Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN UPAYA PENDEKATAN KELUARGATERHADAP Ny.

Y
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA STROKE
HEMORAGIK DAN HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga

Disusun oleh :

Almira Dewi Ayubsari

H3A020052

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny. Y DALAM MENANGANI
PERMASALAHAN PENDERITA STROKE HEMORAGIK DAN HIPERTENSI
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama kepala keluarga : Ny. S (64 tahun)


Alamat : Jl. Tlogo Kencana IV, No. 1
Bentuk keluarga : Extended Family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Ny. S Kepala P 64 th SD Ibu Rumah - Kanker
keluarga Tangga Serviks
2. Ny. Y Anak P 48 th SMP Ibu rumah Pasien Stroke
tangga Hemoragik,
Hipertensi
3. An. M Cucu P 28 th SDLB (tidak Tidak bekerja - Epilepsi
(perempuan) lulus)
5. An. M (laki- Cucu L 20 th SMP Buruh cuci - -
laki) motor
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Ny. S berbentuk Extended family yaitu pasien atas nama Ny. Y usia 48
tahun, pendidikan terakhir SMP, tidak bekerja, hanya sebagai Ibu Rumah Tangga dengan
penyakit Stroke.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny.Y
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Tlogo Kencana IV, No. 1
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 15 Juni 2021
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Anggota gerak (atas dan bawah) sebelah kanan sulit digerakkan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami kesulitan menggerakkan anggota gerak atas dan bawah
sebelah kanan sejak 2017 yang lalu (4 tahun yang lalu). Keluhan bermula pada saat
pasien sedang mandi, lalu jatuh dan tidak sadarkan diri, tetapi keluarga tidak langsung
membawa ke RS. Setelah 6 jam pasien tidak sadarkan diri, keluarga membawa pasien
ke RSUD Wongsonegoro untuk rawat inap. Pasien menegeluhkan lemas (+), kebas
pada tangan sebelah kiri (+), muntah (-), mual (-), pusing (+), demam (-), penuruanan
kesadaran (-), kesemutan di anggota gerak kanan atas dan bawah (+), kejang (-), pelo
(+), BAK normal, BAB normal, penglihatan kabur (-), telinga berdenging (-) dan
pasien mengalami kesultan berbicara selama 3 tahun, namun keluhan tersebut
sekarang sudah membaik. Pasien rawat inap selama seminggu, setelah itu pasien
rawat jalan 1x per bulan di RS Pelita Anugerah hingga saat ini. Obat-obatan yang
dikonsumsi setiap harinya yaitu Vitamin B12 1x1, Piracetam 1200 mg 2x1,
Acetylsalicylic Acid/ aspirin 80 mg 1x1, Amlodipin 10 mg 1x1, Gemfibrozil 300mg
1x1. Pasien juga melakukan pengobatan tusuk jarum di Kapuran, baru 2x melakukan
tusuk jarum. Biasanya pasien melakukan tusuk jarum seminggu sekali.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat tekanan darah tinggi : (+) tidak terkontrol
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat mondok : bulan April 2017 (saat terjadi serangan Stroke)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : Bapak (sudah meninggal)
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat konsumsi makanan : sebelum terkena Stroke, pasien tidak menjaga
makanan yang dikonsumsi, suka makanan asin pedas,
berminyak, setelah terkena Stroke pasien menjaga pola
makan.
Riwayat olahraga teratur : jalan pagi – pagi disekitar rumah (sebelum terkena
Stroke)
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien tinggal serumah dengan
Ibu, 2 orang anaknya yang sudah tidak sekolah dan pasien sudah bercerai sejak 2001.
Kesan ekonomi kurang dengan penghasilan dibawah UMR yang didapat dari hasil
kerja anak terakhir yang bekerja di cucian motor.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan lauk yang tidak menentu, biasanya
dengan nasi, tempe, tahu, sayur, terkadang ayam atau telur. Pasien gemar
mengkonsumsi makanan yang asin-pedas tetapi setelah terkena stroke, pasien
mengurangi asupan garam dan makanan pedas. Status gizi kesan overweight dengan
IMT 26,6.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Nadi : 74 kali / menit
Frekuensi nafas : 23 kali / menit
Suhu : 36,5°C
2. Status Gizi
BB = 64 kg
TB = 155 cm
64 64
IMT = IMT = 2 = = 26,6 kg/m 2 (overweight)
1,55 2,4025
3. Mata : konjungtiva anemis (-) sclera ikterik (-), membuka mata dengan
sempurna dan menutup mata dengan sempurna.
4. Telinga : deformitas (-) serumen (-) secret (-) nyeri (-)
5. Hidung : epsistaksis (-) deformitas (-)
6. Bibir : stomatitis (-) bibir kering (-) sianosis (-), pelo (+)
7. Leher : pembesaran kelenjar thyroid (-), pembesaran KGB (-)
8. Jantung :
a. Inspeksi : ictus codis tidak tampak.
b. Palpasi : ictus cordis tidak melebar/bergeser, pulsus parasternal (-),
pulsus epigastrium (-), thrill (-), sternal lift (-).
c. Perkusi
 Atas jantung : ICS II linea parasternal sinistra
 Pinggang jantung : ICS II linea sternalis sinistra
 Kiri bawah jantung : ICS V linea aksilaris anterior
 Kanan bawah jantung : ICS V 1-2 cm linea parasternalis dextra
d. Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
9. Pulmo :
DEXTRA SINISTRA

Depan  

1.   Inspeksi  

Bentuk dada Datar Datar


Hemithorax Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis

Warna kulit Sama dengan kulit sekitar Sama dengan kulit sekitar
2.   Palpasi

Nyeri tekan (-) (-)


Stem fremitus (+) normal,Kanan = kiri (+) normal, Kanan = kiri
3. Perkusi Sonor seluruh lapang paru sonor seluruh lapang paru
4.   Auskultasi

Suara dasar Vesikuler Vesikuler


Suara tambahan

- Wheezing - -
- Ronki kering - -
- Ronki basah halus - -
- Stridor
- -
Belakang  

1.    Inspeksi  

Warna Sama dengan kulit sekitar Sama dengan kulit sekitar


ICS Tidak melebar Tidak melebar
2.  Palpasi

Nyeri tekan (-) (-)


Stem Fremitus Tidak ada pengerasan dan Tidak ada pengerasan dan
pelemahan pelemahan
3.     Perkusi

Lapang paru sonor seluruh lapang paru sonor seluruh lapang paru
4.      Auskultasi

Suara dasar Vesikuler Vesikuler


Suara tambahan

- Wheezing - -
- Ronki kering - -
- Ronki basah halus - -
- Stridor - -

10. Abdomen :
a. Inspeksi :

1) Bentuk : datar
2) Warna : Sama dengan kulit sekitar
3) Venektasi : (-)
4) Spider angioma : (-)
5) Caput medusa : (-)
b. Auskultasi : Bising usus 13 x / menit
c. Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen (+)
d. Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), defense muscular (-) nyeri tekan
Mc Burney (-) Murphy sign (-)
 Hepar : tidak teraba
 Lien : tidak teraba
 Ginjal : tidak teraba
11. Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Udem (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Ulkus (-/-) (-/-)
Nyeri sendi (-/-) (-/-)
Palmar eritem (-/-) (-/-)
Tremor (-/-) (-/-)
12. Status neurologis :
a. Kesadaran : Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS 15
b. Pemeriksaan Motorik :
Ekstremitas Superior
Dextra Sinistra

Gerakan Bebas terbatas Bebas, tidak terbatas

Kekuatan 3 3 3 5 5 5

Tonus Hipotonia Eutoni

Refleks fisiologis (Biceps) Hiperrefleks Positif

Refleks fisiologis (Biceps ) Hiperrefleks Positif

Refleks patologis (Hoffman) Negative Negative

Ekstremitas Inferior
Dextra Sinistra

Gerakan Bebas terbatas Bebas, tidak terbatas

Kekuatan 3 3 3 5 5 5

Tonus Hipotonia Eutoni

Refleks fisiologis (Patella) Hiperrefleks Positif

Refleks fisiologis (Achilles) Hiperrefleks Positif

Refleks patologis

Positif
 Babinski Negatif
Positif
 Chaddock Negatif
Negatif
 Oppenheim Negatif
Negatif
 Gordon Negatif
Negatif
 Schaeffer Negatif
Negatif
 Mendel Bechterew Negatif
Negatif
 Rossolimo Negatif
Negatif
 Gonda Negatif

Klonus
Negatif
- Patella Negatif
Negatif
- Kaki Negatif

c. Pemeriksaan Sensorik
1) Ekteroseptif (rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu)  rasa raba
ekstremitas kanan positif, ektremitas kiri positif, rasa nyeri dan
rasa suhu tidak dilakukan.
2) Propioseptif (rasa sikap, rasa gerak, rasa getar)  ekstremitas
kanan negatif, ekstremitas kiri positif, rasa getar tidak dilakukan.
3) Diskriminatif (gramestesia, barognosia, topognosia) 
grametesia dan topognosia extremitas kanan negatif, extremitas
kiri positif, barognosia sulit diperiksa.
d. Rangsang Meningeal :
1) Kaku kuduk : negative
2) Kernig : negative
3) Brudzinski I/II : negative
4) Laseque : negative

e. Pemeriksaan Nervi Craniales


N. Olfactorius [I]
Dextra Sinistra

Normosmia Normosmia

N. Opticus [II]
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Tajam penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapang pandang Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan

N. Oculomotorius [III]
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Ptosis Normal Normal

Gerakan mata :
- Medial Baik Baik
- Superior Baik Baik
Baik Baik
- Inferior
Bulat, sentral, regular.
Pupil
Isokor Ø ODS 3 mm

Refleks pupil Positif Positif

Akomodasi Baik Baik


N. Trochlearis [IV}
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Gerakan mata :
Medioinferior Baik Baik

N. Trigeminalis [V]
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Menggigit Normal Normal

Membuka mulut Normal Normal

Sensibilitas :
- Oftalmika + +
- Maksilla + +
+ +
- Mandibula

Refleks kornea Tidak dilakukan

N. Abducens [VI]
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Gerakan mata :
Baik
Ke arah lateral Baik

N. Facialis [VII]
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Mengerutkan dahi + +

Mengangkat alis + +

Menutup mata + +

Tersenyum + +

Mengembungkan pipi + +

Pengecap 2/3 anterior Tidak dilakukan

N. Vestibulocochlearis [VII]
Pemeriksaan Dextra Sinistra

Tes bisik Tidak dilakukan

Tes Rinne, Weber, Swabach Tidak dilakukan


N. Glossopharyngeus [IX] dan N. Vagus [X]
Pemeriksaan Hasil

Arcus pharynx Normal

Uvula Sentral

Pengecap 1/3 posterior Tidak dilakukan

Refleks muntah Tidak dilakukan

N. Accessorius [XI]
Pemeriksaan Hasil

Memalingkan kepala Baik

Mengangkat bahu Baik

N. Hypoglossus [XII]
Pemeriksaan Hasil

Sikap lidah Deviasi ke kiri (diam)

Gerakan lidah Deviasi kekanan (dijulurkan)

Fasikulasi Negative

Tremor Negative

Atrofi Negative

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJIKAN SATUAN
GDS 128 <200 g/dl
2. Pemeriksaan CT-Scan kepala polos axial

- Terdapat lesi hiperdens disertai edema perifokal di sekitarnya pada sentrum


semi-ovale, korona radiata dan ganglia basalis kiri (vol. 28 cc).
- Sulkus kortikalis dan fisura Sylvii tampak menyempit.
- Ventrikel lateral dan III tampak bergeser ke kanan.
- Ventrikel IV sesterna baik.
- Batang otak dan cerebellum baik.
- Tampak midline shiffing ke kanan 3,7 mm.
Kesan : ICH pada sentrum semi-ovale, korona radiata dan ganglion basalis kiri (vol.
28 cc). Disertai tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial.
3. Siriraj Score
A. DERAJAT KESADARAN D. TANDA – TANDA ATEROMA
 Koma : 2 1. Angina Pectoris
 Apatis : 1  (+) : 1
 Sadar : 0  (-) : 0
B. MUNTAH 2. Claudicatio Intermitten
 (+) : 1  (+) : 1
 (-) : 0  (-) : 0
C. SAKIT KEPALA 3. DM
 (+) : 1  (+) : 1
 (-) : 0  (-) : 0

SSS = (2,5 X KESADARAN) + (2 X MUNTAH ) + (2 X SAKIT KEPALA)


+ (0,1 X TD. DIASTOLE) – (3 X ATEROMA) – 12

JIKA HASILNYA :
 0 : Lihat hasil CT Scan
 ≤ - 1 : Infark / Ischemik
 ≥ 1 : Hemorrhagic
Pada pasien Ny. Y didapatkan penurunan kesadaran (2), sakit kepala (1) dan
tekanan diastol 90, sehingga hasil skor siriraj, sebagai berikut:
SSS = (2,5x2) + (2x0) + (2x1) + (0,1x90) – (3x0) – 12 = 5 + 0 + 2 + 9 – 0 – 12 = 4
(Stroke Hemoragik)

E. RESUME
Pasien Ny. Y umur 48 tahun didiagnosis Stroke Hemoragik sejak tahun 2017
dengan keluhan anggota gerak atas dan bawah sebelah kanan sulit digerakkan, dulu
sempat ada keluhan sulit berbicara tetapi sekarang sudah membaik. Pasien rutin
kontrol ke RS Pelita Anugerah 1x per bulan dengan rujukan dari Klinik Pratama
Sakinah. Setiap kontrol pasien diantar temannya, karena ibu pasien mengurus anak
pertama, dan anak ketiga pasien kerja. Akhir-akhir ini baru dua kali Ny.Y melakukan
akupuntur tusuk jarum di Kapuran dan mulai ada perbaikan. Kesan ekonomi kurang
dengan penghasilan dibawah UMR didapat dari hasil kerja anak ketiga sebagai buruh
cuci motor. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, status
gizi kesan berlebih (overweight).

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Ny. Y usia 48 tahun extended family, stroke hemoragik dan hipertensi, keluarga cukup
harmonis dan anggota masyarakat biasa.
2. Diagnosis Biologis
Stroke Hemoragik, Hipertensi.
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar keluarga cukup harmonis, tetapi kurang perhatian pada pasien Ny.Y.
Pasien mengalami perceraian sejak 2001 setelah kelahiran anak ketiga, dan anak
pertama menderita epilepsi sejak bayi, serta ibu pasien didiagnosis kanker serviks
sebelum pasien terkena serangan stroke.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat
sekitar berjalan baik.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
- Kontrol berat badan agar tetap ideal, karena obesitas merupakan salah satu faktor
risiko stroke.
- Kontrol konsumsi garam.
- Istirahat cukup, lama tidur yang baik ± 8 jam per hari.
- Olahraga ringan minimal 30 menit per hari, contoh olahraga yang bisa dilakukan
adalah jalan pagi hari.
- Kontrol tekanan darah (target tekanan darah sistolik 110-140).
- Rehabilitasi Medik
- Edukasi (aktifitas sehari-hari, latihan terapi dirumah)
- Edukasi keluarga untuk saling memberikan dukungan untuk sembuh dan saling
mengingatkan rutinitas minum obat dan kontrol di RS.
- Edukasi keluarga deteksi dini serangan akut stroke dengan slogan “SEGERA KE
RS”
 Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air
minum secara tiba-tiba
 Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
 bicaRa pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-kata /
bicara tidak nyambung
 Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
 Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
 Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan
sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar,
gerakan sulit dikoordinasi (tremor / gemetar, sempoyongan).
2. Medikamentosa
- Vitamin B12 1x1
- Piracetam 1200 mg 2x1
- Acetylsalicylic Acid/ aspirin 80 mg 1x1
- Amlodipin 10 mg 1x1
- Gemfibrozil 300 mg 1x1
FOLLOW UP
Tanggal 5 Mei 2021
o Subyektif : Sedikit pusing dan tangan sebelah kiri terasa kebas
o Obyektif : Keadaan umum baik, Kesadaran umum compos mentis.
o Tanda vital
Tensi : 150/90 mmHg
Nadi : 78 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,5°C
o Assesment : Stroke Hemoragik
o Planning : Lanjutkan terapi medikamentosa berupa Vitamin B12 1x1,
Piracetam 1200 mg 2x1, Acetylsalicylic Acid/ aspirin 80 mg 1x1, Amlodipin 10
mg 1x1, Gemfibrozil 300mg 1x1. Terapi non medikamentosa, kontrol berat
bedan agar ideal, kontrol asupan garam, kontrol tekanan darah (target sistolik
110-140), olahraga ringan secara teratur, istirahat cukup, fisioterapi dirumah,
dan saling memeberikan dukungan antar anggota keluarga.
FLOW SHEET
Nama : Ny.Y (48 tahun)
Diagnosis : Stroke Hemoragik
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
5/5/2021 Tensi : 140/80 Anggota gerak Medikamentosa - Nyeri
mmHg atas dan bawah - Vitamin B12 1x1 kepala
Nadi : sebelah kanan - Piracetam 1200 mg 2x1 berkurang.
80x/menit sulit - Acetylsalicylic Acid/ aspirin 80 mg - Tekanan
RR : 20x/menit digerakkan, 1x1 darah
Suhu : 36,5°C sedikit pusing, - Amlodipin 10 mg 1x1
sistolik
- Gemfibrozil 300 mg 1x1
dan tangan 110-140.
Non medikamentosa :
sebelah kiri - BB ideal.
- Kontrol berat bedan agar ideal
terasa kebas
- Kontrol asupan garam
- Kontrol tekanan darah (target
sistolik 110-140)
- Olahraga ringan secara teratur
- Istirahat cukup
- Fisioterapi
- Saling memeberikan dukungan
antar anggota keluarga.
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Ny. 48 tahun), Ibu (68 tahun), dan 2 orang anak (28
tahun dan 20 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan antar keluarga cukup harmonis, tetapi kurang perhatian pada pasien Ny.Y.
Pasien mengalami perceraian sejak 2001 setelah kelahiran anak ketiga, dan anak
pertama menderita epilepsi sejak bayi, serta ibu pasien didiagnosis kanker serviks
sebelum pasien terkena serangan stroke.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan
masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita sebagai ibu rumah tangga. Pendapatan hanya berasal dari anak terakhir yang
bekerja sebagai buruh cuci motor dan gaji dibawah UMR. Pemenuhan kebutuhan
dibantu oleh anak kedua yg sudah menikah dan saudara.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, namun kurang saling memahami
antar anggota keluarga yang sakit.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Adaptasi (Adaptation)
Dinilai kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukannya dari
anggota keluarga lainnya
Kemitraan (Partnership)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, urun rembuk dalam
mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi
dengan anggota keluarganya
Pertumbuhan (Growth)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga
dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga
Kasih sayang (Affection)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi
emosional yang berlangsung dalam keluarga
Kebersamaan (Resolve)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu,
kekayaan dan ruang antar anggota keluarga
Bila jawaban sering/selalu diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang/jarang diberikan
nilai 1 sedang jawaban tidak pernah diberikan nilai 0. Bila penjumlahan kelima nilai
diatas adalah antara :

• 7 – 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga
saling mendukung satu sama lain
• 4 – 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan antar
anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat
memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar anggota
keluarga
Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. Y
Kode APGAR Ny. Y Ny. S An. R
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 0 2 2
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 0 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 1 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 1 2 2
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 4 10 10
Rata-rata APGAR score keluarga Ny. Y = 4 + 10 +10 = 8
3
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. Y= baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.S
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) +
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) +
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Ny. S memiliki 2 fungsi patologis yaitu pada Penghasilan
keluarga cukup dan Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun)

(+) : ada fungsi negative


(-) : tidak ada fungsi negative
4. GENOGRAM

Ny. S

Ny. Y

An. M An. M

Diagram 1. Genogram keluarga Ny.S


Keterangan :
: laki-laki

: perempuan : pasien

: laki-laki, perempuan meninggal : tinggal serumah

Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, tidak didapatkan faktor risiko keturunan pada Stroke yang
diderita Ny. Y
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
An. M Ny. Y Keterangan :

: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik


An. M Ny. S

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny.S


Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan seluruh anggota keluarga dalam kategori kurang, pasien hanya
mendapatkan pendidikan hingga tamat SMP, ibu pasien hanya lulusan SD, anak pertama
pernah mendapatkan pendidikan pada SDLB tetapi tidak lulus, dan anak terakhir dapat
menyelesaikan pendidikan hingga lulus SMP. Walaupun tingkat pendidikan keluarga
rendah, seluruh anggota keluarga menyadari pentingnya kesehatan dan seluruhnya
termasuk anggota BPJS Kesehatan. Untuk pengetahuan tentang Stroke, seluruh anggota
keluarga kurang mengerti pencegahan maupun pengobatannya.
b. Sikap
Sikap keluarga terhadap penyakit yang dideritanya pasien kurang positif karena
pasien dibantu teman untuk kontrol setiap bulannya. Faktor kesehatan anggota keluarga
yang kurang baik juga membuat pasien merasa kurang dimengerti.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke klinik, atau ke dokter praktek dan
pasienpun sudah rutin untuk kontrol
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Ny. Y ukuran 3,5x6 m2, tergolong cukup
sempit apabila dihuni oleh 4 anggota keluarga dengan 3 kamar tidur, 1 kamar mandi,
dapur dan tempat cuci. Pasien tidak mempunyai ruang tamu, jika ada tamu berada di
ruang tidur pertama. Keadaan di dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah
dibuang pada tempat sampah, sumber air berbayar, sanitasi kurang baik, pencahayaan
dan ventilasi cukup. Kondisi depan rumah cukup asri dengan beberapa tanaman.
b. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita. Ayah
penderita meninggal karena sakit stroke.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota keluarga
yang sakit langsung berobat ke Klinik atau dokter yang praktek di sekitar tempat
tinggal penderita.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Ny. Y tinggal di sebuah rumah berukuran 3,5x6 m2 dengan posisi
rumah menghadap ke Utara. Rumah tertata rapi terdiri atas 3 kamar tidur, dapur 1
kamar mandi dan tempat cuci, pasien tidak mempunyai ruang tamu, jika ada tamu
berada di ruang tidur pertama. Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dicat.
Lantai rumah semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari genteng dan
ditutupi langit-langit. Rumah penderita juga dilengkapi satu pintu keluar. Ventilasi
Pint kamar sudah memiliki ranjang dan
dan pencahayaan cukup baik. Masing-masing
u
Kamar tidur
kasur yang kurang layak. Perabotan rumah Ka tangga cukup. Secara keseluruhan
mar
kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga
tidu memasak menggunakan kompor
Kam r
gas. Sumber air berasal dari air pompa berbayar.
ar
Denah ruangan dalam rumah mand Kamar tidur
i Kamar tidur
Kam
Kamar ar
Dap
Kamar tidur ur
Tidur +tidur Tempat Cuci
Ruang tamuKa Kamar tidur
mar Pint
tidu u
r Ka
Kamar mar
mandi Kamar tidur tidu
r
dapur
Tempat
cuci

9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di gang, tetapi tidak jauh dari jalan raya dengan
halaman tidak terpagar. Di halaman depan tedapat beberapa tanaman, dan tumbuhan
sayur – sayuran. Di sebelah kanan rumah berbatasan langsung dengan jalan raya dan
sebelah kiri berdekatan dengan rumah tetangga. Di depan rumah terdapat selokan
dengan aliran lancar.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : terdapat 2 fungsi patologis (fungsi ekonomi dan
pendidikan)
4. Fungsi Genogram Keluarga : penyakit stroke diturunkan dari ayah pasien yang sudah
meninggal.
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : Tingkat pendidikan seluruh anggota keluarga rendah
dan kurang saling memahami penyakit pasien.
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
a. Stroke Hemoragik.
2. Masalah Nonmedis
a. Stroke karena riwayat hipertensi tidak terkontrol.
b. Stres karena menderita stroke ± 4 tahun.
c. Kurang pengetahuan pencegahan, penanganan dan pengobatan Stroke.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1. Stres karena menderita stroke ± 4 tahun 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)

2. Stroke karena riwayat hipertensi tidak 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)


terkontrol

3. Kurang pengetahuan tentang pencegahan, 5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)


penanganan dan pengobatan Stroke.

Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN
I. Stroke karena riwayat
hipertensi tidak terkontrol

Stroke Hemoragik

III. Stres karena menderita stroke ±


II. Kurang pengetahuan tentang
4 tahun
pencegahan, penanganan dan
pengobatan Stroke.

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien

TAHAP IV. HUBUNGAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL DENGAN STROKE


Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan
140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg dalam pengukuran
berulang.Faktor risiko dari hipertensi secara garis besar dibagi dua, yaitu faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, dan jenis kelamin dan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi seperti obesitas, stres, merokok, minum alkohol, konsumsi garam berlebih, dan
sebagainya (Ade Y&Arif S, 2016) Hipertensi merupakan faktor pencetus utama terjadinya
kejadian stroke,baik stroke hemoragik ataupun iskemik. Hipertensi menyebabkan
peningkatan tekanan darah perifer sehingga menyebabkan sistem hemodinamik yang buruk
dan terjadilah penebalan pembuluh darah serta hipertrofi dari otot jantung. Hal ini dapat
diperburuk dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan tinggi lemak serta garam
oleh pasien yang mana dapat menimbulkan plak aterosklerosis. Hipertensi yang
menimbulkan plak aterosklerosis secara terus menerus akan memicu timbulnya stroke.
Hipertensi dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok usia. (Hariyono,2006).

Stroke didefinisikan sebagai gangguan suplai darah ke otak yang biasanya disebabkan
adanya sumbatan oleh gumpalan darah. Hal ini menyebabkan gangguan pasokan oksigen dan
nutrisi diotak sehingga terjadi kerusakan jaringan otak. (Ghani,2016). Stroke juga dikatakan
sebagai gangguan fungsi syaraf akut yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak
secara mendadak (dalam hitungan detik) atau secara cepat (dalam hitungan jam) timbul gejala
dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal yang terganggu. Stroke terbagi dalam dua tipe,
tipe pertama adalah stroke iskemik disebabkan kurangnya suplai darah ke otak dikarenakan
menyempitnya atau tersumbatnya pembuluh darah oleh deposit lemak yang disebut plak
sehingga jaringan otak mengalami iskemik. Tipe yang kedua adalah stroke hemoragik yang
disebabkan pemecahan aneurisma, pada rongga antara otak dan tengkorak sehingga
menyebabkan terjadinya iskemik dan desakan pada jaringan otak (American Heart
Association, 2013). Banyak faktor yang dapat memengaruhi kejadian stroke, diantaranya
yaitu umur, jenis kelamin, keturunan, ras, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus,
merokok, aterosklerosis, penyakit jantung, obesitas, konsumsi alkohol, stres, kondisi sosial
ekonomi yang mendukung, diet yang tidak baik, aktivitas fisik yang kurang dan penggunaan
obat anti hamil. Namun dari banyaknya faktor yang memengaruhi kejadian stroke hanya
hipertensi yang secara signifikan memengaruhi kejadian stroke sedangkan kadar lipid dan
kebiasaan merokok tidak secara signifikan berhubungan dengan kejadian stroke
(Sarini,2008).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang kuat untuk
terjadinya stroke hemoragik. Baik tekanan sistol yang tinggi, maupun tekanan diastol yang
tinggi, merupakan faktor risiko dominan untuk terjadinya stroke. AHA melaporkan, 77% dari
penderita stroke mengidap hipertensi (Martono dan Kuswardhani, 2006).
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Stroke Hemoragik
2. Diagnosis Psikologis
Penderita memiliki beban psikologis yang cukup berat karena mengalami
perceraian setelah melahirkan anak ketiga, anak pertama yang mengalami epilepsi
semenjak bayi, ibu penderita juga mengalami kanker serviks, dan ditambah dengan
masalah ekonomi keluarga yang kurang.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya kurang, penderita menyadari arti
pentingnya kesehatan, dan penderita kurang mampu memenuhi kebutuhan dirinya
dan keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pencegahan, penanganan dan
pengobatan Stroke. Edukasi dini serangan akut Stroke dengan “SEGERA KE RS”.
 Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit
menelan air minum secara tiba-tiba
 Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
 bicaRa pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-
kata / bicara tidak nyambung
 Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
 Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
 Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah
dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa
berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor / gemetar, sempoyongan).
2. Preventif
- Kontrol konsumsi garam dan makanan yang berlemak.
- Kontrol berat badan agar ideal.
- Kontrol tekanan darah rutin, termasuk anak pasien yang memiliki faktor risiko
keturunan.
- Olahraga ringan minimal 30 menit secara rutin.
- Edukasi pentingnya pengendalian stres dengan menjaga hubungan baik antar
keluarga.
3. Kuratif
- Mengkonsumsi obat yang berkaitan dengan pemulihan stroke hemoragik seperti
Vitamin B12 1x1, Piracetam 1200 mg 2x1, Acetylsalicylic Acid/ aspirin 80 mg
1x1, Amlodipin 10 mg 1x1, Gemfibrozil 300mg 1x1.
4. Rehabilitatif
- Terapi mobilisasi tangan dan kaki untuk menjaga mobilitas persendian dan
tonus, serta terapi wicara.
DAFTAR PUSTAKA

Yonata Ade,Arif Satri, (2016).Hipertensi Sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.


http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/issue/view/55

Hariyono T. 2006. Hipertensi dan Stroke. SMF Ilmu Penyakit Syaraf RSUD Banyumas.
http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip/052002/pus1.htm.

Ghani, Lannywati, Laurentia K. Mihardja, Delima. (2016). Faktor Risiko Dominan Penderita
Stroke di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44 No. 1, Maret 2016 : 49 – 58.

American Heart Assocition, A. H. (2013). An update Definition of Stroke for the 21st
Century. AHA Journal Vol. 44.

Sarini & Suharyo. (2008). Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke
(studi kasus di RSUP dr. Kariadi Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
3(2):153-164

Martono H. dan Kuswardhani R.A.T. 2006. Stroke dan penatalaksanaannya oleh internis.
Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S. (eds). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p: 1411.
LAMPIRAN
Keadaan Rumah Pasien
Kunjungan Pertama; Anamnesis pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik pasien

Follow Up dan Pemberian Media Edukasi

Anda mungkin juga menyukai