Di Susun Oleh:
NAMA : HYGAYON A.G KOLALIMA
NIM : PO7120319001
i
KATAPENGANTAR
Puji sykur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat serta hidayahnya
kamidapat menyelesaikan makalahi pemberdayaan dan pengorganisasian keperawatan
komunitas”.Makalah ini kami susun dengan maksud memberikan pengetahuan mengenaiteori
gangguan konsep diri.
Kami berharapmakalah ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pembaca.Kami
menyadarai bahwamakalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangundaripembacasangat kamiharapkan demi penyempurnaandan perbaikan
makalah.
ii
Daftar isi
Halaman judul..................................................................................................................i
Kata pengantar.................................................................................................................ii
Daftar isi............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan majalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pemberdayaan (empowerment) .................................................................2
B. Tahapan pemberdayaan keperawatan komunitas....................................................2
C. Defenisi Pengorganisasian ......................................................................................4
D. Model Pengorganisasian Masyarakat Dalam Keperawatan Komunitas .................4
E. Cara Pengorganisasian Masyarakat Dalam Keperawatan Komunitas ....................5
F. Pelaksanaan ............................................................................................................8
G. Evaluasi...................................................................................................................9
H. Perluasan..................................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................................10
B. SARAN....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan (empowerment) Pemberdaan adalah strategi intervensi keperawatan yang
dapat dilaksakanakan dalam pemberian asuhan keperawatan komunitas. ... Strategi ini
merupakan bentuk melibatkan masyarakat secara aktif dimana masyarakat sebagai subjek
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi. SedangkanPengorganisasian
merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan
koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai
tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus
mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan
keperawatan akan tercapai. Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana
semua tenaga termasuk perawat bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah
kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan
menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan Yang menjadi bahasan dalam
pelayaan keperawatan diruang rawat meliputi : struktur organisai ruang rawat,
pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi
kegiatan kelompok kerja ; yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang struktur
organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dari pemberdayaan keperawatan komunitas?
2. Apa saja tahapan dalam pemberdayaan komunitas?
3. Jelaskan defenisi dari pengorganisasian keperawatan komunitas?
4. Sebutkan dan jelaskan model pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan
komunitas?
5. Bagaimanakah Cara pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tahap pengkajian
Tahap pengkajian dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dirasakan
oleh individu sebagai perwakilan masyarakat maupun kelompok-kelompok
masyarakat. Kegiatan pengkajian dapat dilakukan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD) atau curah pendapat / Nominal Group Process. Perawat komunitas
melibatakan secara aktif peserta diskusi agar segala
2
permasalahan komunitas dan kebutuhan masyarakat dapat teridentifikasi. Pada tahap
ini, masyarakat diliatkan secara aktif agar sebaga permasalahan yang ditemukan
adalah masalah yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Perawat berperan
sebagai fasilitator guna memfasilitasi masyarakat melakukan penyusunan priorisa
masalah yang akan ditindaklanjuti
3. Tahap perencanaan kegiatan (Designing)
Tahap ini adalah tahapan melakukan peroses penyusunan perencanaan program
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh seorang perawat. Perencanan
program tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Perawat harus mampu
membangun iklim kerjasama dalam melakukan penyusunan perencanaan
penyelesaian maslaah kesehatan yang dirasakan masyarakat. Perencanaan dapat
dilakukan dengan cara diskusi dengan perwakilan masyarakat mengenai alternative
program dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pemberdayaan. Pada tahap ini,
perawat lebih berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu masrayakat dalam
menyusun program tertulis maupun penyusunan proposal recana kegiatan (Plan of
Action) yang akan dilakukan.
4. Tapah implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap pelaksanaan program yang telah direncanakan
antara perawat dan masyarakat. Proses implementasi dilakukan dengan asas
kerjasama yang baik antara perawat dan masyarkaat maupun antar masyarakat.
5. Tahap evaluasi
Tahap ini merupakan sebuah upaya pengawasan terhadap proses implementasi yang
dilakukan. Evaluasi dilakukan oleh perawat dan masyarakat dan masyarakat dengan
masyarakat untuk mengetahui keseuaian perencaan terhadap proses yang telah
dilaksanakan
.
6. Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan tahap akhir dari rangkaian strategi pemberdayaan.
Terminasi merupakan tahap terjadinya pemutusan hubungan secara formal dengan
3
komunitas atau masyarakat yang diberikan asuhan keperawatan komunias. Tahap
terminasi dapat dilakukan apabila masyarakat telah mencapai kemandirian yang
ditargetkan atau proses pelaksanaan asuhan telah mencapai batas waktu yang telah
ditetapkan. Pelaksanan proses terminasi tidak dapat dilakukan secara mendadak,
sehingga hal ini perlu dilakukan oleh seorang
perawat secara perlahan-lahan dalam mengurangi kontak dengan komunitas atau
masyarakat yang menjadi sasaran asuhan keperawatan.
C. Defenisi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
(Siagian,1983 dalam Juniati).
Mnrt Ross Murry, pengorganisasian adalah suatu proses di masyarakat dapat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan prioritas serta mengembangkan keyakinan
untuk berusaha memenuhi kebutuhan2 sesuai dengan skala proiritas berdasarkan atas
sumber2 yg ada di masyarakat sendiri maupun yg berasal dari luar dengan usaha gotong
royong.
Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian
merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui
penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
4
2. Social Planning
Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan
birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta / data yang dikumpulkan,
dibuat keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah bukan proses
– pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi pada tujuan / hasil. Model ini
menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk megubah
masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan. Peran perawat . dalam model ini
adalah sebagai fasilitator penumpulan fakta/data , serta menganalisis dan
melaksanakan program implementasi.
3. Social Action
Model ini lebih focus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah
komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan
menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan
keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan .fokus utamanya
mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis,
penggerak dan negosiator.
.
E. Cara Pengorganisasian Masyarakat Dalam Keperawatan Komunitas
Tahap – tahap pengorganisasian Masyarakat yaitu:
1. Persiapan sosial
Dalam praktik perawatan kesehatan, tujuan persiapan sosial adalah meningkatkan
partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan sampai dengan
perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, dan pengembangan program
keperawatan kesehatan masyarakat.
Ada dua pendekatan dalam partisipasi masyarakat, antara lain sebagaia berikut :
a. Pendidikan partisipasi
Dalam kegiatan ini komunitas dilibatkan dalam perencanan, penyelesaian
masalah, tetapi biasanya dengan pendekatan ini proses perubahan lambat.
5
Namaun keuntungannya, kelompok/masyarakat merasa memiliki dan komunnitas
berubah, dalam jangka waktu yang panjang.
b. Pendidikan langsung (perintah)
Dalam pendekatan ini proses berubah ditentukan oleh kekuatan luar, proses
berubah berjalan cepat. Namun kerugiannya, masyarakat merasa memiliki dan
perubahan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Kegiatan – kegiatan dalam
persiapan sosial ini lebih ditingkatkan kepada persiapan – persiapan yang harus
dilakukan baik aspek teknis, administrative, dan program – program kesehatan
yang akan dilaksanakan.
Dalam tahap persiapan sosial ada tiga kegiatan yang harus dilakukan, antara lain
sebagai berikut.
1) Pengenalan masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal –
sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis, administrative dan
birokratif terhadap suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan.
Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan
setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan pusat
kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang bertanggung jawab dalam
bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini diawali dengan surat permintaan
daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktik dan dilengkapi proposal
rencana pembinaan. Selanjutnya, mengadakan pendekatan dengan tokoh-
tokoh di wilayah tersebut.
2) Pengenalan masalah. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat
secara menyeluruh, dapat dilakukan survey kesehatan masyarakat dalam
ruang lingkup terbatas, sehingga masalah – masalah yang dirumuskan benar –
benar masalah yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu,
keterlibatan masyarakat sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari
sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya
tidak hanya satu masalah, sehingga perlu disusun skala prioritas
penanggulangan masalah bersama – sama may=yarakat formal dan informal.
6
3) Penyadaran masyarakat. Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat
agar mereka
Menyadari masalah- masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;
Secara sadar mereka ikut berpartisispasi dalam kegiatan penanggualangan
masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;
Tahu cara memenuhi kebutuhan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan
sesuai denngan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.
7
Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh – tokoh masyarakat secara
intensif dan akrab, sehingga mereka dapat di manfaatkan untuk usaha
motifasi, komunikasi-yang kemudian dapat menggugah kesadaran
masyarakat
Dalam mengatasi sifat-sifat masyarakat, perawat komunitas dapat
memanfaatkan jalur kepemimpinan masyarakat setempat untuk
mendapatkan legitimasi, sehingga kesadaran masyarakat dapat
dipercepat.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa dalam
pembelajaran praktik di komunitas yang harus di lakukan adalah
pertemuan (temu kenal). Selanjutnya melakukan pengkajian pada
masyarakat dan melakukan mini lokakarya.
F. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini lokakarya atau
musyawarah masyarakat desa, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :
1. Pilihlah kegiatn yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
2. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.
3. Kegiatan disesuaikan dengana kemampuan, waktu dan sumber daya yang tersedia di
masyarakat.
4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan
dalam penanggulangan masalah.
Dalam tahap ini, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah adalah penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan
skala prioritas masalah. Agar penyuluhan tersebut mudah dipahami masyarakat, maka
petugas kesehatan atau mahasiswa keperawatan komunitas harus membuat Satuan
Acara Pembelajaran (SAP) disertai lampiran materi penyuluhan dan leaflet.
8
G. Evaluasi
Penillaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu.
Penilaian dapat dilakukan dalam dua cara yaitu:
1. Selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif), penilaian ini dilakukan untuk
melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai perencanaan
penanggulangan masalah yang disusun. Penilaian ini juga dapat dikatakan
monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yan g akan dicapai.
H. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang akan dilakukan. Perluasan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Perluasan kuantitatif,
yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan, apakah
pada wilayah setempat atau di wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Perluasan kualitatif
, yaitu: perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah
dilaksanakan , sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
(Siagian,1983 dalam Juniati).
Ada tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian komunitas, yaitu sebagai
berikut : Locality Development, Social Planning, Social Action.
Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
Persiapan sosial :
a) Pengenalan Masyarakat
b) Pengenalan Masalah
c) Penyadaran Masyarakat
d) Pelaksanaan,
e) Evaluasi, dan
f) Perluasan
B. Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun mengharapkan khususnya semua
mahasiswa keperawatan PoltekkesvKemenkes Palu dapat mengetahui serta memahami
tentang Konsep Pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal Mubarak Wahit dan Nurul Chayatin.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medikal.
Achjar, Komang Ayu Henny. (2011). Asuhan Keperawatan Komunitas : Teori & Praktik. Jakarta
: EGC.
11