Anda di halaman 1dari 10

PROFIL PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH SEBAGAI

PENYIAPAN MENGEMBANGKAN KREATIVITAS


CALON GURU

Herman S. Wattimena, Andi Suhandi, dan Agus Setiawan

Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena Kampus-Poka, Ambon Maluku


E-mail : hermanwattimena@gmail.com

Abstract: The study aims to determine the profile of the organization of the school as
a physics lab in developing creativity needs pre-service teacher. This study used a
descriptive method through questionnaires, interviews, and observations of the 40
SMA/MA physics teacher in Ambon city, school year 2013/2014. The results showed
that the physics teacher can develop a physics lab activities, creative learning
activities, and were able to develop the creativity of students in lab activities.
However, the percentage of the three are still in the low category. The teachers tend to
adoption design lab that had been found in their textbooks, lab equipment kit guide, or
other reference from the internet. It becomes important information for the preparation
of pre-service teacher in conducting school physics lab. Preparation of pre-service
teacher in question is related to the process of creative thinking skills training in
exploring kit lab equipment, lab to develop a variety of the same concept, design and
develop the physics lab.

Keywords: physics labs school, pre-service teacher preparation, creativity

Sejumlah pengalaman yang dapat bangkan peralatan alternatif bila alat utama-
melatih pengetahuan guru dalam menye- nya tidak ada.
lenggarakan kegiatan praktikum fisika seko- Temuan di atas menunjukkan bahwa
lah adalah ketika mereka menempuh pen- sebagian guru fisika masih mengandalkan
didikan di Lembaga Pendidikan Tenaga aspek kognitif mereka, tanpa dibarengi de-
Kependidikan (LPTK). Terkait hal itu, maka ngan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
salah satu tujuan pendidikan guru sains pada Sejalan dengan pernyataan tersebut, Munan-
LPTK di Indonesia adalah untuk mengha- dar (1999) menjelaskan bahwa tingginya as-
silkan calon guru sains (termasuk calon guru pek kognitif seseorang tanpa disertai dengan
fisika) yang berwawasan luas tentang ke- meningkatnya kemampuan berpikir tingkat
pendidikan, serta mampu dan terampil da- tinggi, tidak cukup untuk berkompetisi di
lam merancang, melaksanakan, dan menge- era global dewasa ini; karena tantangan
lola kegiatan pembelajaran (Ditjen Dikti, hidup tidak dapat diselesaikan hanya dengan
2008). kemampuan kognitif saja, tetapi diperlukan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pemikiran yang kreatif.
terhadap kemampuan guru dalam meran- Hasil penelitian di atas mengindika-
cang dan menyelenggarakan kegiatan prakti- sikan bahwa pengalaman guru fisika ketika
kum fisika di sekolah menengah, ternyata menjadi calon guru belum berkontribusi se-
belum optimal (Wiyanto, 2005-b; Gunawan, cara maksimal untuk menyelesaikan berba-
2010; Utari, 2010). Terlepas dari masalah gai masalah. Hal ini sejalan dengan penje-
sarana dan prasarana laboratorium, guru lasan McDermott (1999) bahwa salah satu
fisika juga kurang kreatif dalam menyusun faktor penting yang turut mempengaruhi
desain kegiatan prak-tikum atau mengem-
71
72 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014

rendahnya kinerja guru fisika adalah kurang Pembelajaran yang terfokus untuk
baiknya penyiapan mereka. melatih keterampilan berpikir kreatif siswa,
Terkait dengan hal itu, berpikir kreatif harus mengarah pada kesempatan mereka
sebagai bagian dari kemampuan berpikir dalam beraktivitas. Pernyataan demikian
tingkat tinggi merupakan salah satu perilaku sesuai dengan pendapat Putra (2013) bahwa
yang dibutuhkan dalam penyiapan calon mengajar dengan keterampilan berpikir kre-
guru saat ini. Menurut Learning and Teach- atif akan memberi kesempatan bagi siswa
ing Scotland and the Idea Network/ LTSIN untuk melatih penggunaan konsep-konsep
(2004) berpikir kreatif merupa-kan salah dasar. Pengalaman siswa dari proses terse-
satu kemampuan berpikir tingkat tinggi but dapat melatih keterampilan mereka da-
yang terjadi melalui proses operasi kognitif, lam berpikir dengan berbagai cara untuk
dan dapat dilatihkan dalam pembelajaran. memahami konsep, misalnya saja melalui
Dijelaskan bahwa seseorang yang terampil kegiatan praktikum fisika di laboratorium.
dalam berpikir kreatif akan mampu meng- Terdapat berbagai kemampuan yang
hasilkan banyak ide, membuat berbagai perlu dikembangkan bagi siswa melalui ke-
hubungan antaride, memiliki banyak per- giatan praktikum di laboratorium sains.
spektif terhadap suatu masalah, selalu ber- Menurut American Laboratory Report,
imajinasi, dan peduli terhadap hasil yang (Brewe, et al. 2009) bahwa kemampuan
diperolehnya. tersebut dapat membantu siswa memper-
Kebutuhan siswa untuk mengembang- baiki pemahaman tentang sains, dan mem-
kan kreativitasnya dalam praktikum fisika, persiapkan mereka sebagai ilmuwan. Tam-
harus diawali dari perilaku gurunya; karena pilan dalam Tabel 1 merupakan sejumlah
siswa kreatif adalah cerminan dari gurunya kemampuan yang perlu dikembangkan guru
yang kreatif. Kebutuhan tersebut dapat di- fisika dalam pembelajaran di laboratorium.
kembangkan dalam kegiatan praktikum fisi- Menurut Wenning (2006) pola praktikum di
ka sekolah melalui proses pembelajaran laboratorium harus membimbing siswa ke
yang terfokus, untuk melatih keterampilan arah berpikir tingkat tinggi melalui beberapa
berpikir kreatif siswa. Hal ini beralasan ka- tahapan pembelajaran (Tabel 2).
rena keterampilan berpikir kreatif telah di-
miliki setiap orang.
Herman, Profil Penyelenggaraan Praktikum Fisika 73

Terkait dengan kegiatan eksperimen, penyelidikan ilmiah seperti ditunjukkan


Popper (2005) menjelaskan tentang siklus pada Tabel 3.
empiris sebagai langkah-langkah metode

Berdasarkan informasi-informasi dan Informasi ketiga profil penyelengga-


uraian di atas maka diperlukan suatu kajian raan praktikum fisika sekolah tersebut,
secara mendalam tentang profil penye- selanjutnya menjadi masukan untuk melatih
lenggaraan praktikum fisika sekolah, seba- calon guru fisika di LPTK; yang terkait
gai penyiapan dalam kebutuhan untuk dengan kemampuan mengembangkan kete-
mengembangkan kreativitas calon guru. rampilan berpikir kreatif mahasiswa calon
Profil dimaksud berkaitan dengan Pengem- guru dalam merumuskan topik praktikum,
bangan Kegiatan Praktikum (PKP) oleh tujuan praktikum, kemampuan menyusun
guru, Aktivitas Pembelajaran Kreatif (APK), dasar teori, prinsip dasar, set up peralatan
dan kemampuan dalam Mengembangkan praktikum, alat dan bahan, prosedur prak-
Kreativitas Siswa (MKS) melalui penye- tikum, menyusun teknik pengumpulan data,
lenggaraan kegiatan fisika pada sejumlah dan kemampuan calon guru fisika dalam
SMA di kota Ambon. menyusun teknik analisis data.
74 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014

METODE fisika terhadap penyelenggaraan kegiatan


Penelitian ini menggunakan metode praktikum.
deskriptif, yaitu ingin menggambarkan ke- Temuan yang diperoleh berdasarkan
mampuan guru fisika dalam menyeleng- informasi guru fisika dan kondisi rill di
garakan kegiatan praktikum fisika di SMA. lapangan, selanjutnya diadaptasikan dengan
Responden dalam penelitian ini dipilih kebutuhan calon guru dalam menyelengga-
secara acak dengan melibatkan 40 guru rakan kegiatan praktikum fisika. Kebutuhan
fisika SMA/MA, yang berasal dari empat tersebut berkaitan dengan pe-nyiapan calon
SMA Negeri, tiga SMA Swasta, dan satu guru terhadap proses meng-eksplorasi kit
MA Swasta di kota Ambon. peralatan praktikum fisika, mengembangkan
Profil guru fisika tentang PKP dapat ragam praktikum fisika untuk konsep yang
diakomodir melalui instrumen angket, pe- sama, dan mengembangkan desain prakti-
doman wawancara, dan proses observasi ter- kum fisika; berorientasi keterampilan ber-
hadap kegiatan praktikum fisika yang telah pikir kreatif da-lam bereksperimen. Ketiga
terungkap melalui angket, dan hasil wawan- proses tersebut diintegrasikan dengan sem-
cara. Instrumen yang sama juga diproses bilan kemampuan mahasiswa calon guru di
untuk mengetahui APK guru fisika dan atas, dalam mengembangkan desain prak-
kemampuan MKS mereka. tikum fisika.
Instrumen angket untuk menjaring
informasi guru fisika bersifat tertutup dan HASIL DAN PEMBAHASAN
terbuka, dengan sejumlah pertanyaan/per- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nyataan positif dan negatif yang dikem- pentingnya kebutuhan calon guru fisika
bangkan. Pengolahan data penelitian dilaku- sebagai penyiapan yang perlu dilatihkan
kan secara kualitatif melalui transkripsi, guna kepentingan menyelenggarakan kegi-
tabulasi, pengkodean, deskripsi, dan ana- atan praktikum fisika sekolah, terdiri dari
lisis data. Pedoman wawancara digunakan PKP, APK, dan kebutuhan calon guru fisi-
untuk mengetahui kejelasan hasil angket, ka dalam MKS.
sedangkan kegiatan observasi dipakai seba- Tampilan Gambar 1 menunjukkan
gai keputusan dalam menganalisis hasil profil guru fisika di kota Ambon, terkait
angket dan deskripsi hasil wawancara guru dengan indikator PKP.

Gambar 1. Histogram Profil Guru Fisika dalam PKP.


a: praktikum perlu diselenggarakan;
b: pengetahuan guru tentang praktikum dari mata kuliah;
c: pengetahuan guru tentang bentuk kegiatan praktikum.

Menurut guru bahwa praktikum fisika 82,5%). Pilihan guru tentang praktikum
sekolah wajib diselenggarakan karena ke- fisika perlu diselenggarakan namun disesu-
perluan terhadap pentingnya praktikum da- aikan saja, sebesar 12,5%. Pilihan ini ber-
lam pembelajaran fisika (dipilih sebanyak alasan bahwa banyak kendala yang mereka
Herman, Profil Penyelenggaraan Praktikum Fisika 75

hadapi sehingga penyelenggaraan praktikum calon guru fisika, yang nampak bahwa
fisika sekolah harus disesuaikan. Sebanyak pengetahuan guru tentang bentuk-bentuk
5% guru menyatakan bahwa prak-tikum kegiatan praktikum; sebagian besar diper-
kurang penting diselenggarakan, karena oleh melalui kegiatan Diklat dan workshop.
semestinya teori yang diutamakan dalam Tampilan Gambar 2 menunjukkan pro-
fisika. Hasil yang dibutuhkan pada item ini fil guru fisika di kota Ambon, yang terkait
adalah praktikum fisika sekolah wajib dengan salah satu indikator APK. Setelah
diselenggarakan karena peranannya berarti dilakukan analisis terhadap jawaban para
bagi siswa. Dalam hal ini, sebagian besar guru, muncul berbagai alasan secara spe-
guru menyadari hal dimak-sud. sifik. Menurut mereka apabila peralatan uta-
Pengetahuan guru tentang kegiatan ma untuk kegiatan praktikum fisika tidak
praktikum yang mereka peroleh dari mata ada, (d) maka diperlukan pembelian alat ba-
kuliah, (b) dipilih sebanyak 75% (mata ru (dipilih 77,5%). Pilihan guru untuk meng-
kuliah Laboratorium Fisika), 20% dari mata gunakan software virtual laboratory sebesar
kuliah Fisika Dasar, dan 5% memilih mata 7,5%; sedangkan 15,0% guru memilih un-
kuliah Eksperimen Fisika. Pilihan tersebut tuk penundaan kegiatan praktikum atau
demikian, karena para guru yang memilih tidak diselenggarakan. Hasil jawaban guru
mata kuliah Laboratorium Fisika adalah yang dibutuhkan dalam item ini adalah
mereka yang saat itu masih mengikuti mata dengan memanfaatkan software virtual la-
kuliah dimaksud (kondisi saat ini, mata boratory. Pilihan guru seperti itu menun-
kuliah tersebut tidak terdapat dalam kuri- jukkan bahwa APK guru fisika belum
kulum LPTK yang menyelenggarakan pro- maksimal dimiliki, sehingga mereka cende-
gram Pendidikan Fisika). Jawaban yang rung tidak berupaya menyelesaikan masalah
diharapkan dalam item ini adalah melalui yang dihadapi.
mata kuliah Laboratorium Fisika. Hal ini Pilihan guru tentang keterlibatan da-
berarti bahwa kurikulum program studi lam pengembangan desain LKS (e), dipilih
perlu ditinjau lagi secara seksama. sebanyak 90% (tidak dikembangkan karena
Pengetahuan guru tentang bentuk ke- desain LKS terdapat di buku paket), 5%
giatan praktikum (c) dipilih sebesar 42,5% guru memilih sering dikembangkan, sedang-
(melalui Diklat), 45% dari workshop, dan kan 5% lainnya memilih pernah dikembang-
12,5% memilih dari proses perkuliahan. Ja- kan. Jawaban guru yang diharapkan dari
waban guru yang diharapkan pada item ini item ini adalah tidak pernah dikembangkan
adalah berasal dari proses perkuliahan. Hal karena desain LKS terdapat di buku paket.
ini tidak sejalan dengan proses penyiapan Nampak jelas di sini bahwa AKP guru fisika
berada pada kategori rendah.

Gambar 2. Histogram Profil Guru Fisika dalam APK.


d: sikap guru bila alat utama tidak ada;
e: keterlibatan dalam pengembangan desain LKS;
f: cara mengembangkan LKS;
g: langkah awal mendesain kegiatan praktikum.
76 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014

Pendapat guru tentang cara mengem- pilihan jawaban berdasarkan topik prakti-
bangkan LKS (f), dipilih sebanyak 10% kum di semester ganjil maupun genap, ma-
(adopsi dari panduan kit lebih baik karena sing-masing sebesar 100%, sedangkan keti-
sudah jelas), 85% memilih adopsi dari buku daksesuaian topik praktikum tidak dipilih.
paket lebih baik karena sederhana, dan Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman
hanya 5% memilih mengembangkannya dari guru terhadap konsep-konsep fisika yang
berbagai sumber karena kreativitas siswa perlu dipelajari siswa dalam tiap semester
dapat dimunculkan. Hasil pilihan guru yang telah mengarah pada pengetahuan kuriku-
diharapkan dari item ini adalah mengem- lum fisika di sekolahnya.
bangkan dari berbagai sumber karena krea- Jawaban guru tentang langkah awal
tivitas siswa dapat dimunculkan. mendesain kegiatan praktikum (j), dipilih
Pilihan jawaban guru yang demikian, sebanyak 2,5% (diawali dengan mengiden-
setelah wawancara berlangsung. Awalnya tifikasi konsep-konsep), 32,5% guru me-
mereka memilih mengembangkan dari ber- milih untuk membuat peralatan baru, se-
bagai sumber karena kreativitas siswa dapat dangkan 65% memilih untuk membeli per-
dimunculkan, dengan persentase pilihan alatan baru. Nampak di sini bahwa kreati-
sangat tinggi. Namun ketika ditanya tentang vitas guru masih berada pada kategori ren-
desain LKS yang telah dikembangkan, nam- dah. Mereka tidak mengupayakan solusi
pak kesulitan yang cukup berarti. Hanya yang baik untuk penyelesaian masalah.
terdapat 5% guru yang mampu memper- Jawaban guru yang diharapkan pada item ini
tanggungjawabkan pengembangannya. Kon- adalah pernah dikembangkan. Jawaban guru
disi demikian dibahas secara mendalam, se- yang diawali dengan mengidentifikasi kon-
hingga jawaban yang diberikan adalah sep fisika yang akan dipraktikumkan siswa.
seperti tampilan Gambar 2 pada histogram f. Respon guru terhadap teknis pe-
Tanggapan guru terhadap langkah nyelenggaraan kegiatan praktikum (k), mi-
awal dalam mendesain kegiatan praktikum salnya tentang pendistribusian LKS bagi
(g), dipilih sebanyak 77,5% (sesuai kebu- siswa, dipilih sebayak 10% (distribusi LKS
tuhan pemahaman materi), 17,5% memilih sebelum praktikum), sebanyak 65% memilih
desain berdasarkan pada indikator, dan didistribusikan saat praktikum dimulai,
hanya 5% memilih desain sesuai dengan ke- sedangkan 25% memilih tidak didistribusi-
beradaan peralatan praktikum yang dimiliki. kan, karena bentuk LKS yang digunakan
Terkait item ini, pilihan jawaban guru yang terdapat pada buku paket. Jawaban guru
diharapkan adalah desain kegiatan prakti- yang diharapkan pada item ini adalah dis-
kum harus sesuai kebutuhan pemahaman tribusi LKS sebelum praktikum dimulai.
materi. Gambar 3 menunjukkan profil guru Pendapat guru tentang bentuk-bentuk
fisika SMA di kota Ambon, yang terkait LKS yang selama ini mereka gunakan (l),
dengan indi-kator MKS. dipilih sebanyak 0% untuk bentuk LKS
Informasi guru tentang banyaknya pe- cookery book, sebanyak 65% memilih
nyelenggaraan praktikum dalam satu semes- menggunakan LKS berbentuk problem sol-
ter (h) dipilih sebanyak 85% (penyelengga- ving, sedangkan 35% memilih mengguna-
raan antara 1±5 kali), 10% memilih antara kan desain inkuiri. Jawaban yang diha-
(6±10 kali), dan 5% memilih antara (11±15) rapkan dalam item ini adalah bentuk LKS
kali penyelenggara-an. Kondisi ini menun- cookery book. Persentase pilihan jawaban
jukkan bahwa kegiatan praktikum yang di- guru yang demikian, karena mereka belum
selenggarakan guru masih berada pada mengetahui bagaimana bentuk LKS cookery
kategori rendah. Jawaban guru yang diingin- book. Kondisi tersebut kontradiktif dengan
kan pada item ini adalah penye-lenggaraan pilihan jawaban guru tentang bentuk LKS
praktikum antara (11±15) kali. yang disukai guru (m). Mereka nampak le-
Pilihan guru nampak telah sesuai kuri- bih senang menggunakan bentuk LKS cook-
kulum fisika sekolah (i), ditandai dengan ery book.
Herman, Profil Penyelenggaraan Praktikum Fisika 77

Gambar 3. Histogram Profil Guru Fisika dalam MKS.


h: banyaknya penyelenggaraan praktikum;
i: penyelenggaraan praktikum sesuai kurikulum;
j: langkah awal mendesain kegiatan praktikum;
k: teknis penyelenggaraan kegiatan praktikum;
l: informasi tentang bentuk LKS yang digunakan;
m: kebiasaan menggunakan bentuk praktikum.

