Anda di halaman 1dari 16

Pupuk organik dapat dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan bentuknya yaitu pupuk organik

padat dan pupuk organik cair. Salah satu jenis pupuk organik cair adalah yang umumnya
dikenal sebagai Mikro Organisme Lokal (MOL) yang merupakan larutan hasil fermentasi.
Bahan dasar MOL berasal dari berbagai sumber yang mengandung unsur hara mikro, makro,
bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali
hama/penyakit tanaman. Oleh karena itu, MOL dapat dimanfaatkan sebagai (a) Pupuk
organik cair, (b) Dekomposer atau biang pembuatan kompos, (c) Pestisida nabati.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme hasil produksi
sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. Bahan-bahan tersebut
merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme sebagai media untuk hidup dan
berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-
bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. (Palupi, N. P.
(2015). Ragam Larutan Mikroorganisme Lokal Sebagai Dekomposter Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum). Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 40(2), 123-128.)
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter
dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari
beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar
untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah
organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat
diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan
daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, sebagai sumber
energi, air kelapa dan urin sapi sebagai sumber mikroorganisme. Larutan MOL yang telah
mengalami proses fermentasi dapat digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil, mikroorganisme digolongkan
ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae.
semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahanbahan tertentu membutuhkan bahan organik
untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang
pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi
kimia, seperti adanya perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.
Larutan Mirkro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami
sebagai media hidup dan berekembangnya kelompok jasad renik/mikro organisme yang
berguna untuk memacu proses perombakan/peruraian bahan-bahan organik atau dekomposer
dan bio-aktivator guna meningkatkan ketersediaan nutrisi/hara bagi tanaman yang sengaja
dikembangkan dari mikro organisme lokal yang tersedia di lingkungan setempat.
Larutan MOL mengandung unsur makro-hara: Nitrogen (N), Phospat (P), dan Kalium (K);
unsur mikro-hara: Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn) dll;
dan Zat Pengatur Tumbuh (Auksin, Giberellin, dan Sitokinin) yang bermanfaat untuk
kesuburan tanaman.
penuntun
Unsur N, P, K merupakan unsur yang sangat berperan dalam pertumbuhan maupun
kelangsungan hidup dari tanaman, karena berfungsi sebagai pembantu proses metabolisme
dan biokimia sel tanaman. Kandungan dari N, P, K ini akan membuata pertumbuhan tanaman
akan semakin bagus, baik itu dalam perakaran, buah, bentuk daun maupun dalam ketahanan
tanaman itu dalam menghadapi serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu harus dilakukan
peningkatan N, P, K pada tanah agar pertumbuhan dari tanaman dapat ditingkatkan. (Alfajri,
Y. (2018). PENGARUH PENAMBAHAN BEBERAPA MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DARI FESES SAPI, RUMPUT GAJAH, LIDAH BUAYA, KULIT NANAS TERHADAP
KANDUNGAN N, P, K PUPUK ORGANIK FESES SAPI (Doctoral dissertation, Universitas
Andalas).
Jumlah dan keanekaragaman hayati yang hidup di dalam ruang bio-reaktor berperan sebagai
pekerja dan mesin/pabrik nutrisi bagi tanaman atau makhluk hidup lainnya. Pertumbuhan dan
perkembangan biota tanah ini dipicu oleh semaian.
MOL yang diaplikasikan pada ruang tanah yang telah tersedia. Sementara, struktur ruang
tanah itu sendiri merupakan bagian dari daur ruang yang dipicu oleh penggunaan kompos.
Sistem kehidupan dalam ruang di dalam tanah tersebut lalu berkembang menjadi suatu daur
kehidupan, yang pada gilirannya merupakan daur nutrisi yang sangat handal di mana tanaman
itu sendiri berada di dalamnya
Penggunaan MOL dalam budidaya padi SRI selain berfungsi sebagai pupuk, juga sebagai
agen pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu, larutan MOL memiliki
peran ganda dalam budidaya pertanian padi organik, yakni sebagai pupuk organik maupun
sebagai pestisida organik, khususnya sebagai fungisida. Pembuatan larutan MOL harus
melalui proses fermentasi dengan menggunakan nira/air kelapa. Lama proses fermentasi
bahan-bahan MOL kurang lebih 10-15 hari
Jenis-jenis larutan MOL yang dapat dibuat dan kegunaannya tergantung pada jenis bahan
yang digunakan, seperti sisa-sisa sayuran, buah-buahan, kian laut, bonggol pisang,
tulang/daging hewan, dan lain-lain. Untuk larutan MOL bonggol pisang, memiliki peranan
dalam masa pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti proses pylocron, toleran terhadap
penyakit yang disebakan oleh Rhyzoctonia oryzae dan Cercospora oryzae. Disamping itu,
kadar asam fenolatnya yang yang tinggi membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca
sehingga membantu ketersediaan P tanah yang berguna pada proses pembungaan dan
pembentukan buah. Larutan MOL rebung berguna untuk membantu perkecambahan dan
kekokohan batang tanaman padi (Setianingsih, 2009). (Setianingsih, R. (2009). Kajian
pemanfaatan pupuk organik cair mikroorganisme lokal (MOL) dalam priming, umur bibit
dan peningkatan daya hasil tanaman padi (Oryza sativa L.)(uji coba penerapan system of
rice intensification (SRI)) (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
Rumput gajah merupakan rumput unggul yang mampu meningkatkan pertumbuhan ternak
khususnya sapi dengan cepat. Kandungan nutrisi rumput gajah segar umur 43 – 56 hari
adalah bahan kering (BK) 100%, abu 15,4%, ekstrak eter 2,3%, serat kasar (SK) 33,1% bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 40,0%, protein kasar (PK) 9,1%, protein tercerna untuk sapi
5,7% dan total digestible nutrient (TDN) untuk sapi 51% (Hartadi et al., 1997), dimana serat
kasar yang terdapat di dalam rumput gajah dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan oleh
mikroorganisme sehingga rumput gajah dapat dimanfaat sebagai bahan dasar pembuatan
MOL. Protein yang terdapat pada rumput gajah, dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dimana bahan pembentuk protein terdiri dari beberapa
asam – asam amino yang banyak terdapat pada pangkal batan rumput gajah.
Air kelapa adalah sumber hara bagi tanaman karena menyimpan unsur hara seperti
nitrogen, fosfor, kalium, Mg, Ca, dan sejumlah unsur makro lainya sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tanah dan hasil produksi tanaman.
Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada
substrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut.
Lama fermentasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap proses fermentasi. Waktu fermentasi MOL berbeda-beda antara satu
jenis bahan MOL dengan yang lainnya. Waktu fermentasi ini berhubungan dengan
ketersediaan makanan yang digunakan sebagai sumber energi dan metabolisme dari
mikroorganisme. Waktu fermentasi MOL bonggol pisang yang paling optimal pada
fermentasi hari ke-7 dan hari ke-14. Mikroorganisme pada MOL cenderung menurun setelah
hari ke-14. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan makanan dalam MOL. Proses
fermentasi yang lama menyebabkan cadangan makanan akan berkurang karena dimanfaatkan
oleh mikrobia di dalamnya (Suhastyo, 2011). (Suhastyo, A. A. (2011). Studi Mikrobiologi
dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal yang Digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI
(System of Rice Intensification). Institut Pertanian Bogor. Bogor.)
Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon, dalam pengertian luas
sebagai sumber pakan, dan juga sebagai sumber energi untuk mendukung kehidupan dan
berkembangbiaknya berbagai jenis mikroorganisme tanah (Sisworo, 2006)( SISWORO, Y.
(2006). PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI FPGA (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang). . Penurunan
kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroorganisme dalam tanah mengalami
kekurangan. Larutan MOL adalah hasil larutan fermentasi yang berbahan dasar dari sumber
daya yang tersedia, mengandung unsur hara makro dan mikro mengandung mikroorganisme
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali
hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik (Purwasasmita, 2009). (Purwasasmita, M., & Kunia, K. (2009, October).
Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus kehidupan dalam bioreaktor tanaman. In
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia (pp. 19-20).
Larutan MOL harus mempunyai kualitas yang baik sehingga mampu meningkatkan
kesuburan tanah, dan pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan. Kualitas merupakan
tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran
tertentu.
Faktor-faktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain media fermentasi, kadar
bahan baku atau substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di dalam proses
fermentasi, pH, temperatur, lama fermentasi, dan rasio C/N dalam bahan.
Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon
merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut, yang berada dalam bentuk senyawa-
senyawa polisakarida seperti selulosa, pati, dan bahan-bahan pektin serta lignin. Nitrogen
merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan
unsur yang paling penting dalam mikroorganisme yang terlibat dalam proses perombakan
bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan terangkut ke
lapisan bawah.
Laju perombakan akan sangat ditentukan oleh perbandingan antara kadar C/N suatu kadar
bahan yang diistilahkan dengan rasio C/N. Semua makhluk hidup terbuat dari sejumlah besar
bahan karbon (C), serat nitrogen (N) dalam jumlah kecil. Unsur karbon dan bahan organik
(dalam bentuk protein, asam nitrat, amoniak, dan lain-lain),merupakan makanan pokok bagi
bakteri. Unsur karbon digunakan untuk energi dan unsur nitrogen untuk membangun struktur
sel dan bakteri.
Pengelolaan lahan pertanian yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan MOL mampu
memelihara kesuburan tanah, menjaga kelestarian lingkungan sekaligus dapat
mempertahankan serta meningkatkan produktivitas tanah. Mikroorganisme tanah memiliki
peran penting, antara lain mendekomposisi residu tanaman, dan hewan, sebagai pemacu dan
pengatur utama laju mineralisasi unsur-unsur hara dalam tanah serta sebagai penambat unsur-
unsur hara. Peranan penting lain dari mikroorganisme adalah sebagai pengatur siklus
berbagai unsur hara terutama N, P dan K di dalam tanah. Apabila salah satu jenis
mikroorganisme tersebut tidak berfungsi maka akan terjadi ketimpangan dalam daur unsur
hara di dalam tanah.
Peran MOL sebagai dasar komponen pupuk, mikroorganisme tidak hanya bermanfaat bagi
tanaman namun juga bermanfaat sebagai agen dekomposer bahan organik limbah pertanian,
limbah rumah tangga dan limbah industri. Upaya mengatasi ketergantungan terhadap pupuk
dan pestisida buatan, dapat dilakukan dengan meningkatkan peran mikroorganisme tanah
yang bermanfaat melalui berbagai aktivitasnya yaitu meningkatkan kandungan beberapa
unsur hara di dalam tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, dan
meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme
tanah yang bermanfaat melalui aplikasi bahan organik.
Bahan utama pembuatan MOL terdiri atas:
a. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari
limbah organik, seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, ekstrak
daun gamal, dll;
b. Glukosa sebagai sumber energi untuk mikroorganisme berasal dari air kelapa yang
ditambahkan gula merah atau gula pasir (umumnya menggunakan gula merah)
c. Sumber mikro-organisme berasal dari rebung, limbah organik, batang/bonggol pisang,
nasi basi, kotoran ternak, dll
d. Sumber protein dapat berasal dari keong mas, bekicot, urin ternak (kambing, sapi,
kelinci), dll.
KEUNGGULAN UTAMA PENGGUNAAN MOL
Berikut adalah keunggulan dari pemanfaatan MOL
1. Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
2. Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang
dimanfaatkan dan tersedia di sekitar.
3. Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro maupun
mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
4. Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
5. Biota tanah terlindungi sehingga dapat memperbaiki/mempertahankan kualitas tanah.
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil tanaman.
