Anda di halaman 1dari 98

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI DAN STATISTIK DASAR TERKAIT PRAKTIK KEBIDANAN


Dosen Pengampu : Cintika Yorinda S, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Arifta Roisatul Jannah 201901008
2. Deffy Hanif Aryani 201901009
3. Imandha Choirunisa 201901017
4. Intan Tri Yani 201901018

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas karunia yang telah di
berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Epidemiologi Dan Statistik
Dasar Terkait Praktik Kebidanan.
Dalam menyelesaikan masalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka kesempatan ini kami rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Olah karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Madiun, 28 April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................... Error! Bookmark not defined.


Daftar isi ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................. Error! Bookmark not defined.4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 5
C. Tujuan ...................................................................................................................................... 5
D. Manfaat .................................................................................................................................... 6
BAB II
TINJAUAN TEORI .............................................................................................................. 7
1. Epidemiologi ............................................................................................................................. 7
2. Statistika Kesehatan ................................................................................................................. 30
BAB III
PENUTUP .......................................................................................................................... 38
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 38
B. Saran...................................................................................................................................... 39
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 40

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi sebagai suatu ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan itu
dilaterbelakangi oleh beberapa hal yaitu tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan
perubahan pola penyakit. Sewaktu zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya untuk
masalah penyakit infeksi dan wabah.

Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal-hal baik yang
berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit, serta masalah kesehatan secara umum
dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.Pengetahuan kedokteran klinik berkembang begitu
pesat disamping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik, administrasi dan ilmu
perilaku.

Perkembangan ilmu-ilmu ini juga membuat ilmu epidemiologi semakin berkembang.


Dengan demikian, terjadilah perubahan dan perkembangan dasar berpikir para ahli kesehatan
masyarakat, khususnya epidemiologi dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana
mereka berada.

Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service) yang sebaik–baiknya. Oleh karena itu
pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan (Health Needs)
dari masyarakat. Namun dalam praktek sehari–hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal.

Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada
dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga
mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.Untuk mengatasinya,
telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika
diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Misalnya ; apabila dalam suatu masyarakat
banyak ditemukan masalah kesehatan berupa penyakit menular (TBC), maka pelayanan kesehatan

4
yang disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular
tersebut.Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui Frekwensi,
Penyebaran dan Faktor – factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat,
maka tercakup dalam suatu cabang Ilmu Khusus yang disebut dengan Epidemiolog dan
Epidemiologi ini merupakan inti dari Ilmu Kesehatan Masyarakat. (Gordis, 2000 ).

Besarnya resiko untuk terkena penyakit dapat dihitung dan dibandingkan dengan cara
menghitung besarnya insedensi suatu penyakit antara orang-orang yang terpanjan oleh factor
penyebab penyakit tersebut dengan orang-orang yang tidak terpajan. Perhitungan ini dapat
diperoleh dari daripenelitian prospektif baik intervensi oleh alam (observasional) maupun
intervensi oleh peneliti (intervensional).

Disamping itu, perhitungan dan perbandingan besarnya risiko dapat pula diperkirakan dari
besarnya pemaparan terhadap faktor penyebab penyakit yang diterima oleh sekelompok penderita
dan bukan penderita. Hal ini diperoleh dari penelitian retrospektif atau kasus-kontrol.

Bila sekelelompok invidu terpajan oleh factor penyebab penyakit maka sebagian individu
terpajan oleh factor penyebab penyakit maka sebagian invidu dalam kelompok tersebut akan
menderrita penyakit akibat pejanan tersebut sehingga besarnya resiko atau probabilitas terkena
penyakit adalah banyaknya individu yang menderita dibagi dengan banyaknya individu yang
menderita dibagi dengan banyaknya indivdu dalam kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Epidemiologi
a) Apa pengertian dan peranan dari epidemiologi ?
b) Apa saja metode-metode epidemiologi ?
c) Bagaimana pengukuran epidemiologi ?
d) Bagaimana epidemiologi dari penyakit-penyakit menuar ?
2. Statistik kesehatan
a) Apa pengertian, tujuan, dan peranan statistic ?
b) Apakah statistik Kesehatan ?
c) Bagaimana pengolahan dan analisis data ?
d) Bagaimana penyajian data ?
e) Bagaimana ukuran-ukuran statistic Kesehatan ?
C. Tujuan
1. Epidemiologi

5
a) Untuk mengetahui pengertian dan peranan dari epidemiologi
b) Untuk mengetahui metode-metode epidemiologi
c) Untuk mengetahui pengukuran epidemiologi
d) Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit-penyakit menuar
2. Statistik kesehatan
a) Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan peranan statistic
b) Untuk mengetahui statistik Kesehatan
c) Untuk mengetahui pengolahan dan analisis data
d) Untuk mengetahui penyajian data
e) Untuk mengetahui ukuran-ukuran statistic Kesehatan

D. Manfaat
1. Untuk pembaca
Agar menambah wawasan bagi para pembaca tentang epidemiologi dan statistic kesehatan
dalam pelayanan kebidanan.
2. Untuk institusi
Agar dapat dijadikan sebagai referensi dan dasar tambahan dalam system pengajaran
mengenai epidemiologi dan statistic Kesehatan dalam pelayanan kebidanan.
3. Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu memahami tentang epidemiologi dan statistic kesehatan dalam
pelayanan kebidanan., serta mahasiswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. EPIDEMIOLOGI
A. Definisi Epidemiologi
Menurut Syafina A et al, (2017) Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada,
Demos=penduduk, Logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat mulai dari factor dan kondisi yang
mempengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat, sakit, kerusakan jaringan,
kelumpuhan, serta kematian pada masyarakat. Epidemiologi pun digunakan untuk mencari
pemecahan masalah yang terjadi pada penduduk /masyarakat.
Beberapa definisi tentang Epidemiologi, diantaranya :
1. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama
penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan
epidemiologi menjadi lebih berkembang.
2. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
3. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan
kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
4. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-
faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
5. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit,
dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada
kelompok penduduk.
6. W.H. Frost

7
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit
pada manusia menurut waktu dan tempat.
7. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang memengaruhi masalah
kesehatan.
8. Center Of Disease Control (CDC) 2002
Epidemiologi menurut cdc 2002, last 2001, gordis 2000 menyatakan bahwa epidemiologi
adalah: “studi yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan
pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah–masalah kesehatan.”
9. WHO
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa
kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa
sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut
10. Menurut Eko Budiarti dan Dewi Anggraeni (2003) dalam buku Prasetyawati A (2011)
Epidemiologi juga dapat ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing masing,
Yitu:
a. Aspek akademik
Epidemiologi berarti analisis data kesehatan, social ekonomi, dan kecenderungan yang
terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan perubahan keadaan
kesehatan yang terjadi atau yang akan terjadi di masyarakat umum atau kelompok
penduduk tertentu.
b. Aspek praktis
Epidemiologi merupakan ilmu yang ditunjukkan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu, kelompok, atau masyarakat umum.
c. Aspek klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi
atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratoris.
d. Aspek administrative

8
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat
disuatu wilayah atau Negara agar dapat memberikan kesehatan yang efektif dan efisien.

Jadi, menurut pendapat kelompok kami. Epidemiologi adalah suatu ilmu yang bergerak
dalam usaha untuk mengidentifikasi dan menganalisis data kesehatan, social ekonomi,
perubahan keadaan kesehatan masyarakat untuk mengetahui status kesehatan salam
masyarakat agar mampu memberikan pemecahan dan solusi terkait kesehatan yang
efektif dan efisien.

B. Metode epidemiologi
Menurut metodenya epidemiologi dan morbiditas penyakit dan data dibedakan sebagai
epidemiologi deskriptif dan analitik. Sejalan dengan perkembangan iptek, maka
belakangan ini epidemiologi dapat dikembangkan dan dibedakan pula sebagai bagian baru
yang disebut "epidemiologi lingkungan"
Sebagai bagian baru dari epidemiologi modern, maka epidemiologi lingkungan lebih
menekankan diri pada masalah dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan di mana
mekanismenya dikaji dari pendekatan epidemiologis, khususnya menyangkut berbagai
ekosistem oleh berbagai bahan pencemar, seperti logam-logam berat, nitrat-nitrit,
photochemical oxidants, pestisida, dan lain-lain.
Adapun perbedaan antara epidemiologi deskriptif dan analitik dapat dikemukakan
sebagai berikut.
Deskriptif Analitik
1. Pemaparan data tentang mortalitas dan 1. Idem, meliputi keseluruhan data
morbiditas penyakit dan data kondisi karakteristik deskriptif, di tambah
kesehatan lain. karakteristik analitik pada butir-butir
2. Pemaparan data dalam bentuk tabulasi berikut.
yang tersusun secara stratistis. 2. Mengadakan berbagai penelitian menurut
3. Kompilasi data tabulasi menurut metode epidemiologi seperti kohort,case-
berbagai variable: control,screening test, dan lain-lain.
 Man (groups of men) 3. Mengadakan analisis dan uji infensial dari
 Place data yang di teliti.

9
 Time 4. Melakukan analisis untuk mencari korelasi
4. Mengadakan analisis tabulasi tanpa uji sebab-akibat
inferensial dan tanpa membahas 5. Mengembangkan pengetahuan dan prosedur
hubungan sebab-akibat. penanganan masalah letupan dan
endemisitas penyakit dengan cara-cara yang
baru dan lebih operasional.

C. Pengukuran Epidemiologi
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam
Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah kesehatan
yang ingin diukur atau diteliti. Secara Umum Ukuran – ukuran dalam Epidemiologi dapat
dibedakan atas :
A. Untuk Mengukur Masalah Penyakit ( Angka Kesakitan / Morbiditas )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di
dalam istilah tunggal :
 MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada
suatu populasi.
 MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan
sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.
 MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang
sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok
yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi &
Prevalensi dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian
penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan
Angka Prevalensi.
1. Insidensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung
angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :

10
 Data tentang jumlah penderita baru.
 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru( Population at Risk ).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.
Rumus yang dipergunakan :
Jumlah Penderita Baru
Incidence Rate = Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut × K
pada pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)


Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun : Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1
Januari dan 31 Desember pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah penduduk
pertengahan tahunnya adalah :
(P1+P2)
 2

 P1 + {½(P2 – P1)}
3
 P1 + (12)X P2

Manfaat Incidence Rate adalah :


 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan.
b) Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada
saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
 Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit
tersebut.

11
Rumus yang di gunakan:
Jumlah Penderita Baru Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat
Attack Rate = Jumlah Penduduk yang Mungkin terkena ×K
Penyakit Tersebut pada Saat yang Sama

c) Secondary attack rate


Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua
dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena
penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru pada Serangan Kedua
SAR = ×K
Jml.Penderita Baru pd.Serangan Kedua

2. Prevelensi
Adalah : gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan
angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu
RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga
dimasukkan dalam perhitungan.
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Period Prevalen Rate
Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka
waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk
penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan
Kelainan Jiwa. Rumus yang digunakan :
Jumlah penderita lama & baru
Periode Prevalen Rate= Jumlah penduduk pertengahan × K

b) Point Prevalen Rate


Adalah : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi
dengan jumlah penduduk pada saat itu. ™ Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

12
Rumus:
Jml.Penderita lama & baru Saat itu
Point Prevalen Rate= ×K
J ml.P e n d u d u k S a at itu

Hubungan Antara Insidensi Dan Prevalensi


Prevalensi = Semua. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode mulai
didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati
ataupun kronis.

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus


P=IxD
• P = Prevalensi
• I = Insidensi
• D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat, yaitu :
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan : Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok.
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok.

B. Untuk Mengukur Masalah Kematian ( Angka Kematian / Mortalitas )


Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan
masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri
penyakit dan mengkaji data populasi. Penelusuran terhadap berbagai faktor yang
mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan
ukuran dan statistik yang distandardisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam
tampilan yang distandardisasi.
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
1) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
2) Status penyakit,

13
3) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan,
Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.)
Macam – macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam
Epidemiologi antara lain :
1. CRUDE DEATH RATE (CDR) = ANGKA KEMATIAN KASAR (AKK)
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu (
umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu
yang bersangkutan. ) Istilah Crude = Kasar digunakan karena setiap aspek kematian
tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable lain. )
Rumus :
Jumlah Seluruh Kematian
CDR/AKK= Jumlah Penduduk Pertengahan × K

2. PERINATAL MORTALITY RATE (PMR) / ANGKA KEMATIAN PERINATAL


(AKR)
Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah
periode perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis,
evaluasi terhadap kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa jam bahkan
beberapa menit setelah lahir merupakan hal yan penting agar kematian dan kesakitan
yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode tersebut bisa dicegah. )
PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28
minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7
hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. (
WHO, 1981 )
Manfaat PMR : Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama
kesehatan ibu hamil dan bayi. )
Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :
a) Banyaknya Bayi BBLR
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan social ekonomi
d) Penyakit infeksi, terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan

14
Rumus:
Jumlah kematian janin yang
dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
+ dengan jumlah kematian bayi yang berumur
kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun
PMR/AKP = ×K
Jumlah Bayi lahir hidup pada tahun yg sama

3. NEONATAL MORTALITY RATE ( NMR ) = ANGKA KEMATIAN


NEONATAL (AKN) )
Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ) Manfaat NMR adalah untuk
mengetahui : a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal b) Program imunisasi c)
Pertolongan persalinan d) Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.
Rumus
Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari
NMR/AKN = ×K
Jumlah lahir hidup pada tahun yg sama

4. INFANT MORTALITY RATE


Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ) Manfaat : ƒ sebagai
indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat. )
Rumus :
Jml.Kematian bayi umur 0 – 1 tahun dalam 1 tahun
NMR/AKN = ×K
Jml.Kelahiran hidup pada tahun yang sama

5. UNDER FIVE MORTALITY RATE (UFMR) / ANGKA KEMATIAN BALITA


Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk
balita pada tahun yang sama. ) Manfaat : Untuk mengukur status kesehatan bayi. )
Rumus :
Jml.Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun
UFMR= ×K
Jumlah penduduk balita pd.tahun yg sama

15
6. ANGKA KEMATIAN PASCA NEONATAL (POSTNEONATAL MORTALITY
RATE)
Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara
belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama
kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. )
Postneonatal Mortality Rate adalah : kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari
sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. )

Rumus :
Jml.Kematian bayi usia 28 hari s/d 1 tahun
Pasca-neonatal mortality Rate = Jumlah Kelahiran Hidup pada Tahun yg sama × K

7. ANGKA KEMATIAN JANIN /ANGKA LAHIR MATI


Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati.
Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin
dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak
menunjukkan tanda – tanda kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda –
tanda kehidupan biasanya ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat
atau Gerakan Otot Volunter.
Rumus
Jml.Kematian Janin dalam periode tertentu ( 1 tahun )
Angka Kematian Janin= Total Kematian Janin + Janin Lahir Hidup periode yg sama × K

8. MATERNAL MORTALITY RATE (MMR) / ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)


Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan
dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ) Tinggi
rendahnya MMR berkaitan dengan :
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
Rumus:

16
Jml.Kematian Ibu Hamil,Persalinan & Nifas dlm 1 tahun
MMR= ×K
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

9. AGE SPESIFIC MORTALITY RATE (ASMR/ASDR)


Manfaat ASMR/ASDR adalah :
a) Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c) Untuk menghitung rata – rata harapan hidup.
Rumus:
dx
ASMR/ASDR= [ px ] × K

Keterangan :
dX = Jml. Kematian yg dicatat dalam 1 tahun pd penduduk gol. Umur tertentu(x)
pX = Jml. Penduduk pertengahan tahun pada gol. Umur tersebut(x)

10. CAUSE SPESIFIC MORTALITY RATE (CSMR)


Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka
waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut. )
Rumus :
Jml.Seluruh kematian krn.Sebab penyakit tertentu (x)
CSMR= Jml.Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun. × K

11. CASE FATALITY RATE (CFR)


Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit – penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.
Rumus:
Jml.Kematian krn.Penyakit tertentu (x)
CFR= Jml.Seluruh penderita penyakit tersebut (x) × K

17
E. Epidemiologi Penyakit Menular
1. Pengertian Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap
berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi mengatasi
kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit. Pengertian Epidemiologi menurut
asal kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti pada atau tentang, Demos yang berarti
penduduk dan kata terakhir adalah Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam
pengertian modern pada saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
distribusi (penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang
atau masyarakat serta determinasinya (faktor-faktor yang mempengaruhinya).
Penyakit menular timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen,
induk semang atau lingkungan. Bentuk ini tergambar didalam istilah yang dikenal luas
dewasa ini. Yaitu penyebab majemuk (multiple causation of disease) sebagai lawan
dari penyebab tunggal (single causation). Didalam usaha para ahli untuk
mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka telah melakukan
eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana penyakit itu bisa di cegah sehinga
dapat meningkat taraf hidup penderita. Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat
menerangkan penyebaran (distribusi) penyakit atau masalah kesehatan yaitu orang
(person), tempat (place), dan waktu (time). Informasi ini dapat digunakan untuk 1
menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan kerentanan. Perbedaan ini bisa
digunakan sebagi petunjuk tentang sumber, agen yang bertanggung jawab, transisi, dan
penyebaran suatu penyakit.
1). Faktor Orang (Person)
Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi
keterpaparan atau kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang karakteristiaknya
mudah terpapar atau peka terhadap penyakit akan mudah terkena sakit. Karakteristik
orang bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin,pekerjaan, kebiasaan dan status
sosial ekonomi. Seorang individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit

18
akan mudah terpapar faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit. Perbedaan
berdasarkan umur, terdapat kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan
perjalanan hidup. Demikian pula dengan karakteristik lain yang akan membedakan
dalam kemungkinan mendapat keterpaparan.
2). Faktor Tempat (place)
Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat batas
alamiah seperti sungai, gunung,atau bisa dengan batas administrasi dan histori.
Perbedaan distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit
yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui.
3). Faktor Waktu (Time)
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun.
Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.
Pengertian Penyakit Menular Ada beberapa pengertian mengenai penyakit antara lain
menurut Gold Medical Dictionary penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi
suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan
sehingga timbul gangguan pada fungsi struktur, bagian, organ atau sistem dari tubuh.
Sedangkan menurut Arrest Hofte Amsterdam, penyakit bukan hanya berupa kelainan
yang terlihat dari luar saja, tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi
dari tubuh. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit adalah
suatu keadaan gangguan bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada didalam keadaan
yang tidak normal.
Beberapa definisi penyakit menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a). Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada
fungsi/struktur dari bagian organisasi atau sistem dari tubuh (Gold Medical
Dictionary).
b). Penyakit adalah suatu keadaan di mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau
terganggu perjalanannya (Van Dale‟s Woordenboek der Nederlandse Tel ).
c). Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi
juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh (Arrest
Hofte Amsterdam).