Hal ini dapat diketahui setelah proses Selanjutnya proses MKS dilatihkan
wawancara, yaitu setelah bentuk LKS itu melalui desain kegiatan praktikum yang di-
ditunjukkan, maka para guru menyetujui susun pada bagian dasar teori, prosedur
pilihan jawaban mereka. praktikum, teknik pengumpulan data, dan
Berdasarkan temuan ini maka dapat teknik analisis data. Dalam hal ini, maha-
dinyatakan bahwa kebutuhan guru yang ber- siswa calon guru fisika dilatih hingga me-
kaitan dengan penyelenggaraan kegiatan munculkan keterampilan berpikir kreatif
praktikum fisika sekolah, perlu menjadi mereka agar mampu menyusun bentuk de-
perhatian LPTK untuk bagaimana melatih sain praktikum melalui LKS yang dapat
mahasiswa calon guru. Melatih mahasiswa mengembangkan kreativitas siswa.
dalam PKP berkaitan dengan langkah-lang- Ketiga aspek tersebut belum dilakukan
kah mendesain kegiatan praktikum hingga guru fisika di sekolah secara memadai da-
diperoleh panduan praktikum bagi siswa. lam menyelenggarakan kegiatan praktikum
Dalam hal ini desain praktikum fisika yang fisika. Padahal, pembelajaran fisika saat ini
dikembangkan bebas konsep, namun meng- hendaknya lebih memberi penekanan pada
arah pada kurikulum fisika sekolah dan proses pemahaman peserta didik, terkait de-
konsep-konsep dasar fisika yang relevan. ngan keterampilan berpikirnya ter-hadap se-
Terkait dengan APK, maka mahasiswa jumlah materi yang dibahas (Reif, 1995;
perlu dilatih tentang bagaimana mereka da- NRC, 2000; Santyasa, 2003).
pat merancang bentuk LKS berdasarkan kit Setelah diperoleh informasi tentang
peralatan praktikum yang dimiliki, atau penyelenggaraan praktikum yang dilakukan
peralatan lain di luar kit apabila peralatan guru fisika, maka dibuatlah deskripsi keter-
utama tidak ada. Proses ini juga harus kaitannya sebagai penyiapan pengembangan
didasarkan pada prinsip-prinsip fisika, yang bagi calon guru, yang dijaring melalui pro-
termuat dalam LKS sebagai prinsip dasar. ses wawancara, ditunjukkan pada Tabel 4.
78 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014

Tabel 4. Deskripsi Keterkaitan Profil Penyelenggaraan Praktikum Fisika Sekolah


Sebagai Penyiapan untuk Mengembangkan Kreativitas Calon Guru

Profil Perilaku Guru Fisika


Aspek untuk Mengembangkan
PKP (%) APK (%) MKS (%)
Kreativitas Calon Guru Fisika
T S R T S R T S R
Merumuskan topik praktikum 7,5 22,5 70,0 25,0 27,5 47,5 20,0 12,5 67,5
Merumuskan tujuan praktikum 10,0 17,5 72,5 27,5 17,5 55,0 17,5 22,5 60,0
Menyusun dasar teori 12,5 27,5 60,0 20,0 22,5 57,5 15,0 25,0 60,0
Menyusun prinsip dasar 5,0 20,0 75,0 10,0 22,5 67,5 12,5 15,0 72,5
Menyusun set up peralatan 7,5 12,5 80,0 27,5 30,0 42,5 10,0 5,0 85,0
Menyusun alat dan bahan 12,5 35,0 52,5 27,5 35,0 37,5 17,5 32,5 50,0
Menyusun prosedur praktikum 15,0 37,5 47,5 15,0 22,5 62,5 15,0 27,5 57,5
Menyusun teknik koleksi data 17,5 40,0 42,5 17,5 12,5 70,0 10,0 20,0 70,0
Menyusun teknik analisis data 20,0 30,0 50,0 5,0 22,5 72,5 7,5 22,5 70,0
Rata-rata 11,9 26,9 61,1 19,4 23,6 56,9 13,9 20,3 65,8

Keterangan tabel: T : tinggi (70 ± 100);


S : sedang (30 ± 69,9);
R : rendah (0 ± 29,9)

Sejumlah aspek yang terkait dengan dap aspek menyusun teknik koleksi data,
profil penyelenggaraan praktikum fisika se- telah diikuti secara baik; namun untuk aspek
kolah, belum dilakukan guru secara mema- menyusun set up peralatan praktikum, pe-
dai sehingga perlu menjadi perhatian untuk ngetahuan mereka masih perlu dibenahi.
dilatihkan bagi mahasiswa calon guru. Hal Profil perilaku guru dalam APK untuk
ini dipengaruhi oleh pengetahuan guru se- menyusun alat dan bahan juga telah berada
belumnya ketika mereka mengikuti proses pada kategori tinggi dan sedang, dengan
pembelajaran di LPTK. Kondisi demikian capaian terbanyak sebesar 62,5% atau
mengindikasikan bahwa proses pembelajar- sebanyak 25 guru, sedangkan capaian te-
an guru selama mengenyam pendidikan di rendah masih terjadi pada aspek menyusun
LPTK, belum memfasilitasi mereka sebagai teknik analisis data dengan jumlah terbesar
guru fisika yang profesional. sebanyak 72,5% (29 guru).
Tabel 4 menunjukkan perilaku guru Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
fisika sebagai penyiapan pengembangan dinyatakan bahwa pengetahuan guru fisika
kreativitas calon guru fisika dengan per- dalam APK terhadap aspek menyusun alat
sentase yang beragam. Profil perilaku guru dan bahan telah sesuai dengan kaidah
dalam PKP untuk menyusun teknik koleksi menyusun alat dan bahan praktikum. Namun
data telah berada di kategori tinggi dan demikian, mereka masih bermasalah dalam
sedang, dengan pencapaian terbanyak sebe- aspek menyusun teknik analisis data.
sar 57,5% atau sebanyak 23 guru, sedangkan Fenomena ini kontradiktif dengan profil
capaian terendahnya masih terjadi pada as- guru dalam PKP, yang ternyata telah berada
pek menyusun set up peralatan prakti-kum pada persentase terbesar untuk aspek me-
dengan jumlah sebanyak 80,0% (32 guru). nyusun teknik koleksi data. Hal ini berarti
Temuan ini menunjukkan bahwa bahwa guru fisika mampu meng-identifikasi
pengetahuan guru fisika dalam PKP terha- variabel-variabel fisis yang terlibat, namun
Herman, Profil Penyelenggaraan Praktikum Fisika 79

masih sulit untuk membedakan variabel-va- SMA di kota Ambon masih berada pada
riabel fisis yang dapat diukur atau diamati. kategori rendah, sebagai persentase terbesar.
Hal yang sama juga terjadi pada profil Secara keseluruhan para guru telah mampu
MKS untuk menyusun teknik koleksi data, melakukan aktivitas pembelajaran kreatif;
yang telah berada di kategori tinggi dan namun di sisi lain, masih sulit dalam me-
sedang, dengan pencapaian sebesar 57,5% ngembangkan kreativitas siswa.
atau sebanyak 23 guru; namun capaian Suatu kenyataan yang terjadi bahwa
terendahnya terjadi pada aspek menyusun guru fisika mampu memanfaatkan penge-
set up peralatan praktikum dengan jumlah tahuannya bagi diri mereka sendiri, namun
terbesar sebanyak 85,0% (34 guru). cukup sulit ketika pengetahuan tersebut
Persentase demikian menunjukkan bahwa harus diaplikasikan bagi siswanya. Peran
guru fisika mampu mengembangkan kreati- guru dalam pembelajaran sebagai fasilitator
vitas siswanya untuk menyusun alat dan mengembangkan kreativitas siswa, belum
bahan, namun masih kesulitan dalam me- diterapkan secara memadai. Hal ini tentu
nyusun set up peralatan praktikum. Kebi- akan berdampak pada perilaku siswa yang
asaan guru fisika untuk menggunakan LKS akan sulit untuk belajar secara aktif, atau
yang ada di buku paket, menjadi penyebab mengoptimalkan kemampuan kreatifnya.
utama pada aspek ini. Ditinjau dari segi konsep dasar fisika,
Persentase secara keseluruhan terha- hasil kerja guru tidak menyalahi konsep. Hal
dap profil perilaku guru fisika SMA di kota ini berarti bahwa proses pengembangan
Ambon dalam menyelenggarakan kegiatan kegiatan praktikum (PKP), aktivitas pem-
praktikum yang berada pada kategori tinggi belajaran kreatif (APK), dan proses
dan sedang, terdapat dalam profil APK mengembangkan kreativitas siswa (MKS)
sebesar 43,0%; sedangkan capaian terendah telah dilakukan sesuai kaidah ilmiah. Na-
masih terjadi untuk profil MKS sebanyak mun demikian, hal tersebut tidak ditopang
65,8%. Pengetahuan guru tentang penye- dengan pola berpikir kreatif guru, karena
lenggaraan praktikum fisika sekolah, belum kebiasaan mereka dalam mengutamakan
mengacu pada landasan teoretis secara me- kognisinya.
madai. Padahal pengetahuan guru tentang
hal tersebut perlu dimaknai secara men-
dalam untuk diterapkan bagi siswa. Per- DAFTAR PUSTAKA
nyataan ini sejalan dengan pendapat
Zhaoyao (2002); dan Wenning (2006), Brewe, E., Kramer, L., and O'Brien, G.
kegiatan praktikum fisika harus mengarah 2009. Modeling Instruction: Positive
pada beberapa landasan teoretis bahwa: (1) Attitudinal Shifts in Introductory
konsep fisika merupakan subyek yang selalu Physics Measured with Class. Physics
mengalami perubahan; (2) belajar fisika Review Special Topics Physics Edu-
bukan tentang meng-hafal fakta, tetapi ber- cational Resource. 5(1): 0131 02.
kaitan dengan pemahaman konsep dan
matematika; (3) pembelajaran fisika mem- Ditjen Dikti, 2008. Kurikulum Pendidikan
butuhkan cara penyelesaian masalah; (4) MIPA S-1. Jakarta: Dikti.
upaya pemecahan masalah dan penerapan
pengetahuan secara berarti harus didahului Gunawan. 2010. Model Pembelajaran Ber-
dengan sikap positif untuk memahaminya. basis MMI untuk Meningkatkan Pe-
nguasaan Konsep Calon Guru pada
Materi Elastisitas. Jurnal Penelitian
SIMPULAN Pendidikan IPA. Vol. 2 No. 1, 11-21.
Berdasarkan temuan penelitian ini
maka dapat dinyatakan bahwa profil penye- Learning and Teaching Scotland and the
lenggaraan praktikum fisika oleh guru fisika Idea Network (LTSIN). 2004. Learn-
80 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014

