Y
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA STROKE
HEMORAGIK DAN HIPERTENSI
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga
Disusun oleh :
H3A020052
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny. Y DALAM MENANGANI
PERMASALAHAN PENDERITA STROKE HEMORAGIK DAN HIPERTENSI
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Depan
1. Inspeksi
Warna kulit Sama dengan kulit sekitar Sama dengan kulit sekitar
2. Palpasi
- Wheezing - -
- Ronki kering - -
- Ronki basah halus - -
- Stridor
- -
Belakang
1. Inspeksi
Lapang paru sonor seluruh lapang paru sonor seluruh lapang paru
4. Auskultasi
- Wheezing - -
- Ronki kering - -
- Ronki basah halus - -
- Stridor - -
10. Abdomen :
a. Inspeksi :
1) Bentuk : datar
2) Warna : Sama dengan kulit sekitar
3) Venektasi : (-)
4) Spider angioma : (-)
5) Caput medusa : (-)
b. Auskultasi : Bising usus 13 x / menit
c. Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen (+)
d. Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), defense muscular (-) nyeri tekan
Mc Burney (-) Murphy sign (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
11. Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Udem (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Ulkus (-/-) (-/-)
Nyeri sendi (-/-) (-/-)
Palmar eritem (-/-) (-/-)
Tremor (-/-) (-/-)
12. Status neurologis :
a. Kesadaran : Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS 15
b. Pemeriksaan Motorik :
Ekstremitas Superior
Dextra Sinistra
Kekuatan 3 3 3 5 5 5
Ekstremitas Inferior
Dextra Sinistra
Kekuatan 3 3 3 5 5 5
Refleks patologis
Positif
Babinski Negatif
Positif
Chaddock Negatif
Negatif
Oppenheim Negatif
Negatif
Gordon Negatif
Negatif
Schaeffer Negatif
Negatif
Mendel Bechterew Negatif
Negatif
Rossolimo Negatif
Negatif
Gonda Negatif
Klonus
Negatif
- Patella Negatif
Negatif
- Kaki Negatif
c. Pemeriksaan Sensorik
1) Ekteroseptif (rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu) rasa raba
ekstremitas kanan positif, ektremitas kiri positif, rasa nyeri dan
rasa suhu tidak dilakukan.
2) Propioseptif (rasa sikap, rasa gerak, rasa getar) ekstremitas
kanan negatif, ekstremitas kiri positif, rasa getar tidak dilakukan.
3) Diskriminatif (gramestesia, barognosia, topognosia)
grametesia dan topognosia extremitas kanan negatif, extremitas
kiri positif, barognosia sulit diperiksa.
d. Rangsang Meningeal :
1) Kaku kuduk : negative
2) Kernig : negative
3) Brudzinski I/II : negative
4) Laseque : negative
Normosmia Normosmia
N. Opticus [II]
Pemeriksaan Dextra Sinistra
N. Oculomotorius [III]
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Gerakan mata :
- Medial Baik Baik
- Superior Baik Baik
Baik Baik
- Inferior
Bulat, sentral, regular.
Pupil
Isokor Ø ODS 3 mm
Gerakan mata :
Medioinferior Baik Baik
N. Trigeminalis [V]
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Sensibilitas :
- Oftalmika + +
- Maksilla + +
+ +
- Mandibula
N. Abducens [VI]
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Gerakan mata :
Baik
Ke arah lateral Baik
N. Facialis [VII]
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Mengerutkan dahi + +
Mengangkat alis + +
Menutup mata + +
Tersenyum + +
Mengembungkan pipi + +
N. Vestibulocochlearis [VII]
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Uvula Sentral
N. Accessorius [XI]
Pemeriksaan Hasil
N. Hypoglossus [XII]
Pemeriksaan Hasil
Fasikulasi Negative
Tremor Negative
Atrofi Negative
D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJIKAN SATUAN
GDS 128 <200 g/dl
2. Pemeriksaan CT-Scan kepala polos axial
JIKA HASILNYA :
0 : Lihat hasil CT Scan
≤ - 1 : Infark / Ischemik
≥ 1 : Hemorrhagic
Pada pasien Ny. Y didapatkan penurunan kesadaran (2), sakit kepala (1) dan
tekanan diastol 90, sehingga hasil skor siriraj, sebagai berikut:
SSS = (2,5x2) + (2x0) + (2x1) + (0,1x90) – (3x0) – 12 = 5 + 0 + 2 + 9 – 0 – 12 = 4
(Stroke Hemoragik)
E. RESUME
Pasien Ny. Y umur 48 tahun didiagnosis Stroke Hemoragik sejak tahun 2017
dengan keluhan anggota gerak atas dan bawah sebelah kanan sulit digerakkan, dulu
sempat ada keluhan sulit berbicara tetapi sekarang sudah membaik. Pasien rutin
kontrol ke RS Pelita Anugerah 1x per bulan dengan rujukan dari Klinik Pratama
Sakinah. Setiap kontrol pasien diantar temannya, karena ibu pasien mengurus anak
pertama, dan anak ketiga pasien kerja. Akhir-akhir ini baru dua kali Ny.Y melakukan
akupuntur tusuk jarum di Kapuran dan mulai ada perbaikan. Kesan ekonomi kurang
dengan penghasilan dibawah UMR didapat dari hasil kerja anak ketiga sebagai buruh
cuci motor. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, status
gizi kesan berlebih (overweight).
• 7 – 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga
saling mendukung satu sama lain
• 4 – 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan antar
anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat
memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar anggota
keluarga
Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. Y
Kode APGAR Ny. Y Ny. S An. R
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 0 2 2
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 0 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 1 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 1 2 2
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 4 10 10
Rata-rata APGAR score keluarga Ny. Y = 4 + 10 +10 = 8
3
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. Y= baik
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.S
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) +
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) +
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Ny. S memiliki 2 fungsi patologis yaitu pada Penghasilan
keluarga cukup dan Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun)
Ny. S
Ny. Y
An. M An. M
: perempuan : pasien
Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, tidak didapatkan faktor risiko keturunan pada Stroke yang
diderita Ny. Y
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
An. M Ny. Y Keterangan :
: Hubungan baik
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di gang, tetapi tidak jauh dari jalan raya dengan
halaman tidak terpagar. Di halaman depan tedapat beberapa tanaman, dan tumbuhan
sayur – sayuran. Di sebelah kanan rumah berbatasan langsung dengan jalan raya dan
sebelah kiri berdekatan dengan rumah tetangga. Di depan rumah terdapat selokan
dengan aliran lancar.
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
a. Stroke Hemoragik.
2. Masalah Nonmedis
a. Stroke karena riwayat hipertensi tidak terkontrol.
b. Stres karena menderita stroke ± 4 tahun.
c. Kurang pengetahuan pencegahan, penanganan dan pengobatan Stroke.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1. Stres karena menderita stroke ± 4 tahun 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN
I. Stroke karena riwayat
hipertensi tidak terkontrol
Stroke Hemoragik
Stroke didefinisikan sebagai gangguan suplai darah ke otak yang biasanya disebabkan
adanya sumbatan oleh gumpalan darah. Hal ini menyebabkan gangguan pasokan oksigen dan
nutrisi diotak sehingga terjadi kerusakan jaringan otak. (Ghani,2016). Stroke juga dikatakan
sebagai gangguan fungsi syaraf akut yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak
secara mendadak (dalam hitungan detik) atau secara cepat (dalam hitungan jam) timbul gejala
dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal yang terganggu. Stroke terbagi dalam dua tipe,
tipe pertama adalah stroke iskemik disebabkan kurangnya suplai darah ke otak dikarenakan
menyempitnya atau tersumbatnya pembuluh darah oleh deposit lemak yang disebut plak
sehingga jaringan otak mengalami iskemik. Tipe yang kedua adalah stroke hemoragik yang
disebabkan pemecahan aneurisma, pada rongga antara otak dan tengkorak sehingga
menyebabkan terjadinya iskemik dan desakan pada jaringan otak (American Heart
Association, 2013). Banyak faktor yang dapat memengaruhi kejadian stroke, diantaranya
yaitu umur, jenis kelamin, keturunan, ras, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus,
merokok, aterosklerosis, penyakit jantung, obesitas, konsumsi alkohol, stres, kondisi sosial
ekonomi yang mendukung, diet yang tidak baik, aktivitas fisik yang kurang dan penggunaan
obat anti hamil. Namun dari banyaknya faktor yang memengaruhi kejadian stroke hanya
hipertensi yang secara signifikan memengaruhi kejadian stroke sedangkan kadar lipid dan
kebiasaan merokok tidak secara signifikan berhubungan dengan kejadian stroke
(Sarini,2008).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang kuat untuk
terjadinya stroke hemoragik. Baik tekanan sistol yang tinggi, maupun tekanan diastol yang
tinggi, merupakan faktor risiko dominan untuk terjadinya stroke. AHA melaporkan, 77% dari
penderita stroke mengidap hipertensi (Martono dan Kuswardhani, 2006).
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Stroke Hemoragik
2. Diagnosis Psikologis
Penderita memiliki beban psikologis yang cukup berat karena mengalami
perceraian setelah melahirkan anak ketiga, anak pertama yang mengalami epilepsi
semenjak bayi, ibu penderita juga mengalami kanker serviks, dan ditambah dengan
masalah ekonomi keluarga yang kurang.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya kurang, penderita menyadari arti
pentingnya kesehatan, dan penderita kurang mampu memenuhi kebutuhan dirinya
dan keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pencegahan, penanganan dan
pengobatan Stroke. Edukasi dini serangan akut Stroke dengan “SEGERA KE RS”.
Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit
menelan air minum secara tiba-tiba
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
bicaRa pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-
kata / bicara tidak nyambung
Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah
dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa
berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor / gemetar, sempoyongan).
2. Preventif
- Kontrol konsumsi garam dan makanan yang berlemak.
- Kontrol berat badan agar ideal.
- Kontrol tekanan darah rutin, termasuk anak pasien yang memiliki faktor risiko
keturunan.
- Olahraga ringan minimal 30 menit secara rutin.
- Edukasi pentingnya pengendalian stres dengan menjaga hubungan baik antar
keluarga.
3. Kuratif
- Mengkonsumsi obat yang berkaitan dengan pemulihan stroke hemoragik seperti
Vitamin B12 1x1, Piracetam 1200 mg 2x1, Acetylsalicylic Acid/ aspirin 80 mg
1x1, Amlodipin 10 mg 1x1, Gemfibrozil 300mg 1x1.
4. Rehabilitatif
- Terapi mobilisasi tangan dan kaki untuk menjaga mobilitas persendian dan
tonus, serta terapi wicara.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyono T. 2006. Hipertensi dan Stroke. SMF Ilmu Penyakit Syaraf RSUD Banyumas.
http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip/052002/pus1.htm.
Ghani, Lannywati, Laurentia K. Mihardja, Delima. (2016). Faktor Risiko Dominan Penderita
Stroke di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44 No. 1, Maret 2016 : 49 – 58.
American Heart Assocition, A. H. (2013). An update Definition of Stroke for the 21st
Century. AHA Journal Vol. 44.
Sarini & Suharyo. (2008). Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke
(studi kasus di RSUP dr. Kariadi Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
3(2):153-164
Martono H. dan Kuswardhani R.A.T. 2006. Stroke dan penatalaksanaannya oleh internis.
Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S. (eds). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p: 1411.
LAMPIRAN
Keadaan Rumah Pasien
Kunjungan Pertama; Anamnesis pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik pasien