Anda di halaman 1dari 22

SIFAT-SIFAT GELOMBANG

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat, dalam


perambatannya gelombang membawa energi melalui medium/perantara.
Gelombang dibedakan menjadi tiga jenis, pertama berdasarkan arah rambat
dan arah getarnya yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang
longitudinal dan gelombang transversal. Kedua berdasarkan medium
perambatannya yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang mekanik
dan gelombang elektromagnetik. Dan ketiga berdasarkan amplitudonya
yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang stasioner dan gelombang
berdiri. Setiap jenis gelombang mempunyai sifat-sifat yang sama, yaitu
pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dispersi dan polarisasi
(Nurdiansah, 2020).
Salah satu sifat gelombang yaitu pemantulan (refleksi). Peristiwa
pemantulan merupakan perubahan arah rambat cahaya setelah menumbuk
bidang batas antara dua medium yang berbeda. Contohnya pada pemantulan
air dengan bidang pembatas yang tidak transparan (besi, kayu, tembok, dll).
Dimana, gelombang datang saat menumbuk bidang pembatas yang tidak
transparan akan mengalami perubahan arah rambat yang besar sudut
pantulnya sama dengan sudut datangnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2017) menunjukkan
bahwa pada pembahasan materi gelombang dan sifatnya dalam
pembelajaran fisika sebaiknya lebih diperluas lagi, karena seringkali
mahasiswa belum terlalu memahami pola gelap terang gelombang dan
sifat-sifat gelombang seperti difraksi dan interferensi. Selain itu, dalam
kehidupan sehari-hari masih ditemukan beberapa masalah seperti kurangnya
pemahaman mengenai gelombang, tidak mengetahui jenis-jenis dari
gelombang serta tidak mengetahui bentuk dari sifat-sifat gelombang.
Berdasarkan masalah diatas, maka perlu dilakukan percobaan sifat-sifat
gelombang agar lebih memahami pengertian gelombang, dapat mengetahui
jenis-jenis gelombang serta dapat mengetahui bentuk dari sifat-sifat
gelombang.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan Sifat-Sifat Gelombang adalah sebagai berikut.

a. Mempelajari gejala pemantulan gelombang datar.


b. Mempelajari gejala pemantulan gelombang lengkung.
c. Mempelajari gejala pembiasan gelombang.
d. Mempelajari gejala difraksi gelombang pada sebuah celah sempit.
e. Mempelajari gejala interferensi dua gelombang yang koheren.
B. LANDASAN TEORI

Tangki riak adalah bagian standar dari demonstrasi perkuliahan fisika


dan laboratorium sarjana. Mengikuti tradisi eksperimen klasik Young,
demonstrasi dengan tangki riak berkonsentrasi pada pengamatan interferensi,
difraksi, dan refleksi. Dengan memindahkan sumber titik di atas permukaan
air, efek Doppler dan kerucut Mach juga dapat didemonstrasikan. Sisipan
transparan dapat digunakan untuk memvariasikan kedalaman air, yang
memungkinkan simulasi berbagai media dan demonstrasi pembiasan dan
refleksi internal (Strobel, 2011).
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat, dalam
perambatannya gelombang membawa energi melalui medium/perantara.
Medium gelombang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Besaran-besaran
yang berkaitan dengan gelombang yaitu simpangan (Y), amplitudo (A),
frekuensi (f), periode (T), dan fase (𝜑). Semua Jenis gelombang mempunyai
sifat-sifat yang sama, berikut ini merupakan sifat-sifat dari gelombang.
a. Pantulan gelombang. Dalam pemantulan gelombang tersebut berlaku
hukum pemantulan gelombang yaitu sudut datang gelombang sama dengan
sudut pantul gelombang, dan gelombang datang, gelombang pantul, dan
garis normal terletak dalam satu bidang datar.
b. Pembiasan gelombang. Sinar gelombang yang melewati bidang batas
antara kedalaman air terlihat dibelokkan/dibiaskan dimana front
gelombangnya menjadi lebih rapat. Hal ini menunjukkan adanya
perubahan panjang gelombang, akan tetapi frekuensinya tetap yaitu sama
dengan frekuensi sumber getarnya. Dalam pembiasan gelombang berlaku
hukum pembiasan yang menyatakan perbandingan sinus sudut datang
dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap.
c. Interferensi gelombang. Untuk mengamati gejala interferensi gelombang
agar teramati dengan jelas, maka kedua gelombang yang berinterferensi
tersebut harus merupakan dua gelombang yang koheren. Dua gelombang
disebut koheren apabila kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi dan
amplitudo yang sama serta memiliki selisih fase yang tetap/konstan.

d. Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan/penyebaran (lenturan)


gelombang jika gelombang tersebut melalui celah. Gejala difraksi akan
semakin tampak jelas apabila lebar celah semakin sempit
(Nurdiansah, 2020).
Sinar yang datang pada permukaan datar berlaku berkas sinar datang, sinar
pantul berada pada bidang yang sama dengan garis normal, dan bahwa sudut
datang sama dengan sudut pantul. Garis normal adalah garis maya yang tegak
lurus dengan bidang pantul, sehingga merupakan garis yang menjadi acuan
terhadap besarnya sinar datang dengan sinar pantul sudut datang merupakan sudut
yang dibentuk antara sinar datang dengan garis normal, sedangkan sudut pantul
adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal dengan sinar pantul.

Gambar 1.1 Pemantulan pada Bidang Datar


Pada bidang lengkung hukum pemantulan tetap berlaku dengan garis normal
merupakan garis maya yang melalui pusat kelengkungan.
Gambar 1.2 Pemantulan pada Bidang Lengkung
Hukum Snellius merupakan hukum dasar dari hukum pembiasan, sehingga
pembiasan pada bidang datar dan bidang lengkung selalu mengacu pada hukum
Snellius tentang pembiasan.

Gambar 1.3 Pembiasan pada Bidang Datar


Besarnya sudut bias tergantung pada kerapatan masing-masing medium.
Hubungan analitis sudut datang dengan sudut bias secara eksperimental
ditemukan oleh Willebrord Snellius yang terkenal dengan hukum Snellius.
Hubungan itu adalah sebagai berikut:
n1 sin i  n2 sin r ........................................................................................1.1

(Murtono, 2015).
Menurut (Tsalatsin, 2014) interferensi adalah paduan dua gelombang atau
lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu se-fase,
maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang resultan
memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan
fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan). Gelombang
resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan menggunakan sebuah
baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua gelombang
permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan
jelas.

Gambar 1.4

(a) Tidak Terjadi Interferensi, (b) Terjadi


Interferensi

Prinsip dari superposisi gelombang linier adalah ketika dua atau lebih
gelombang bergerak secara serempak menuju pada titik yang sama maka
gelombang hasil didapat dari penjumlahan masing-masing gelombang individu.
Superposisi dua gelombang yang identik (sama panjang gelombang dan
amplitudo) melintas pada titik P dalam fase puncak ke puncak dan lembah
ke lembah. Menurut prinsip superposisi linier, gelombang menguatkan satu
dengan yang lain akan terjadi interferensi konstruktif. Jumlah total gelombang
pada titik P mempunyai amplitudo dua kali amplitudo gelombang individu dan
ketajaman pada titik P lebih besar dari gelombang individu. Jarak sumber 1 ke 2
sumber ke titik P adalah berturut-turut l1 dan l2 yang berbeda sebesar λ .

Gambar 1.5

Gelombang Dipancarkan oleh Sumber 1


dan 2 dan Bertemu pada Titik P

Jika dua gelombang identik yang mempunyai beda fase tidak tetap, bertemu pada
titik P, atau gelombang terjadi dari puncak ke lembah, dan gelombang saling
menghilangkan, menurut prinsip superposisi linier akan terjadi interferensi
destruktif, yang berarti tidak ada ketajaman (Sugito, 2005).
Periode (T) sebuah gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang
untuk menyelesaikan satu siklus yang lengkap. Titik tertinggi dari gelombang,
seperti A dan C disebut puncak gelombang. Titik terendah seperti B dan D disebut
dengan lembah. Lembah bergerak kekanan dengan laju v yaitu laju gelombang.
Amplitudo adalah gangguan maksimum yang berlangsung selama satu siklus
getaran. Panjang gelombang atau  adalah jarak sepanjang arah perambatan
gelombang antara titik-titik yang berkorespondensi pada gelombang. Misalnya
AC, dalam suatu waktu T sebuah puncak yang bergerak dengan laju v akan
berpindah sejauh  kearah kanan (Bueche, 2006).
C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan pada percobaan Sifat-Sifat Gelombang dapat


dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Alat dan Bahan Percobaan Sifat-Sifat Gelombang
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Catu daya Untuk mengatur tegangan.
2. Lampu Sebagai sumber cahaya.
3. Keping penghalang Untuk penghalang gelombang.
Sebagai tempat untuk melihat gejala
4. Set tangki riak
gelombang.
5. Kaca Sebagai pembias gelombang.
6. Air Sebagai objek pengamatan.
7. Ripple generator Sebagai sumber getaran.
Pembangkit gelombang
8. Sebagai pembangkit gelombang datar.
datar
Pembangkit gelombang Sebagai pembangkit gelombang
9.
lengkung lengkung.
Sebagai penghubung antara Ripple
10. Kabel penghubung
generator, catu daya dan lampu.
Sebagai penghubung rangkaian pada
11. Selang penghubung
Ripple generator tangki riak.

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan Sifat-Sifat Gelombang adalah


sebagai berikut.
a. Pemantulan
1) Pemantulan Menggunakan Pembangkit Gelombang Lengkung.
a) Keping Datar
(1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.4 berikut.
Gambar 1.4 Rangkain Alat dan Bahan Pembangkit
Gelombang Lengkung Menggunakan
Keping Bidang Datar.
(2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada
tangki riak.
b) Keping Lengkung
(1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.5 berikut.

Gambar 1.5 Rangkaian Alat dan Bahan Pembangkit


Gelombang Lengkung Menggunakan
Keping Lengkung
(2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada
tangki riak.
2) Pemantulan Menggunakan Pembangkit Gelombang Datar.
a) Keping Datar
(1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.6 berikut.

Gambar 1.6 Rangkaian Alat dan Bahan Pembangkit


Gelombang Lengkung Menggunakan
Keping Datar.
(2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada
tangki riak.
b) Keping Lengkung
(1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.7 berikut.

Gambar 1.7 Rangkaian Alat dan Bahan Pembangkit


Gelombang Datar Menggunakan Keping
Datar
(2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada
tangki riak.
b. Pembiasan
1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.8 berikut.

Gambar 1.8 Rangkaian Alat dan Bahan pada


Pembiasan Gelombang.
2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada tangki
riak.
c. Difraksi
1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.9 berikut.

Gambar 1.9 Rangkaian Alat dan Bahan pada


Difraksi Gelombang.
2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada tangki
riak.
d. Interferensi
1) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 1.10 berikut.

Gambar 1.10 Rangkaian Alat dan Bahan pada


Interferensi Gelombang.
2) Melihat dan mengambil gambar gelombang yang dihasilkan pada tangki
riak.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada percobaan Sifat-Sifat Gelombang adalah


sebagai berikut.
a. Pemantulan
1) Pemantulan Menggunakan Pembangkit Gelombang Lengkung.
a) Keping Datar
Hasil pengamatan pemantulan menggunakan
pembangkit gelombang lengkung dengan pemantul keping
datar dapat dilihat pada Gambar 1.11 berikut.

Gambar 1.11 Hasil Pengamatan Pembangkit


Gelombang Lengkung Menggunakan
Keping Datar.
b) Keping Lengkung
Hasil pengamatan pemantulan menggunakan pembangkit gelombang
lengkung dengan pemantul keping lengkung dapat dilihat pada
Gambar 1.12 berikut.

Gambar 1.12 Hasil Pengamatan Pembangkit


Gelombang Lengkung Menggunakan
Keping lengkung.
2) Pemantulan Menggunakan Pembangkit Gelombang Datar
a) Keping Datar
Hasil pengamatan pemantulan menggunakan pembangkit
gelombang datar dengan pemantul keping datar dapat dilihat pada
Gambar 1.13 berikut.

Gambar 1.13 Hasil Pengamatan Pembangkit


Gelombang Datar Menggunakan
Keping Datar.
b) Keping Lengkung
Hasil pengamatan pemantulan menggunakan pembangkit
gelombang datar dengan pemantul keping lengkung dapat dilihat
pada Gambar 1.14 berikut.

Gambar 1.14 Hasil Pengamatan Pembangkit


Gelombang Datar Menggunakan
Keping Lengkung.
b. Pembiasan
Hasil pengamatan pembiasan dapat dilihat pada Gambar 1.15 berikut.

Gambar 1.15 Hasil Pengamatan Pembiasan


Gelombang.
c. Difraksi
Hasil pengamatan difraksi pada celah sempit dapat dilihat pada
Gambar 1.16 berikut.

Gambar 1.16 Hasil Pengamatan Difraksi


Gelombang.
d. Interferensi
Hasil pengamatan untuk interferensi dua gelombang yang koheren
dapat dilihat pada Gambar 1.17 berikut.

Gambar 1.17 Hasil Pengamatan Interferensi


Gelombang.
2. Pembahasan

Gerak gelombang dapat dipandang sebagai perpindahan energi dan


momentum dari titik didalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan materi.
Gelombang juga dapat didefenisikan sebagai getaran (osilasi) yang merambat
dari suatu medium atau tanpa medium dengan tidak disertai perambatan
bagian bagian medium itu sendiri. Sifat-sifat gelombang diantaranya yaitu
dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dispersi dan
polarisasi. Namun pada percobaan yang dilakukan ini bertujuan untuk
mengamati gejala pemantulan gelombang datar dan gelombang lengkung,
gejala pembiasan gelombang, gejala difraksi gelombang, dan gejala
interferensi dua gelombang yang koheren.
Pengamatan pertama pada percobaan Sifat-Sifat Gelombang yaitu
pengamatan pemantulan gelombang datar. Berdasarkan hasil pengamatan,
pemantulan gelombang datar menggunakan keping penghalang datar
diperoleh hasil pantulan atau gelombang pantulnya berupa gelombang datar
juga. Sedangkan pemantulan gelombang datar menggunakan keping
penghalang lengkung, diperoleh hasil pantulan berupa gelombang lengkung.
Selajutnya pada pengamatan pemantulan gelombang lengkung menggunakan
keping penghalang datar diperoleh hasil pantulan gelombangnya berupa
gelombang datar. Hasil pengamatan gejala pemantulan gelombang datar
maupun gelombang lengkung yang diperoleh sudah sesuai dengan teori,
dimana gelombang pantul mengikuti bentuk dari bidang pantulnya atau
bidang penghalang yang memiliki sudut datang sama dengan sudut
gelombang pantul.
Pengamatan ketiga yaitu mengamati gejala pembiasan gelombang
yang merambat dari air ke kaca. Hasil pengamatan yang diperoleh terlihat
bahwa terjadi pembelokan arah rambat gelombang yang mendekati garis
normal karena gelombang merambat dari medium air yang kerapatannya
lebih kecil daripada medium kaca. Selain itu, panjang gelombangnya semakin
kecil saat melalui kaca yang menyebabkan perubahan kecepatan gelombang
sehingga terjadi pembiasan gelombang. Hasil pengamatan yang diperoleh
sudah sesuai dengan teori dimana gelombang yang melalui batas dua medium
dengan kerapatan yang berbeda, kecepatannya akan berubah sehingga terjadi
pembiasan gelombang (Nistianti, 2015).
Pengamatan keempat yaitu mengamati gejala difraksi gelombang
melalui sebuah celah sempit. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat
bahwa gelombang mengalami pemantulan setelah melewati celah sempit
sehingga gelombang muncul pada balik penghalang bercelah dan menyebar
keseluruh bagian medium. Hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan
teori dimana difraksi gelombang terjadi ketika sebuah gelombang melewati
sebuah celah sempit yang lebih kecil dari panjang gelombangnya maka
gelombang tersebut akan dilenturkan dan menyebar kesemua arah didepan
celah (Fauzi, 2016).
Pengamatan kelima yaitu mengamati gejala interferensi dua gelobang
yang koheren. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa ketika dua
gelombang dengan frekuensi yang sama dan beda fase yang tetap bertemu
akan terjadi penggabungan dua gelombang menjadi satu gelombang yang
amplitudonya dua kali lebih besar dari amplitudo gelombang tersebut. Hasil
pengamatan yang diperoleh sudah sesuai dengan teori yaitu interferensi
gelombang merupakan paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu
gelombang baru (Tsalatsin, 2014).
E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan Sifat-Sifat Gelombang adalah


sebagai berikut.
a. Gejala pemantulan gelombang datar terlihat ketika gelombang
mengalami pemantulan mengikuti bentuk medium atau bidang pantul
yang tidak dapat ditembusnya.
b. Gejala pemantulan gelombang lengkung terlihat bahwa gelombang
mengalami pembalikkan arah atau pemantulan mengikuti medium
atau bidang pantulnya yang tidak bisa ditembus.
c. Gejala pembiasan gelombang ketika kecepatan air merambat saat
melewati dua celah sempit.
d. Gejala difraksi gelombang pada dua celah sempit terlihat gelombang
mengalami pembelokkan arah ketika melewati dua celah sempit.
e. Gejala interferensi dapat terlihat ketika terjadi perpaduan dua
gelombang yang koheren.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan pada percobaan Sifat-Sifat


Gelombang antara lain sebagai berikut :
a. Laboratorium, sebaiknya kegiatan praktikum dilakukan secara offline
agar lebih memahami materi yang dipraktikumkan.
b. Asisten, agar tetap semangat membimbing adik praktikannya sebab
ada berbagai macam kendala dalam pelaksanaan praktikum secara
online.
c. Praktikan, agar lebih memperhatikan percobaan yang diberikan
walaupun hanya sebatas praktikum online.
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick.J dan Hecht, Eugene. 2006. Teori dan soal-soal fisika
unviersitas edisi ke sepuluh. Jakarta : Erlangga.
Firdaus, Almira Syifa, dan Ani saturohman. 2017. Analisis Sifat Gelombang Pada
Fluida dengan Tangki Riak. Jurnal Kajian Pendidikan Sains. Volume 3,
Nomor 2.
Murtono. 2015. Analisis Representasi Gambar Dalam Menyelesaikan
Permasalahan Pemantulan Dan Pembiasan Bagi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika,
Volume 2, Nomor 1.
Nurdiansah, Ihsan, Islami, Fahmi Hujjarul dan Nana. 2020. Penerapan Model
Poe2we Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Materi Gelombang
Berjalan Dan Gelombang Stasioner. Jurnal Pendidikan Fisika. P-
ISSN:2477-7935 E-ISSN: 2548-6225Volume 5 Nomor 1,.
Tsalatsin, Moh. Nashir dan Masturi. 2014. Penentuan Panjang Gelombang Sinar
Menggunakan Interferensi Celah Ganda Sederhana. Jurnal Fisika. Vol. 4
No. 2.
Strobel, Bernhard. 2011. Demonstrasi dan studi tentang penyebaran gelombang
air dengan tangki riak yang dikendalikan komputer. Am. J. Phys., Vol. 79,
No. 6.
Sugito, Heri, Wahyu, Firdausi, K. Sofjan, Mahmudah, Siti. 2005. Pengukuran
Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah
Banyak. Berkala Fisika Vol.8, No.2, ISSN : 1410 – 9662.
Yasid, Abdul, Yushardi, Dan Handayani, Rif’ati Dina. 2016. Pengaruh Frekuensi
Gelombang Bunyi Terhadap Perilaku Lalat Rumah (Musca Domestica).
Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 2, hal 190 – 196.

Anda mungkin juga menyukai