ing Thinking. Scotland: Learning and Wenning, C. J. 2006. A Framework for Tea-
Thinking School. ching The Nature of Science. Journal
of Physics Teacher Education Online.
McDermott, C. L. 1999. A Perspective on 3(3). 3-10.
Teacher Preparation in Physics and
Other Sciences. American Journal of Wiyanto, 2005-b. Pengembangan Kemam-
Physics. Vol. 58 No. 8. puan Merancang Kegiatan Laborato-
rium Fisika Berbasis Inkuiri bagi
Munandar, S. C. U. 1999. Kreativitas dan Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Uni-
Ke-berbakatan: Strategi Mewujudkan versitas Negeri Semarang ± Jurusan
Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Fisika FMIPA. Semarang.
Bina Aksara.
Zhaoyao, M. 2002. Physics Education for
National Research Council/NRC. 2000. the 21st Century: Avoiding a Crisis.
Inquiry and The National Science Physics Education Journals. 37 (1). 7-
Education Standard A Guide for 8.
Teaching and Learning. Washington
DC: National Academy Press.

Popper, K. 2005. The Logic of Scientific


Disco-very. This edition published.
New York: The Taylor & Francis e-
Library.

Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar


Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:
DIVA Press.

Reif, F. 1995. Millikan Lecture 1994:


Under-standing an Teaching Important
Scientific Thought Processes. Americ-
an Journal of Physics. 63, (1).

Santyasa, I W. 2003. Pembelajaran Fisika


Berbasis Keterampilan Berpikir seba-
gai Alternatif Implementasi KBK. Ma-
kalah. Disajikan dalam Seminar Nasi-
onal Teknologi Pembelajaran, 22-23
Agustus 2003. Yogyakarta.

Utari, S. 2010. Pengembangan Program


Perkuliahan untuk Membekali Calon
Guru dalam Merencanakan Kegiatan
Eksperimen Fisika di Sekolah Me-
nengah. Disertasi. Tidak diterbitkan.
Bandung: PPs Universitas Pendidikan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai