Anda di halaman 1dari 4

MATERI UJI KOMPREHENSIF

UU tentang Pendidikan dan guru

1. UU nomor 48/Prp./1960 tentang pengawasan Pendidikan dan pengajaran asing (lembaran


negara tahun 1960 nomor 155, tambahan lembaran negara nomor 2103)
2. UU nomor 2 tahun 1989 tentang system Pendidikan nasional (Lembaran negara tahun 1989
nomor 6, tambahan lembaran negara nomor 3390)
3. UU nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional
4. UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
5. UUGD nomr 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dan PP nomor 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3
tentang kompetensi guru
6. UU nomor 14 tahun 2005, permendiknas nomor 16 tahun 2007, PP nomor 74 tahun 2008,
permenag nomor 1 tahun 2010 tentang kualifikasi Pendidikan guru
7. UU no. 14 tahun 2005 (guru dan dosen), PP no. 19 tahun 2005 (standar Pendidikan nasional),
PP no. 74 tahun 2008 tentang guru dan pembayaran tunjangan profesi guru, 2006 awal
sertifikasi, PP no. 41 tahun 2009 tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan
khusus guru dan dosen, serta tunjangan kehormatan professor. PerMennag PAN dan RB no.
16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

Persyaratan untuk menjadi seorang guru

1. Harus memiliki bakat seorang guru


2. Harus memiliki keahlian seorang guru
3. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
4. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
5. Guru adalah manusia yang berjiwa Pancasila
6. Guru adalah seorang warganegara yang baik

Kualifikasi guru

1. Kualifikasi akademik
2. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diajarkan
3. Sertifikasi profesi guru
4. Rencana pengajaran (teaching plans and materials)
5. Prosedur mengajar (classroom procedurs)
6. Hubungan antar pribadi (Interpersonal skill)

Kompetensi guru

1. Kompetensi pedagogik (kompetensi tentang penguasaan proses belajar mengajar dimulai


dari perancangan, metode, media dan penilaian pembelajaran).
2. Kompetensi kepribadian (kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, Arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3. Kompetensi sosial (merupakan kemampuan guru untuk sip berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar)
4. Kompetensi profesional (merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuannya)
4 teori belajar
1. Teori belajar Behavioristik (teori belajar perilaku) / bagaimana perilaku individu yang belajar
dikendalikan oleh factor-faktor lingkungannya/ “manusia mesin” / stimulus-respon. Tokoh
behavioristik Edwar lee thorndike (1871-1949), john broades Watson (1878-1958), clark hull,
Edwin ray Guthrie (1886-1959), burrhusm Frederic skinner (1904-1990). Implikasinya
pembelajaran behavioritik adalah memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti,
tetap/tidak berubah.
2. Teori belajar kognitif tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Ilmu pengetahuan dibangun
dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungannya. Tokoh teori belajar kognitif adalah jean piaget (1896-1980), jerome bruner
(1915-2016), David Ausubel (1918-2008). Implikasinya menekankan pada proses
perkembangan peserta didik.
3. Teori belajar Konstruktivistik adalah memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstruksi)npengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Tokohnya adalah lev Vygotsky
(1896-1934). Implikasinya seperti berkembangnya pembelajaran dengan web learning dan
pembelajaran melalui social media.
4. Teori belajar Humanistik adalah proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Tokohnya adalah David a. kolb (tahapan
belajar terdiri dari pengalaman kongkrit, pengamatan aktif dan reflektif, konseptualisasi,
eksperimen aktif), peter honey dan alan mumford (pesdi terdiri dari 4 tipe yaitu, tipe aktivis,
tipe reflector, tipe teoris, tipe pragmatis), jurgen hubernas (3 macam tipe belajar yaitu:
technical learning/belajar teknis, practical learning/belajar praktis, emancipatory
learning/belajar emansipatori), Benjamin Samuel bloom 1913-1999 dan David Krathwohl
1921-2016 (tujuan belajar dirangkum dalam 3 kawasan taksonomi bloom yaitu Kawasan
afektif, kognitif dan psikomotor). Kawasan afektif (penerimaan/receiving, pemberian
respon/responding, penilaian atau penghargaan/valuing, pengorganisasian/organization,
karakteristik/characterization). Kawasan kognitif (mengingat, mengerti, memakai,
menganalisis, menilai, mencipta). Kawasan psikomotor (peniruan, penggunaan, ketepatan,
perangkaian, naturalisasi). Implikasinya adalah karena sifatnya yang ideal yaitu
memanusiakan manusia maka teori ini mampu memberikan arah terhadap semua
komponen pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.

Yang harus ada pada RPP


A. RPP harus memuat keterampilan 4C
1. Communication: adanya komunikasi guru dan pesdik, pesdik dan teman sejawat
2. Colaboration: Adanya kolaborasi antara guru dan pesdik, pesdik dan teman sejawat, seperti
menalar dan berdiskusi
3. Critical thinking dan Problem solving: Peserta didik harus bisa bertanya dan bernalar dengan
bersifat kritis serta dapat memecahkan masalah.
4. Creativity and Innovation: pesdik memiliki kreativitas dan berinovasi

B. RPP harus Berbasis HOTS, TPACK, dan ICT


1. HOTS: Hight other thinking skill (keahlian berfikir tingkat tinggi) – indicator pembelajaran,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, Langkah-langkah pembelajaran, penilaian
2. TPACK: (Technological/teknologi, Pedagogical/pedagogik, Content/konten,
Knowledge/pengetahuan) – pendekatan pembelajaran, media dan alat, sumber belajar
3. ICT: Information and Communicaation Technology / TIK - pendekatan pembelajaran, media
dan alat, sumber belajar

C. Indikator pembelajaran pada RPP (KI-3 harus bersifat HOTS)


D. Tujuan Pembelajaran (memuat ABCD, Audience/pesdik, Behavior/kata kunci/sesuatu yang
diharapkan/taksonomi blom/hots, condition/aktivitas yang dilakukan pesdik,
degree/kemampuan minimal yang diharapkan kepada pesdik untuk dicapai) KI-3 dan KI-4.
PPK/penguatan Pendidikan karakter yaitu KI-1 sikap spiritual (beriman dan bertakwa, taat
beribadah, bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan), dan KI-2 sikap social
(perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangga).

E. Model Pembelajaran Pada RPP


1. Project Based Learning (pembelajaran berbasis proyek)
2. Discovery Learning (Pembelajaran berbasis penemuan)
3. Problem Based Learning / PBL (Pembelajaran berbasis masalah) tahapannya (Orientasi
peserta didik terhadap masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing
penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah).
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mendorong untuk lebih
aktif dan memaksimalkan kemampuan berpikir kritis untuk mendapatkan solusi dari masalah
pada dunia nyata. Dengan kurikulum PBL, dapat membuat mahir dalam memecahkan dan
mengambil solusi dari suatu masalah, dalam kurikulumnya juga dirancang masalah-masalah
yang memotivasi untuk mendapatkan pengetahuan yang penting sehingga memiliki strategi
belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam kelompok diskusi. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah
atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Problem Based Learning (PBL) adalah membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa
yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. Sesuai dengan pendapat tersebut,
pemecahan masalah merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran berbasis masalah.
Kelebihan :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah
dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan
masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).
b. Kelemahan
Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang
mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

F. Pendekatan pembelajaran pada RPP (Saintifik/scientific approach (pembelajaran yang


menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktifitas pengumpulan data
melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian
mengkomunikasikan), pembelajaran abad 21 (merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan
kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan
terhadap teknologi), TPACK (pengetahuan tentang teknologi digital, pengetahuan tentang prses
dan strategi pembelajaran, pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran)).
G. Metode pembelajaran pada RPP (Diskusi, Ceramah, Tanya Jawab, Pengugasan)
H. Sintak pembelajaran pada RPP (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan,
mengevaluasi)
I. Penilaian pada RPP (Afektif: Kuesioner, Kognitif: soal pilihan ganda, psikomotor: Tes unjuk kerja)

Anda mungkin juga menyukai