MOL juga mengandung hormon tumbuh seperti giberelin, sitokinin, dan auksin yang
berfungsi sebagai zat perangsang tumbuh tanaman. Berikut manfaat lain dari MOL, antara
lain Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah Menyehatkan tanaman, meningkatkan
produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi Menambah unsur hara tanah dengan cara
disiramkan ke tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun. Mempercepat pembuatan kompos
sampah organik atau kotoran hewan.
Pada saat pembuatan mol digunakan batang pangkal rumput gajah sebayak 2500 gr dan air
kelapa sebanyak 10 liter dengan menggunakan wadah jergen ukuran 20 liter kemudian
difermentasi selama 3 minggu, dari hasil fermentasi tersebut di dapatkan hasil mol berubah
warna menjadi putih seperti warna tuak dan berbau asam. Mol yang telah dipanen siap
digunakan sebgai starter pada pembuatan pupuk organik
2. Biourin ialahpupuk cair yang mengandung unsur yang lengkap yaitu nitrogen,
fosfor, dan kaliumdalam jumlah yang sedikit serta seng, besi, mangan, dan tembaga.
Biourin dapat memberikan peningkatan hasil tanaman yang hampir menyamai bahan
penyubur tanaman (BPT) (Perdana, S.N., W.S. Dwi,M. Santoso. 2015. Pengaruh aplikasi
biourin dan pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium
ascalonicumL.). J. Prod. Tan. 3(6): 457-463.)
Urin sapi merupakan salah satu limbah cair dari peternakan sapi, yang dapat ditemukan di
tempat pemeliharaan hewan. Urin di bentuk di daerah ginjal setelah dieliminasi dari tubuh
melalui saluran kencing dan berasal dari metabolisme nitrogen dalam tubuh (urea, asam urat,
dan keratin) serta 90 % urin terdiri dari air. Urin yang dihasilkan ternak dipengaruhi oleh
makanan, aktivitas ternak, suhu eksternal, konsumsi air, musim dan lain sebagainya. Urin
yang dihasilkan ternak sebagai hasil metabolisme mempunyai nilai yang sangat bermanfaat
yaitu kadar N dan K yang sangat tinggi, urin mudah di serap tanaman dan urin mengandung
hormon pertumbuhan tanaman.
penggunaan urin sapi sebagai pupuk organik akan memberikan keuntungan
diantaranya harga relatif murah, mudah didapat dan diaplikasikan, serta memiliki
kandungan hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk urin sapi mengandung hormon tertentu
yang dapat merangsang perkembangan tanaman dan mengandung lebih banyak N dan K
dibandingkan dengan pupuk kandang sapi padat (Aisyah et al.,2011) (Aisyah, S., N.
Sunarlim, B. Solfan. 2011. Pengaruh urine sapi terfermentasi dengan dosis dan
interval pemberian yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica
junceaL.). Jurnal Agroteknologi. 2(1):1-5..) Urin sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
biourin dengan cara menginkubasinya terlebih dahulu hingga terdekomposisi.
Pada proses pembuatan biourin disiapkan urin sapi segar sebnyak 500 ml dan larutan mol 50
ml,dimana urin sapi terlebih dahulu diberi perlakuan dengan cara diaduk hingga kandungan
amoniak pada urin sapi tidak tercium lagi, selanjutnya di campur kedua bahan tersebut dan di
masukkan kedalam jerigen kemudian difermentasi selama 3 minggu. Dari hasil fermentasi
yang didapatkan dimana biourin teresebut berubah warna menjadi kecoklatan dan
mengeluarkan sedikit bau amoniak.
Biourin yang dipanen diaplikasikan ketanaman kangkung untuk menguji efektivitasnya.dari
pengaplikasian tersebut disedikan dua polybag tanaman kangkung dimana 1 polybag di
gunkan sebgai tanaman yang diberi perlakuan dan poly bag lainnya sebgai tanaman kontrol
kemudian diamati setiap hari selama 2 minggu. Dari hasil pengamatan teresebut bahwa
tanaman kangkung yang diberi perlakuan laju pertumbuhannya lebih cepat, ukuran batang
besar, warna daun sangat hijau, ukuran daun lebih besar, dan terhindar dari serangan hama.
Sedangkan tanaman kontrol laju pertumbuhannya lambat, ukuran batang relatif kecil, ukuran
daun kecil, warna daun kekuning-kuningan, dan lebih mudah terserang hama tanaman.
3. kompos
Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk organik cair.
Bahan baku pupuk organik sangat mudah diperoleh karena memanfaatkan sampah organik
yang berada disekitar lingkungan.
Pupuk kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian
kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga berperanan dalam
memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan
memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran
mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah.
Kompos adalah zat akhir suatu proses fermentasi tumpukan sampah/serasah tanaman dan
adakalanya pula termasuk bangkai binatang. Sesuai dengan humifikasi fermentasi suatu
pemupukan dicirikan oleh hasil bagi C/N yang menurun. Bahan-bahan mentah yang biasa
digunakan seperti ; merang, daun, sampah dapur, sampah kota dan lain-lain dan pada
umumnya mempunyai hasil bagi C/N yang melebihi 30.
Kompos mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain : memperbaiki struktur
tanah berlempung sehingga menjadi ringan, memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga
tanah tidak berderai, menambah daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan tata
udara dalam tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, mengandung hara yang
lengkap walaupun jumlahnya sedikit, membantu proses pelapukan bahan mineral, memberi
ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia (Indriani, 2007). Kompos dibuat dari bahan
organik yang berasal dari bermacam-macam sumber. Dengan demikian, kompos merupakan
sumber bahan organik dan nutrisi tanaman.
Kandungan Hara NPK Pada Kompos
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan hara kurang lebih: 1,69% N, 0,34% P2O5,
dan 2,81% K. dengan kata lain,seratus kilogram kompos setara dengan 1,69 kg urea, 0,34 kg
SP-36, dan 2,81 kg KCl. Misalnya untuk memupuk tanaman padi kebutuhan unsur haranya
200 kg Urea/ha, 75 kg Sp-36/ha, dan 37,5 kg KCl/ha, maka membutuhkan kompos kurang
lebih sebanyak 22 ton kompos/ha.
Nitrogen (N) berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dari tanaman.
Selain itu N merupakan penyusun plasma sel dan berperan pentingdalam pembentukan
protein.
Fosfor (P) adalah unsur hara makro kedua setelah nitrogen yang banyak dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhannya dan diserap tanaman dalam bentuk ion. Sumber utama fosfor di dalam
tanah berasal dari pelapukan mineral-mineralyang mengandung fosfat.
Kalium (K) adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan tanaman,dan diserap tanaman
dalam bentuk ion K+. Di dalam tubuh tanaman kaliumbukanlah sebagai penyusun jaringan
tanaman, tetapi lebih banyak berperan dalamproses metabolisme tanaman seperti
mengaktifkan kerja enzim, membuka danmenutup stomata, transportasi hasil-hasil
fotosintesis, dan meningkatkan dayatahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit
tanaman (Hasibuan, 2006).
Kandungan unsur hara di dalam kompos sangat bervariasi. Tergantungdari jenis bahan asal
yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna
coklat kehitaman, agak lembab, gembur, danbahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi.
Produsen kompos yang baik akan mencantumkan besarnya kandungan unsur hara pada
kemasan. Meskipun demikian, dosis pemakaian pupuk organik tidak seketat pada pupuk
buatan karena kelebihan dosis pupuk organik tidak akan merusak tanaman (Novizan, 2005).
Kematangan kompos ditunjukkan oleh hal-hal berikut :
1. C/N rasio mempunyai nilai (10-20) : 1
2. Suhu sesuai dengan suhu air tanah
3. Berwarna kehitaman dan tekstur seperti tanah
4. Berbau tanah
Manfaat Kompos
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
pada proses pembutan kompos ini dihasilkan pupuk organik yang siap diaplikasi dengan cra
mencampurkan tanah asli dan kompos dengan perbandingan 1:1 kemudian disiapkan 2
polybag yang masing2 disi dengan 1 polybag dengan campuran kompos dan polybag laiinya
diisi dengan menggunakan tanah asli kemudian masing2 polybag di tanam bibit kangkung
dan diamati dan dicatat perkembangannya.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa tanaman kangkung yang diberi perlakuan laju
pertumbuhannya lebih cepat, terhindar dari serangan hama. Sedangkan tanaman kontrol laju
pertumbuhannya lambat, dan lebih mudah terserang hama tanaman.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
FAKTOR INTERNAL
1. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke generasi selanjutnya.
Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana pada tanaman mempengaruhi
bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah
2. Hormon

Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh
tumbuhan. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada
beragam jenisnya.

1. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi


sel.
2. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan perkecambahan
embrio.
3. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
4. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang
pembentukan akar dan cabang tanaman.
5. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
6. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami kerusakan jaringan.

FAKTOR EKSTERNAL
1. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas
dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan.
Zat hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Cahaya Matahari
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tanaman
sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata
dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin
yang terdapat pada ujung batang.

3. Air dan Kelembaban


Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban
mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan.
Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.

4. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau dimana suhu rata-rata tinggi
akan lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu
rata-rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tanaman
dipengaruhi oleh suhu.
5. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan
kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain,
misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.
https://www.corteva.id/berita/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-
perkembangan-tan.html
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat digolongkan dalam 2 bagian besar, yaitu :
A. Unsur hara makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.
Unsur hara yang tergolong unsur hara makro adalah :
Nitrogen (N) Phosfor (P) Kalium (K) Sulfur/belerang (S) Calsium (Ca) Magnesium (Mg)
B. Unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak dan bervariasi tergantung jenis tanaman.
Yang tergolong unsur hara mikro antara lain adalah Klor (Cl) Zat besi (Fe)Mangan (Mn)
Tembaga (Cu) Seng (Zn) Boron (B) Molibdenum (Mo)
erikut ini akan dijabarkan satu persatu mengenai unsur hara yang dibutuhkan tanaman,
meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro.
1. NITROGEN (N)
Merupakan unsur hara makro, dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Berfungsi
Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan
akar, batang dan daun.
Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting untuk
melakukan proses fotosintesis, Berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai
persenyawaan organik lainnya.
Gejala tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen : Pertumbuhan tanaman berjalan lambat
Tanaman kurus dan kerdil, Daun hijau kekuningan, pendek, kecil dan tegak, Daun yang
sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan layu, Bila sempat berbuah,
buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok.
Pengaruh kelebihan unsur Nitrogen pada tanaman antara lain :
Menghasilkan tunas muda yang kurang baik/lemah. Produksi biji-bijian berkurang
Memperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian Mengasamkan reaksi tanah,
menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman, sebab akan mengikat unsur hara lain,
sehingga unsur nitrogen menjadi sulit diserap tanaman. Pemupukan jadi kurang efektif dan
tidak efisien
2. PHOSFOR (P)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda.
Merupakan bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu. Membantu proses
asimilasi dan pernapasan tanaman. Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.
Gejala kekurangan unsur Phosfor adalah : Seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan
sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah
keunguan yang lambat laun akan berubah menjadi kuning dan kemudian layu jika tanaman
berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek, dan cepat masak.
3. KALIUM (K)
Berfungsi membantu pembentukan protein dan karbohidrat Memperkuat tanaman sehingga
daun, bunga dan buah tidak mudah rontok/gugur. Salah satu sumber daya tahan tanaman
terhadap kekeringan dan penyakit.
Gejala kekurangan unsur Kalium adalah : Daun tua akan mengkerut dan keriting Pada daun
akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering dan mati. Buah tumbuh
tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan tidak tahan simpan.
4. CALSIUM (Ca)
Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman dan
merangsang pembentukan biji.Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan
senyawa atau keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah.
Tanda-tanda tanaman yang kekurangan Calsium adalah : Tepi daun muda akan berubah
menjadi kuning karena chlorosis, yang kemudian menjalar ke tulang daun. Kuncup muda
akan mati karena perakaran kurang sempurna. Jika ada daun yang tumbuh, warnanya akan
berubaah dan baberapa jaringan pada daun akan mati
5. MAGNESIUM (Mg)
Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil), karbohidrat, lemak dan senyawa
minyak yang dibutuhkan tanaman. Berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.
Gejala tanaman yang kekurangan unsur Magnesium adalah : Daun tua mengalami kerusakan
dan gagal membentuk klorofil sehingga tampak bercak cokelat, daun yang semula hijau akan
berubah kuning dan pucat Daun mengering dan seringkali langsung mati Daya tumbuh biji
menjadi berkurang. Bila biji tumbuh, kualitas akan kurang baik.
6. SULFUR/BELERANG (S)
Berperan dalam pembentukan bintil akar Membantu pertumbuhan anakan tanaman
Gejala tanaman yang kekurangan unsur belerang antara lain adalah : Warna daun muda
berubah menjadi hijau muda, tidak merata, sedikit mengkilap agak keputihan, kemudian
berubah menjadi kuning kehijauan. Pertumbuhan tanaman lambat,kerdil, kurus dan berbatang
pendek.
7. KLOR (Cl)
Berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau,
kapas, kentang dan sayuran. tanaman yang kekurangan Klor akan menunjukkan gejala
berikut ini : Daun agak keriput Pemasakan buah berlangsung lambat Tanaman menjadi
kurang produktif
8. BESI (Fe)
Berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat hijau daun (klorofil).
Gejala tanaman yang kekurangan zat besi antara lain adalah : Warna menjadi kekuningan,
terutama pada daun muda Pertumbuhan tanaman seolah berhenti, sehingga dun berguguran
dan akhirnya tanaman mati.
9. MANGAN (Mn)
Berfungsi sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan merupakan
komponen penting dalam pembentukan dan melancarkan kerja enzim. Gejala pada tanaman
yang kekurangan unsur Mangan adalah Pertumbuhan tanaman lambat, tanaman menjadi
kerdil Daun berwarna merah kekuningan Jaringan daun di beberapa tempat akan mati
10. TEMBAGA (Cu)
Berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan merupakan bahan pembentuk
beberapa jenis enzim. Gejala kekurangan tembaga pada tanaman adalah : Ujung daun tidak
merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat,
terutama pada jenis tanaman jeruk dan tanaman sayur.
11. SENG (Zn)
Berfungsi dalam pengaktifan bebrapa jenis enzim pada tanaman. Berperan dalam
biosintesis auksin, pemanjangan sel dan ruas batang. Gejala kekurangan seng pada tanaman
antara lain adalah : Daun menjadi kekuningan dan kemerahan, terutama pada daun tua. Daun
berlubang, mengering dan mati. Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil
dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya
nekrosis.
12. BORON (B)
Berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman Membantu bagian-bagian
tanaman untuk tumbuh aktif Berperan dalam pembelahan sel pada tanaman biji. Gejala
tanaman yang kekurangan unsur Boron adalah : Gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi
layu, kering dan mati Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam Pada
jagung menyebabkan tongkol tidak berbiji.
13. MOLIBDENUM (Mo)
Membantu mengikat nitrogen dari udara bebas. Mengaktifkan enzim Nitrogenase. Gejala
kekurangan unsur ini adalah : Daun berubah warna, keriput dan kering Pertumbuhan terhenti
dan tanaman kemudian mati. https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/52-unsur-hara-
kebutuhan-tanaman.html
EM4 adalah kepanjangan dari Efektif Mikroorganisme 4, yaitu larutan yang didalamnya
terkandung berbagai macam Bakter Menguntungkan yang fungsi bakterinya sama dengan
Bakteri yang biasa kita buat MOL. namun EM4 ini lebih Efektif di bandingkan menggunakan
MOL. apabila di bandingkan dengan MOL, EM4 ini jauh lebih efektif karena mengalami 4
kali tahap peroses perkembangbiakan mikroorganisme. sedangkan MOL hanya 1 tahapan
saja. terlebih lagi EM4 ini sudah teruji Lap sehingga tepat Daya, Tepat guna dan sebagainya.
EM merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan
meningkatkan kualitas pupuk organik. EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur
tanah menjadi lebih baik serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. bahwa EM
dapat diformulasikan dalam bentuk cairan dengan warna coklat kekuning-kuningan, berbau
asam.
Jumlah mikroorganisme fermentasi dalam EM4 sangat banyak, sekitar 80 genus.
Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan
bahan orgnaik. Adapun jenis mikroorganisme yang berada dalam EM-4 antara lain :pokok
yaitu bakteri Fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomyces sp, Ragi (Yeast) dan
Actinomycetes.
anaerob adalah proses yang melibatkan bakteri asam laktat (BAL) untuk dapat
mempertahankan produk pakan sekaligus memperkaya manfaat pakan dengan manfaat biotik
yang ada dan produk asam laktat sebagai hasil utamanya. Akibat proses fermentasi, maka
pakan memiliki pH asam. https://www.google.com/url?.litbang.pertanian.go.id

peranan dari masing-masing mikrobia misalnya asam laktat yang dihasilkan terjadi karena
adanya lactobacillus, alkohol karena hasil peragian oleh yeast. Proses dekomposisi oleh
actinomycetes dan streptomyces menghasilkan gula, vitamin, asam amino dan zat-zat
lainnya.Bakteri Asam Laktat (BAL) atau lactobacillus umumnya ditemui didalam tanah dan
berperan dalam proses penghancuran sisasisa tanaman (bahan organik). Peranan
Actinomycetes dan streptomyces yaitu Bakteri-bakteri dari kelompok actinomycetes biasanya
hidup didalam tanah dan mempunyai peran penting pada proses dekomposisi bahan organik
seperti selulosa dan chitin. Bakteri ini hidup didalam humus oleh karena itu sangat penting
berperan dalam memberikan suplai nutrisi pada tanaman. (Irianto, I. K. (2013). PERANAN
EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM-4) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH TINJAUAN DARI PERSPEKTIF
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SECARA BERKELANJUTAN.)
Selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahanorganik , EM juga
mempunyai manfaat lain yaitu memperbaiki sifat fisik kimia, dan biologis tanah;
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman; menyehatkan tanaman, meningkatkan
produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi. EM dapat diberikan secara langsung
untuk menambah unsur hara tanah dengan cara disiram langsung ke tanah, tanaman atau
disemprotkan ke tanaman (Indriani, 2007)
Setiap bahan organik akan terfermentasi oleh EM-4 pada suhu 40-50 C. Pada proses
fermentasi akan dilepaskan hasil berupa gula, alkohol, vitamin, asam laktat, asam amino , dan
senyawa organik lainnya serta melarutkan unsur hara yang bersifat stabil dan tidak mudah
bereaksi sehingga mudah diserap oleh tanaman. Proses fermentasi sampah organik tidak
melepaskan panas dan gas yang berbau busuk, sehingga secara naluriah serangga dan hama
tidak tertarik untuk berkembang biak di sana. Hasil proses fermentasi tersebut disebut
bokashi. (Irianto, I. K. (2013). PERANAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM-4) DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH TINJAUAN DARI PERSPEKTIF PENGELOLAAN LINGKUNGAN SECARA
BERKELANJUTAN.)
Teknologi EM dikembangkan untuk menunjang pembangunan pertanian ramah lingkungan,
menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan
pangan yang bebas bahan kimia sehingga bersih dan sehat untuk di konsumsi.
https://blog.ub.ac.id/mastertommy/2011/05/01/teknologi-em-4/

Anda mungkin juga menyukai