Anda di halaman 1dari 27

KEPALA DESA BAHARI MAKMUR

KABUPATEN BUTON

PERATURAN DESA BAHARI MAKMUR


NOMOR 01 TAHUN 2021
TENTANG
PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA BAHARI MAINAWA

PEMERINTAH DESA BAHARI MAKMUR


KECAMATAN SIOTAPINA
KABUPATEN BUTON
ALAMAT : JALAN DUSUN BAJO INDAH, RT 02
Email :baharimakmur@gmail.com
KEPALA DESA BAHARI MAKMUR
KABUPATEN BUTON

PERATURAN DESA BAHARI MAKMUR


NOMOR 01 TAHUN 2021
TENTANG
PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA BAHARI MAINAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA BAHARI MAKMUR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memajukan usaha dibidang


ekonomi dan/atau pelayanan umum di Desa perlu
dibentuk Badan Usaha Milik Desa Bahari
Mainawa;
b. bahwa dalam rangka menindak lanjuti ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2021 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6623);
c. bahwa bahwa untuk pelaksanaan maksud huruf a
dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM
Desa );

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
Sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2019 tentang perubahan kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 41);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2021 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6623);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016
tentang Administrasi Pemerintahan di Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1100);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611 );
12. Peraturan Menteri Desa, Peraturan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2019 tentang Musyawarah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
13. Peraturan Menteri Desa, Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1261);
14. Peraturan Menteri Desa, Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1012);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2021 tentang Pendaftaran, Pendataan dan
Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan
Pengadaan Barang dan/Atau Jasa Badan Usaha Milik
Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 252);
16. Peraturan Bupati Buton Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Buton Tahun 2019 Nomor ...);
17. Peraturan Bupati Buton Nomor 22 Tahun 2019 tentang
Badan Usaha Milik Desa (Berita Daerah Kabupaten
Buton Tahun 2019 Nomor …..);

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAHARI MAKMUR
dan
KEPALA DESA BAHARI MAKMUR

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah Desa dan Desa adat adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, Hak asal usul, dan /
atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Repubik Indonesia.
2. Badan Usaha Milik Desa , selanjutnya disebut BUM Desa,
adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset jasa pelayanan, dan
usaha lainya untuk sebesar besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa .
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyenggara pemerintah
4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
5. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa .
6. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
anggaran pendapatan dan belanja Desa atau perolehan
hak lainya yang sah.
7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang – undangan
yang ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan
sepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
8. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, pemerintah Desa , dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
9. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil
keputusan dari musyawarah Desa dalam bentuk
kesepakatan yang dituangkan dalam berita acara
kesepakatan musyawarah Desa yang ditandatangai oleh
ketua Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa .
10. Anggaran dan pendapatan belanja Desa yang selanjutnya
disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah Desa .

BAB II
PENDIRIAN BUM DESA DAN PENGESAHAN
ANGGARAN DASAR BUM DESA
Bagian Kesatu
Pendirian BUM Desa
Pasal 2

Dalam rangka mengelola usaha, memanfaatkan aset,


mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan
jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa,
Desa Bahari Makmur mendirikan BUM Desa “Bahari
Mainawa”.

Bagian Kedua
Pengesahan Anggaran Dasar

Pasal 3

Mengesahkan Anggaran Dasar BUM Desa “Bahari Mainawa”


sebagaimana terlampir dalam Peraturan Desa ini.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 4

(1) Peraturan Desa Bahari Makmur Nomor 01 Tahun 2020


tentang Badan Usaha Milik Desa berikut anggaran dasar
BUM Desa “Bahari Mainawa”, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
(2) Seluruh akta pendirian Unit Usaha BUM Desa yang
disahkan oleh kantor notaris disesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Desa ini paling lama dalam waktu 1
(satu) tahun sejak Peraturan Desa ini berlaku.
(3) Susunan kepengurusan BUM Desa “Bahari Mainawa”
yang masih berjalan, disesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Desa ini.

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan peraturan Desa ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Desa Bahari Makmur.

Ditetapkan di Bahari Makmur


pada tanggal, 10 Januari 2021

KEPALA DESA BAHARI MAKMUR,

TTD
SI TUTI
Diundangkan di Bahari Makmur
pada tanggal 10 Januari 2021

SEKRETARIS DESA BAHARI MAKMUR,

LA NINCA
BERITA DASA BAHARI MAKMUR TAHUN 2020 NOMOR 001
LAMPIRAN PERATURAN DESA BAHARI MAKMUR
NOMOR : 02 TAHUN 2021
TANGGAL : 10 JUNI 2021

ANGGARAN DASAR
BUM DESA BAHARI MAINAWA

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan


berbagai pihak, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja telah lahir. Undang-undang ini
menegaskan kedudukan BUM Desa sebagai badan hukum.
Dengan penguatan status ini, peran BUM Desa semakin
penting sebagai konsolidator produk/jasa masyarakat,
produsen berbagai kebutuhan masyarakat, inkubator usaha
masyarakat, penyedia layanan publik, dan berbagai fungsi
lainnya. BUM Desa dapat menjadi penyumbang pendapatan
asli Desa disamping tetap memberikan manfaat
bagimasyarakat.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan
bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan amanat
tersebut, BUM Desa juga dilandasi oleh semangat
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua
semangat tersebut adalah Musyawarah Desa sebagai organ
tertinggi dalam pengambilan keputusan BUM Desa.
Karenanya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
akan tetap menjadi tujuan utama BUM Desa bukan hanya
kesejahteraan masing-masing individu.

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) BUM Desa ini bernama BUM Desa Bahari Mainawa


selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut BUM Desa.
(2) BUM Desa Bahari Mainawa berkedudukan di Desa Bahari
Makmur, Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN

Pasal 2

Maksud dan tujuan pendirian BUM Desa adalah:


a. Perdagangan;
b. Perikanan;

BAB III
JENIS USAHA

Pasal 3

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas


BUM Desa dapat:
a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar
dan eceran yang meliputi:
1. 47112 PERDAGANGAN ECERAN BERBAGAI
MACAM BARANG YANG UTAMANYA MAKANAN,
MINUMAN ATAU TEMBAKAU BUKAN DI
MINIMARKET/ SUPERMARKET/HYPERMARKET
(TRADISIONAL).
Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran
berbagai jenis barang kebutuhan yang utamanya
bahan makanan/makanan, minuman atau
tembakau di dalam bangunan bukan
swalayan/minimarket/ supermarket/hypermarket.
Disamping itu juga dapat menjual beberapa barang
bukan makanan seperti pakaian, perabot rumah
tangga, dan mainan anak. Misalnya warung atau
toko bahan kebutuhan pokok.
2. 47241 PERDAGANGAN ECERAN BERAS
Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran
khusus berbagai jenis beras di dalam bangunan,
seperti beras cianjur, beras cisadane, beras saigon
dan beras ketan.
3. 475 PERDAGANGAN ECERAN KHUSUS
PERLENGKAPAN RUMAH TANGGA LAINNYA DI
TOKO
Golongan ini mencakup perdagangan eceran
khusus peralatan rumah tangga, seperti tekstil,
bahan bangunan, penutup lantai, peralatan listrik
dan furnitur. Termasuk perdagangan eceran barang
untuk penerangan, alat-alat rumah tangga dan
pecah belah, alat-alat musik, system keamanan,
dan barang rumah tangga lainnya serta peralatan
ytdl.
4. 47528 PERDAGANGAN ECERAN BERBAGAI
MACAM MATERIAL BANGUNAN
Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran
khusus berbagai macam material bangunan, seperti
semen, pasir , paku, cat dan lain-lain.
5. 47521 PERDAGANGAN ECERAN BARANG LOGAM
UNTUK BAHAN KONSTRUKSI
Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran
khusus barang logam untuk bahan konstruksi
seperti baja tulangan, baja profil, pelat baja, dan
baja lembaran, pipa besi/baja, kawat tali, kawat
nyamuk, paku, mur/baut, engsel, gerendel, kunci,
anak kunci, tangki air, menara air, rolling door,
awning dan seng lembaran.
b. Menjalankan usaha dalam bidang perikanan yang
meliputi:
1. 03131 JASA SARANA PRODUKSI PENANGKAPAN
IKAN DI LAUT
Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang
secara langsung berhubungan dengan usaha
penyiapan sarana penangkapan ikan dan biota laut
yang dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau
kontrak, seperti jasa penyediaan alat tangkap, jasa
penyediaan armada penangkapan, jasa rumpon,
jasa perbengkelan, jasa perbaikan alat tangkap,
slipway/docking, dan lainnya.
2. 03132 JASA PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN DI
LAUT
Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang
secara langsung berhubungan dengan usaha
produksi penangkapan ikan dan biota laut yang
dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak
seperti jasa penyediaan logistik kapal, dan lainnya.
3. 03133 JASA PASCA PANEN PENANGKAPAN IKAN
DI LAUT
Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang
secara langsung berhubungan dengan usaha pasca
panen penangkapan ikan dan biota lautyang
dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak,
seperti jasa persiapan lelang, jasa sortasi dan
gradasi, jasa uji mutu dan sebagainya.

BAB IV
ORGANISASI BUM DESA

Bagian Kesatu Musyawarah Desa

Pasal 4
(1) Musyawarah Desa diadakan di tempat kedudukan BUM
Desa.
(2) Musyawarah Desa dapat dilaksanakan atas permintaan
pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Desa dilaksanakan dan dipimpin BPD, serta
difasilitasi oleh Pemerintah Desa.

Pasal 5

Musyawarah Desa terdiri atas:


a. Musyawarah Desa tahunan; dan
b. Musyawarah Desa khusus.

Pasal 6

(1) Dalam Musyawarah Desa tahunan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 5 huruf a:
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1. Laporan tahunan yang telah ditelaah oleh pengawas
dan penasihat untuk mendapat persetujuan
Musyawarah Desa;
2. rancangan rencana program kerja untuk
disahkan oleh Musyawarah Desa menjadi rencana
program kerja.
b. Ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha,
dalam hal BUM Desa mempunyai saldo laba yang
positif.
(2) Persetujuan laporan tahunan, dan pengesahan rencana
program kerja oleh Musyawarah Desa tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung-jawab
sepenuhnya kepada pelaksana operasional atas
pengurusan dan pengawas atas pengawasan dan
penasihat atas tugas kepenasihatan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut
tercermin dalam Laporan tahunan dan Laporan Keuangan.
(3) Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas
meminta BPD untuk melaksanakan Musyawarah Desa
tahunan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.

Pasal 7

(1) Musyawarah Desa khusus sebagaimana dimaksud dalam


pasal 5 huruf b dapat diselenggarakan sewaktu-waktu
dalam keadaan mengharuskan adanya keputusan segera
yang wewenangnya berada pada Musyawarah Desa.
(2) Musyawarah Desa khusus diusulkan oleh pelaksana
operasional dan/atau pengawas kepada penasihat.
(3) Penasihat meminta BPD untuk melaksanakan
Musyawarah Desa khusus paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender.

Pasal 8

(1) Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadiri


oleh:
a. Kepala Desa;
b. BPD; dan
c. unsur masyarakat yang terdiriatas:
1. penyertaan modal;
2. perwakilan dusun atau rukun warga atau rukun
tetangga;dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan
Usaha BUM Desa/Unit Usaha Bum Desa.
(2) Keputusan Musyawarah Desa diambil berdasarkan
musyawarah untuk mencapaimufakat.

Pasal 9

Musyawarah Desa berwenang:


a. menetapkan pendirian BUM Desa;
b. menetapkan Anggaran Dasar BUM Desa dan
perubahannya;
c. membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian,
hak dan kewajiban, serta kewenangan pihak penerima
kuasa fungsi kepenasihatan;
d. mengangkat dan memberhentikan secara tetap
pelaksana operasional Bum Desa;
e. mengangkat pengawas;
f. mengangkat sekretaris dan bendahara BUM Desa;
g. memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh
BUM Desa;
h. memberikan persetujuan atas rancangan rencana
program kerja yang diajukan oleh pelaksana operasional
setelah ditelaah pengawas dan penasihat;
i. memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Desa
dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Bum Desa;
j. memberikan persetujuan atas kerja sama BUM Desa
dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja
sama tertentu dengan pihak lain sebagaimana
ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
k. menetapkan pembagian besaran laba bersih BUM Desa;
l. menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa;
m. memutuskan penugasan Desa kepada BUM Desa untuk
melaksanakan kegiatan tertentu;
n. memutuskan penutupan Unit Usaha BUM Desa;
o. menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil
Usaha BUM Desa dan/atau Unit Usaha BUM Desa yang
diserahkan kepada Desa;
p. menerima laporan tahunan BUM Desa dan menyatakan
pembebasan tanggung jawab penasihat, pelaksana
operasional, dan pengawas;
q. membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUM
Desa dengan aset Bum Desa;
r. membahas dan memutuskan bentuk
pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan oleh
penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUM Desa yang diakibatkan
oleh unsur kesengajaan atau kelalaian;
s. memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara
proses hukum dalam hal penasihat, pelaksana
operasional, dan/atau pengawas tidak menunjukkan
iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional
BUM Desa karena keadaan tertentu;
u. menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh
kewajiban dan pembagian harta atau kekayaan hasil
penghentian kegiatan usaha BUM Desa;
v. meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai;
dan
w. memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor
independen untuk melakukan audit investigatif dalam
hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian
dalam pengelolaan BUM Desa.

Bagian Kedua Penasihat

Pasal 10

Penasihat dijabat secara rangkap oleh Kepala Desa.

Pasal 11

Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berwenang:


a. bersama pelaksana operasional dan pengawas,
membahas dan menyepakati Anggaran Rumah Tangga
BUM Desa dan/atau perubahannya;
b. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana
program kerja yang diajukan oleh pelaksana operasional
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
c. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana
operasional sesuai keputusan Musyawarah Desa;
d. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara
sementara pelaksana operasional dan mengambil alih
pelaksanaan operasional Bum Desa;
e. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas,
menyusun dan menyampaikan analisis keuangan,
rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka
perencanaan penambahan modal Desa dan/atau
masyarakat Desa untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
f. melakukan telaahan atas laporan pelaksanaan
pengelolaan Usaha BUM Desa oleh pelaksana
operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas
sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa dalam
laporan tahunan;
g. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan
tahunan BUM Desa berdasarkan keputusan
Musyawarah Desa;
h. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan
atas pinjaman BUM Desa dengan jumlah tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Desa;dan
i. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan
atas kerja sama BUM Desa dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerjasama tertentu dengan
pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Desa.

Pasal 12

Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 bertugas:


a. memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana
operasional dalam melaksanakan pengelolaan BUM
Desa;
b. menelaah rancangan rencana program kerja dan
menetapkan rencana program kerja BUM Desa
berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
c. menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan
organisasi BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
d. bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas
pelaksanaan pengelolaan usaha BUM Desa;
e. bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas
pelaksanaan pengelolaan usaha BUM Desa untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha
dan organisasi BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan
Musyawarah Desa;
g. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah
yang dianggap penting bagi pengelolaan BUM Desa
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tanggadan/atau keputusan Musyawarah Desa; dan
h. meminta penjelasan dari pelaksana operasional
mengenai persoalan pengelolaan BUM Desa sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan/atau keputusan Musyawarah Desa.

Pasal 13

Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berhak:


a. memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan
fungsi kepenasihatan; dan
b. Memperoleh gaji/tunjangan yang diperoleh dari hasil
pembagian sisa hasil usaha BUM Desa atau sumber lain
yang sah.

Bagian Ketiga Pelaksana Operasional

Pasal 14

BUM Desa diurus dan dipimpin oleh pelaksana


operasional yang selanjutnya disebut direktur yang diangkat
oleh Musyawarah Desa.

Pasal 15

(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diangkat


dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Kepala
Desa, BPD, dan/atau unsur masyarakat dalam
Musyawarah Desa.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi syarat meliputi:
a. warga Desa Bahari Makmur;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita
penyakit yang dapat menghambat tugas sebagai
Direktur);
c. memiliki dedikasi dan menyediakan waktu
sepenuhnya untuk melaksanakan tugas sebagai
direktur;
d. berpendidikan minimal SMP/sederajat;
e. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. tidak pernah dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan
sebuah usaha dinyatakan pailit;
h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana;
i. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai
mengenai usaha di bidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum;
j. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama;
dan
k. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan dilarang untuk
dirangkap dengan jabatan Direktur Bum Desa.
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang
diusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
kriteria persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Musyawarah
Desa sebagai Direktur.

Pasal 16

Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh


Musyawarah Desa karena alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan/atau peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa
dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau
kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai direktur
Bum Desa;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;dan
f. mengundurkan diri.

Pasal 17
Direktur berwenang:
a. bersama penasihat dan pengawas, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Desa
dan/atau perubahannya;
b. mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha
BUM Desa yang sesuai dengan garis kebijakan BUM Desa
yang dinyatakan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan keputusan Musyawarah Desa;
c. mengoordinasikan pelaksanaan Usaha BUM Desa secara
internal organisasi maupun dengan pihak lain;
d. mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan BUM
Desa termasuk penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat
lainnya bagi pegawai BUM Desa;
e. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUM Desa
selain sekretaris dan bendahara berdasarkan peraturan
perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan;
f. melakukan pinjaman BUM Desa setelah mendapat
persetujuan Musyawarah Desa atau penasihat sesuai
ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
g. melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk
mengembangkan Usaha BUM Desa setelah mendapat
persetujuan Musyawarah Desa atau penasihat sesuai
ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
h. melaksanakan pembagian besaran laba bersih BUM Desa
sesuai yang ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
i. melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa
sesuai yang ditetapkan oleh MusyawarahDesa;
j. melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh
Musyawarah Desa;
k. bertindak sebagai penyelesai dalam hal Musyawarah Desa
tidak menunjuk penyelesai;dan
l. mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala
tindakan dan/atau perbuatan lainnya bagi kepentingan
pengurusan BUM Desa mengenai segala hal dan segala
kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Desa, dan/atau
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta mewakili BUM Desa di dalam dan di luar
pengadilan.

Pasal 18

Direktur bertugas:
a. menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan BUM Desa untuk kepentingan BUM Desa
dan sesuai dengan maksud dan tujuan BUM Desa serta
mewakili BUM Desa di dalam dan/atau di luar pengadilan
mengenai segala hal dan segala kejadian, dengan
pembatasan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
BUM Desa, keputusan Musyawarah Desa dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menyusun dan melaksanakan rencana program kerja
BUM Desa;
c. menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Desa untuk diajukan kepada penasihat dan
pengawas;
d. menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Desa untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa setelah ditelaah oleh penasihat dan pengawas;
e. atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan
pengelolaan BUM Desa kepada penasihat;
f. menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Desa kepada
Musyawarah Desa;dan
g. bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan
kebutuhan dalam rangka perencanaan penambahan
modal Desa dan/atau masyarakat Desa untuk diajukan
kepada Musyawarah Desa.

Pasal 19
Direktur berhak:
a. mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian;
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai selain
sekretaris dan bendahara;
c. Memperoleh gaji/tunjangan yang diperoleh dari hasil
pembagian sisa hasil usaha BUM Desa atau sumber lain
yang sah.

Bagian Keempat Pengawas

Pasal 20

(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang


diusulkan oleh Kepala Desa, BPD, dan/atau unsur
masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi syarat meliputi:
a. warga Desa Bahari Makmur;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita
penyakit yang dapat menghambat tugas sebagai
pengawas);
c. memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai
pengawas;
d. berpendidikan minimal SMP/sederajat;
e. tidak pernah dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan
sebuah usaha dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana;
h. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai
mengenai usaha di bidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum;
i. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja
sama;dan
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang
diusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
kriteria persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat(2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Musyawarah
Desa sebagai pengawas.

Pasal 21

Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh


Musyawarah Desa karena alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan/atau peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa
dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau
kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;dan
f. mengundurkan diri.

Pasal 22

Pengawas berwenang:
a. bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana
program kerja yang diajukan oleh pelaksana operasional
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
b. bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional,
membahas dan menyepakati Anggaran Rumah Tangga
BUM Desa dan/atau perubahannya;
c. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas
pinjaman BUM Desa dengan jumlah tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bum
Desa;
d. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas
kerja sama BUM Desa dengan nilai, jumlah investasi,
dan/atau bentuk kerjasama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Desa;
e. bersama dengan penasihat, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan
kebutuhan dalam rangkan perencanaan penambahan
modal Desa dan/atau masyarakat Desa kepada
Musyawarah Desa;
f. atas perintah Musyawarah Desa, melaksanakan dan
melaporkan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi
kesalahan dan/atau kelalaian dalam pengelolaan BUM
Desa yang berpotensi dapat merugikan BUM Desa;dan
g. memeriksa pembukuan, dokumen,dan pelaksanaan
Usaha Bum Desa.

Pasal 23

Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan
dan jalannya pengurusan BUM Desa oleh pelaksana
operasional termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan
program kerja, sesuai Anggaran Dasar, keputusan
Musyawarah Desa, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan
Bum Desa;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau
pengawasan tahunan kepada Musyawarah Desa;
d. melakukan telaahan atas laporan semesteran
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa dari
pelaksana operasional untuk di ajukan kepada penasihat;
e. bersama dengan penasihat, menelaah rencana program
kerja yang diajukan dari pelaksana operasional untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas
laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Desa oleh pelaksana operasional sebelum diajukan
kepada Musyawarah Desa;
g. bersama penasihat, menelaah laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa; dan
h. memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil
pengawasan dalam Musyawarah Desa.

Pasal 24

Pengawas berhak memperoleh gaji/tunjangan yang diperoleh


dari hasil pembagian sisa hasil usaha BUM Desa atau sumber
lain yang sah.

BAB V
MODAL, ASET, DAN PINJAMAN

Bagian Kesatu Modal

Pasal 25

(1) Modal awal BUM Desa berjumlah Rp. 100.566.200,00,-


(Seratus Juta Lima Ratus Enam Puluh Enam Ribu Dua
Ratus Rupiah)
(2) Modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bersumber dari penyertaan modal Desa Tahun 2020
dengan total nilai Rp. 50.566.200,00,-(Lima Puluh Juta
Lima Ratus Enam Puluh Enam Ribu Dua Ratus Rupiah)
atau 50,28% (Lima Puluh Koma Dua Delapan per
seratus);dan penyertaan modal Desa Tahun 2021 sebesar
Rp. 50.000.000,00-(Lima Puluh Juta Rupiah) atau
49,72%(Empat Puluh Sembilan Koma Tujuh Dua Per
Seratus).
(3) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a terdiri atas:
a. Uang senilai 50.000.000,00-(Lima Puluh Juta
Rupiah);
b. Bangunan Kantor BUM Desa sejumlah 1 buah
dengan total Rp. 50.566.200,00,-(Lima Puluh Juta
Lima Ratus Enam Puluh Enam Ribu Dua Ratus
Rupiah).

Bagian Kedua Aset

Pasal 26

(1) Aset BUM Desa bersumber dari:


a. Penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman;dan/atau
e. sumber lain yang sah.

(2) Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Desa


dilaporkan secara berkala dalam laporan keuangan.

Pasal 27

(1) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana


dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) huruf b dapat berasal
dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau
pihak lainnya.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
Aset BUM Desa.

Bagian Ketiga Pinjaman

Pasal 28

(1) BUM Desa dapat melakukan pinjaman yang dilakukan


dengan memenuhi prinsip transparan, akuntabel, efisien
dan efektif, serta kehati-hatian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
(2) Pinjaman BUM Desa dapat dilakukan kepada lembaga
keuangan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
sumber dana dalam negeri lainnya dengan ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha
dan/atau pembentukan Unit Usaha BUM Desa;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok
pinjaman, bunga, dan biaya lain dalam kurun waktu
yang tidak melebihi sisa masa jabatan direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2
(dua) tahun berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan
modal;dan
e. aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan
diambil manfaatnya oleh BUM Desa bersama, tidak
dapat dijadikan jaminan atau agunan.

Pasal 29

(1) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang


bernilai lebih dari atau sama dengan Rp. 5.000.000,-
(Lima Juta Rupiah) dilakukan setelah mendapat
persetujuan Musyawarah Desa.
(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang
bernilai kurang dari Rp. 5.000.000,-(Lima Juta Rupiah)
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan
pengawas.

BAB VI
KERJA SAMA

Pasal 30

(1) BUM Desa dapat melakukan kerja sama dengan pihak


lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
saling menguntungkan dan melindungi kepentingan Desa
dan masyarakat Desa serta para pihak yang bekerjasama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)
paling sedikit meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Pemerintah Desa, dunia usaha atau koperasi,
lembaga non pemerintah, lembaga pendidikan dan
lembagasosial budaya yang dimiliki warga negara atau
badan hukum Indonesia, dan BUM Desa lain.

Pasal 31

(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30


ayat (2) huruf a termasuk namun tidak terbatas berupa
kerja sama dengan pemerintah Desa dalam bidang
pemanfaatan aset Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan
aset Desa.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), BUM Desa dilarang menjadikan atau meletakkan
beban kewajiban atau prestasi apa pun untuk pihak lain
termasuk untuk penutupan risiko kerugian dan/atau
jaminan pinjaman atas aset Desa yang dikelola, didaya
gunakan, dan diambil manfaat tertentu.

Pasal 32
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam
pasal 31 ayat (1) BUM Desa dapat melakukan kerja sama
usaha dengan pihak lain berupa kerja sama usaha
termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk
pengelolaan bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha BUM Desa dengan pihak lain berupa
pengelolaan bersama sumber daya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mempertimbangkan kedudukan hukum status
kepemilikan dan/atau penguasaan objek tersebut
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 33

(1) Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau
sama dengan Rp. 200.000.000,00- (Dua Ratus Juta
Rupiah) dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Desa;
(2) Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari Rp.
200.000.000,00- (Dua Ratus Juta Rupiah) dilakukan
setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas.

Pasal 34

(1) Bentuk kerja sama usaha:


Pemanfaatan Aset Desa yakni sewa-menyewa, kerja
sama pemanfaatan, bangun guna serah, dan/atau
bangun serah guna Aset Desa;
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah
Desa.
(2) Bentuk kerja sama usaha:
Kerja sama usaha dalam pengembangan dalam
pengembangan layanan dan fitur usaha;
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat
dan pengawas.

Pasal 35

(1) Kerjasama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 30 ayat (2) huruf b dilakukan dalam bentuk paling
sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan
kebudayaan;dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(2) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat
persetujuan dewan penasihat dan pengawas.

BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN, PEMANFAATAN HASIL USAHA DAN
PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL

Pasal 36

(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang


diperoleh dari hasil kegiatan usaha dikurangi dengan
pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang perolehannya lebih dari atau sama dengan Rp.
10.000.000,00-(sepuluh juta rupiah), maka
pembagiannya adalah sebagai berikut:
a. laba ditahan sebesar 20 % (dua puluh per seratus);
b. gaji/tunjangan pengurus BUM Desa sebesar 40%
(empat puluh per seratus);
c. pendapatan asli desa sebesar 40% (empat puluh per
seratus)
(3) pembagian gaji/tunjangan pengurus BUM Desa
sebagaimana dimasud pada ayat (2) huruf b adalah
sebagai berikut:
a. gaji/tunjangan penasihat sebesar 10% (sepuluh per
seratus);
b. gaji/tunjangan pelaksana operasional/direktur
sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);
c. gaji/tunjangan sekretaris sebesar 20% (dua puluh per
seratus);
d. gaji/tunjangan bendahara sebesar 15% (lima belas
per seratus);
e. gaji/tunjangan pegawai lainnya sebesar 20% (dua
puluh per seratus);
f. gaji/tunjangan pengawas sebesar 10% (sepuluh per
seratus);
(4) Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang perolehannya kurang dari Rp. 10.000.000,00-
(sepuluh juta rupiah), maka pembagiannya adalah
sebagai berikut:
a. laba ditahan sebesar 20 % (dua puluh per seratus);
b. gaji/tunjangan pengurus BUM Desa sebesar 70%
(tujuh puluh per seratus);
c. pendapatan asli desa sebesar 10% (sepuluh per
seratus)
(5) pembagian gaji/tunjangan pengurus BUM Desa
sebagaimana dimasud pada ayat (4) huruf b adalah
sebagai berikut:
a. gaji/tunjangan pelaksana operasional/direktur
sebesar 30% (tiga puluh per seratus);
b. gaji/tunjangan sekretaris sebesar 20% (dua puluh per
seratus);
c. gaji/tunjangan bendahara sebesar 15% (lima belas
per seratus);
d. gaji/tunjangan pegawai lainnya sebesar 20% (dua
puluh per seratus);
e. gaji/tunjangan pengawas sebesar 15% (lima belas per
seratus);
(6) Penggunaan pendapatan asli desa yang diperoleh dari
hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c dan ayat (4) huruf c dapat digunakan untuk
pemberian bantuan untuk masyarakat miskin, bantuan
sosial, dan lain-lain sesuai dengan keputusan
musyawarah desa.

Pasal 37

(1) Pelaksana operasional, pegawai BUM Desa dan Pengawas


berhak atas biaya operasional yang sah dari pelaksanaan
tugas-tugasnya;
(2) Pelaksana operasional, pegawai BUM Desa dan pengawas
mendapat biaya operasional sesuai dengan kemampuan
keuangan BUM Desa;
(3) Direktur BUM Desa menyusun rencana penggunaan
biaya operasional dan diajukan kepada penasihat dan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan;
(4) Biaya operasional digunakan untuk membiyai belanja alat
tulis kantor, transportasi, konsumsi, dan barang
perlengkapan pelaksana operasional, pegawai BUM Desa,
dan pengawas;
(5) Dalam hal BUM Desa belum dapat memberikan biaya
operasional, Pemerintah Desa dapat memberikan subsidi
biaya operasional;
(6) Subsidi operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menjadi beban dari APB Desa Bahari Makmur;
(7) Subsidi operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
besarannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa
sesuai dengan kemampuan keuangan Desa;

BAB VIII
PENUTUP

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


KEPALA DESA BAHARI MAKMUR,

TTD
SI TUTI

Anda mungkin juga menyukai