19
Menurut Parson, sakit adalah keadaan dimana adanya ketidakseimbangan
fungsi normal pada tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi
penyesuaiannya. Selain itu menurut Bauman, ada tiga kriteria penentu keadaan sakit,
yaitu adanya gejala, persepsi mengenai keadaan sakit yang dirasakan, dan menurunnya
kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari. Menurut Natoadmodjo (2003) Penyakit
menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke
orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit Menular
[comunicable Diseasse] adalah penyakit yang disebabkan oleh transmisi infectius
agent/produk toksinnya dari seseorang/reservoir ke orang lain/susceptable host.
Segitiga epidemiologi (trias epidemiologi) merupakan konsep dasar dalam
epidemiologi yang menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang berperan
dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan yaitu host (tuan rumah/penjamu),
agen (penyebab), dan environtment. Timbulnya penyakit terjadi akibat ketidak
seimbangan ketiga faktor tersebut. Hubungan ketiga faktor ini dapat menjelaskan
kondisi yang dialami oleh manusia meliputi ; Interaksi pertama dikatakan berada pada
equilibrium (keseimbangan antara, Host, Agent, dan Environtment), individu dalam
kondisi ini dapat disebut sehat yang kedua Agen menperoleh Kemudahan
Menimbulkan Penyakit Interaksi ini dapat dikatakan bahwa agen mendapat kemudahan
untuk menimbulkan penyakit pada host. Agen memberatkan keseimbangan sehingga
batang pengungkit miring kearah agen. Contohnya ada mutasi virus influenza sehingga
muncul jenis yang baru seperti flu burung (H5N1) atau Flu Babi (H1N1) dimana
masyarakat belum memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus tersebut. Kondisi
ketiga yaitu Host Peka Terhadap Agent pada kondisi ini Interaksi ketiga host lebih peka
terhadap agent. Host memberatkan keseimbangan sehingga pengungkit miring kea rah
host. Contoh apabila disuatu daerah yang penduduk berusia balita besar, maka sebagian
besar populasi rentan terkena penyakit. Selanjutnya terjadi Pergeseran Lingkungan
yang Menyebabkan Agen Mendapat Kemudahan Menimbulkan Penyakit Interaksi ini
terjadi pergeseran lingkungan, sehingga memudahkan agen memasuki tubuh host dan
menimbulkan penyakit. Contohnya ketika banjir air kotor mengandung kuman (Agen)
yang kontak dengan Masyarakat (Host), sehingga agen lebih mudah menimbulkan
penyakit dan yang kondisi yang terakhir adalah terjadinya Pergeseran Lingkungan yang

20
menyebabkan host peka terhadap penyakit Interaksi ini terjadi karena adanya
pergeseran kuliatas lingkungan sehingga host memberatkan keseimbangan.(host peka
terhadap agent). Contoh terjadi pencemaran udara dengan SO2 yang menyebabkan
saluran udara paru menyempit (agar tidak banyak racun), namun mengkibatkan
sehingga paru-paru kekurangan oksigen sehingga host jadi lemah dan timbul kelainan
paru. Dalam usaha-usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit perlu
dipelajari mekanisme interaksi yang terjadi antara agen penyakit, manusia dan
lingkungannya Interaksi ketiganya akan menghasilkan kondisi sehat maupun sakit pada
manusia, selengkapnya dijelaskan sebagai berikut :
a). Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya agen
penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi
pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap sinar
matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin
dan penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan global.
b). Interaksi antara pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya
manusia secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prapatogenesis suatu
penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan.
c). Interaksi antara pejamu (manusia) dan agent penyakit Suatu keadaan agen penyakit
yang menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan
respons berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya demam, perubahan fisiologis
jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya.
Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematian.
d) Interaksi agent penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan saling
mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara bersama-sama
dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit
baik secara tidak langsung maupun langsung masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya
pencemaran air sumur oleh kotoran manusia akan dapat menimbulkan penyakit
muntaber (water borne diseases).

2. Karakteristik Penyakit Menular

21
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan
oleh tiga faktor tersebut diatas, yakni faktor Agen atau penyebab penyakit Agen
merupakan pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan
penyebab penyakit. Agen dapat dikelompokkan menjadi Golongan virus, misalnya
influenza, trachoma, cacar dan sebagainya, Golongan riketsia, misalnya typhus,
Golongan bakteri, misalnya disentri, Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria,
schistosoma dan sebagainya. Faktor Host (Manusia) Sejauh mana kemampuan host
didalam menghadapi invasi mikroorganisme yang infektius itu, berbicara tentang daya
tahan. Misalnya Imunitas seseorang. Faktor Route of transmission (jalannya
penularan). Penularan penyakit dapat dilihat dari potensi infeksi yang ditularkan.
Infeksi yang ditularkan tersebut berpotensi wabah atau tidak. Karakteristik penyakit
menular Secara umum memiliki gejala klinik yang berbeda-beda sesuai dengan faktor
penyebab penyakit tersebut.

Berdasarkan manifestasi klinik maka karakteristik penyakit menular terdiri dari :


1) Spektrum Penyakit Menular Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai
berbagai manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan
yang berat disertai komplikasi dan berakhir cacat / meninggal dunia.Akhir dari proses
penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal. Penyembuhan dapat lengkap atau dapat
berlangsung jinak (mild) atau dapat pula dengan gejala sisa yang berat (serve sequele).
2). Infeksi Terselubung (tanpa gejala klinis) Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak
menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga
tidak dapat di diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan,
pemeriksaan antibody dalam tubuh dan lain-lain. Pada proses perjalanan penyakit
menular di dalam masyarakat sektor yang memegang peranan penting adalah ; faktor
penyebab / agent yaitu organisme penyebab penyakit menular, sumber penularan yaitu
reservoir maupun resources, cara penularan khusus melalui mode of transmission.
3). Sumber Penularan Merupakan media yang menjadikan suatu penyakit tersebut bisa
menyebar kepada seseorang. Sumber ini meliputi ; Penderita, Pembawa kuman,
Binatang sakit, tumbuhan / benda, Cara Penularan. Penyakit dapat menyerang
seseorang dengan bebarapa cara diantaranya, Kontak langsung, Melalui udara, Melalui

22
makanan / minuman, Melalui vector, Keadaan Penderita. Suatu penyebab terjadinya
penyakit sangat tergantug pada kondisi tubuh / imunitas seseorang. Makin lemahnya
seseorang maka sangat mudah menderita penyakit. Kondisi ini terdiri dari keadaan
umum, kekebalan, status gizi, keturunan, cara Keluar dan cara masuk sumber. Kuman
penyebab penyakit dapat menyerang seseorang melalui beberapa cara yaitu ; Mukosa /
kulit, Saluran Pencernaan, Saluran Pernapasan, Saluran Urogenitalia, Gigitan suntikan,
luka, plasenta, interaksi penyakit dengan penderita. Kuman atau penyakit yang telah
berhasil masuk ke dalam tubuh tidak bisa langsung bereaksi akan tetapi didalam tubuh
sendiri terjadi suatu reaksi perlindungan yang terdiri dari Infektivitas Adalah
kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan berkembang biak serta
menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu dan Patogenesis Adalah kemampuan untuk
menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas serta Virulensi Adalah nilai
proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh penderita dengan
gejala klinis jelas, Imunogenisitas Adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan
/ imunitas. Penyakit menular dapat berpindah satu tempat ke tempat yang lain.
Perpindahan ini bisa terjadi dengan sangat cepat sehingga berkembang menjadi wabah
atau endemis pada daerah tertentu. Ada beberapa cara perpindahan penyakit menular
pertama perpindahan penyakit secara langsung yang merupakan proses berpindahnya
penyakit dari manusia 1 ke manusia lain secara langsung tanpa perantara, misalnya:
penularan melalui tetesan-tetesan halus yang terhambur dari manusia yang sakit seperti
ludah, bersin pada penyakit TBC. Model perpindahan ke dua adalah Penularan secara
tidak langsung, Merupakan proses pemindahan penyakit melalui perantara. Perantara
tersebut bisa dari golongan bakteri, serangga, serta bisa dari kotoran. Misalnya kolera,
disentri dan demam berdarah dengue. Penyakit menular juga mempunyai beberapa
sifat-sifat dalam penularannya meliputi :
1). Waktu Generasi (Generation Time) Masa antara masuknya penyakit pada pejamu
tertentu sampai masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan
penyakit. Hal ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan masa
tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit
sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung,
sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga

23
timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau
tanpa gejala klinik / terselubung.
2). Kekebalan Kelompok (Herd Immunity) Kekebalan kelompok adalah kemampuan
atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran
unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah
tertentu anggota kelompok tersebut. Hard immunity merupakan factor utama dalam
poses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok
penyakit tertentu.
3). Angka Serangan (Attack Rate) Angka serangan adalah sejumlah kasus yang
berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota
kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit
tersebut.Angka serangan ini bertunjuan untuk menganalisis tingkat penularan dan
tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, system
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan
sehari-hari pada Konsep Epidemiologi Penyakit Menular 9 kelompok populasi tertentu
merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.

3. Mekanisme Penularan Penyakit Menular


Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisime
penularan (mode of transmissions) yakni berbagai mekanisme di mana unsur penyebab
penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang potensial. Mekanisme
tersebut meliputi cara unsur penyebab (agent) meninggalkan reservoir, cara penularan
untuk mencapai penjamu potensial, serta cara masuknya ke penjamu potensial tersebut.
Seseorang yang sehat sebagai salah seorang penjamu potensial dalam masyarakat,
mungkin akan ketularan suatu penyakit menular tertentu sesuai dengan posisinya dalam
masyarakat serta dalam pengaruh berbagai reservoir yang ada di sekitarnya.
Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula olah berbagai faktor antara lain:
a). Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut mempengaruhi
kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
b). Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan resevoir penyakit
serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia.

24
c). Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam masyarakat, termasuk
kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari. Mekanisme penularan penyakit menular
dibedakan berdasarkan cara penularan penyakit selengkapnya dijelaskan sebagai
berikut ;
1) Cara unsur penyebab keluar dari penjamu (Reservoir) Pada umumnya selama
unsur penyebab atau mikro-organisme penyebab masih mempunyai
kesempatan untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh penjamu, maka ia
akan tetap tinggal di tempat yang potensial tersebut. Namun di lain pihak, tiap
individu penjamu memiliki usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab
patogen yang mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan
dalam tubuh penjamu. Unsur penyebab yang akan meninggalkan penjamu di
mana ia berada dan berkembang biak, biasanya keluar dengan cara tersendiri
yang cukup beraneka ragam sesuai dengan jenis dan sifat masingmasing. Secara
garis besar, maka cara ke luar unsur penyebab dari tubuh penjamu dapat dibagi
dalam beberapa bentuk, walaupun ada di antara unsur penyebab yang dapat
menggunakan lebih satu cara. Berdasarkan cara unsur penyebab keluar dari
pejamu, penyakit menular dapat melalui konjungtiva seperti penyakit mata,
melalui saluran napas (droplet) ; karena batuk, bersin, bicara atau udara
pernapasan. Seperti penyakit TBC, influensa, difteri, campak, dan lainlain,
melalui pencernaan ; lewat ludah, muntah atau tinja. Seperti penyakit kolera,
tifus abdominalis, kecacingan, melalui saluran urogenitalia yaitu penyakit
hepatitis, melalui luka pada kulit atau mukosa, seperti penyakit sifilis,
frambusia, secara mekanik ; seperti suntikan atau gigitan, antara lain penyakit
malaria, hepatitis, AIDS.
2) Cara penularan (Mode of Transmission) Setelah unsur penyebab telah
meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus
berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur khusus
yang disebut jalur penularan. Tiap kelompok memiliki jalur penularan
tersendiri dan pada garis-garis besarnya dapat di bagi menjadi dua bagian utama
yakni:

25
a). Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari
penderita atau resevoir, langsung ke penjamu potensial yang baru.
b). Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui
media tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet dan dust,
melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector borne).

Berdasarkan tingkat patogenisitasnya, penyakit menular pada hakekatnya


dibagi atas 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1). Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2). Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
3). Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi. Ketiga kelompok penyakit
tersebut diatas dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :
Penyebaran Karakteristik Manifestasi klinik Dari tiga Jenis Penyakit Menular
1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik
Contoh : tuberkulosa
2. Lebih banyak dengan gejala klinis
Contoh : campak
3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian
Contoh : rabies Tanpa gejala Gejala ringan Gejala sedang Gejala berat Fatal
Berdasarkan media penularannya, penyakit menular dibedakan atas beberapa
sumber penularan terdiri atas :
1) Penyakit yang ditularkan melalui air
a} Water Born Diseases: Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui
air minum, dimana air minum tersebut mengandung kuman patogen.
Penyakit tersebut diantaranya adalah : Diare, Dysentri, Kholera, Typhoid,
Hepatitis infektiosa, Gastrointerities.
b} Water Washed Diseases: Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air
bersih.Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan hygiene

26
perorangan yang buruk, kebersihan alat-alat makan dan pakaian. penyakit
tersebut diantaranya : Conjuctivitis/trachoma, scabies.
c) Water Bashed Diseases : Penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit
yang sebagian siklus hidupnya dia air. Sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia sehari-hari seperti menangkap ikan, mandi dan
mencuci. Contoh penyakit adalah Schitosomiasis.
d). Water Related Insect Vectors: Penyakit yang ditularkan melalui vektor
yang hidupnya tergantung pada air, Contoh Penyakit: Malaria, Demam
Berdarah, Filariasis, Yellow Fever.
2) Penyakit yang ditularkan melalui media udara (Air borne disease) Penyakit
yang ditularkan melalui perantara udara sebagian besar melalui kontak
langsung.Terdapat dua bentuk ; droplet nucklei dan dust (debu). misalnya
penyakit TBC, virus smallpox, streptococcus hemoliticus, difteri.
3) Penyakit yang ditularkan secara langsung orang ke orang seperti penyakit
sifilis, GO, lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis, hepatitis B dan
AIDS.
4). Penyakit yang penularan langsung dari hewan ke orang Termasuk dalam hal
ini adalah kelompok penyakit zoonosis seperti rabies.
5) Penularan langsung dari tumbuhan ke orang: seperti penyakit yang ditularkan
melalui jamur.
6). Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain; seperti kontak
dengan benda yang telah terkontaminasi melalui tanah: seperti penyakit
ancylostomiasis, trichuris.
7) Penularan melalui perantara makanan dan minuman (Food borne disease)
seperti salmonellosis, disentri, dan lain-lain. Penyakit yang ditularkan melalui
minuman (Milk borne disease) seperti penyakit TBC, enteric fever, infant diare.
8). Penularan melalui vektor (vektor borne disease). Vektor atau si pembawa
kuman dapat berasal dari golongan arthropoda (avertebrata) yang dapat
memindahkan penyakit dari reservoir ke pejamu yang potensial. Berdasarkan
jenis vektor sebagai media menularan terdiri atas :

27
a). Mosquito borne disease ; Malaria, DBD, yellow fever, virus encephalitis. b).
Louse borne disease ; Epidemic tifus fever.
c). Flea borne dosease ; Pes, tifus murin.
d) . Mite borne disease ; Tsutsugamushi, dll.
e). Tick borne disease ; Spotted fever, epidemic relapsing fever.
f) . Oleh serangga lain ; Sunfly fever, lesmaniasis, barthonellosis (lalat
hlebotobus), trypanosomiasis (lalat tsetse di Afrika).
3) Berdasarkan etiologi (kausa) Berdasarkan etiologi penyakit dibedaan menjadi:
• Penyakit menular
• Penyakit tidak menular
4) Berdasarkan Durasi :
• Penyakit akut : < 2 minggu
• Sub akut/Sub kronik
• Penyakit kronik: > 3 bulan
5) Berdasarkan Agent biologic Biological agents = microorganism
• Virus
• Bacteria
• Protozoa
• Fungus
• Helminthes
• Others form of microorganism
6) Berdasarkan Agent Non biologic
• Physics
• Nutrition
• Chemical
• etc
7) Berdasarkan Spektrum Penyakit Menular
a). Epidemik Berjangkit suatu penyakit pada sekelompok orang di masyarakat
dengan jenis penyakit, waktu dan sumber yang sama di luar keadaan yang biasa
(KLB).

28
b). Endemik Suatu keadaan berjangkitnya prevalensi suatu jenis penyakit yang
terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang rendah di suatu tempat. Contoh
penyakit malaria. c). Sporadik Jenis penyakit yang tidak tersebar merata pada
tempat dan waktu yang tidak sama, pada suatu saat dapat terjadi endemik,
contoh penyakit Polio. d). Pandemik Jenis penyakit yang berjangkit dalam
waktu cepat dan terjadi bersamaan diberbagai tempat diseluruh dunia contoh :
Flu.
8) Berdasarkan Importansi Penyakit Menular:
• Frekuensi morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi di negara berkembang.
• New emergent diseases : HIV/AIDS, Ebola
• Reemergent diseases : MDR-TBC, Gonorhea (STDs) • Memiliki dampak yang
besar 1.4.9 Berdasarkan Penyebaran Karakteristik Manifestasi Klinik Penyakit
Menular a). Lebih banyak tanpa gejala klinik yang jelas contohnya :
tuberculosis dan poliomyelitis b). Lebih banyak dengan gejala klinik jelas
contohnya: measles dan varicella c). Penyakit menular yang bersifat fatal yang
umumnya berakhir dengan kematian contohnya : Rabies dan Tetanus
neonatorum
2. STATISTIK KESEHATAN
A. Definisi Statistik Kesehatan
Dalam arti sempit merupakan data ringkasan berbentuk angka, misalnya: Jumlah karyawan
BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB aktif di desa/kelurahan, jumlah balita yang
ditimbang pada bulan tertentu, jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan
tertentu, jumlah PPKBD/Sub PPKBD, dan lain sebagainya. Dalam arti luas statistika adalah
ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan,
penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalhan dalam pengambilan
kepuatusan dapat diperhitungkan secara numeric berdasarkkan konsep probabiliitas.

B. Tujuan Statistik Kesehatan


Tujuan dari statistik pada dasarnya adalah melakukan deskripsi terhadap data sampel,
kemudian melakukan inferensi terhadap populasi data berdasar pada informasi (hasil statistik
deskriptif) yang terkandung dalam sampel.Dengan demikian, dalam prakteknya kedua bagian

29
statistik tersebut digunakan bersama-sama, umumnya dimulai dengan statistik deskriptif lalu
dilanjutkan dengan berbagai analisis statistik untuk inferensi.
1. Menyederhanakan data, sehingga data tersebut bias menghasilkan informasi
2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat
3. Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian
4. Membantu seseorang didalam pengembangan daya kritik dalam suatu pengambilan
keputusan dengan cara-cara kuantitatif

C. Peranan Statistik Kesehatan


Manfaat dan peranan statistik adalah membantu pars pengelola dan pelaksana program
KB-Kes khususnya dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.
1. Statistik sebagai bahan perencanaan
Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan penganalisisan, penyajian dan penarikan
kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan kegiatan analisis yang dilakukan.
Dengan kata lain, setiap data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat
waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu diharapkan seluruh kegiatan
pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.
Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk dieliminasi sekecil
mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan dalam statistik, akan sagat membantu
dalam setiap kegiatan perencanaan program.
2. Statistik sebagai bahan monitoring
Seperti telah tersebut dalam anti sempit bahwa statistik adalah data ringkasan berbentuk
angka, maka hal ini sangat membantu di dalam suatu kegiatan monitoring. Oleh karena secara
umum yang dilakukan dalam kegiatan monitoring adalah memonitor seluruh kekuatan dan
kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang berbentuk data ringkasan.
3. Statistik sebagai bahan evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka selanjutnya kita dapat
menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang

30
ada kita dapat membandingkan dan selanjutnya membuat suatu generalisasi dari sampel yang
kecil kepada populasi.

D. Pengelolaan dan Analisis Data Statistik Kesehatan


Cara Mengolah Data
Dibawah ini diberikan contoh perhitungan statistik khususnya dikaitkan dengan program
kesehatan.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
Misalnya : Angka berat badan dari 32 orang balita yang berumur 4 bulan
Tabel 1
54446557
55555555
55555555
33566555

2. Cara menentukan banyaknya kelas


a) Menentukan nilai terbesar, menurut tabel di atas adalah nilai 7
b) Menentukan nilai terkecil, menurut tabel di atas adalah nilai 3
c) Mengurangi nilai terbesar dengan nilai terkecil (7-3) = 4
d) Apabila diambil interval (i) = 4 maka banyaknya kelas (k) = 4 : 4 = 1
Ternyata banyaknya kelas tidak memenuhi kelas yang baik yaitu antara 8 sampai 20 kelas
sehingga interval 4 tidak kita pakai selanjutnya kita coba dengan (i) = 1 maka banyaknya kelas
(k) = 4 : 1 = 4
Dari perhitungan diatas ternyata banyaknya kelas 4 belum memenuhi ketentuan yang ada
namun demikian hal ini tidaklah mutlak karena untuk menentukan banyaknya kelas interval
dipengaruhi oleh range nilai tertinggi dan nilai terendah. Disamping itu, jumlah penyebaran
angka juga ikut menentukan. Makin banyak penyebaran angka makin mudah untuk membuat
banyaknya kelas interval sesuai dengan ketentuan.

3. Membuat kelas interval


Rumus mencari interval (i) secara umum sebagai berikut :

31
H–L
i = ------
K

dimana i = Besar kelas interval


H = Nilai observasi yang paling tinggi
L = Nilai observasi yang paling rendah
K = Banyaknya kelas

Jika rumus tersebut dipergunakan untuk mencari tabel 1 maka hasilnya sebagai berikut :
H-L7–3
i = ------ = ------ = 1,33 dibulatkan menjadi 1
K3

Sehingga pengelompokkan hasil berat badan pada tabel 1 adalah sebagai berikut :
Kelas Interval r %
3 - 4 5 15,62
5 - 6 26 81,25
7 - 8 1 3,13
n = 32 100,00

4. Mencari nilai rata-rata (mean)


Mean adalah rata-rata hitung atau dengan kata lain disebut sebagai nilai kecenderungan
memusat (tendency central).
Adapun untuk menghitung mean (nilai rata-rata) melalui 2 cara sebagai berikut :
4.1 Untuk ungroup data (data tak berkelompok)
-x
X = --
N

Sehingga dari Tabel 1, perhitungannya adalah

32
- 158
X = --- = 4,94 dibulatkan menjadi 5
32
4.2 Untuk group data (data berkelompok)
- fx
X = --
n

Sehingga dari Tabel 1, perhitungannya adalah


Interval x f fx
3 - 4 3,5 5 17,5
5 - 6 5,5 26 143
7 - 8 7,5 1 7,5
32 168
- 168
X = --- = 5,25 dibulatkan menjadi 5
32
5. Median (harga tengah atau nilai tengah)
Median adalah suatu nilai tengah yang membagi distribusi atas 2 bagian yang sama sehingga
nilai tengah tersebut merupakan batas 50% dari distribusi yang berada di sebelah atas median dan
50% dari distribusi tang berada dibawah median.
Untuk mencari median rumusnya adalah sebagai berikut :
5.1 Untuk ungroup data
n+1
Md = nilai data ke ----- setelah diurutkan dari terkecil ke terbesar
2

Median untuk ungroup data dibedakan menjadi 2 cara :


1. Untuk distribusi angka yang genap pada tabel 1 deret pertama
5 4 4 4 6 5 5 7 jika diurut menjadi :
44455567

33
n+18+1
Mediannya adalah urutan ke -------- = ------ = 4,5
22
urutan ke 4 + urutan ke 5
= -----------------------------
2
5+5
= ------ = 5
2
2. Untuk distribusi ganjil
4 4 7 6 5 6 6 5 6 jika diurut menjadi :
445566667
9+1
Maka mediannya adalah urutan ke ------ = 2
urutan ke 5 = 6

5.2 Untuk group data


(n/2 - fp)
Md = LMd ---------- x i atau
f Md
(n/2 - fp)
Md = U Md ---------- x i
f Md

Dimana :
Md = Median
LMd = Batas bawah kelas interval yang berisi median
UMd = Batas atas kelas interval yang berisi median
n = Banyaknya elemen (observasi) dalam distribusi
fp = Jumlah frekuensi dibawah / diatas kelas interval yang berisi median

34
fMd = Frekuensi dalam kelas interval yang berisi median
i = Besar kelas interval

Jika rumus tersebut digunakan untuk mencari Md dari tabel 1 maka :


Interval X f
3 - 4 3,5 5 5 = Banyaknya frekuensi kasus
-------------------- diatas interval yang berisi
5 - 6 5,5 26 median
--------------------
7 - 8 7,5 1 1 = Banyaknya frekuensi kasus
dibawah interval yang berisi

median
n = 32
n/2 = 16

Sehingga dari tabel 1 perhitungannya adalah :


(16 - 5)
Md = 4,5 + -------- x 2 = 4,5 + 0,85 = 5,35 (cara 1)
26

(16 - 1)
Md = 6,5 + -------- x 2 = 6,5 - 1,15 = 5,35 (cara 2)
26

6. Mode (Modus)
Mode (modus) adalah suatu ukuran rata-rata yang menyatakan data yang paling sering terdapat
atau muncul dari kelompok data.
6.1 Untuk ungroup data maka mode adalah nilai yang sering keluar.
Misalnya : 544465557 maka mode adalah = 5

35
6.2 Untuk group data maka mode adalah
Mo = LMo + H
f1
H = -------- x i
f1 + f2

Dimana :
Mo = Modus
LMo = Nilai batas bawah kelas interval yang berisi modus
fmo = Frekuensi kelas yang memuat modus
f1 = fm - fm – 1
= Selisih frekuensi kelas yang memuat modus
f2 = fmo + 1
= Selisih frekuensi kelas yang memuat modus dengan frekuensi kelas
sesudahnya (atasnya)

Jika rumus tersebut digunakan untuk mencari Mo dari tabel 1 maka :


Mo = 4,5 + H
(26-5)
H = ----------------- x 2
(26-1) + (26-5)
Mo = 4,5 + (0,456) x 2 = 5,4

E. Ukuran, Indikator Dan Asumsi Subyek Dalam Statistik Kesehatan


Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik,
khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan
populasi yang bersangkutan.
Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai denominator (penyebut)
disebut crude rate atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok
atau segmen tertentu disebut specific rate atau angka spesifik (purata spesifik).

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang bergerak dalam usaha untuk mengidentifikasi
dan menganalisis data kesehatan, social ekonomi, perubahan keadaan kesehatan masyarakat
untuk mengetahui status kesehatan salam masyarakat agar mampu memberikan pemecahan
dan solusi terkait kesehatan yang efektif dan efisien. Menurut metodenya epidemiologi dan
morbiditas penyakit dan data dibedakan sebagai epidemiologi deskriptif dan analitik. Sejalan
dengan perkembangan iptek, maka belakangan ini epidemiologi dapat dikembangkan dan
dibedakan pula sebagai bagian baru yang disebut "epidemiologi lingkungan" Sebagai bagian
baru dari epidemiologi modern, maka epidemiologi lingkungan lebih menekankan diri pada
masalah dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan di mana mekanismenya dikaji dari
pendekatan epidemiologis, khususnya menyangkut berbagai ekosistem oleh berbagai bahan
pencemar, seperti logam-logam berat, nitrat-nitrit, photochemical oxidants, pestisida, dan lain-
lain. Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam
Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang
ingin diukur atau diteliti. Secara Umum Ukuran – ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan
atas : Untuk Mengukur Masalah Penyakit ( Angka Kesakitan / Morbiditas ), Untuk Mengukur
Masalah Kematian ( Angka Kematian / Mortalitas ) Epidemiologi Penyakit Menular
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para
tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah
penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.
statistika adalah ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan,
pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalhan dalam
pengambilan kepuatusan dapat diperhitungkan secara numeric berdasarkkan konsep
probabiliitas. Tujuan dari statistik pada dasarnya adalah melakukan deskripsi terhadap data
sampel, kemudian melakukan inferensi terhadap populasi data berdasar pada informasi (hasil
statistik deskriptif) yang terkandung dalam sampel Manfaat dan peranan statistik adalah
membantu pars pengelola dan pelaksana program KB-Kes khususnya dalam mengambil

37
keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai
kegiatan yang dilakukan.

B. Saran
1. Untuk pembaca
Diharapkan pembaca mampu untuk memahami dan dijadikan sebagai tambahan wawasan
bagi para pembaca tentang epidemiologi dan statistic kesehatan dalam pelayanan
kebidanan.
2. Untuk institusi
Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan dasar tambahanserta menambahan bahan
kajian pustaka dalam system pengajaran mengenai epidemiologi dan statistic kesehatan
dalam pelayanan kebidanan.
3. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan meningkatkan pengetahuan tentang
epidemiologi dan statistic kesehatan dalam pelayanan kebidanan., serta mahasiswa dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

38
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyaningsih. 2011. Epidemiologi dalam praktik kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Suriani, dkk. 2010. Epidemiologi kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

39
EPIDOEMIOLOGI DAN
STATISTIK DASAR TERKAIT
PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Arifta Roisatul Jannah 201901008


Deffy Hanif Aryani 201901009
Imandha Choirunisa 201901017
Intan Tri Yani 201901018 http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Menurut Syafina A et al, (2017) Epidemilogi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada,
Definisi Demos=penduduk, Logos = ilmu), dengan
demikian epidemiologi adalah ilmu yang
Epidemiologi mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
masyarakat mulai dari factor dan kondisi yang
mempengaruhi suatu kejadian dan penyebaran
keadaan sehat, sakit, kerusakan jaringan,
kelumpuhan, serta kematian pada masyarakat.
Epidemiologi pun digunakan untuk mencari
pemecahan masalah yang terjadi pada
penduduk /masyarakat.
Metode epidemiologi
Menurut metodenya epidemiologi dan morbiditas
penyakit dan data dibedakan sebagai epidemiologi
deskriptif dan analitik. Sejalan dengan perkembangan
iptek, maka belakangan ini epidemiologi dapat
dikembangkan dan dibedakan pula sebagai bagian baru
yang disebut "epidemiologi lingkungan"
ASebagai bagian baru dari epidemiologi modern,
maka epidemiologi lingkungan lebih menekankan diri
pada masalah dampak suatu kegiatan terhadap
lingkungan di mana mekanismenya dikaji dari
pendekatan epidemiologis, khususnya menyangkut
berbagai ekosistem oleh berbagai bahan pencemar,
seperti logam-logam berat, nitrat-nitrit, photochemical
oxidants, pestisida, dan lain-lain.
Adapun perbedaan antara epidemiologi deskriptif dan analitik dapat dikemukakan
sebagai berikut.
Deskriptif Analitik

1. Pemaparan data tentang mortalitas dan morbiditas 1. Idem, meliputi keseluruhan data karakteristik deskriptif, di
penyakit dan data kondisi kesehatan lain. tambah karakteristik analitik pada butir-butir berikut.
2. Pemaparan data dalam bentuk tabulasi yang 2. Mengadakan berbagai penelitian menurut metode
tersusun secara stratistis. epidemiologi seperti kohort,case-control,screening test, dan
3. Kompilasi data tabulasi menurut berbagai variable: lain-lain.
 Man (groups of men) 3. Mengadakan analisis dan uji infensial dari data yang di teliti.
 Place 4. Melakukan analisis untuk mencari korelasi sebab-akibat
 Time 5. Mengembangkan pengetahuan dan prosedur penanganan
1. Mengadakan analisis tabulasi tanpa uji inferensial masalah letupan dan endemisitas penyakit dengan cara-cara
dan tanpa membahas hubungan sebab-akibat. yang baru dan lebih operasional.
Pengukuran Epidemiologi
Ukuran – ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas :

A. Untuk Mengukur Masalah Penyakit ( Angka Kesakitan / Morbiditas )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap


sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya
dikategorikan di dalam istilah tunggal :

MORBIDITAS / Kesakitan : Merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada


suatu populasi.
MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan
sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.
MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang
sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok
yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat
diukur dengan Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.

1. Insidensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu
kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi
suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang :
• Data tentang jumlah penderita baru.
• Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru(
Population at Risk ).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Rumus yang dipergunakan :
Jumlah Penderita Baru
Incidence Rate = Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut × K
pada pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun : Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1
Januari dan 31 Desember pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah
penduduk pertengahan tahunnya adalah :
(P1+P2)
2
P1 + {½(P2 – P1)}
3
P1 + X P2
12
Manfaat
Incidence
Rate adalah :
 Mengetahui masalah kesehatan yang
dihadapi
 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah
kesehatan yang dihadapi
 Mengetahui beban tugas yang harus
diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan.
B. Attack Rate

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut
pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit
tersebut.
Rumus yang di gunakan:

Jumlah Penderita Baru Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat


Attack Rate = Jumlah Penduduk yang Mungkin terkena ×K
Penyakit Tersebut pada Saat yang Sama
C. Secondary attack rate

Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan
kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang
pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu
panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu
Keluarga ).
Rumus yang digunakan :

Jumlah Penderita Baru pada Serangan Kedua


SAR = ×K
Jml.Penderita Baru pd.Serangan Kedua
2. Prevelensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita
lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan
jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan
Resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah
suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak
mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam
perhitungan.
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Period Prevalen Rate

Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu
yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit
yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa. Rumus yang digunakan :

Jumlah penderita lama & baru


Periode Prevalen Rate= Jumlah penduduk pertengahan × K
2. Point Prevalen Rate

Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi
dengan jumlah penduduk pada saat itu. ™ Dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus:
Jml.Penderita lama & baru Saat itu
Point Prevalen Rate= J ml.P e n d u d u k S a at itu
×K
Hubungan Antara Insidensi Dan Prevalensi

Prevalensi = Semua. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan


Lamanya Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh,
mati ataupun kronis.

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus


P=IxD
• P = Prevalensi
• I = Insidensi
• D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat, yaitu :
1.) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan : Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok.
2.) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok.
B. Untuk Mengukur Masalah Kematian ( Angka Kematian / Mortalitas )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran


kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam
menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Penelusuran terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan
dengan menggunakan ukuran dan statistik yang distandardisasi, yang hasilnya
kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi.
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
1. Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
2. Status penyakit,
3. Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan,
Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.)

Macam – macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam


Epidemiologi antara lain :
1. CRUDE DEATH RATE (CDR) = ANGKA KEMATIAN KASAR (AKK)
Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya
1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang
bersangkutan. ) Istilah Crude = Kasar digunakan karena setiap aspek kematian
tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable lain. )
Rumus :
Jumlah Seluruh Kematian
CDR/AKK= ×K
Jumlah Penduduk Pertengahan
2. PERINATAL MORTALITY RATE (PMR) / ANGKA KEMATIAN PERINATAL (AKR)

Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode
perinatal dan periode setelah usia 60 tahun.
PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28
minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7
hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
(WHO, 1981)

Manfaat PMR : Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama


kesehatan ibu hamil dan bayi. )
Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :
1. Banyaknya Bayi BBLR
2. Status gizi ibu dan bayi
3. Keadaan social ekonomi
4. Penyakit infeksi, terutama ISPA
5. Pertolongan persalinan
Rumus:
Jumlah kematian janin yang
dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
+ dengan jumlah kematian bayi yang berumur
kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun
PMR/AKP = Jumlah Bayi lahir hidup pada tahun yg sama
×K

3. NEONATAL MORTALITY RATE ( NMR ) = ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN)

Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ) Manfaat NMR adalah
untuk mengetahui : a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal b) Program
imunisasi c) Pertolongan persalinan d) Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas
Bagian Atas.
Rumus
Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari
NMR/AKN = Jumlah lahir hidup pada tahun yg sama
×K
4. INFANT MORTALITY RATE
Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur
kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. ) Manfaat : ƒ sebagai indicator yg
sensitive terhadap derajat kesehatan
masyarakat. )
Rumus :

Jml.Kematian bayi umur 0 – 1 tahun dalam 1 tahun


NMR/AKN = ×K
Jml.Kelahiran hidup pada tahun yang sama
5. UNDER FIVE MORTALITY RATE (UFMR) / ANGKA KEMATIAN
BALITA
Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada tahun
yang sama. ) Manfaat : Untuk mengukur status kesehatan bayi. )
Rumus :
Jml.Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun
UFMR= ×K
Jumlah penduduk balita pd.tahun yg sama

6. ANGKA KEMATIAN PASCA NEONATAL (POSTNEONATAL MORTALITY RATE)


Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara belum
berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya
akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. )
Postneonatal Mortality Rate adalah : kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per
1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. )

Rumus :
Jml.Kematian bayi usia 28 hari s/d 1 tahun
Pasca-neonatal mortality Rate = Jumlah Kelahiran Hidup pada Tahun yg sama × K
7. ANGKA KEMATIAN JANIN
/ANGKA LAHIR MATI

Istilah kematian janin


penggunaannya sama dengan
istilah lahir mati.
Kematian janin adalah kematian
yang terjadi akibat keluar atau
dikeluarkannya janin dari rahim,
terlepas dari durasi kehamilannya.
Jika bayi tidak bernafas atau tidak
menunjukkan tanda – tanda Rumus
kehidupan saat lahir, bayi Angka Kematian Janin=
Jml.Kematian Janin dalam periode tertentu ( 1 tahun )
dinyatakan meninggal. Tanda – Total Kematian Janin + Janin Lahir Hidup periode yg sama
×K
tanda kehidupan biasanya
ditentukan dari Pernapasan,
Detak Jantung, Detak Tali Pusat
atau Gerakan Otot Volunter.
8. MATERNAL MORTALITY RATE (MMR) / ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)

Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ) Tinggi
rendahnya MMR berkaitan dengan :

a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
Rumus:
Jml.Kematian Ibu Hamil,Persalinan & Nifas dlm 1 tahun
MMR= ×K
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
9. AGE SPESIFIC MORTALITY RATE (ASMR/ASDR)

Manfaat ASMR/ASDR adalah :

a) Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan


melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c) Untuk menghitung rata – rata harapan hidup.
Rumus:
dx
ASMR/ASDR= [ px ] × K
Keterangan :
dX = Jml. Kematian yg dicatat dalam 1 tahun pd penduduk gol. Umur tertentu(x)
pX = Jml. Penduduk pertengahan tahun pada gol. Umur tersebut(x)
10. CAUSE SPESIFIC MORTALITY RATE (CSMR)
Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka
waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut. )
Rumus :
Jml.Seluruh kematian krn.Sebab penyakit tertentu (x)
CSMR= Jml.Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun. × K

11. CASE FATALITY RATE (CFR)


Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab
penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada
tahun yang sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit – penyakit dengan tingkat kematian yang
tinggi.
Rumus:
Jml.Kematian krn.Penyakit tertentu (x)
CFR= ×K
Jml.Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
C.Epidemiologi Penyakit Menular
1. Pengertian Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli
selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah
satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan
dan kematian akibat penyakit. Pengertian Epidemiologi menurut asal
kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti pada atau tentang,
Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir adalah Logos yang
berarti ilmu pengetahuan. Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern
pada saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
distribusi (penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada
sekelompok orang atau masyarakat serta determinasinya (faktor-faktor
yang mempengaruhinya).
Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran
(distribusi) penyakit atau masalah kesehatan yaitu orang (person), tempat (place), dan
waktu (time). Informasi ini dapat digunakan untuk 1 menggambarkan adanya perbedaan
keterpaparan dan kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagi petunjuk tentang
sumber, agen yang bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyakit.

1). Faktor Orang (Person)


Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi
keterpaparan atau kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang karakteristiaknya
mudah terpapar atau peka terhadap penyakit akan mudah terkena sakit. Karakteristik
orang bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin,pekerjaan, kebiasaan dan status
sosial ekonomi.
2). Faktor Tempat (place)
Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat batas alamiah
seperti sungai, gunung,atau bisa dengan batas administrasi dan histori.
3). Faktor Waktu (Time)
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun. Informasi
ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.
Beberapa definisi penyakit menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a). Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk
bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul
gangguan pada fungsi/struktur dari bagian organisasi atau sistem dari tubuh (Gold
Medical Dictionary).
b). Penyakit adalah suatu keadaan di mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau
terganggu perjalanannya (Van Dale‟s Woordenboek der Nederlandse Tel ).
c). Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan
tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh
(Arrest Hofte Amsterdam).
Dalam usaha-usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit
perlu dipelajari mekanisme interaksi yang terjadi antara agen penyakit, manusia dan
lingkungannya Interaksi ketiganya akan menghasilkan kondisi sehat maupun sakit
pada manusia, selengkapnya dijelaskan sebagai berikut :

a). Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya
agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit.
Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap
sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang
pendingin dan penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan global.

b). Interaksi antara pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya
manusia secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prapatogenesis
suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat dan
menyediakan makanan.
c). Interaksi antara pejamu (manusia) dan agent penyakit Suatu keadaan agen
penyakit yang menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk
menimbulkan respons berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya demam,
perubahan fisiologis jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme
pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna,
kecacatan atau kematian.

d) Interaksi agent penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan


saling mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara
bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga
memudahkan agen penyakit baik secara tidak langsung maupun langsung masuk
ke dalam tubuh manusia, misalnya pencemaran air sumur oleh kotoran manusia
akan dapat menimbulkan penyakit muntaber (water borne diseases).
2. Karakteristik Penyakit Menular
Berdasarkan manifestasi klinik maka karakteristik penyakit menular terdiri dari :

1) Spektrum Penyakit Menular Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai
manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat disertai
komplikasi dan berakhir cacat / meninggal dunia.Akhir dari proses penyakit adalah sembuh,
cacat atau meninggal. Penyembuhan dapat lengkap atau dapat berlangsung jinak (mild) atau
dapat pula dengan gejala sisa yang berat (serve sequele).
2) Infeksi Terselubung (tanpa gejala klinis) Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak
menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat
di diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody
dalam tubuh dan lain-lain.
3) Sumber Penularan Merupakan media yang menjadikan suatu penyakit tersebut bisa menyebar
kepada seseorang. Sumber ini meliputi ; Penderita, Pembawa kuman, Binatang sakit, tumbuhan
/ benda, Cara Penularan. Penyakit dapat menyerang seseorang dengan bebarapa cara
diantaranya, Kontak langsung, Melalui udara, Melalui makanan / minuman, Melalui vector,
Keadaan Penderita. Suatu penyebab terjadinya penyakit sangat tergantug pada kondisi tubuh /
imunitas seseorang.
Penyakit menular juga mempunyai beberapa sifat-sifat dalam
penularannya meliputi :
1). Waktu Generasi (Generation Time) Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai
masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.

2). Kekebalan Kelompok (Herd Immunity) Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan
suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular
tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut

3). Angka Serangan (Attack Rate) Angka serangan adalah sejumlah kasus yang berkembang atau
muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak
serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut.
3. Mekanisme Penularan Penyakit Menular

Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah


mekanisime penularan (mode of transmissions) yakni berbagai mekanisme di
mana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang
potensial.
Seseorang yang sehat sebagai salah seorang penjamu potensial dalam
masyarakat, mungkin akan ketularan suatu penyakit menular tertentu sesuai
dengan posisinya dalam masyarakat serta dalam pengaruh berbagai reservoir
yang ada di sekitarnya. Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula olah
berbagai faktor antara lain:
a). Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
b). Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan resevoir penyakit
serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia.
c). Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam masyarakat,
termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.

Mekanisme penularan penyakit menular dibedakan berdasarkan cara penularan


penyakit selengkapnya dijelaskan sebagai berikut ;
1. Cara unsur penyebab keluar dari penjamu (Reservoir) Pada umumnya selama
unsur penyebab atau mikro-organisme penyebab masih mempunyai kesempatan
untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh penjamu, maka ia akan tetap tinggal
di tempat yang potensial tersebut. Namun di lain pihak, tiap individu penjamu
memiliki usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab patogen yang
mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan dalam tubuh
penjamu.
2. Cara penularan (Mode of Transmission) Setelah unsur penyebab telah
meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus
berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur khusus yang
disebut jalur penularan.
Berdasarkan tingkat patogenisitasnya, penyakit menular pada hakekatnya dibagi
atas 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1). Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2). Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
3). Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi. Ketiga kelompok penyakit tersebut
diatas dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :
Penyebaran Karakteristik Manifestasi klinik Dari tiga Jenis Penyakit Menular
Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik
Contoh : tuberkulosa
Lebih banyak dengan gejala klinis
Contoh : campak
Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian
Contoh : rabies Tanpa gejala Gejala ringan Gejala sedang Gejala berat
Fatal

Berdasarkan media penularannya, penyakit menular dibedakan atas beberapa sumber penularan
terdiri atas :

1) Penyakit yang ditularkan melalui air


a} Water Born Diseases: Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana air
minum tersebut mengandung kuman patogen. Penyakit tersebut diantaranya adalah : Diare,
Dysentri, Kholera, Typhoid, Hepatitis infektiosa, Gastrointerities.
b} Water Washed Diseases: Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air bersih.Berjangkitnya
penyakit ini erat kaitannya dengan hygiene perorangan yang buruk, kebersihan alat-alat makan
dan pakaian. penyakit tersebut diantaranya : Conjuctivitis/trachoma, scabies.
c) Water Bashed Diseases : Penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus
hidupnya dia air. Sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari seperti
menangkap ikan, mandi dan mencuci. Contoh penyakit adalah Schitosomiasis.
d). Water Related Insect Vectors: Penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya
tergantung pada air, Contoh Penyakit: Malaria, Demam Berdarah, Filariasis, Yellow Fever.
2) Penyakit yang ditularkan melalui media udara (Air borne disease) Penyakit yang
ditularkan melalui perantara udara sebagian besar melalui kontak langsung.Terdapat
dua bentuk ; droplet nucklei dan dust (debu). misalnya penyakit TBC, virus smallpox,
streptococcus hemoliticus, difteri.
3) Penyakit yang ditularkan secara langsung orang ke orang seperti penyakit sifilis,
GO, lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis, hepatitis B dan AIDS.
4). Penyakit yang penularan langsung dari hewan ke orang Termasuk dalam hal ini
adalah kelompok penyakit zoonosis seperti rabies.
5) Penularan langsung dari tumbuhan ke orang: seperti penyakit yang ditularkan
melalui jamur.
6). Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain; seperti kontak dengan
benda yang telah terkontaminasi melalui tanah: seperti penyakit ancylostomiasis,
trichuris.
7) Penularan melalui perantara makanan dan minuman (Food borne disease) seperti
salmonellosis, disentri, dan lain-lain. Penyakit yang ditularkan melalui minuman (Milk
borne disease) seperti penyakit TBC, enteric fever, infant diare.
8). Penularan melalui vektor (vektor borne disease). Vektor atau si pembawa kuman
dapat berasal dari golongan arthropoda (avertebrata) yang dapat memindahkan
penyakit dari reservoir ke pejamu yang potensial. Berdasarkan jenis vektor sebagai
media menularan terdiri atas :

a). Mosquito borne disease ; Malaria, DBD, yellow fever, virus encephalitis. b). Louse
borne disease ; Epidemic tifus fever.
c). Flea borne dosease ; Pes, tifus murin.
d) . Mite borne disease ; Tsutsugamushi, dll.
e). Tick borne disease ; Spotted fever, epidemic relapsing fever.
f) . Oleh serangga lain ; Sunfly fever, lesmaniasis, barthonellosis (lalat hlebotobus),
trypanosomiasis (lalat tsetse di Afrika).
3. Berdasarkan etiologi (kausa) Berdasarkan etiologi penyakit dibedaan menjadi: • Penyakit menular
• Penyakit tidak menular
4. Berdasarkan Durasi :
• Penyakit akut : < 2 minggu
• Sub akut/Sub kronik
• Penyakit kronik: > 3 bulan
5. Berdasarkan Agent biologic Biological agents = microorganism
• Virus
• Bacteria
• Protozoa
• Fungus
• Helminthes
• Others form of microorganism
6. Berdasarkan Agent Non biologic
• Physics
• Nutrition
• Chemical
• etc
7. Berdasarkan Spektrum Penyakit Menular

a). Epidemik Berjangkit suatu penyakit pada sekelompok orang di masyarakat


dengan jenis penyakit, waktu dan sumber yang sama di luar keadaan yang biasa
(KLB).
b). Endemik Suatu keadaan berjangkitnya prevalensi suatu jenis penyakit yang
terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang rendah di suatu tempat. Contoh
penyakit malaria.
c). Sporadik Jenis penyakit yang tidak tersebar merata pada tempat dan waktu
yang tidak sama, pada suatu saat dapat terjadi endemik, contoh penyakit Polio.
d). Pandemik Jenis penyakit yang berjangkit dalam waktu cepat dan terjadi
bersamaan diberbagai tempat diseluruh dunia contoh : Flu.
8. Berdasarkan Importansi Penyakit Menular:
• Frekuensi morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi di negara berkembang.
• New emergent diseases : HIV/AIDS, Ebola
• Reemergent diseases : MDR-TBC, Gonorhea (STDs)
• Memiliki dampak yang besar .

Berdasarkan Penyebaran Karakteristik Manifestasi Klinik Penyakit Menular

a). Lebih banyak tanpa gejala klinik yang jelas contohnya : tuberculosis dan
poliomyelitis
b). Lebih banyak dengan gejala klinik jelas contohnya: measles dan varicella
c). Penyakit menular yang bersifat fatal yang umumnya berakhir dengan kematian
contohnya : Rabies dan Tetanus neonatorum
2. STATISTIKA KESEHATAN

A.Definisi Statistik Kesehatan


Dalam arti luas statistika adalah ilmu pengetahuan tentang pengembagan
dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalhan dalam pengambilan
kepuatusan dapat diperhitungkan secara numeric berdasarkkan konsep
probabiliitas.

B.Tujuan Statistik Kesehatan


Tujuan dari statistik pada dasarnya adalah melakukan deskripsi terhadap
data sampel, kemudian melakukan inferensi terhadap populasi data
berdasar pada informasi (hasil statistik deskriptif) yang terkandung dalam
sampel.
C.Peranan Statistik Kesehatan

Manfaat dan peranan statistik adalah membantu pars pengelola dan pelaksana
program KB-Kes khususnya dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai
dasar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.

1.Statistik sebagai bahan perencanaan


Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan penganalisisan, penyajian
dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan
kegiatan analisis yang dilakukan.
2. Statistik sebagai bahan monitoring
Seperti telah tersebut dalam anti sempit bahwa statistik adalah data ringkasan
berbentuk angka, maka hal ini sangat membantu di dalam suatu kegiatan
monitoring.
3. Statistik sebagai bahan evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka selanjutnya kita
dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk.
D. Pengelolaan dan Analisis Data Statistik Kesehatan
Cara Mengolah Data

Dibawah ini diberikan contoh perhitungan statistik khususnya dikaitkan


dengan program kesehatan.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
Misalnya : Angka berat badan dari 32 orang balita yang berumur 4 bulan
Tabel 1
54446557
55555555
55555555
33566555
2. Cara menentukan banyaknya kelas
a) Menentukan nilai terbesar, menurut tabel di atas adalah nilai 7
b) Menentukan nilai terkecil, menurut tabel di atas adalah nilai 3
c) Mengurangi nilai terbesar dengan nilai terkecil (7-3) = 4
d) Apabila diambil interval (i) = 4 maka banyaknya kelas (k) = 4 : 4 = 1

Ternyata banyaknya kelas tidak memenuhi kelas yang baik yaitu antara 8
sampai 20 kelas sehingga interval 4 tidak kita pakai selanjutnya kita coba
dengan (i) = 1 maka banyaknya kelas (k) = 4 : 1 = 4
Dari perhitungan diatas ternyata banyaknya kelas 4 belum memenuhi
ketentuan yang ada namun demikian hal ini tidaklah mutlak karena untuk
menentukan banyaknya kelas interval dipengaruhi oleh range nilai tertinggi
dan nilai terendah. Disamping itu, jumlah penyebaran angka juga ikut
menentukan. Makin banyak penyebaran angka makin mudah untuk membuat
banyaknya kelas interval sesuai dengan ketentuan.
Membuat kelas interval
Rumus mencari interval (i) secara umum sebagai berikut :
H–L
i = ------
K

dimana i = Besar kelas interval


H = Nilai observasi yang paling tinggi
L = Nilai observasi yang paling rendah
K = Banyaknya kelas

Jika rumus tersebut dipergunakan untuk mencari tabel 1 maka hasilnya sebagai berikut :
H-L7–3
i = ------ = ------ = 1,33 dibulatkan menjadi 1
K3

Sehingga pengelompokkan hasil berat badan pada tabel 1 adalah sebagai berikut :
Kelas Interval r %
3 - 4 5 15,62
5 - 6 26 81,25
7 - 8 1 3,13
n = 32 100,00
4. Mencari nilai rata-rata (mean)
Mean adalah rata-rata hitung atau dengan kata lain disebut sebagai nilai
kecenderungan memusat (tendency central).
Adapun untuk menghitung mean (nilai rata-rata) melalui 2 cara sebagai berikut :
4.1 Untuk ungroup data (data tak berkelompok)
-x
X = --
N

Sehingga dari Tabel 1, perhitungannya adalah


- 158
X = --- = 4,94 dibulatkan menjadi 5
32
4.2 Untuk group data (data berkelompok)
- fx
X = --
n
Sehingga dari Tabel 1, perhitungannya adalah
Interval x f fx
3 - 4 3,5 5 17,5
5 - 6 5,5 26 143
7 - 8 7,5 1 7,5
32 168
- 168
X = --- = 5,25 dibulatkan menjadi 5
32

5. Median (harga tengah atau nilai tengah)


Median adalah suatu nilai tengah yang membagi distribusi atas 2 bagian yang
sama sehingga nilai tengah tersebut merupakan batas 50% dari distribusi yang
berada di sebelah atas median dan 50% dari distribusi tang berada dibawah
median.
Untuk mencari median rumusnya adalah sebagai berikut :
5.1 Untuk ungroup data
n+1
Md = nilai data ke ----- setelah diurutkan dari terkecil ke terbesar
2

Median untuk ungroup data dibedakan menjadi 2 cara :


1. Untuk distribusi angka yang genap pada tabel 1 deret pertama
5 4 4 4 6 5 5 7 jika diurut menjadi :
44455567
n+18+1
Mediannya adalah urutan ke -------- = ------ = 4,5
22
urutan ke 4 + urutan ke 5
= -----------------------------
2
5+5
= ------ = 5
2
2. Untuk distribusi ganjil
4 4 7 6 5 6 6 5 6 jika diurut menjadi :
445566667
9+1
Maka mediannya adalah urutan ke ------ = 2
urutan ke 5 = 6

5.2 Untuk group data


(n/2 - fp)
Md = LMd ---------- x i atau
f Md
(n/2 - fp)
Md = U Md ---------- x i
f Md
Dimana :
Md = Median
LMd = Batas bawah kelas interval yang berisi median
UMd = Batas atas kelas interval yang berisi median
n = Banyaknya elemen (observasi) dalam distribusi
fp = Jumlah frekuensi dibawah / diatas kelas interval yang berisi median
fMd = Frekuensi dalam kelas interval yang berisi median
i = Besar kelas interval
Jika rumus tersebut digunakan untuk mencari Md dari tabel 1 maka :
Interval X f
3 - 4 3,5 5 5 = Banyaknya frekuensi kasus
-------------------- diatas interval yang berisi
5 - 6 5,5 26 median
--------------------
7 - 8 7,5 1 1 = Banyaknya frekuensi kasus
dibawah interval yang berisi

median
n = 32
n/2 = 16
Sehingga dari tabel 1 perhitungannya adalah :
(16 - 5)
Md = 4,5 + -------- x 2 = 4,5 + 0,85 = 5,35 (cara 1)
26

(16 - 1)
Md = 6,5 + -------- x 2 = 6,5 - 1,15 = 5,35 (cara 2)
26

6. Mode (Modus)
Mode (modus) adalah suatu ukuran rata-rata yang menyatakan data yang
paling sering terdapat atau muncul dari kelompok data.
6.1 Untuk ungroup data maka mode adalah nilai yang sering keluar.
Misalnya : 544465557 maka mode adalah = 5
6.2 Untuk group data maka mode adalah
Mo = LMo + H
f1
H = -------- x i
f1 + f2

Dimana :
Mo = Modus
LMo = Nilai batas bawah kelas interval yang berisi modus
fmo = Frekuensi kelas yang memuat modus
f1 = fm - fm – 1
= Selisih frekuensi kelas yang memuat modus
f2 = fmo + 1
= Selisih frekuensi kelas yang memuat modus dengan frekuensi kelas
sesudahnya (atasnya)

Jika rumus tersebut digunakan untuk mencari Mo dari tabel 1 maka :


Mo = 4,5 + H
(26-5)
H = ----------------- x 2
(26-1) + (26-5)
Mo = 4,5 + (0,456) x 2 = 5,4
E.Ukuran, Indikator Dan Asumsi Subyek Dalam Statistik Kesehatan

Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik,
khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan
dengan populasi yang bersangkutan.
Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai denominator
(penyebut) disebut crude rate atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate
yang dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut specific rate atau angka
spesifik (purata spesifik).
1. Metode epidemiologi dibedakan menjadi 2 yaitu...

A. Deskriptif dan analitik


B. Deskriptif dan prediktif
C. Analitik dan perspektif
D. Analitik dan prediktif
E. Prediktif dan perspektif2

2. 3 faktor yang menerangkan penyebaran penyakit...

A. Orang, tempat, hewan.


B. Orang, tempat, benda.
C. Hewan, orang, tempat.
D. Orang, tempat, waktu.
E. empat, benda, waktu.
3. Berdasarkan manifestasi klinik, karakteristik dari penyakit menular terdiri, kecuali
A. Sumber penularan
B. Spektrum penyakit menular
C. Tanda gejala klinis
D. Cara penularan khusus
E. Tanda gejala umum

4. Berdasarkan penularannya, penyakit menular dibedakan atas beberapa sumber


penularan. Salah satunya sumber penularan tersebut berasal dari air, yang mana
salah satu jenis penyakit menular tersebut adalah
A. Water heart disseases
B. Water mild diseases
C. Water Flea diseases
D. Water born diseases
E. Water high diseases
5. Penyakit dapat menyerang seseorang dengan berbagai cara diantaranya
1). Melalui kebutuhan
2). Melalui vector
3). Melalui visualisasi
4). Melalui keadaan penderita
Manakah dari pilihan diatas yang tepat
A. 1, 3
B. 3, 2
C. 1, 4
D. 2, 4
E. 3, 4
1. A
2. D
3. D
4. D
5. D
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai