Yusran Darmawan
Search
timurangin@yahoo.com
SAYA menempatkan film Red Cliff 2 karya sutradara John Woo sebagai salah satu film laga yang
hebat. Meski film ini dipecah menjadi dua episode karena saking panjangnya, tetap saja tidak
mengurangi antusiasku untuk menontonnya. Saat berada di Makassar, saya memutuskan untuk
nonton karena penasaran dengan lanjutan kisahnya.
Film ini berlatar Cina kuno, pada periode konflik antara kekaisaran yang korup dengan para
bangsawan yang mengepalai kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Cina. Ketika konflik kian
membuncah, maka peperangan menjadi bahasa terakhir yang sama-sama dikumandangkan.
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
Perang seolah menjadi jalan satu-satunya untuk menegakkan ego serta menunjukkan supremasi.
Soal nyawa yang setiap saat melayang, seakan menjadi tidak penting lagi. Meskipun pasukan
berpatahan dan gugur satu per satu, semuanya seakan tidak ada harganya
Cina adalah negeri yang terobsesi dengan persatuan. Apapun akan ditegakkan demi persatuan,
meskipun harus dibayar dengan harga yang mahal yaitu peperangan di kalangan sesama saudara.
Obsesi persatuan itu sudah ada sejak masa kekaisaran hingga kini. Makanya, ketika beberapa hari
lalu saya membaca berita The Strait Times bahwa Cina masih tak rela lepasnya Taiwan, maka itu
adalah refleksi dari obsesi persatuan yang berurat-akar dalam sejarah bangsa Cina sejak masa
silam.
Nampaknya, film Red Cliff 2 hendak memotret kecamuk konflik dalam peperangan tersebut.
Ketika persaudaraan tidak bisa bertaut dan diakomodasi dalam etika bernegara yaitu kesediaan
menerima fakta bahwa hanya ada satu orang yang layak menjadi kaisar, maka peperangan
menjadi jalan keluar. Masalah kian mencuat ketika tindakan seorang kaisar melanggar hak asasi
orang lain. Tangan besi sang kaisar untuk menegakkan persatuan dan wibawa kekaisaran adalah
ancaman bagi keluarga bangsawan lainnya dan menjadi sinyal yang memantik perang.
Film Red Cliff 2 adalah kisah tentang peperangan berlangsung laksana air bah yang menjebol
sebuah bendungan. Ribuan pasukan saling berhadap-hadapan, mengatur siasat, serta taktik apa
yang akan ditempuh demi mengalahkan yang lain. Dalam perang kolosal semacam itu, posisi
individu menjadi angka-angka. Orang berbicara berapa banyak pasukan, berapa banyak korban,
serta bagaimana menghadapi pasukan yang banyak itu. Manusia menjelma ke dalam angka
statistik yang sesungguhnya tak adil.
Saya cukup menikmati film ini yang seakan hendak mengajarkan bahwa sebuah strategi ulung
sangatlah penting untuk memenangkan perang. Fim ini bisa dipandang tafsir dramaturgi Erving
Goffman; bahwa seperti halnya sebuah panggung, maka perang bersenjata adalah panggung
depan saja. Di balik itu, ada siasat, serta sejumlah aktor dengan berbagai latar belakang yang
saling berkontestasi. Kehebatan di arena perang hanyalah tampakan luar dari kecerdasan sejumlah
aktor di balik layar yang menggerakkan pasukan laksana menggerakkan bidak catur.
Di balik arena peperangan itu, sesungguhnya ada ketenangan serta kejernihan memandang
kekuatan sendiri, kekuatan lawan, hingga bagaimana mengubah keadaan terpojok menjadi
kemenangan. Di situ juga ada sikap heroik seorang pemimpin yang selalu membakar semangat
anggota pasukan sehingga semuanya seia-sekata dengan semangat melambung tinggi untuk
menetak lawan dan membawa pulang kemenangan.
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
Ketenangan dan kejernihan itulah yang menjadi senjata paling pamungkas. Saya kira, ajaran ini
dipengaruhi maestro strategi perang Sun Tzu yang menulis buku klasik The Art of War.
Kehebatan Sun Tzu karena melihat perang bukan sebagai adu otot dan strategi. Perang adalah
arena kontestasi strategi. Kemenangan hanyalah buah dari strategi yang matang dan terukur di
medan laga.
Pandangan khas Sun Tzu ini tidak cuma diaplikasikan di medan pertempuran saja, namun
merambah ke berbagai aspek dalam hidup, termasuk bisnis. Hidup adalah arena peperangan terus-
menerus dengan yang lain sehingga pemenangnya adalah mereka yang bisa membaca dirinya
dengan baik, membaca orang lain, serta membaca tanda-tanda semesta. Sun Tzu menyebut perang
adalah seni kehidupan, bukannya sains. Makanya, sebagaimana lazimnya seni, hidup juga bukan
soal memang-kalah, namun seberapa pandai kita dalam menyiasati dinamika serta pergolakan
tantangan yang kita hadapi secara terus-menerus. Seberapa peka kita dalam membaca posisi kita
di semesta raya.(*)
0
komentar:
Post a Comment
Comment with your Google account if you’d like to be able to manage your comments in the future. If
you comment anonymously, you won’t be able to edit or delete your comment.
Learn more
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
Comment as:
Publish
Preview
Search
Search
Pengunjung Blog
5,914,804
...
Tentang Saya
blogger l researcher l communication practitioner l teacher l IFP Fellow l ethnographer l anthropologist l
historian wanna be l citizen journalist l Unhas, UI, and Ohio Mafia l an amateur photographer l traveler l a
prolific author l media specialist l political consultant l writerpreneur l social and cultural analyst l influencer l
ghost writer l an avid reader l father l Kompasianer of the Year 2013 l The Best Citizen Reporter at
Kompasiana 2013 l The 1st Winner of XL Awards 2014 l The 1st Winner of Indonesian Economic Essay
Competition 2014 l
Arsip Blog
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
►
2020
(80)
►
2019
(156)
►
2018
(117)
►
2017
(103)
►
2016
(140)
►
2015
(134)
►
2014
(162)
►
2013
(238)
►
2012
(262)
►
2011
(258)
►
2010
(343)
▼
2009
(341)
►
December
(26)
►
November
(26)
►
October
(19)
►
September
(39)
►
August
(27)
►
July
(34)
►
June
(41)
►
May
(36)
►
April
(27)
►
March
(23)
►
February
(17)
▼
January
(26)
Sekeping Cinta di Buitenzorg
Tur Wisata Mamaku dan Atun
Dialog Antropologi dan Sejarah
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2
Berangkat Wisuda
Baliho Caleg yang Mengganggu Pemandangan
Tak Ada Basis Massa Ril bagi Caleg
Kafe Tenda Ataukah Karaoke Tenda (Ekspedisi Kendar...
Gadis Cantik Kota Kendari
Berita Obama Terlampau Berlebihan
Baliho sebagai Teropong Atas Kuasa dan Politik Din...
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
Facebook Fanpage
Yusran Darmawan
11.650 suka
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
Kotak Twitter
Berlangganan
Email address...
Submit
Followers
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
Proteksi
TERPOPULER SEPEKAN
OMNI yang Ketinggalan BUS
REKAN BLOGGER
Alif.ID
Nasihat Kiai Sholeh Darat untuk Hubungan Intim: Bacalah Basmalah
3 hours ago
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
DISWAY
Obat Aborsi
7 hours ago
Lontar.id
Puing Bangunan Sisa Unjuk Rasa Ricuh di Kawasan Senen
14 hours ago
Cultura Magazine
Dominic Fike: What Could Possibly Go Wrong
19 hours ago
VICE
Inilah yang Terjadi Jika Kalian Mengonsumsi LSD Dosis Tinggi Sekaligus
19 hours ago
Show All
FEATURED POST
Copyright © 2020
Yusran Darmawan | Powered by Blogger
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]
Filsafat Perang dalam Film Red Cliff 2 ~ Yusran Darmawan
http://www.timur-angin.com/2009/01/filsafat-perang-dalam-film-red-cliff-2.html[2020/10/11 11:20:31]