Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN GREEN CAMPUS FOR MY CITY SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

UNTUK MENINGKATKAN AFEKSI MAHASISWA JURUSAN GEOGRAFI FIS UNNES

DALAM MEWUJUDKAN KONSERVASI ALAM


Sriyono
Jurusan Geografi - FIS UNNES

Abstrak

Pada lazimnya mata kuliah umum (MKU), terlebih mata kuliah yang berbobot 0 sks seperti PLH, sangat
dikawatirkan kualitas produk pembelajarannya karena para mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar optimal
khususnya pada kompetensi ranah afeksinya. Padahal dengan telah dicanangkannya UNNES sebagai Universitas
Konservasi tentu mata kuliah ini merupakan mata kuliah penunjang program tersebut. Permasalahan rendahnya
motivasi dan sikap apresiasi konservasi alam ini barangkali bisa diantisipasi dengan peningkatan proses dan kualitas
produk pembelajaran yang baik dan tepat yaitu dengan menerapkan pembelajaran kontekstual yang berintersepsikan
Green Campus for My City melalui penelitian tindakan. Subyek penelitian adalah mahamahasiswa peserta mata
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Jurusan Geografi UNNES Semarang yang berjumlah 40 mahasiswa. Prosedur
pelaksanaan meliputi : perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian tindakan
menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan proses pembelajaran pada perkuliahan PLH dengan menerapkan model
pembelajaran tadi, dapat secara efektif meningkatkan kinerja dosen. Kinerja dosen pada proses pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I memiliki kriteria “cukup baik” (rerata skor 3,03) mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi “baik” (rerata skor 3,67), 2) Kondisi aktivitas belajar mahasiswa dengan tindakan kelas ini juga mencerminkan
adanya peningkatan, yakni aktivitas belajar mahasiswa pada siklus I yang secara umum memiliki kriteria “cukup
aktif” (rerata skor 2,93), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi kriteria “aktif” (3,64), 3) Prestasi atau hasil
belajar mahasiswa juga mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan peningkatan kinerja dosen dan aktivitas
belajar mahasiswa. Realitas ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata nilai tes pada siklus I sebesar 74,05 meningkat
menjadi 82,35 pada siklus II dan hal ini diikuti pula adanya peningkatan skor skala sikap mahasiswa terhadap lingkungan
hidup menuju konservasi alam dari siklus I sebesar 30,85 (kriteria “cukup baik”) meningkat menjadi 36,75 (kriteria
“sangat baik”) pada siklus II.Simpulan yang diungkap yaitu dari serangkaian pelaksanaan proses pembelajaran
menerapkan model pembelajaran kontekstual berintersepsikan Green Campus for My City dapat dilakukan secara
kondusif. Ini ditandai adanya semakin meningkatnya kualitas kinerja dosen dan aktivitas belajar mahasiswa mulai
siklus I sampai dengan siklus II, selanjutnya diikuti semakin meningkatnya hasil belajar maupun sikap mahasiswa
terhadap konservasi alam.

Kata kunci: pembelajaran kontekstual, green campus, afeksi mahasiswa

PENDAHULUAN kehancuran. Namun setidaknya, kita punya kewajiban


Pemanasan global sebagai proses terjadinya untuk berikhtiar menyelamatkan lingkungan sebagai
bencana kehidupan dan peradaban umat manusia yang antisipasi untuk memperlambat laju peningkatan suhu
pada saatnya akan mengantar alam semesta kepada

Jurnal Geografi 1
bumi ini. Upaya yang harus segera kita lakukan salah ini diilhami oleh adanya instruksi Walikota Semarang
satunya melalui proses pendidikan. yang mencanangkan Program Green, Clean and
Healty. Selain itu juga pencanangan UNNES sebagai
Melalui proses belajar yang mengalami sendiri,
Universitas Konservasi oleh Rektor UNNES pada awal
menemukan sendiri tersebut akan menumbuhkan
tahun 2009.
motivasi mahaSiswa untuk belajar mengatasi
permasalahan lingkungan. Pemilihan strategi Konsep tersebut menjadi keharusan untuk
pembelajaran yang tepat dimaksud agar proses diterapkan oleh seluruh warga Kota Semarang, dengan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, sehingga cara memberikan nuansa hijau pada lingkungan di
keterlibatan mahasiswa dalam belajar tercapai serta sekitar tempat tinggalnya. Karena keterbatasan lahan
hasil belajarnya meningkat dalam sisi kognitif, afektif, sebagian warga memanfaatkan pot sebagai media untuk
maupun psikomotoriknya. Sebagai salah satu usaha penghijauan di sekitar rumah. Tidak terkecuali seluruh
untuk mengatasi sebagian permasalahan tersebut di atas, warga kampus, hampir seluruhnya menyambut instruksi
maka dalam penelitian ini dikemukakan suatu program Walikota Semarang tersebut. Dengan adanya momen
“ Green Campus For My City “ yaitu konsep yang Green Campus For My City dapat menjadi wahana
menawarkan adanya proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk menghubungkan konsep geografi
berpendekatan kontekstual, memotivasi, dan yang diterima di kelas dengan keadaan nyata yang
menyenangkan dengan cara mahasiswa belajar di luar bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga
kelas dan terlibat langsung dalam kegiatan penanaman diharapkan materi pada mata kuliah geografi tidak lagi
pohon, membuat penataan taman dalam pot di depan menjadi materi hafalan yang sulit semata,
ruang kelas sekaligus mengerjakan soal konservasi yang membosankan, dan bahkan melelahkan.
terintegrasi dalam perkuliahan PLH (Pendidikan
Menurut Suparno, (1997) pembelajaran kontekstual
Lingkungan Hidup). Proses sosialisasi dan aktualisasi diri
merupakan suatu proses pembelajaran yang bersifat
mahasiswa dalam mencintai kelestarian alam perlu
holistic, serta bertujuan untuk membantu mahasiswa
aktivitas yang mengarah kepada aksi langsung di lapangan
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya
(melihat, mengkaji dan melakukan tindakan nyata dalam
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
mewujudkan perihal kelestarian alam/ konservasi).
kehidupan mereka sehari-hari (baik dalam konteks
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini kehidupan pribadi, sosial, maupun kultural), sehingga
adalah seberapa besar peranan program Green mahasiswa memiliki pengetahuan ataupun keterampilan
Campus For My City sebagai sumber dan/ media yang secara fleksibel dapat diterapkan dalam mengatasi
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan sikap permasalahan demi permasalahan yang muncul dalam
mahasiswa mengenai kecintaan kelestarian lingkungan rangka hidup bermasyarakat.
alam khususnya di jurusan Geografi FIS UNNES.
Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan
Green Campus berarti hijau kampusku, dan My upyaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan
City berarti kotaku. Selanjutnya Green Campus For oleh bebrbagai pihak atau elemen masyarakat yang
My City berarti hijau kampusku untuk kotaku. Konsep

2 Volume 8 No. 1 Januari 2011


bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pada bulan April – Mei 2010 (Semester Genap Tahun
keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai- 2009/2010). Subyek penelitian adalah mahasiswa peserta
nilai lingkungan dan permasalahan lingkungan yang pada mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Jurusan
akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk Geografi UNNES Semarang yang berjumlah 40 mahasiswa
berperan aktif dalam upaya kelestarian dan keselamatan terdiri atas 27 mahasiswa puteri dan 13 mahasiswa putera.
lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan Prosedur pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup observasi, kuesioner, tes harian dan dokumen.
mempelajari permasalahan lingkungan khususnya
Tahapan penelitian mengikuti prinsip-prinsip
masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan
penelitian tindakan kelas yang meliputi diskusi awal,
lingkungan serta sumber daya dan konservasinya.
perencanaan tindakan., pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini dirancang
METODOLOGI PENELITIAN
dalam dua siklus yang selengkapnya rancangan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Lokasi penelitian berada di lingkungan Jurusan
Geografi UNNES Semarang. Penelitian berlangsung


'LVNXVL
3ODQQLQJ $FWLQJ
'LDJQRVLV

0DVDODK

6(/(6$," 6LNOXV

5HIOHNVL 2EVHUYDVL

3ODQQLQJ $FWLQJ 2EVHUYDVL

6(/(6$, 6LNOXV
"

(YDOXDVL 5HIOHNVL
+DVLO$NKLU

Gambar 1. Siklus penelitian

Jurnal Geografi 3
Untuk menentukan tingkat keberhasilan dan/ adalah masih rendahnya sikap mahasiswa terhadap
pencapaian kinerja tindakan kelas ini maka indikator konservasi untuk kelestarian lingkungan.
yang akan diungkapkan adalah sebagai berikut:
Perencanaan ini dilakukan dengan mempersiapkan:
1. Terwujudnya peningkatan kinerja dosen dalam a) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dari
proses pembelajaran, yang ditandai dengan standar kompetensi : “Memahami pengertian dan ruang
semakin meningkatnya kinerja dosen berdasarkan lingkup PLH” dengan kompetensi dasar:
hasil observasi yang dilakukan oleh observer. “Mendeskripsikan pengertian, lingkup dan tujuan PLH”.

2. Terwujudnya peningkatan aktivitas belajar Pelaksanaan Tindakan (Acting)


mahasiswa, yang ditandai dengan semakin
Pelaksanaan penelitian tindakan ini dimulai pada
termotivasi dan partisipasi mahasiswa dalam
hari Rabu tanggal 14 April 2010 berupa pelaksanaan
kerjasama kelompok dan memecahkan masalah
rencana pembelajaran PLH dengan materi pokok
sesuai dengan topik atau materi pokok yang
“Memahami pengertian dan ruang lingkup PLH” yang
disajikan berdasarkan penilaian hasil observasi
menggunakan model pembelajaran kontekstual untuk
yang dilakukan oleh observer.
mengintersepsi pengetahuan dan pemahaman Green
3. Terwujudnya peningkatan hasil belajar dan sikap Campus for My City.
mahasiswa. Rerata perolehan hasil belajar (dari nilai
harian) mahasiswa sebesar 81,00 dan skor skala Observasi (Pengamatan)
sikap mahasiswa terhadap pro konservasi alam Pengamatan dilakukan selama proses
dana memperoleh rerata 36 (kriteria “baik”). pembelajaran dan setelah usai proses pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dimaksudkan untuk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mengumpulkan data (data collecting), yang meliputi :
1) data tentang prestasi belajar mahasiswa, bahwa nilai
HASIL PENELITIAN rata-rata prestasi belajar pada siklus I sebesar 74,0, 2)
Siklus I data tentang aktivitas belajar mahasiswa, bahwa nilai
rata-rata skor aktivitas belajar mahasiswa sebesar 2,93
Perencanaan (Planning) (termasuk dalam kriteria “cukup aktif”), 3) data tentang
Kegiatan ini diawali dengan dialog antara peneliti kinerja dosen, bahwa nilai rata-rata skor kinerja dosen
dengan rekan dosen pengampu mata kuliah PLH (Drs. sebesar 3,03 (termasuk dalam kriteria “cukup baik”).
R. Sugiyanto), beserta rekan dosen lain pakar
lingkungan (Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si.) Refleksi
tentang permasalahan yang muncul dalam proses Data penelitian tindakan ini dianalisis dengan
pembelajaran PLH. Berdasarkan hasil dialog tersebut menggunakan teknik trianggulasi. Hasil refleksi ini dapat
telah dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul dikemukakan sebagai berikut : 1) tingkat prestasi

4 Volume 8 No. 1 Januari 2011


belajar yang telah dicapai mahasiswa, bahwa rata-rata Pada siklus II, peneliti akan mencoba kembali
nilai tes harian sebesar 74,05. Tes yang digunakan melaksanakan proses pembelajaran tersebut dengan
berupa tes tertulis berbentuk essay (uraian) sebanyak mempersiapkan :
4 butir soal, 2) tingkat aktivitas belajar mahasiswa,
1) Rencana pembelajaran dengan standar kompetensi
memperoleh rata-rata skor 3,00 (kriteria “cukup baik”),
“Konsep Dasar Etika Lingkungan Hidup” dengan
3) tingkat kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
kompetensi dasar “mendeskripsikan prinsip-
pembelajaran, 4) tingkat sikap mahasiswa tentang
prinsip Etika lingkungan “.
lingkungan hidup dan konservasi alamnya, menunjukkan
skor 30,85 (kriteria “cukup baik”). Kenyataan ini masih 2) Materi pokok, yang mencakup :
perlu ditingkatkan dengan upaya-upaya dalam proses Pengertian dan definisi etika lingkungan
pembelajaran khususnya.
Paradigma Lingkungan Hidup
Evaluasi Prinsip-prinsip etika lingkungan
Hasil observasi dari penelitian tindakan pada siklus Perilaku manusia terhadap lingkungan hidup
I yang dilakukan oleh observer, diperoleh hal sebagai
3) Rubrik penilaian yang digunakan yaitu : rubrik
berikut : bahwa berdasarkan hasil pelaksanaan siklus
lembar observasi kinerja dosen dan lembar
I, ternyata belum diperoleh hasil yang memuaskan. Ini
observasi aktivitas belajar mahasiswa.
ditandai dengan belum tercapainya hasil yang sesuai
dengan indikator keberhasilan penelitian, baik dari 4) Tes kognisi dengan sejumlah soal yang berbentuk
kinerja dosen, aktivitas belajar mahasiswa maupun soal esay dan tes skala sikap mahasiswa tentang
prestasi belajar mahasiswa dan sikap mahasiswa. Oleh konservasi alam.
karena itu, perlu adanya tindakan lanjutan yang berupa Pelaksanaan Tindakan (Acting)
tindakan siklus II.
Pelaksanaan rencana pembelajaran dengan
Siklus II menerapkan model pembelajaran Green Campus for
My City pada siklus II dimulai hari Rabu 18 April 2010.
Kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II ini
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada
merupakan tindakan lanjutan dari kegiatan siklus I.
siklus II pada prinsipnya mengikuti prosedur seperti
Dalam siklus II ini akan dilakukan kegiatan yang meliputi:
pada langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada
Perencanaan (Planning) siklus I.
Perencanaan kegiatan pada siklus II ini didasarkan
Pengamatan (Observation)
atas hasil evaluasi pada siklus I yang menyatakan bahwa
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh observer
masih perlu adanya tindakan perbaikan dari serangkaian
selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dilakukan
proses pembelajaran PLH berbasis pada penerapan
untuk memperoleh data penelitian. Data dimaksud
model pembelajaran Green Campus for My City.

Jurnal Geografi 5
antara lain : 1) data tentang prestasi belajar mahasiswa, serangkaian dari berlangsungnya proses pembelajaran,
bahwa nilai rata-rata prestasi belajar mahasiswa pada (c) kemampuan membuat setting kelas yang interaktif
siklus II sebesar 82,35, 2) data tentang aktivitas belajar dan mampu membangun komunikasi secara kondusif
mahasiswa, bahwa nilai rata-rata skor aktivitas belajar dengan mahasiswa, dan 4) perkembangan sikap pro
mahasiswa sebesar 3,64 (kriteria “aktif”), 3) data konservasi alam yang telah dicapai mahasiswa,
tentang kinerja dosen, bahwa nilai rata-rata skor kinerja diperoleh data rata-rata skor skala sikap sebesar 36,75
dosen sebesar 3,67 (kriteria “baik”), 4). Data tentang (berkriteria “sangat baik”).
sikap mahasiswa, bahwa skor rata-rata skala sikap
Evaluasi
mahasiswa pada siklus II sebesar 36,75 (kriteria “sangat
baik”). Berdasarkan observasi dan refleksi dari kegiatan
tindakan kelas pada siklus II, dapat diungkapkan suatu
Refleksi hasil evaluasi, bahwa seluruh rangkaian proses
Data penelitian tindakan ini dianalisis dengan pembelajaran PLH yang dilaksanakan oleh peneliti
menggunakan teknik trianggulasi. Hasil refleksi ini dapat dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual
dikemukakan sebagai berikut : 1) perkembangan berintersepsikan Green Campus for My City telah
prestasi belajar yang telah dicapai mahasiswa, dari hasil mengalami peningkatan produk, baik mengenai kinerja
tes pada materi pokok “mendeskripsikan prinsip-prinsip dosen, aktivitas belajar maupun hasil prestasi belajar
etika lingkungan” diperoleh data rata-rata nilai tes harian mahasiswa dan sikap mahasiswa terhadap lingkungan
sebesar 82,35. Kondisi ini menunjukkan bahwa prestasi hidup yang positip. Dengan demikian apa yang menjadi
belajar yang dicapai oleh mahasiswa jelas meningkat, target peneliti telah tercapai, sehingga dirasa sudah tidak
2) tingkat aktivitas belajar mahasiswa, bahwa aktivitas perlu melaksanakan siklus/putaran selanjutnya.
belajar mahasiswa selama proses pembelajaran
berlangsung telah mengalami peningkatan yang sangat PEMBAHASAN
meyakinkan, yakni dengan memperoleh rata-rata skor
Pada kesempatan ini dikemukakan perihal yang
3,64 (kriteria “aktif”), 3) perkembangan kinerja dosen
terkait antara dasar pemikiran pelaksanaan
dalam mengelola kegiatan pembelajaran, bahwa kinerja
pembelajaran inovatif berupa pembelajaran kooperatif
dosen juga mengalami peningkatan yang signifikan, hal
tipe Green Campus for My City dengan produk yang
ini ditunjukkan dari ; (a) kemampuan dalam menyusun
diharapkan berupa peningkatan kualitas proses dan
RPP dengan menggunakan pendekatan Green Campus
hasil belajar pada mata kuliah PLH bagi mahasiswa
for My City yang di dalamnya mencakup perumusan
juruan Geografi FIS.
indikator, menentukan strategi untuk mencapai tujuan
pembelajaran, pemilihan dan pemanfaatan media serta Perkembangan prestasi belajar mahasiswa.
menyusun instrumen penilaian (evaluasi), (b) kemampuan
Pada lazimnya mata kuliah umum (MKU), terlebih
melaksanakan proses pembelajaran, seperti : membuka
mata kuliah yang berbobot 0 sks seperti PLH, sangat
kegiatan pembelajaran, menyajikan materi, pengelolaan
dikawatirkan bahwa para mahasiswa kurang termotivasi
kelas, dan memberikan penguatan serta refleksi dari

6 Volume 8 No. 1 Januari 2011


untuk belajar optimal sampai pada ranah afeksinya. Mata Selanjutnya pada akhir siklus II, rata-rata nilai tes
kuliah PLH ini termasuk yang berpotensi demikian tadi. harian yang diperoleh mahasiswa menunjukkan
Padahal dengan telah dicanangkannya UNNES sebagai perkembangan hasil yang cukup berarti, yakni
Universitas Konservasi tentu mata kuliah ini merupakan capaiannya sebesar 82,35 dan besaran persentase
mata kuliah penunjang program tersebut. Permasalahan mahasiswa yang dapat mencapai kriteria tersebut ada
rendahnya motivasi dan sikap apresiasi konservasi alam 83 %. Dengan demikian capaian hasil belajar mahasiswa
ini barangkali bisa diantisipasi dengan peningkatan pada siklus II ini telah mencapai target indikator
proses dan kualitas produk pembelajaran yang baik dan penelitian yang telah ditetapkan.
tepat.
Dari serangkaian pelaksanaan penelitian tindakan
Mereka menganggap mata kuliah PLH kurang kelas ini, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
menarik dan kurang menantang untuk dibahas dan PLH dengan menerapkan model pembelajaran
didiskusikan. Apalagi secara kontekstual dosen jarang kontekstual berintersepsikan Green Campus for My
mengaitkan antara konsep dan/ teori dengan kehidupan City dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap
nyata yang terjadi di sekitar mahasiswa. Atas dasar mahasiswa terhadap lingkungan hidup menuju
permasalahan inilah, maka muncul gagasan untuk konservasi alam.
menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran
Suasana Pembelajaran dan Aktivitas Belajar
kontekstual berintersepsikan Green Campus for My
Mahasiswa
City diharapkan dapat menggugah minat dan aktivitas
belajar mahasiswa dalam memahami (kognisi), Suasana pembelajaran merupakan faktor yang
menyikapi (afeksi) dan terampil (psikomotorik) mata sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses
kuliah PLH. dan hasil belajar. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan akan meningkatkan minat dan perilaku
Pada siklus I telah dilaksanakan dengan prosedur belajar seseorang, sehingga pemahaman, penyikapan
atau langkah-langkah pembelajaran yang pada intinya dan keterampilan pada penerimaan sajian materi
dosen mengarahkan dan mengajak mahasiswa untuk pembelajaran dapat ditingkatkan.
belajar secara bersama (kelompok), mendiskusikan
pokok materi, yakni materi pengertian dan ruang lingkup Pada pelaksanaan tindakan siklus I, sesungguhnya
PLH muncul secara kritis, logis dan sistematis. Hasil telah menunjukkan gejala peningkatan suasana belajar,
akhir tindakan siklus I ternyata belum menunjukkan sehingga aktivitas belajar mahasiswapun ada
adanya hasil belajar dan sikap yang optimal. Hal ini peningkatan dari pada kondisi sebelumnya. Ini ditandai
ditandai dengan adanya perolehan rata-rata hasil nilai bahwa dari keseluruhan aspek dalam aktivitas belajar
tesnya sebesar 74,05. Capaian nilai ini ternyata belum menunjukkan kriteria “cukup aktif”.
memenuhi batas indikator penelitian yang telah Selanjutnya pada tindakan siklus II, suasana
ditargetkan, yakni sekurang-kurangnya mahasiswa pembelajaran menjadi lebih kondusif dan aktivitas
memperoleh nilai 75 dan sekurang-kurangnya 75 % dari belajar mahasiswa ini mengalami peningkatan yang
mahasiswa tersebut dapat mencapai kriteria tersebut. signifikan. Ini ditandai dengan adanya peningkatan

Jurnal Geografi 7
kondisi dari hampir seluruh aspek aktivitas belajar pembelajaran), dan kemampuan melakukan sistem
menjadi kriteria”aktif”. Seperti aspek perhatian penilaian (menyusun alat evaluasi) yang tepat.
mahasiswa mengindikasikan bahwa mahasiswa dapat
Pada tindakan siklus I, secara keseluruhan dari
memperhatikan penjelasan dosen dan pendapat teman
beberapa aspek yang terkandung dalam kinerja dosen
dan memberi respon atau tanggapan, pengorganisasian
ternyata menunjukkan kriteria “cukup baik”. Ini terjadi
dalam kegiatan kelompok dan kerjasama
karena pada pelaksanaan awal, dosen yang memfasilitasi
mengindikasikan bahwa mahasiswa dapat berpartisipasi
pembelajaran tersebut kelihatan belum terfokus pada
dalam pengorganisasian dan dapat bekerjasama
prosedur yang semestinya dilakukan, misalnya mengenai
melaksanakan tugas-tugas kelompok, dalam
penentuan arah tujuan pembelajaran, alokasi waktu
merumuskan masalah mengindikasikan bahwa
pembelajaran dan alat evaluasi yang masih belum tepat
mahasiswa dapat merumuskan masalah secara
untuk tingkat perkembangan mahasiswa.
sederhana dan cukup jelas, dalam menyusun bahan
sajian diskusi mengindikasikan bahwa mahasiswa dapat Selanjutnya pada tindakan siklus II, hampir semua
terlibat aktif dalam proses penyusunan bahan sajian/ aspek kinerja dosen telah mengalami peningkatan yang
materi , dalam mempresentasi hasil diskusi meyakinkan, kecuali aspek menentukan langkah-
mengindikasikan bahwa mahasiswa dapat melakukan langkah dalam mencapai tujuan, menyelenggarakan
presentasi secara sinergi dengan kelompoknya, meski heirarki isi materi pada kegiatan pembelajaran dan
tanpa alat bantu (media), merespon dan / menjawab mendorong dan/ membantu kemampuan anak dalam
pertanyaan mengindikasikan bahwa mahasiswa dapat mengemukakan pendapat memang masih terus perlu
menjawab pertanyaan secara singkat, sistematis, logis ditingkatkan pada masa mendatang. Aspek-aspek
dan jelas, dan dalam membuat rangkuman ternyata kinerja dosen yang dipantau berdasarkan lembar
mahasiswa dapat menyusun secara jelas dan melibatkan observasi oleh rekan dosen observer tersebut di atas,
kerjasama teman. secara keseluruhan telah dapat memberikan dampak
positif bagi peningkatan aktivitas dan hasil belajar
Efektivitas Kinerja Dosen mahasiswa. Sehinggga pihak pimpinan sekolah dan para
Dalam melaksanakan proses pembelajaran PLH mahasiswa merasakan senang dan mendukung proses
yang menerapkan model pembelajaran kontekstual, pembelajaran ini. Realitas ini berarti dapat disimpulkan
secara umum dosen dituntut dapat mengembangkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual
serangkaian kemampuan yang terkait dengan tipe model berintersepsikan Green Campus for My City dapat
tersebut. Demikian pula dalam menerapkan model meningkatkan efektivitas kinerja dosen.
pembelajaran kontekstual berintersepsikan Green
Campus for My City, maka dosen harus dapat Perkembangan sikap mahasiswa.
mengembangkan kemampuan administratif (menyusun Hasil akhir tindakan siklus I ternyata belum
perangkat pembelajaran), kemampuan mengelola menunjukkan adanya hasil sikap mahasiswa terhadap
pembelajaran (menentukan strategi dan metode konservasi alam yang optimal. Hal ini ditandai dengan

8 Volume 8 No. 1 Januari 2011


adanya perolehan rata-rata hasil skor sikap sebesar prestasi atau hasil belajar mahasiswa juga mengalami
30,85 (kriteria “cukup baik”). peningkatan yang signifikan seiring dengan peningkatan
kinerja dosen dan aktivitas belajar mahasiswa. Realitas
Selanjutnya pada akhir siklus II, rata-rata skor skala
ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata nilai tes pada
sikap yang diperoleh mahasiswa menunjukkan
siklus I sebesar 74,05 meningkat menjadi 82,35 pada
perkembangan hasil yang cukup berarti, yakni
siklus II dan hal ini diikuti pula adanya peningkatan skor
capaiannya sebesar 36,75 (kriteria “sangat baik”).
skala sikap mahasiswa terhadap lingkungan hidup
Dari serangkaian pelaksanaan penelitian tindakan menuju konservasi alam dari siklus I sebesar 30,85
kelas ini, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran (kriteria “cukup baik”) meningkat menjadi 36,75
PLH dengan menerapkan model pembelajaran (kriteria “sangat baik”) pada siklus II.
kontekstual berintersepsikan Green Campus for My
Dengan mencermati hasil penelitian tindakan seperti
City dapat meningkatkan sikap mahasiswa terhadap
yang dijabarkan di muka, akan diungkapkan saran-saran
lingkungan hidup menuju konservasi alam.
sebagai berikut : 1) berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas ini, dosen harus lebih dapat memanfaatkan sumber
PENUTUP
belajar yang baik dan tepat untuk menuju proses
Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan pembelajaran kontekstual, yakni dengan mengajak dan
beberapa simpulan, sebagai berikut, 1) dari serangkaian melibatkan para mahasiswa untuk melakukan kajian di
pelaksanaan proses pembelajaran bidang studi PLH suasana “real world” baik obyek maupun fenomena
dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual alm yang tersedia di dunia sekitar, 2) dosen PLH
berintersepsikan Green Campus for My City pada khususnya, harus berusaha secara terus-menerus
mahasiswa jurusan Geografi FIS UNNES dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya, baik aspek
berjalan dengan baik, 2) pelaksanaan proses kompetensi pedagogik, profesi, kepribadian/personal
pembelajaran pada perkuliahan PLH dengan maupun sosial agar terbangun kondisi pendidikan dan
menerapkan model pembelajaran tadi, dapat secara pengajaran di kampus semakin meningkat baik kualitas
efektif meningkatkan kinerja dosen. Kinerja dosen pada proses maupun produk (hasil belajar berupa kompetensi
proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I kognisi, psikomotorik maupun afeksi/sikap), dan
memiliki kriteria “cukup baik” (rerata skor 3,03) diharapkan ada kegiatan penelitian tindakan kelas untuk
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi “baik” subyek mahasiswa lain di UNNES, sehingga dapat
(rerata skor 3,67), 3) kondisi aktivitas belajar diperoleh rekomendasi yang makin meyakinkan tentang
mahasiswa dengan tindakan kelas ini juga mencerminkan efektivitas penerapan model-model pembelajaran
adanya peningkatan, yakni aktivitas belajar mahasiswa inovatif, khususnya model pembelajaran kontektual yang
pada siklus I yang secara umum memiliki kriteria “cukup berintersepsikan Go Green secara umum, untuk menuju
aktif” (rerata skor 2,93), pada siklus II mengalami save our earth.
peningkatan menjadi kriteria “aktif” (3,64) dan 4)

Jurnal Geografi 9
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi.2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara,

Huberman dan Miles.1992. Analisis data Kualitatif,


Jakarta: Universitas Indonesia Press:

Ibnu, Suhadi . 2004. Pembelajaran Kontekstual dan


Penerapannya Dalam KBK. Malang:
Madya,

Suwarsih. .1992. Penelitian Tindakan Kelas. Teori


dan Praktek. Bandung: Alfabeta

Santosa, Kukuh. 2004. Pendidikan Lingkungan


Hidup melalui Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Materi Pelatihan bagi Dosen
SD diselenggerakan Kerjasama Binthari-
Dinas Pendidikan Kota Semarang dan
UNNES.

Seumahu, JG; Nryanti Y Rustaman. 1981. Kelestarian


Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

10 Volume 8 No. 1 Januari 2011

Anda mungkin juga menyukai