Anda di halaman 1dari 6

Kelembagaan Ekonomi Desa, Perhutanan

Sosial, dan Sumberdaya Agraria Lainnya


Anom Surya Putra
Webinar “Pelatihan Akses Pemanfaatan Lahan Perhutanan Sosial &
Sumberdaya Agraria Lainnya melalui Kemitraan Strategis, Dit. Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa PDTT, 23 Juni 2021
Fakta Media
¡  BUM Desa Eka Giri Karya Utama tahun 2015 menerima izin
hutan Desa. Hak pengelolaan hutan lindung.

¡  Dikembangkan menjadi destinasi wisata.

¡  Dipadukan dengan produksi kopi di dalam dan di sekitar


hutan.

¡  Desa Wanagiri, dengan hutan Wanagiri, salah satu contoh


dialektika pembangunan “di Desa” dan pembangunan Desa,
dengan memegang izin perhutanan sosial.
Fakta Penelitian

¡  BUM Desa Eka Giri Karya Utama secara fakta berhasil memperoleh izin
perhutanan sosial, meskipun Permen Kehutanan sejak tahun 2014 tentang Hutan
Desa mengakui lembaga kemasyarakatan Desa daripada BUM Desa sebagai
pemegang izin perhutanan sosial.

¡  Unit Pengelola Hutan Desa (Kelompok Wana Merta, Merta Sari, Jagrawana),
dan kelompok wisata alam (Wana Tirta Amerta, Prabawa Giri Wisata, Buana
Sari).

¡  Kelompok tani pengelola hutan Desa berada dalam “Unit Usaha” BUM Desa,
tumpang tindih, karena masing-masing punya AD/ART tersendiri, tidak ada
pembagian kerja/kewajiban/hak yang jelas antar kedua organisasi ini,

¡  Penyalahgunaan lahan: praktik pertanian bunga di dalam hutan Desa, belum


ditindak tegas oleh BUM Desa

Sumber: Penelitian Ni Putu Sekar T Laksemi, Endah Sulistyawati, Mulyaningrum


(Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 2 Mei 2019)
Rekomendasi (1)
¡  BUM Desa didampingi untuk memenuhi persyaratan administratif izin perhutanan
sosial, bersama-sama dengan lembaga kemasyarakatan Desa yang khusus
beraktivitas mengelola hutan Desa.

¡  Unit Pengelola Hutan Desa (berbagai Kelompok) dan kelompok wisata alam
tidak perlu menjadi “Unit Kerja” dan “Unit Usaha” BUM Desa karena masing-
masing kelompok punya AD/ART sendiri. Resiko penyalahgunana lahan, konflik
pencatatan keuangan, dan bagi hasil. Regulasi yang tidak sinkron telah
menciptakan konflik.

¡  Perjanjian Kerjasama Kemitraan BUM Desa dengan lembaga kemasyarakatan


Desa (lembaga ini yang diakui sejak lama dalam Permen kehutanan).

¡  Kritik: Permen Kehutanan direvisi. (1) Mengakui organisasi kemasyarakatan Desa


pengelola hutan Desa dalam Perdes, bukan “MENETAPKAN” mereka dalam
Perdes. Perdes bersifat mengatur dan bukan menetapkan. (2) Mengakui BUM
Desa sebagai pemegang izin pengelolaan hutan.
Rekomendasi (2)
¡  BUM Desa menyusun rencana pengelolaan hutan Desa
sekaligus melakukan konsolidasi Aset Desa (tanah carik untuk
wisata, berhubungan dengan pengelolaan wisata kopi di tanah
perhutanan sosial yang sudah diberikan izin)

¡  Unit Pengelola Hutan Desa dan kelompok wisata alam diakui


dalam Perdes BUM Desa yang baru (Anggaran Dasar
dilampirkan dengan menekankan kerjasama ini). Perkades ART
BUM Desa mengakui dan mengatur perilaku kerjasama
perhutanan sosial.

¡  Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa secara umum untuk


seluruh organisasi kemasyarakatan Desa, dan Perkades untuk
organisasi kemasyarakatan desa pengelola hutan Desa yang
akan atau sudah mendapat izin dari kementerian kehutanan.
Rekomendasi (3)
¡  Perjanjian Kerjasama Kemitraan BUM Desa dengan lembaga
kemasyarakatan Desa tersebut. Bagi hasil dalam Hukum
Kontrak.

¡  Pendampingan RESTORASI Kelembagaan BUM Desa, kolaborasi


pemasaran, dan akuntansi keuangan BUM Desa (mencatat
transaksi jasa lingkungan wisata, perdagangan kopi, dst.).

¡  Penyertaan Modal dari APB Desa dan Pendapatan Asli Desa


serta kesejahteraan petani semakin meningkat di masa
pandemi. (Laporan Perubahan Ekuitas, disamping Neraca, Laba
Rugi dan Arus Kas).

¡  PADesa dan orang miskin di Desa akan terukur karena ada


laporan perubahan ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai