A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Percobaan
(Murtono, 2015).
Menurut (Tsalatsin, 2014) interferensi adalah paduan dua gelombang atau
lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu se-fase,
maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang resultan
memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan
fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan). Gelombang
resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan menggunakan sebuah
baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua gelombang
permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan
jelas.
Gambar 1.4
Prinsip dari superposisi gelombang linier adalah ketika dua atau lebih
gelombang bergerak secara serempak menuju pada titik yang sama maka
gelombang hasil didapat dari penjumlahan masing-masing gelombang individu.
Superposisi dua gelombang yang identik (sama panjang gelombang dan
amplitudo) melintas pada titik P dalam fase puncak ke puncak dan lembah
ke lembah. Menurut prinsip superposisi linier, gelombang menguatkan satu
dengan yang lain akan terjadi interferensi konstruktif. Jumlah total gelombang
pada titik P mempunyai amplitudo dua kali amplitudo gelombang individu dan
ketajaman pada titik P lebih besar dari gelombang individu. Jarak sumber 1 ke 2
sumber ke titik P adalah berturut-turut l1 dan l2 yang berbeda sebesar λ .
Gambar 1.5
Jika dua gelombang identik yang mempunyai beda fase tidak tetap, bertemu pada
titik P, atau gelombang terjadi dari puncak ke lembah, dan gelombang saling
menghilangkan, menurut prinsip superposisi linier akan terjadi interferensi
destruktif, yang berarti tidak ada ketajaman (Sugito, 2005).
Periode (T) sebuah gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang
untuk menyelesaikan satu siklus yang lengkap. Titik tertinggi dari gelombang,
seperti A dan C disebut puncak gelombang. Titik terendah seperti B dan D disebut
dengan lembah. Lembah bergerak kekanan dengan laju v yaitu laju gelombang.
Amplitudo adalah gangguan maksimum yang berlangsung selama satu siklus
getaran. Panjang gelombang atau adalah jarak sepanjang arah perambatan
gelombang antara titik-titik yang berkorespondensi pada gelombang. Misalnya
AC, dalam suatu waktu T sebuah puncak yang bergerak dengan laju v akan
berpindah sejauh kearah kanan (Bueche, 2006).
C. METODE PRAKTIKUM
2. Prosedur Kerja
1. Hasil Pengamatan
1. Kesimpulan
2. Saran
Bueche, Frederick.J dan Hecht, Eugene. 2006. Teori dan soal-soal fisika
unviersitas edisi ke sepuluh. Jakarta : Erlangga.
Firdaus, Almira Syifa, dan Ani saturohman. 2017. Analisis Sifat Gelombang Pada
Fluida dengan Tangki Riak. Jurnal Kajian Pendidikan Sains. Volume 3,
Nomor 2.
Murtono. 2015. Analisis Representasi Gambar Dalam Menyelesaikan
Permasalahan Pemantulan Dan Pembiasan Bagi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika,
Volume 2, Nomor 1.
Nurdiansah, Ihsan, Islami, Fahmi Hujjarul dan Nana. 2020. Penerapan Model
Poe2we Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Materi Gelombang
Berjalan Dan Gelombang Stasioner. Jurnal Pendidikan Fisika. P-
ISSN:2477-7935 E-ISSN: 2548-6225Volume 5 Nomor 1,.
Tsalatsin, Moh. Nashir dan Masturi. 2014. Penentuan Panjang Gelombang Sinar
Menggunakan Interferensi Celah Ganda Sederhana. Jurnal Fisika. Vol. 4
No. 2.
Strobel, Bernhard. 2011. Demonstrasi dan studi tentang penyebaran gelombang
air dengan tangki riak yang dikendalikan komputer. Am. J. Phys., Vol. 79,
No. 6.
Sugito, Heri, Wahyu, Firdausi, K. Sofjan, Mahmudah, Siti. 2005. Pengukuran
Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah
Banyak. Berkala Fisika Vol.8, No.2, ISSN : 1410 – 9662.
Yasid, Abdul, Yushardi, Dan Handayani, Rif’ati Dina. 2016. Pengaruh Frekuensi
Gelombang Bunyi Terhadap Perilaku Lalat Rumah (Musca Domestica).
Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 2, hal 190 – 196.