervensi Rasional
a. Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan
seksual, masalah seksual Mengetahui masalah-masalah seksual yang
dialami.
b. Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual. Menemukan
permasalahan seksual yang sebenarnya.
c. Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual.
Memberikan konseling aktivitas seksual yang baik dan benar.
4.      Diagnosa : Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.
Kriteria hasil : Mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan menurunkan
nyeri dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri.
Intervensi Rasiona
a. Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal. Obat-obat analgesik untuk
mengurangi rasa nyeri.
b. Ajarkan teknik relaksasi. Bisa untuk mengontrol rasa nyeri.
c. Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien. Usaha
terapeutik, memotivasi semangat klien.
d. Berikan privasi selama prosedur tindakan. Menjaga harga diri klien.
5.      Diagnosa : Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontak dengan mikroorganisme.
Kriteria hasil : Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar,
bebas dari proses infeksi nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan
pengetahuan tentang fakor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan
pencegahan yang tepat.
Intervensi Rasional
a. Teknik antiseptik untuk membersihan alat genetalia. Mengurangi resiko
infeksi.
b. Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi Mengetahui tanda-tanda
komplikasi yang terjadi.
c. Infomasikan kepada klien dan keluarga mengenai penyebab, resiko-resiko
pada kekuatan penularan dari infeksi. Mengurangi infeksi silang
(nosokomial).
d. Terafi antimikroba sesuai order dokter. Obat-obat antimikroba dengan
dosis yang sesuai dan sesuai dengan indikasi.
6.      Diagnosa : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Kriteria hasil : Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis,
mampu menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari
tindakan dan pasien ikut serta dalam program pengobatan.
Intervensi Rasional
a. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. Mengetahui
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
b. Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek samping
dan pentingnya pada program.
c. Klien bisa mengerti dan mau melakukan sesuai dengan anjuran demi
keberhasilan pengobatan.
d. Tinjau faktor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk
infeksi. Mengurangi infeksi nosokomial.
e. Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan. Mengurangi
komplikasi penyakit.

D. Implementasi
a. Memanatau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan
hipotensi, dan perkembangan pada denyut.
b. Memantau frekuensi & irama jantung perhatikan disritmia.
c. Memperhatikan kualias / kekuatan dari denyut perifer.
d. Memberikan isolasi / pantau pengnjung sesuai indikasi.
e. Mencuci tangan dan sesudah melakukan aktivitas walaupun menggunkan
sarung tangan steril.
f. Menginspeksi rongga mulut terhadap plak putih (sariawan) selidiki ras
gatal / peradangan vaginal / perineal.
g. Mengkaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
h. Mendiskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, makanan dan pemasukan
cairan yang adekuat.

E. Evaluasi
1. Klien dapat meningkatkan kesehatan di buktikan dengan bertambahnya
kemampuan dan pemahaman klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
3. Klien memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menigkatkan
kemampuannya dalam memelihara kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai