Anda di halaman 1dari 12

NOTULENSI KKDN FMP HARI KE-4 SESI 1 dan 2

TANGGAL 29 APRIL 2021

NOTULENSI KKDN FMP HARI KE-4 SESI 1

Hari : Kamis, 29 April 2021 Sesi 1 (08.00 – 11.00 WIB)

Narasumber :

Jabatan :

Moderator : Kolonel Tri Ambodo

1. Materi :

2 Sesi Diskusi/Tanya Jawab

NOTULENSI KKDN FMP HARI KE-4 SESI 2

Hari : Kamis, 29 April 2021 Sesi 2 (13.00 – 15.00 WIB)

Narasumber : Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si., FCBArb.

Jabatan : Rektor Universitas Tanjungpura

Moderator : Kolonel Tri Ambodo

1. Materi

a. Penyampaian Kerangka Konstitusional Nasionalisme Indonesia, Norma


Pokok UUD 1945, dan jati diri bangsa Indonesia.
b. Saat ini dunia berubah karena faktor revolusi industri mulai dari Revolusi
Industri 1.0, Revolusi Industri 2.0, Revolusi Industri 3.0 dan Revolusi Industri
4.0. membawa distrupsi yang multi dimensi/aspek sehingga terjadi VUCA.

c. Rev. Industri 4.0 membawa disrupsi yang multi dimensi/aspek sehingga


terjadinya VUCA (volatility, uncertainty, complecity, dan ambiguity).

d. Solusinya dengan melakukan transformasi seperti transformasi digital;


transformasi orang; dan transformasi budaya. Mesin kecerdasan msa depan
yaitu kecerdasan buatan, internet untuk segalanya, realitas campuran, rantai
balok, dan komputasi kuantum.

e. PT diharapkan dapat melakukan perubahan paradigma yaitu ekonomi


berbasis sumber daya dan ekonomi berbasis inovasi.

f. Penyampaian visi, misi, tujuan, sasaran dan prioritas riset nasional


2017-2045 Kemenristek oleh Rektor Untan.

g. Pada tahun 2019, Indonesia berdasarkan indeks daya saing global berada di
rangking 50, sedangkan indeks inovasi global berada di posisi 2 terendah
se-ASEAN. Tertinggi Singapura dan Malaysia.

h. Keahlian yang diperlukan yaitu orientasi masa depan, pola pikir adaptif,
komitmen untuk masa depan yang lebih baik; Keterlibatan, fleksibilitas,
kolaborasi; Pemecahan masalah yang kompleks, komunikasi, analisis data;
dan Advokasi perubahan dan inovasi serta berpikir kritis.

i. Kampus merdeka merupakan adaptasi baru untuk melahirkan manusia


dengan Kerangka Berfikir Baru; Kebiasaan dan Perilaku Baru; Cara Baru
Dalam Melakukan. Tujuan Kampus merdeka yaitu dapat Membangun SDM
Unggul.

j. Di untan terdapat 8 kegiatan pembelajaran diluar kampus (merdeka belajar


kampus merdeka). Selain itu untan juga melaksanakan program kegiatan
pembinaan mental kebangsaan dalam sistem pemeringkatan mahasiswa.
k. Implementasi Pendidikan Bela Negara di Untan yaitu Menjadikan Mata
Kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai media
menginternalisasi nilai-nilai bela negara.

l. Kegiatan lain yang dilakukan oleh untan diantaranya Program duta gerakan
perubahan perilaku dan program KKN yang dilakukan oleh para mahasiswa.

2. Diskusi Tanya/Jawab

a. Sesi 1
Mahasiswa MP (Ike Yessi W): Bagaimana monitoring dan evaluasi
pendalaman nilai-nilai Bela Negara terhadap civitas akademika Universitas
Tanjungpura?
Jawaban:
Aktivitas ini masih terkait dengan matrik kurikulum. Memonitor tentu dari
kemampuan kognitif, selain itu melihat nilai-nilai yang melekat dan menjadi
pegangan dalam berperilaku akademik. Misal mahasiswa fakultas pertanian
melihat kesulitan-kesulitan yang dialami oleh petani yang tidak menguasi
teknologi pertanian, untuk melakukan riset/kegiatan mengatasi kesulitan
pertanian ini merupakan suatu indicator karena merupakan kesadaran
mahasiswa untuk mengembangkan IPTEK yang merupakan keinginannya
untuk memberikan dampak yang baik kepada masyarakat, hal ini juga bagian
dari bela negara. Dalam hal ini kesadaran untuk menjadi bagian dari
masyarakat, bukan hanya asik saja dikampus tetapi bagaimana keinginan
dari mahasiwa itu untuk meberikan contoh yang baik kepada masyarakat
Kalbar terutama untuk daerah-daerah yang masih tertinggal/perbatasan.
Monitoring secara formal dapat dinilai, tetapi tidak hanya itu saja, bagaimana
kegiatan tersebut bisa menunjukan kepedulian dalam mengatasi kesulitan
yang sebetulnya bisa diatasi mahasiswa dengan bekal dan kesempatan
belajar. PT ada semacam konsultasi bagi mahasiswa yang perlu untuk
diberikan tantangan-tantangan baru agar lebih fit ini sebagai insan dan
warga negara.

Mahasiswa MP (Sunarto R): Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses
menanamkan nilai-nilai bela negara dikalangan civitas akademika
Universitas Tanjungpura?
Jawaban:
Generasi z sekarnag ini logika dan cara berpikir cepat tetapi dalam
menanamkan nilai tidak bisa dibuat sedemikian cepat. Ditambah lagi
nilai-nilai yang terus mempengaruhi itu semakin terbuka berbagai informasi
terkait mahasiswa untan bagaimana posisi/menamakan karakter civitas
sebagai bangsa Indonesia. Terhadap buku-buku juga harus diawasi, pernah
terjadi diskusi dengan mahasiswa yang bangga akan buku-bku, salah satu
nya mengatakan bahwa dengan globalisasi menjadi individual consumers,
artinya kontek perilaku konsumsi dengan membeli barang terbaik dengan
harga termurah. Jika dihadapkan kampanye mencintai produk dalam negeri,
100% Indonesia, dsb. Buku-buku banyak memberikan informasi tetapi kalau
kelamaan tidak terus mengingatkan tentang sejarah terhadap komitmen kita
sebagai bangsa nation satate sebagai NKRI maka dapat terjadi persoalan.
Tentu pola pikir mengglobal, tetapi aksi dan tindakan kita akan lebih local.
Kendala tadi harus betul-betul berkreasi menyikapi persoalan bela negara ini
dengan cara logika mahasiswa yang hidup ada digenerasi z. Maka
kegiatan-kegiatan yang di Untan dilakukan lebih pada mencari model yang
lebih memberikan kebebasan pada mahasiswa dalam menentukan aktivitas
berbagai bidang yang diminatinya.

Mahasiswa MP (Savira Ayu Arsita): Bagaimana komunikasi dan koordinasi


yang dilakukan oleh Universitas Tanjungpura dengan intansi terkait dalam
upaya menanamkan nilai-nilai bela negara dikalangan civitas akademikanya?
Jawaban:
Koordinasi dan komunikasi saat ini selalu berusaha Untan menjadi rumah
besar untuk kita semua, kerjasama dilakukan dengan birokrasi pemerintahan
dengan pusat dan provinsi, dengan pihak privat sektor, TNI, Polri dsb. Misal
berbicara tentang keunggulan bangsa, maka universitas juga berperan.
Unversts tidak dapat bekerja sendiri tetap harus terus berkolaborasi missal
dengan sektor swasta bagaimana mendorongkan best practice kepada
mahasiswa yang memiliki ide-ide bisnis, Untan mentargetkan setahun akan
lahir 500 ide bisnis. Kalau hanya itu saja maka, bisnis mereka hanya menjadi
penilaian saja disimpan dalam arsip tetapi dengan keterlibatan beberapa
privat sektor misalnya inovasi tentu saja hasil-hasil inovasi bagi mahasiswa
tentu ini akan lebih cepat dan berdampak pada masyarakat. Jadi untan
selalu mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak misalkan tripple helix
dimana ada pemerintah, universitas dan sektor swasta. Selain dari sisi
akademik berusaha menyajikan model pembelajaran yang menarik
mahasiswa tanpa disadari dengan sendirinya dia akan merasakan saya ini
Indonesia tanpa diajari mendeskripsikan apa sebetulnya yang dihadapi
bangsa kita terhadap perubahan-perubahan yang sangat cepat ini.

b. Sesi 2
Mahasiswa MP (Ully N Pratiwi): Bagaimana Universitas Tanjungpura
sebagai universitas terbesar di Pontianak-Kalimantan Barat menjadi pioneer
dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai bela negara di Provinsi Kalbar?
Jawaban:
Nilai bela negara secara formal baik subjek yang diajarkan dalam matrik
kurikulum, tentu saja perlu diperkaya. Oleh karena itu untan melaksanakan
program-program yang diharapkan dapat meningkatkan softskill dari para
mahasiswa. Persiaan yang dilakukan diharapkan dapat menjadi mahasiswa
yang paripurna yang menyadari siapa diri, akan kemana konteks berikutnya,
ada dilingkungan mana. Melalui pendidikan itu kita ingin jati diri sebagai
bangsa melekat sebagai rasa kebanggaannya, rasa tidak senang bangsanya
tertinggal, ingin unggul dan dapat bersaing. Menterjemahkannya missal
didalam kegiatan-kegiatan yang memang menjadi tantangan saat ini missal
penguasaan teknologi, contoh sudah meninggalkan bahan bakar yang
terbuat dari fosil. Ini merupakan suatu kemajuan untuk hidup lebih go green.
Memberikan program yang bekerja dari tim riset dari bidang energi.
Kemudian mencoba untuk mahasiswa memiliki kecukupan keterampilan
yang dapat mengantisipasi perkembangan kedepan (the future skill) terkait
civitas sosial. Dengan demikian akan mendekatkan nilai-nilai kemanusian
yang menjadi karakter bangsa kita. Jika kita lihat aspek maka mahasiswa
akan mengenal sehingga mengkonsumsi makanan apapun yang datang dari
luar, tentu kita perlu melakukan aktivitas yang dapat menjawab itu secara
nyata. Missal mempunyai area food centre tetapi ada sentuhan, bahwa yang
ditawarkan disitu kearifan/hasil-hasil tradisi dari penduduk local, sehingga
masyarakat dapat megenal makanan dari luar dan makanan lokal. Ada
keseimbangan bukan hanya mengkonsumsi. Sifatnya mendekakatkan
mahasiswa dengan situasi/karakter/kearifan yang berkembang
sejak/sebelum mendirikan nation state/NKRI. Memberikan softskill kepada
mahasiswa tidak secara langsung tetapi yang real karena tantangan yang
dihadapi rinci dan detail, cara mengkonsumsi, mengambil keputusan,
berinteraksi menjadi sasaran utama. Sehingga ingin menjadi bangsa
Indonesia, sudah bisa membuat pesawat, sudah menggunakan jas seperti
orang eropa, tetapi jiwa kita adalah jiwa jepang. Kita berharap Indonesia bisa
seperti itu. Kalbar dengan jumlah penduduknya namun jumlah sarjana masih
2%, ditengah kekayaan alam yang luar biasa, SDM gambarannya baru
sekitar 2%. Mengoptimalkan sumberdaya untuk nasional jangan sampai

Mahasiswa MP (Reni A): Bagaimana Universitas Tanjungpura mencegah


gerakan mahasiswa yang dinilai mengandung makar dan dapat merusak
keutuhan NKRI?
Jawaban:
Untan dengan struktur organisasi ada wakil rector yang ditugaskan untuk
mensupervisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk mengatur,
memberikan rambu-rambu, memperhatikan kegiatan kepada mahasiswa
tetap harus waspada terhadap informasi yang akan membelokan perhatian
mahasiswa. Dalam usia sekarang ini, mahasiswa energinya sangat besar.
Aktivitas, ide, pergaulan sangat terbuka sehingga harus ada saluran-saluran
yang dibuat untuk mengaktivitasi pada tawaran-tawaran program dalam
sistem pemeringkatan mahasiswa ada 10/12 kegiatan diantaranya program
bela negara. Sanksi juga diberikan untuk memberikan efek jera. Dewan
penilaian akan menilai apabila ada tindakan-tindakan seperti gerakan makar,
dsb, sehingga kita dapat memong itu sebelum lebih jauh. Dalam konteks ini
untan tidak sendiri, sehingga perlu komunikasi dan koordinasi pada
TNI-Porli, Provinsi Kalbar yang lebih berpengalaman untuk mewaspadai
hal-hal seperti ini.

Mahasiswa MP (M Daris): Bagaimana Universitas Tanjungpura menyikapi


infiltrasi ideologi asing di dalam civitas akademikanya?
Jawaban:
Kegiatan-kegiatan yang tentu bertendensi makar, infiltrasi ini masuknya dari
berbagai cara melalu teknologi atau kehadiran figure-figur tertentu, oleh
karena itu subjek dalam bekerja sama perlu sceening tanpa mengganggu
proses belajar.

c. Sesi Tanggapan terkait bagaimana bela negara di era milenial ini diterapkan
agar ketangguhan secara mental mampu menangkis dalam bentuk upaya
radikalisasi yang mengarah pada kerusakan dan stabilitas nasional serta
ketertiban masyarakat.
Mahasiswa MP (Rifa Mutiara Bakau): Degradasi sektor pendidikan
memang masalah kita bersama, bukan hanya pemerintah pusat tetapi juga
maslaah berbagai sektor. Era globalisasi ini sebenarnya memiliki dampak
positif dan negative. Disatu sisi memiliki perkembangan teknologi, bisa
belajar daring dsb, disisi lain terdegradasi akibat globalisasi tersebut. Untuk
mengatasi maslah tersebut pendidikan merupakan sektor kunci.
Pengembangan karakter belneg harus dilakukan sejak dini dari
SD-SMP-SMA, tentunya program pengembangan tersebut harus dilakukan
secara berkala dan berkelanjutan agar efeknya maksimal. Peraturan yang
disahkan Menristek, jika memang PT kurikulum pancasila dihapuskan. Itu
seharusnya tidak seperti itu karena seharusnya pendidikan pancasila
dilakukan secara berkala, jika pada satu titik itu diputus maka penyerapan
pada generasi muda itu tidak maksimal. Peran berbagai sektor harus ikut
bersinergi bersama-sama untuk membangun perkembangan karakter
generasi muda. Terkait budaya negatif dan konten radikal, maka filter terkait
budaya penting dan harus dilakukan bukan hanya dari sektor pendidik. Misal
dengan dinas komunikasi atau TNI-Polri untuk membatasi konten-konten
negatif, namun yang paling penting dalam pembentukan karakter yaitu peran
ortu dalam hal mengembangan pendidikan karakter anak-anaknya sendiri
(parenting juga memerankan kunci), sedangkan sektor pendidikan hanya
pembantu.

Mahasiswa MP (Ike Yessi): Kesempatan yang bisa dimanfaatkan atas


kondisi saat ini, seperti kondisi covid menggunakan teknologi, kesempatan
merupakan peluang untuk menerapkan mahasiswa sikap nasionalisme
melalui teknologi. Mungkin juga dapat menerapkan program kampus
merdeka yang dilakukan untan merupakan program yang bagus jika
diterapkan diseluruh civitas akademika untuk seluruh warga Indonesia.

Mahasiswa MP (Ulfia N): pengalaman pribadi yaitu aktif dalam organisasi


belneg parade cinta tanah air dari kemhan (parade cerdas cermat provinsi
sampai tingkat nasional), wujud belneg dan cinta tanah air tidak terbatas
hanya pada angkat senjata saja namun bisa dilakukan dari adu intelektual.
Yang dilakukan adalah pembinaan kepada menwa, pelajar SMA untuk
melakukan kegiatan belneg seperti pembersihan sungai, penanaman pohon,
bakti sosial. Selain difasilitasi secara khusus oleh pemerintah juga untuk
mengajak teman-teman lain/generasi muda yang sebaya untuk mencintai
NKRI, selain edukasi sesama/sebaya, pemerintah juga perlu memanfaatkan
kemajuan teknologi dan informasi bisa melalui aplikasi tiktok, instagram.
Harapannya pemerintah bisa merangkul para dengan kontennya mengajak
kaum generasi muda untuk mencintai produk dalam negeri.

Tanggapan Rektor terkait


Jawaban dari Rifa: Apresiasi atas ide pikiran yang dicurahkan, saya
sepenuhnya setuju pendidikan menjadi kunci dan dilakukan pada usia dini,
pada usia dini inilah kita membuka jendela dunia. Oleh karena itu ini dapat
menjadi kegiatan kita bersama, pertubumhan anak-anak dimana
pembentukan karakter harus dimulai dan berkelanjutan, dari sejak dini apa
yang harus dilakukan, perilaku seperti apa pada anak-anak, biasanya
kepada anak-anak mengajari keteladanan yang akan melekat didalam
ingatan dan menjadi nilai yang diyakini. Karena ada yang
memahami/membawa nilai tetapi tidak membawa perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai. Bukan karena nilai tetapi ada benturan-benturan lain yang
sudah bergeser seperti kearifan yang ingin kita ajarkan pada usia dini.
Pembentukan karakter nasional dari memfilter budaya, melalui keteladanan
dan contoh-contoh best practice saat ini.

Jawaban dari Ike Yessi: Kampus merdeka yang merupakan kebijakan dari
menteri kebudayaan, dimaksudnya adalah mahasiswa diberikan kebebasan
untuk mengeksplorasi menentukan minatnya sendiri, tidak hanya dikampus
tetapi ada 8/12 program selama belajar dikampus. Ada semester yang bsia
keluar untuk magang, untuk melakukan kerja sosial, maksudnya untuk
bagaimana meningkatkan relevansi dan daya saing dari lulusan PT. Tidak
hanya membawa gelar saja tetapi menjadi bagian dari pemecahan masalah
sehingga yang dibekali dengan softskill melalui kegiatan kebijakan kampus
merdeka, secara real melakukan kegiatan sebagai duta perubahan dan KKN.
Jawaban dari Ulfia: Parade cinta tanah air, dimana memadukan kompetisi
intelektual dan aktivitas sosial. Ini dapat mereprosuksi pola sosial, kerja
sama menuju pada tujuan-tujuan kita bersama secara individual, kelaurga,
dan masyarakat. Harus berperan aktif dalam nasional dan internasional. IT
perlu dimanfaatkan memang merubah banyak hal, cara bekerja, bagaimana
berpikir tentang sesuatu dll.
d. Sesi 4
Mahasiswa MP (Riri Andani): Bagaimana manajemen Universitas
Tanjungpura dalam mempersiapkan, mengembangkan, sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam memelihara dan menyebarkan nilai-nilai
bela negara di Indonesia?
Jawaban:
Bagaimana untan menyiapkan MSDM untan belneg, dirasakan bahwa jika
melihat pada rasio dosen dan mahasiswa perlu memikirkan bersama seperti
apa penyampaian materi yang terkait dengan nilai-nilai belneg. Saat ini ada
anggapan dan kecenderungan, yang melakukan hal-hal ini hanya dosen
yang mengajar beberapa MK saja. Tentu saja jumlah dosen tidak besar
sementara penerimaan mahasiswa 6000-7000 yang semester 1 akan
menerima MK yang diharapkan untuk mentransfer nilai-nilai belneg. Oleh
karena itu, untan mengambil kebijakan dosen yang berminat terkait belneg
dipetakan, diupgrade kemampuan-nya dengan aktivitas-aktivitas misal di
lemhanas, kemudian Menitipkan kepada setiap dosen dan mahasiswa
setidak-tidaknya pada awal membuka perkuliahan atau akhir kuliah
membicarakan/memberikan/menginspirasi terkait nilai-nilai belneg. Yang
pasti bahwa kita ingin kecukupan rasio dosen dan mahasiswa tercukupi yang
memang pengajar berminat terkait dengan belneg. Salah satu membuat
trobosan unit tersendiri yang terkait dengan pendidikan karakter.

Mahasiswa MP (Jedra S): Bagaimana Universitas Tanjungpura


merevitalisasi program-program yang mandek namun program tersebut
justru prospek dalam menguatkan nilai-nilai bela negara di kalangan civitas
akademika?
Jawaban:
Program stagnan diantaranya contoh ketika semester 1 diberi paket MK yang
hampir setiap hari selalu dikampus, sementara mengatur 5 hari di kampus,
mengatur jadwal merupakan kendala dalam program penanaman belneg.
Pada akhirnya mengambil kebijakan, persoalan utamanya adalah waktu atau
penjadwalan yang agak sulit mengaturnya dengan subjek-subjek yang
terjadwal pada kurikulum. Akhirnya dapat membagi waktu sehingga
penjadwalan dapat disesuikan dengan waktu-waktu tertentu jika tidak
dilakukan pada sabtu pagi hari. Program ini awalnya tidak terkait nilai maka
mahasiswa cederung tidak ada motivasi mengikuti, tetapi karena kemudian
ada nilai dapat mendorong mahasiswa mengkiuti program ini. Tetapi untuk
program-program dengan stake holder yang lain tidak ada hambatan dan
sifatnya lebih temporer.

Mahasiswa MP (Rini): Bagaimana tanggap operasional yang dilakukan


Universitas Tanjungpura jika menemukan kegiatan di kalangan civitas
akademikanya yang mengandung unsur provokasi dan penyebaran hoax?
Jawaban:
Dari ketua prodi mengamati, wakil dekan, dekan, jika fakultas belum dapat
mengatasi persoalannya maka akan dibawa lebih tinggi dalam hal ini
dilakukan berjenjang, tindakankannya dilakukan dalam SOP dan bagaimana
pula menerapkan sanksi-sanksi akademi jika terjadi pelanggaran.

e. Kesimpulan.
✔ Perubahan global yang cepat berlangsung didunia dan wilayah Indonesia
membutuhkan suatu kondisi yang perubahan yang tepat. Terutama
sektor digitalisasi, budaya dan sosial.
✔ Sektor pendidikan adalah kunci dalam pengembangan karakter, dan
kampus merdeka adalah upaya dalam membangun sdm unggul.
✔ Untan mendukung pengembangan karakter yang positif juga
implementasi bela negara, tentunya sinergitas dari berbagai pihak dan
berbagai sektor dibutuhkan untuk membentuk masyarakat yang adaptif
dan berkarakter mulia.
✔ Sentuhan hati dan sauri teladan menjadi lebih penting dari pada doktrin
dan pembelajaran formal yang selama ini belangsung.

Anda mungkin juga menyukai