Anda di halaman 1dari 25

FORMULASI DAN

TEKNOLOGI SEDIAAN
CAIR DAN SEMIPADAT
SALEP
Ointments
By, Katadi. S
2021
Ketepatan menjelaskan
tentang sediaan salep.

Ketepatan menjelaskan
tentang metode
absorbsi perkutan

Ketepatan menjelaskan
tentang formula salep.
SALEP

Salep adalah sediaan


setengah padat ditujukan
untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput
lendir. (FI VI 2020)
SALEP
Menurut Scovilless, salep
terkenal pada daerah
dermatologi dan tebal, salep
kental dimana pada dasarnya
tidak melebur pada suhu
tubuh, sehingga membentuk
dan menahan lapisan
pelindung pada area dimana
salep digunakan.
Penggolongan Salep
Menurut konsistensinya
• Unguenta
• Cream
• Pasta
• Cerata
• Gelones Spumae
Penggolongan Salep
Menurut efek terapinya
 Salep epidermis (salep penutup)
 Salep Endodermic
 Salep Diadermic (salep serap)
Penggolongan Salep
Menurut Dasar/basis salep :
 dasar salep senyawa hidrokarbon,
 dasar salep serap,
 dasar salep yang dapat dicuci dengan air,
 dasar salep larut dalam air.
Dasar salep hidrokarbon

 Dasar salep berlemak antara lain vaselin putih dan salep putih.
 Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan ke
dalamnya.
 Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan
obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut
penutup.
 Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien,
dan sukar dicuci.
 Tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu
Dasar salep serap
1. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat
bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam
minyak (Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat),
2. Kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak
yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air
tambahan (Lanolin).
3. Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
 Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain Salep
hidrofilik dan lebih tepat disebut “Krim”.
 Dasar ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air”
karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah, sehingga lebih
dapat diterima untuk dasar kosmetik.
 Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan
dasar salep ini daripada Dasar salep hidrokarbon.
 Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan
dengan air dan
mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan
dermatologik.
Dasar salep larut dalam air
 Kelompok ini disebut juga “dasar salep
tak berlemak” dan terdiri dari
konstituen larut air.
 Dasar salep jenis ini memberikan
banyak keuntungan seperti dasar
salep yang dapat dicuci dengan air dan
tidak mengandung bahan tak larut
dalam air seperti parafin, lanolin
anhidrat atau malam.
 Dasar salep ini lebih tepat disebut
“gel” (lihat Gel).
Basis Salep
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti
khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan,
ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam
beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal
untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat
yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam Dasar salep hidrokarbon
daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut
bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air.
Basis Salep
Dasar salep hidrokarbon
Vaselin putih (white petrolatu, white soft paraffin), vaselin kuning (yellow petrolatum,
yellow soft paraffin), campuran vaselin dengan cera, paraffin cair, paraffin padat, minyak
nabati.
Dasar salep serap (dasar salep absorbsi)
Adeps lanae, unguentum simpleks (cera flava : oleum sesami = 30 : 70 )
hidrophilic petrolatum (vaselin alba : cera alba : stearyl alkohol : kolesterol = 86 : 8 :
3 : 3)
Dasar salep dapat dicuci dengan air:
Dasar salep emulsi tipe m/a (seperti vanishing cream ), emulsifying ointment B.P.).,
emulsifying wax, hydrophilic ointment
Dasar salep larut air
Poly ethylen glycol (PEG), campuran PEG tragacanth, gummi arabicum
Basis Salep
Kualitas dasar salep yang baik
1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar.
2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus,
dan seluruh produk harus lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai
4. Dasar salep yang cocok
5. Dapat terdistribusi merata
2. Absorpsi Perkutan

Absorpsi perkutan adalah masuknya molekul obat dari luar kulit


ke dalam jaringan di bawah kulit, kemudian masuk ke dalam
sirkulasi darah dengan

Fenomena absorpsi perkutan (atau permeasi pada kulit)


I. Penetrasi pada permukaan stratum corneum,
II. Difusi melalui stratum corneum, epidermis dan dermis
III. Masuknya molekul ke dalam mikrosirkulasi yang merupakan
bagian dari sirkulasi sistemik
2. Absorpsi Perkutan

Lokal : Obat – lapisan luar kulit diharap


TUJUAN TERAPI

sedikit / tidak terjadi absorpsi

Sistemik – transdermal delivery system :


formulasi yang dipakai secara topikal,
dimaksudkan untuk menghantar bahan aktif
ke sirkulasi sistemik.
KEUNTUNGAN PEMBERIAN OBAT
TRANSDERMAL

 Untuk tujuan lokal »» meminimalkan efek samping


 Untuk tujuan sistemik »» obat terbebaskan ke sirkulasi
sistemik secara teratur.
 Meningkatkan kepatuhan penderita menggunakan
obat.
 Frekwensi pemakaian menurun.
 Bila terjadi toksisitas »» pengatasan cepat.
KEBERATAN PEMBERIAN
OBAT TRANSDERMAL

 Tidak untuk obat dosis besar.


Sifat kulit yang merupakan perintang / penghalang »» hanya
molekul yang kecil dan lipofilik yang dapat tembus.
Adhesive tidak menempel baik.
Kemungkinan iritasi.
Perubahan ‘flora’ kulit.
Tidak ekonomis.
Pengaturan dosis-regimen yang akurat perlu Diperhatikan.
Absorpsi obat perkutan
dipengaruhi oleh :

1. Struktur kulit
2. Cara difusi pasif
3. Karakteristik kelarutan obat
4. Konsentrasi obat dalam bentuk
sediaan
5. Hidrasi kulit
6. Vehikel/konstitutiens sebagai
pembawa obat
7. Kondisi kulit
8. Kehadiran bahan/zat pendorong
penetrasi
Faktor Fisiologik Yang Empengaruhi
Penyerapan Perkutan

Keadaan dan Umur Kulit

Aliran Darah

Tempat Pengolesan

Kelembaban dan Suhu


3. Formulasi
3. Formulasi
Evaluasi Sediaan
1. Uji Organoleptis
a. Bentuk :
b. Bau :
c. Warna :
d. Rasa :
2. Uji Homogenitas
3. Uji Daya Lekat
4. Uji Daya Sebar
5. Uji Daya Proteksi
3. Formulasi

Formulasi salep ekstrak daun gulma siam


(Chromolaena odorata L.)

Metode pembuatan
Langkah-langkah untuk desain formula
Evaluasi, pengujian keamanan dan
sensitifitas.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai