Disusun Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejang demam atau febrile convulsion merupakan jenis gangguan syaraf paling
umum yang sering dijumpai pada anak-anak dan penyakit ini biasanya terjadi pada
usia 3 bulan sampai 5 tahun karena pada usia ini otak anak sangat rentan terhadap
peningkatan mendadak suhu badan dan memiliki insiden puncak penyakit pada usia
18 bulan serta dikatakan hilang apabila anak berusia 6 tahun. International League
Against Epilepsy (ILAE) mengatakan bahwa kejang demam dapat terjadi pada anak
yang mengalami bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh rektal diatas
38°C dan penyakit ini tidak disebabkan oleh infeksi sistem syaraf pusat tanpa
memiliki kejang neonatus sebelumya dan tidak memenuhi kriteria kejang gejala akut
lainnya. Kejang demam dapat berupa kejang tonik atau tonik/klonik dan seringkali
bermula fokal kemudian menjadi kejang umum serta kejang demam ini banyak
dijumpai pada anak laki-laki dari pada anak perempuan
BAB II KAJIAN TEORI
A. PENGERTAN
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38ºC) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium Kejang demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3%
dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam
B. PENYEBAB
1. Infeksi
2. Dampak Imunisasi
3. Faktor Genetik
5. Tonic-Clonik Seizure
6. Clonic Seizure
7. Tonic Seizure
8. Atonic Seizure
9. Myoclonic Seizure
1. Seizure management
1. Airway management
Selain langka-langkah di atas kita juga dapat melakukan beberapa hal berikut :
1. Memberantas kejang secepat mungkin Bila pasien datang dalam keadaan status
convulsifus, obat pilihan utama adalah diazepam.
2. Pengobatan penunjang Sebelum memberantas kejang tidak boleh dilupakan
perlunya
pengobatan penunjang;
Posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi isi lambung
Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan
oksigen; bila perlu
dilakukan intubasi atau trakeostomi
Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur
Diberikan oksigen
Semua pakaian ketat dibuka
Awasi secara ketat kesadaran
Kompres hangat
Anak yang mengalami panas tinggi dan berisiko terjadi kejang demam, sebaiknya
dilakukan:
Buka pakaian samapai hanya tinggal celana dalamnya saja. Pastikan ia memperoleh
banyak udara segar tanpa menjadi kedinginan
Singkirkan benda-benda disekelilingnya agar ia terlindung dari cedera. Basuh
tubuhnya dengan air hangat dimulai dari kepala dan turun kea rah tubuhnya. Jangan
biarkan tubuhnya menjadi terlalu dingin
Setelah tubuh mendingin, kejangnya akan berhenti, letakkan recovery position /
gulingkan tubuhnya hingga ia berbaring miring dan jaga agar kepalanya tetap
menengadah kebelakang. Selimuti tubuhnya dengan selimut atau seprei tipis dan
tenangkan dirinya. Jika suhu tubuhnya naik lagi, basuhlah kembali
BAB III PEMBAHASAN
Kejang demam merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada
masa anak-anak, terutama pada usia 6 bulan sampai 5 tahun (Wong, 2009). Kejang demam
adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C).
terjadi apabila demam disebabkan oleh infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial seperti
tonsilitis, otitis media akut dan brokitis. Selain demam yang tinggi, kejang juga bisa terjadi
akibat penyakit radang selaput otak, tumor, trauma atau benjolan dikepala serta gangguan
elektrolit dalam tubuh
Kejang demam merupakan kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan pertama,
diikuti kondisi kegawatdaruratan lain yang terjadi pada anak adalah sesak nafas, kenaikan
suhu yang terus menerus, dan cedera fisik. Kebanyakan ibu tidak menyadari akan bahaya
yang ditimbulkan dari kejang demam. Setiap kejang yang lama (lebih dari 5 menit)
berdampak membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak akibat
kekurangan oksigen, semakin lama dan semakin sering kejang maka sel-sel otak yang rusak
akan semakin banyak
Kejang demam juga bisa meningkatkan resiko terjadinya epilepsi sebesar 57% jika terjadi
berulang dan berkepanjangan. Keterlambatan dan kesalahan dalam penanganan pertama
kejang demam juga dapat meningkatkan gejala sisa pada anak dan bisa menyebabkan
kematian.
Kejang demam hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang tua khususnya ibu. Seorang
ibu akan merasa khawatir dan panik jika melihat anaknya mendadak mengalami kejang
demam. Seringkali ibu tidak tahu harus berbuat apa saat anak mengalami kejang demam.
Oleh karena itu, kejang demam yang terjadi pada anak akan berdampak pada psikologis
orang tua terutama ibu, dimana kebanyakan ibu mengalami ansietas (kecemasan berlebihan),
depresi, merasa bersalah, ketakutan akan berulangnya kejang
Dampak yang ditimbulkan kejang demam cukup berbahaya bagi anak, sehingga perlunya
dilakukan penanganan pertama kejang demam. Penanganan pertama kejang demam pada
anak sangat tergantung pada peran orang tua, terutama pada ibu. Penanganan pertama kejang
demam yang dilakukan ibu diharapkan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan pada
anak.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi atau data dasar untuk
penelitian lanjutan tentang penanganan pertama kejang demam yang dilakukan
ibu pada balita.
2. Masyarakat
Pusat Data & Informasi PERSI.Co. Id/2018/ Bagaimana Menolong Anak Kejang
Greene, et all, 2015, Pertolongan pertma untuk anak, alih bahasa susi purwoko
http://eprints.umm.ac.id/ 2020