Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN pada ABORTUS IMMINENS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Dokumentasi Kebidanan

Dosen Pembimbing :

Dwi Estuning Rahayu, SPd,S.Kep,Ns

DiSusun oleh :

NURUL FARIDA

0802200026

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI

2009/2010
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
 Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup di luar
kandungan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20
minggu.
(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:303)
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat”tertentu”)pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan.
(Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin, SpOG,MPH.Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.2007:145)
 Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia
luar tanpa mempersoalkan penyebabnya.
(Prof.Sulaiman Sastrawinata,dr,SpOG(K),dkk.Obstetri Patologi Ilmu
Kesehtan Reproduksi Edisi 2.2005:1)
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buih kehamilan
belum mampu hidup di luar kandungan.
(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:149)
 Abortus adalah usaha mengakhiri kehamilan dengan mengeluarkan hasil
pembuahan secara paksa sebelum janin mampu bertahan hidup , jika
dilahirkan.
(Helen Varney.Buku ajar Asyhan Kebidanan .2007:604)
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mampu hidup
diluar rahim (< 500 gram atau < 20-22 minggu)
(Printed by opique, dapat diakses via http://www.rofiqahmad.wordpress.com)

II. ETIOLOGI
Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor .Umumnya abortus
didahului oleh kematian janin.
Faktor-faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya abortus adalah:
1. Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah gangguan petumbuhan zigot ,
embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus
pada trimester pertama, yakni:
a. Kelainan telur,telur kosong (blighted ovum),kerusakan embrio,atau
kerusakan kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
b. Embrio dengan kelainan lokal
c. Abnormalitas pembentukan plasenta (hiplopasi trofoblas)
2. Faktor maternal
a. Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko bagi janin yang
sedang berkembang , terutama pada akhir trimester pertama atau awal
trimester kedua. Tidak diketauhi penyebab kematian janin secara pasti,
apakah janin yang menjadi terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh
mikroorganisme penyebabnya.Penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan abortus:
 Virus
Misalnya rubella,sitomegalovirus,virus herpes simpleks,varicella
zoster,vaccinia,campak,hepatitis,polio,dan ensefalomeilitis.
 Bakteri- misalnya Salmonella typi.
 Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.
b. Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular
c. Penyakit endrokin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi
atau pada penyakit disfungsi tiroid:defisiensi insulin.
d. Faktor Imunologis
Ketidakcocokan (Inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte
Antigen)
e. Trauma
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma
tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan:
 Pengangkatan Ovarium yang mengandung korpus luteum
gravidatum sebelum minggu ke-8
 Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat
hamil.
f. Kelainan Uterus
Hipoplasia uterus , mioma(terutama mioma submukosa),serviks
inkompeten atau retroflexio uteri gravidi incarcerata.
g. Faktor psikosomatik _pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan.
3. Faktor Eksternal
a. Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak janin
dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.
b. Obat-obatan
Antagonis asam folat,antikoagulan,dan lain-lain.Sebaiknya tidak
menggunakan obat-obatan sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah di
buktikan bahwa obat tersebut tidak membahyakan janin ,atau untuk
pengobatan penyakit ibu yang parah.
c. Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan
benzen.
(Prof.Sulaiman Sastrawinata,dr,SpOG(K),dkk.Obstetri Patologi Ilmu Kesehtan
Reproduksi Edisi 2.2005:2-3)

III. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Terjadinya
a. Abortus spontan
Keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis
b. Abortus buatan
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat di akhiri
(Prof.Sulaiman Sastrawinata,dr,SpOG(K),dkk.Obstetri Patologi Ilmu
Kesehtan Reproduksi Edisi 2.2005:2)
2. Berdasarkan pelaksanaanya:
a. Abortus provokatus artificialis atau Abortus therapeuticus
Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya :penyakit
jantung,hipertensi esensial, dan karsinoma serviks.
Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli
kebidanan , penyakit dalam psikistri atau psikolog.
b. Abortus buatan kriminal
Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang
tidak berwenang dan dilarang oleh hukum atau di lakukan oleh yang tidak
berwenang.
(Prof.Sulaiman Sastrawinata,dr,SpOG(K),dkk.Obstetri Patologi Ilmu
Kesehtan Reproduksi Edisi 2.2005:)

3. Berdasarkan gambaran klinisnya:


a. Abortus Imminens
Terjadinya perdarahandari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks.
b. Abortus insipiens
Abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan
ketuban yang teraba.
c. Abortus completus
Seluruh hasil konsepsi di keluarkan (desidua dan uterus), sehingga
rongga rahim kosong.
d. Abortus Incompletus
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang di keluarkan , yang
tertinggal adalah desidua atau plasenta.
e. Abortus servikalis
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium eksternum
yang tak terbuka sehingga semuanya berkumpul dalam kanalis
servikalis.
f. Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
g. Abortus Infeksiasus, abortus septik
Abortus infeksiasus adalah abortus yang disertai infeksi pada
genetalia, sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiasus berat
disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau
peritoneum.
h. Missed Abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu , tetapi janin mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:305-
308)

IV. FAKTOR PRESDIPOSISI

Alasan utama terjadinya keguguran pada awal kehamilan ialah kelainan genetik,yang
mencapai 75 hingga 90% total keguguran.Alasan lain terjadinya adalah kadar
progesteron yang tidak normal, kelainan pada kelenjar tiroid , diabetes yang tidak
terkontrol, kelainan pada rahim ,infeksi dan penyakit autonium.
(Helen Varney.Buku ajar Asyhan Kebidanan .2007:604)
V. TANDA DAN GEJALA
1. Abortus Imminens
a. Kram perut bagian bawah
b. Perdarahan sedikit dari jalan lahir
c. Fleksus ada(sedikit)
d. Ostium uteri tertutup
e. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
f. Uterus Lunak
2. Abortus Insipiens
a. Disertai nyeri/kontraksi rahim
b. Pendarahan dari jalan lahir
c. Perdarahan sedang hingga banyak
d. Ostium Uteri terbuka
e. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
f. Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
g. Ketuban utuh(menonjol)
3. Abortus Incomplitus
a. Kram perut bagian bawah
b. Pendarahan banyak dari jalan lahir
c. Pendarahan sedang hingga banyak
d. Ostium uteri terbuka
e. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4. Abortus Komplitus
a. Nyeri perut bagian bawah sedikit atau tidak ada
b. Perdarahan dari jalan lahir sedikit
c. Perdarahan bercak sedikit hingga sedang
d. Teraba sisa jaringan buah kehamilan
e. Ostium uteri tertutup , bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong
f. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
5. Missed Abortion
a. Buah dada mengecil
b. Tanpa nyeri
c. Pendarahan bisa ada atau tidak
d. Hilangnya tanda kehamilan
e. Tidak ada bunyi jantung janin
f. Berat badan menurun
g. Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan
(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:150-152)
VI. PATOFISIOLOGI

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis


jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara
dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14
minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna
dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin
dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk
seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi
atau fetus papiraseus.

 (Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:303-305)


 (file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB
%20Bared18%27s%20Weblog.htm)

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG ABORTUS IMMINENS

 Hasil USG Menunjukkan:


1. Buah kehamilan masih utuh,ada tanda kehidupan janin.
2. Meragukan
3. Buah kehamilan tidak baik, janin mati.
(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:150)

4. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif


bila janin sudah mati
5. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup
6. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
 Data laboratorium:
1. Tes urine
2. hemoglobin dan hematokrit
3. menghitung trombosit
4. kultur darah dan urine
 pemeriksaan ginekologi :
1. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva
2. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.
3. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri
saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
menonjol dan tidak nyeri.

(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB%20Bared18%27s
%20Weblog.htm)

VIII. PENATALAKSANAAN ABORTUS IMMINENS

 Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total.
 Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual.
 Bila perdarahan:
 Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi.
 Terus Berlangsung: Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG).Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola
hidatitosa)
 Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya
dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik.

(Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin, SpOG,MPH.Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.2007:149)
 Terapi defesiensi hormon pada abortus iminen

Jenis hormon Dosis awal Dosis pemeliharaan

Ditrogesteron 40mg per oral 10mg setiap 8 jam

Alilesterenol 20mg per oral 5mg setiap 8 jam

Hidroksiprogesteron 500 mg intramuskuler 250mg setiap 12 jam,bila


kaproag
ada perbaikan, lanjutkan
dengan 250mg perhari
hingga 7 hari setelah
perdarah berhenti.
 Asam mefenamat

Digunakan sebagai anti prostaklandin dan penghilang nyeri tetapi efektifitasnya dalam
mengatasi ancaman abortus, belum dapat dikatakan memuaskan.

 Penenang penobarbital 3x30 gram valium


 Anti pendarahan: Adona ,Transami

 Vit B Komplek

 Hormon progesteron

 Penguat plasenta: gestanom,dhopaston

 Anti kontraksi Rahim:Duadilan,papaverin

(file:///D:/abortus/Bidan%20HETTY%20ASTRI.htm)

IX. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Infeksi
4. Syok

(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:311-312)

5. Tetanus
6. Payah ginjal akut
7. syok, dapat disebabkan oleh :
a. perdarahan yang banyak disebut syok nemoragik
b. infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik

(file:///D:/abortus/abortus-imminens.html)

X. DIAGNOSA ABORTUS IMMINENS

Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi melalui
ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus
membesar sebesar tuannya kehamilan ,serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid
yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan.Hal ini disebabkan oleh
penembusan vili koriales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan
implantasi biasannya sedikit, warnanya merah, dan cepat berhenti, tidak disertai
mules-mules.
(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:305)

X. PROGNOSA

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya.


1. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %
2. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %
3. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada
kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang
tidak jelas.

(file:///D:/abortus/abortus-imminens.html)

Prognosis untuk kelanjut kehamilan menjadi buruk , jika seorang wanita mengalami
kombinasi perdarahan dan nyeri. Untuk menentukan sumber perdarahan dan memulai
terapi, jika memang diperlukan kehamilan perlu dievaluasi dengan melakukan
pemeriksaan fisik, serum B-Hcg dan progesteron, serta ultrasonografi.

(Helen Varney.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,Vol.1.2006:605)


Macam dan lmanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan
kehamilan.Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-
mules yang disertai pendataran serta pembukaan serviks.

(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:306)


DAFTAR PUSTAKA

 Kusmiati,Yuni,dkk.2009.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fitramaya


 Saifudin,Abdul Bari.2007.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:YBP SP
 Sastrawinata,Sulaiman,dkk.2005.Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi
2.Jakarta:EGC
 Varney,Helen.2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 1.Jakarta:EGC
 Wiknjosastro,Hanifa.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta:YBP SP
 Yulianti,Devi.2006.Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.Jakarta:EGC
 Printed by opique, dapat diakses via http://www.rofiqahmad.wordpress.com
 file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB%20Bared18%27s
%20Weblog.htm
 file:///D:/abortus/Bidan%20HETTY%20ASTRI.htm
 file:///D:/abortus/abortus-imminens.html
ASUHAN KEBIDANAN pada ABORTUS IMMINENS

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
 Diperkirakan frekuensi abortus berkisar 10-15%
(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:306)

 Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,


kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %
 Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas
jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan
2 atau lebih abortus imminens yang tidak jelas.
 dari 1000 abortus spontan, maka 48,9% disebabkan karena ovum yang
patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio dan 9,6%
disebabkan karena plasenta yang abnormal.

(file:///D:/abortus/abortus-imminens.html)

 Abortus terjadi pada wanita:

a. Usia 17-19 Tahun dengan jumlah pasien 38 orang dengan


prosentase 40,8%

b. Usia 20-24 Tahun dengan jumlah pasien 19 orang dengan


prosentase 20,4%

c. Usia 25-29 Tahun dengan jumlah pasien 18 orang dengan


prosentase 19,3%

d. Usia 30-34 Tahun dengan jumlah pasien 10 orang dengan


prosentase10,7%

e. Usia 35-39 Tahun dengan jumlah pasien 5orang dengan


prosentase 5,3%

f. Usia 40-44 Tahun dengan jumlah pasien 3 orang dengan


prosentase 3,2%

(Rekam medis RSD Tidar Magelang.2005)

 Di USA angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20%

(Sastrawinata,2005:2)
 Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X.

 Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna

 Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan


alkohol

 kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena


hipertensi menahun

 faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan


dan toksoplasmosis.

 kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk


abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan
kelainan bawaan uterus.

(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB
%20Bared18%27s%20Weblog.htm)

 Keluhan Utama:

 Kram perut bagian bawah

 Perdarahan sedikit dari jalan lahir

(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:149)

 Sering terdapat rasa mules

(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu
Kandungan.2005:304)

 perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya


jaringan hasil konsepsi

 rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri
pingang akibat kontraksi uterus.

(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB%20Bared18%27s
%20Weblog.htm)

 Riwayat Menstruasi:

 Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu


(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB
%20Bared18%27s%20Weblog.htm)

 Perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat

(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu
Kandungan.2005:304)

 Pola makan : Pola makan pada Trimester 2 mulai membaik , mual


biasanya mulai hilang.

(fitriaida.blogspo//abortus iminens.com)

B. Data Objektif

a. Inspeksi

 Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil


konsepsi, tercium bau busuk dari vulva.

 pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah


kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat.

b. Palpasi

TFU sesuai dengan usia kehamilan

c. Auskultrasi:

DJJ Belum terdengar dengan fetoskop

(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB
%20Bared18%27s%20Weblog.htm)

d. Pemeriksaan lain

 Hasil USG Menunjukkan:

a. Buah kehamilan masih utuh,ada tanda kehidupan janin.


b. Meragukan
c. Buah kehamilan tidak baik, janin mati.
(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:150)
d. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif
bila janin sudah mati
e. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup
f. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed
abortion
 Data laboratorium:
1. Tes urine
2. hemoglobin dan hematokrit
3. menghitung trombosit
4. kultur darah dan urine
 pemeriksaan ginekologi :
a. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar
dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.
b. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB%20Bared18%27s
%20Weblog.ht
m)
c. Pemeriksaan dalam

1. Fleksus ada(sedikit)
2. Ostium uteri tertutup
3. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4. Uterus Lunak

(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:150)

II. DIAGNOSA,MASALAH,KEBUTUHAN
A. DIAGNOSA
Abortus Imminens

(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:305)

B. MASALAH

 Cemas

(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB
%20Bared18%27s%20Weblog.htm)

 Ketidak nyamanan akan rasa mulas dan nyeri

(Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG.Ilmu Kandungan.2005:305)

 Ketidak nyamanan akan rasa nyeri akibat kram pada abdomen bawah
atau nyeri pada punggung bawah.

(Helen Varney.Buku ajar Asyhan Kebidanan .2007:605)

C. KEBUTUHAN
 Pemeriksaan rasa aman dan nyaman
 Penjelasan tentang kondisi ibu
 Berikan dukungan dnan motivasi
 Informasi tentang makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

(med/mix.blogspot.com/..../abortus.html)

III. DIAGNOSA POTENSIAL & MASALAH POTENSIAL


A. DIAGNOSA POTENSIAL
 Anemia berat
 Infeksi
 Syok
B. MASALAH POTENSIAL
Abortus Insipiens

(file:///D:/abortus/abortus-imminens.html)
IV. INTERVENSI V. RASIONAL

Istirahat total di tempat tidur  Meningkatkan aliran darah ke


rahim
 Mengurangi rangsangan
mekanis

(file:///D:/abortus/abortus-
imminens.html)

Anjurkan Ibu untuk makan Gizi yang cukup dapat mengganti sel-
makanan yang bergizi sel yang rusak.

(file:///D:/abortus/abortus-
imminens.html)

Anjurkan Ibu menghindari Melakukan hubungan seksual dapat


hubungan seksual dengan suami menyebabkan abortus yang
berkelanjutan.(abortus insipiens)
(Devi Yulianti.Manajemen komplikasi
kehamilan dan Persalinan .2005:93)

Anjurkan Ibu menghindari aktivitas Aktivitas berat dapat memperburuk


berat keadaan umum ibu
Devi Yulianti.Manajemen komplikasi
kehamilan dan Persalinan .2005:93)

Lakukan kolaborasi dengan dokter Pada abortus imminens


untuk pemberian terapi medik penetalaksanaan medis biasanya tidak
di perlukan
Devi Yulianti.Manajemen komplikasi
kehamilan dan Persalinan .2005:93)

VI. IMPLEMENTASI
 Menganjurkan Ibu ubtuk istirahat total di tempat tidur
 Menganjurkan Ibu untuk makan makanan yang bergizi
 Menganjurkan ibu untuk menghindari hubungan seksualdengan suami
 Menganjurkan ibu untuk menghindari aktivitas berat
 Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi medik

VII. EVALUASI
 Pemeriksaan keadaan umum
 Perdarahan: jumlah dan lamanya
 Tes kehamilan dapat di ulangi
 Konsultasi pada dokter ahli atau penanganan lebih lanjut
 Pemeriksaan USG

(file:///D:/abortus/askep%20abortus%20iminens%20%C2%AB%20Bared18%27s
%20Weblog.ht
m)

POHON MASALAH

Gravida
Primi Multi

Abortus
Perdarahan dalam desidua basalis
Nekrosis jaringan sekitarnya Etiologi:
Janin kekurangan O2 dan nutrisi 1. Faktor Janin:
a. Kelainan telur
Hasil konsepsi terlepas
kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
Dianggap sebagai benda asing dalam kavum uteri b. Embrio dengan kelainan lokal
c. Abnormalitas pembentukan plasenta
Pengeluaran hasil konsepsi (hiplopasi trofoblas)
2. Faktor maternal:
Uterus berkontraksi Nyeri a. Infeksi
Perdarahan b. Penyakit vaskular-misalnya hipertensi
Kehilangan banyak vaskular
cairan dan darah c. Penyakit endrokin
d. Faktor Imunologis
e. Trauma
f. Kelainan Uterus
g. Faktor psikosomatik
3. Faktor Eksternal:
a. Radiasi
b. Obat-obatan
c. Bahan-bahan kimia lainnya

Sel darah merah


Anemia dan Syok
banyak yang hilang Dx potensial

UK< 8mg UK>8mg


Vili korialis balum Vili korialis tidak masuk desidua

Menembus desidua terlalu dalam agak dalam

Hasil konsepsi di keluarkan

seluruhnya Sebagian keluar Kehamilan masih dapat

Abortus completus Sebagian tertinggal dipertahankan/tanpa ada

Di uterus tanda dilatasi servik yang

meningkat

Abortus incomplet Abortus Dx


Kebidanan imminens
Tanda dan gejala:
Cemas

 Kram perut bagian bawah


 Perdarahan sedikit dari jalan lahir(servik Masalah resiko
terbuka) Kuman mudah masuk
infeksi
 Fleksus ada(sedikit)
 Ostium uteri tertutup
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

Penatalaksanaan:

 Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total.
 Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
 Bila perdarahan:
 Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi.
 Terus Berlangsung: Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG).Lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola hidatitosa)

 Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya dilakukan melalui
gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik

 Asam mefenamat

 Penenang penobarbital 3x30 gram valium

 Anti pendarahan: Adona ,Transami

 Vit B Komplek

Anda mungkin juga menyukai