Informasi Publik
Editor:
Suwandi Sumartias
Bekerja sama:
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
dan PT Balai Pustaka (Persero)
Balai Pustaka
Dinamika Keterbukaan Informasi Publik
Diterbitkan oleh
Penerbitan dan Percetakan
PT Balai Pustaka (Persero)
Jalan Bunga No. 8-8A
Matraman, Jakarta Timur 13140
Tel. (021) 8583369. Faks. 8583369
Website: http://www.balaipustaka.co.id
a Aryojati Ardipandanto
d Dinamika Keterbukaan Informasi Publik/Aryojati Ardipandanto,
dkk. cet. ke- 1 – Jakarta: Balai Pustaka, 2016.
xxii 180 hlm.; 14,8 × 21 cm. – (Seri BP No. ...)
1. Dinamika Keterbukaan Informasi Publik
EAN
(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kata Pengantar Penyunting
iii
lini penyelenggaraan pemerintahan sebagai salah satu wujud
demokratisasi, tentunya akan menjadi prasyarat tumbuhnya
partisipasi masyarakat yang lebih aktif, konstruktif dan
bertanggung jawab.
iv
Uraian pertama dari buku ini membahas tentang pentingnya
Keterbukaan Informasi Publik dalam Perspektif Kekuasaan
Demokratis disampaikan Aryojati Ardipandanto. Era globalisasi
adalah era di mana pertukaran informasi dalam skala global terus-
menerus terjadi. Khususnya informasi publik merupakan hak
setiap untuk memperolehnya. Transisi demokrasi pasca-reformasi
tahun 1998, ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, menawarkan
demokratisasi dengan ragam kebebasan yang menyertainya,
termasuk dan terutama kebebasan informasi. Di sisi yang lain,
proses transisi ini, telah berdampak semakin sulitnya pemerintah
mengatur dan mengelola political goods.
v
Bagian kelima dari buku ini membahas tentang Partispasi
Publik dan Representasi dalam Proses Perencanaan Pembangunan
dan Penganggarannya pasca-reformasi diuraikan oleh Suhartono.
Transisi politik yang dimulai sejak berakhirnya masa pemerintahan
Presiden Suharto, telah membawa perubahan besar dalam sistem
politik Indonesia dan tata kelola pemerintahan. UU Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, memberikan ruang partisipasi masyarakat
desa dalam merancang pembangunan daerahnya sekaligus
terlibat dalam pelaksanaannya.
vi
PROLOG
A. Latar Belakang
vii
Keterbukaan informasi memberi peluang bagi rakyat
untuk berpartisipasi dalam berbagai kebijakan publik. Kondisi
ini sekaligus dapat mendorong terciptanya clean and good
governance karena pemerintah dan badan-badan publik dituntut
untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang
dikerjakannya secara terbuka, transparan, dan akuntabel.2
Kebebasan informasi diharapkan menjadi spirit demokratisasi
yang menawarkan kebebasan sekaligus tanggung jawab informasi
secara luas. Sementara di sisi yang lain, kebebasan informasi juga
sekaligus dapat membantu memberikan pilihan langkah yang
jelas bagi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan secara
strategis.
Hadirnya UU KIP memang dimaksudkan untuk mendorong
terciptanya proses demokratisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Oleh sebab itu, UU KIP mendukung transparansi
informasi di seluruh lembaga pemerintah yang merupakan salah
satu prasyarat penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis.
viii
publik. Hak-hak dimaksud berupa: (1) hak untuk memantau
perilaku pejabat publik dalam menjalankan peran publiknya, (2)
hak untuk memperoleh informasi publik, (3) hak untuk terlibat
dan berpartisipasi dalam proses pembentukan kebijakan publik,
(4) kebebasan berekspresi yang antara lain diwujudkan dalam
kebebasan pers, dan (5) hak untuk mengajukan keberatan terhadap
penolakan atas keempat hak terdahulu.3
Bagi pemerintah daerah, keterbukaan informasi publik dapat
digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan tugas pelayanan
publik dan perizinan yang selama ini telah dilakukannya.
ix
publik dalam menyelenggarakan keterbukaan informasi publik.
Masih ada praktik di lapangan yang hanya menggunakan
keterbukaan informas publik sebagai penerapan demokrasi
setengah hati. Peraturan daerah yang intinya mengatur mengenai
transparansi dan keterbukaan informasi publik telah dimiliki,
namun pada praktiknya belum dilaksanakan di masing-masing unit
kerja, misalnya dengan menetapkan Pejabat Pengelola Informasi
Dokumentasi (PPID) di daerahnya, belum melakukan klasifikasi
informasi publik yang dimilikinya, dan masih memutuskan
informasi publik sebagai informasi dikecualikan yang harus dijaga
kerahasiaannya.
x
dilayani oleh badan publik, pasti akan diajukan gugatannya oleh
pemohon informasi kepada komisi informasi. Setiap individu atau
perkumpulan tanpa terkecuali mengajukan berbagai gugatan
sengketa informasi yang substansinya sebetulnya tidak terlalu
terkait dengan posisinya sebagai pemohon informasi. Misalnya
informasi mengenai pembahasan anggaran yang diminta oleh
pemohon yang tidak jelas mengajukan untuk apa.5
5 Dan Satriana, Peran Komisi Informasi Jawa Barat dalam Meningkatkan Keterbukaan
Informasi Publik, Ketua Komisi Informasi Jawa Barat disampaikan pada FGD Tata
Kelola Keterbukaan Informasi Publik di era E-Government, Bandung 18 Juni 2016
xi
teknologi informasi telah berdampak luas pada seluruh aspek
kehidupan masyarakat termasuk juga di Indonesia. Keterbukaan
informasi publik yang selama ini dilakukan secara terpisah dan
hakikat birokrasi dalam memberika pelayanan publik sebagai
tupoksinya, kini harus beradaptasi dengan kondisi demikian.
Prinsip efektif dan efisien yang selama ini dikedepankan dalam
keterbukaan informasi publik, juga harus diarahkan pada
peningkatan layanan publik dan perizinan yang berbasis layanan
elektronik.
xii
yang melekat atas pelaksanaan keduanya. Untuk itu, dalam konteks
keterbukaan informasi publik dan upaya peningkatan pelayanan
publik tersebut, pengaduan online masyarakat Lapor! (Layanan
Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) berada. Karenanya
menjadi menarik untuk mengkaji pengaduan online masyarakat
LAPOR! Sebagai sebuah kebijakan komunikasi sebagai integrasi
dua dimensi yaitu dimensi keterbukaan informasi publik dan
dimensi pelayanan publik.
Penyunting
xiii
xiv
Daftar Isi
BAGIAN PERTAMA
Keterbukaan Informasi Publik dalam Perspektif Kekuasaan
Demokratis................................................................................................... 1
Oleh: Aryojati Ardipandanto
BAGIAN KEDUA
Regulasi KIP dan Kebutuhan Atas Perlindungan
Rahasia dan Privasi.................................................................................... 41
Oleh: Debora Sanur
xv
E. UU Kebebasan Informasi Publik vs RUU Rahasia Negara................ 54
F. Kebijakan terhadap Hak Atas Privasi....................................................... 57
G. Kesimpulan.......................................................................................................... 68
Daftar Pustaka............................................................................................................ 69
BAGIAN KETIGA
Tata Kelola Keterbukaan Informasi Publik
Di Era Pemerintahan Elektronik........................................................... 73
Oleh: Ahmad Budiman
BAGIAN KEEMPAT
Akses Publik Terhadap Pendanaan Calon Kepala Daerah
Melalui Jalur Partai dalam Pilkada....................................................... 115
Oleh: Prayudi
xvi
E. Kendala-kendala yang Dihadapi................................................................. 155
1) Kelembagaan Partai yang Masih Tersentralisir dan
Dampaknya bagi Politik Otonomi Daerah...................................... 155
2) Kelemahan Aturan Pendanaan............................................................. 164
F. Langkah-langkah yang dilakukan.............................................................. 171
G. Penutup................................................................................................................. 180
Daftar Pustaka............................................................................................................ 184
BAGIAN KELIMA
Partsipsipasi Publik dan Representasi dalam Proses
Perencanaan Pembangunan dan Penganggarannya
Pasca-Reformasi......................................................................................... 189
Oleh: Suhartono
BAGIAN KEENAM
Keterbukaan Informasi Publik dalam Upaya Peningkatan
Pelayanan Publik Pada Pengaduan Online Lapor!:
Sebuah Telaah Kebijakan Komunikasi................................................ 237
Oleh: Handrini Ardiyanti
xvii
C. Bingkai Kerangka Konseptual Menimbang LAPOR! Sebagai
Kebijakan Komunikasi.................................................................................... 243
C.1. Kebijakan Komunikasi Di Era E-Goverment.................................. 243
C.2. Mediated Communication...................................................................... 247
C.3. Pelayanan Publik di Era E-Government........................................... 249
D. Keterbukaan Informasi Publik dalam Upaya Peningkatan
Pelayanan Publik Pada LAPOR!: Sebuah Telaah Kebijakan
Komunikasi.......................................................................................................... 251
1. LAPOR!: Sebuah Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
di Era E-Government.................................................................................. 251
2. Pengaduan Online LAPOR!: Sebuah Telaah Kebijakan
Komunikasi................................................................................................... 253
3. Aplikasi LAPOR! Sebagai Mediated Communication.................... 257
4. Pengaduan Online LAPOR! Sebagai Mediasi di Era
Keterbukaan Informasi Publik............................................................. 261
E. Penutup................................................................................................................. 263
Daftar Pustaka............................................................................................................ 266
xviii
BAGIAN
KEDUA.....
41
Regulasi
KIP dan
Daftar Tabel
Bagian Ketiga
Tata Kelola Keterbukaan Informasi Publik Di Era
Pemerintahan Elektronik
Oleh: Ahmad Budiman
Tabel 1 Peringkat 10 Besar KIP Tahun 2015
di Pemerintah Provinsi........................................................ 77
Tabel 2 Regulasi di Daerah Mengenai E-Goverment................. 82
Tabel 3 Global Development 2001-2004....................................... 86
Bagian Keempat
Akses Publik Terhadap Pendanaan Calon Kepala Daerah
Melalui Jalur Partai dalam Pilkada
Oleh: Prayudi
Tabel 1 Pengaturan Sumber Keuangan Partai Politik dalam
Empat Undang-Undang ....................................................... 135
Tabel 2 Besar Sumbangan Unsur Partai dari Kalangan
Anggota Legislatif/Pejabat Eksekutif............................. 145
Tabel 3 Kasus Korupsi Pejabat Daerah 2004-2006.................. 159
Bagian Kelima
Partsipsipasi Publik dan Representasi dalam Proses
Perencanaan Pembangunan dan Penganggarannya Pasca-
Reformasi
Oleh: Suhartono
Tabel 1 Citizen and Administrator Roles in Public
Administration Modal System............................................. 202
xix
Daftar Gambar
Bagian Ketiga
Tata Kelola Keterbukaan Informasi Publik di Era
Pemerintahan Elektronik
Oleh: Ahmad Budiman
Gambar 1 Surabaya Single Window...................................................... 100
Gambar 2 Birms Kota Bandung............................................................. 103
Bagian Kelima
Partsipsipasi Publik dan Representasi dalam Proses
Perencanaan Pembangunan dan Penganggarannya Pasca-
Reformasi
Oleh: Suhartono
Gambar 1 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Alur
Perencanaan dan Pengangguran (UU 25/2004)....... 215
Gambar 2 Proses Perencanaan dan Pengangguran
Tahunan Daerah...................................................................... 216
xx
Daftar Grafik
Bagian Ketiga
Tata Kelola Keterbukaan Informasi Publik di Era
Pemerintahan Elektronik
Oleh: Ahmad Budiman
Grafik 1 Model KIP di Era E-Goverment.......................................... 104
xxi
Daftar Bagan
Bagian Keenam
Keterbukaan Informasi Publik dalam Upaya Peningkatan
Pelayanan Publik Pada Pengaduan Online Lapor!: Sebuah
Telaah Kebijakan Komunikasi
Oleh: Handrini Ardiyanti
Bagan 1 Perubahan Paradigma Pengelolaan Organisasi
Publik........................................................................................... 250
Bagan Alur Kerja Lapor............................................................................. 255
Bagan Situs Laporan Terdisposisi dalam Lapor............................. 262
xxii
Kisah Sukses LAPOR! di Facebook LAPOR! https://www.
facebook.com/ Layanan Pengaduan OnlineRakyat/ photos
/a.600151686670462.1073741825. 490346034317695/
1199320130086945/? type=3&theater diakses Senin, 18
Juli 2016.
Statistik LAPOR! tentang Laporan Terdisposisi, https://www.
lapor.go.id/statistik/ diakses Senin, 4 Juli 2016.
Wawancara
Wawancara dengan Manager Pengaduan Online LAPOR! dari
Kantor Staf Kepresidenan 22 Juni 2016
268
268
EPILOG
269
fungsi pengawasan dan partisipasi. Artinya, dibutuhkan metode-
metode interaktif agar para aparat negara, penyelenggara
badan publik, dan anggota masyarakat menyadari pentingnya
keterbukaan informasi publik dalam mengembangkan demokrasi
partisipatif dan transparansi menuju tata kelola kepemerintahaan
yang baik.
270
Demokrasi membuka pilihan publik lebih beragam dan
semakin sulit menyeragamkan pilihan publik. Perencanaan
yang tidak akomodatif atas kenyataan ini akan berhadapan
dengan semakin meningkatnya tuntutan publik. Saat ini hal
tersebut diakomodasi secara sistem melalui musrembang
atau melalui penyaluran aspirasi kepada wakilnya di DPR/
DPRD. Namun, penyaluran aspirasi melalui lembaga perwakilan
belum sepunuhnya memenuhi keinginan publik, baik karena
keterbatasan anggaran, syarat administratif dan teknis hingga
praktik distrortif dalam konteks hubungan principal dan agent
antara pemerintah, anggota DPR/DPRD dan masyarakat.
Penyunting
271
272
INDEKS
A B
akses iii, xii, xiii, 4, 5, 10, 11, Badan Publik vii, 31, 52, 61,
22, 24, 29, 30, 31, 33, 35, 77, 78, 272
44, 51, 52, 63, 66, 75, 76, Bawaslu 137, 150, 151, 152,
77, 80, 86, 88, 92, 94, 95, 165, 169, 170, 172, 173,
117, 118, 119, 122, 124, 174, 178, 180, 181, 182,
125, 126, 131, 132, 137, 272
143, 144, 151, 153, 171, Birokrasi 23, 85, 91, 111, 112,
172, 174, 180, 181, 182, 226, 272
201, 203, 204, 226, 245, Bottom up 272
271, 272
C
akuntabilitas iii, xiii, 10, 11,
20, 46, 64, 67, 68, 78, 84, Calon v, xvi, xix, 115, 117, 119,
87, 92, 94, 95, 103, 131, 157, 272
135, 142, 182, 195, 202, Check and balances 272
214, 247, 250, 251, 252, Complaint mechanism 272
265, 272 Critical flow model 272
APBD vii, 5, 10, 35, 75, 77, 120,
129, 130, 131, 143, 146, D
152, 173, 179, 181, 187, DAK 219, 220, 226, 227, 228,
213, 219, 220, 221, 226, 272
272 Dana aspirasi 272
APBN vii, 5, 10, 19, 75, 108, Dana kampanye 272
119, 128, 129, 130, 131, Data sharing 272
143, 171, 179, 181, 182, DAU 219, 272
207, 208, 209, 210, 211, Dehumanisasi 272
212, 213, 214, 219, 220, Delegitimasi 272
228, 272 Democratic governance 272
273
Demokrasi x, xv, 3, 6, 8, 12, 13, K
38, 45, 46, 70, 89, 112,
153, 166, 167, 173, 175, KIP iv, v, vii, viii, ix, xi, xii, xv,
184, 185, 233, 271, 272 xvi, xix, xxii, 5, 6, 7, 20,
DOB 131, 272 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
30, 31, 32, 33, 34, 36, 37,
E 39, 41, 43, 44, 50, 51, 52,
Efektivitas 272 53, 55, 56, 58, 61, 66, 67,
Efisiensi 272 68, 70, 75, 76, 77, 78, 79,
E-government 92, 241, 272 80, 94, 102, 103, 104,
Elektronik v, xvi, xix, xx, xxii, 105, 106, 107, 109, 110,
15, 64, 73, 75, 79, 82, 87, 111, 245, 269, 270, 272
91, 113, 272 KKN 10, 94, 272
E-participation 272 Komisi Informasi x, xi, xvi, 5,
6, 7, 27, 29, 30, 35, 38,
F 54, 55, 65, 76, 78, 79, 97,
Filosofis 272 107, 108, 109, 110, 112,
113, 272
G Komunikasi vi, xvi, xvii, xviii,
Good governmance 272 xxi, 3, 6, 12, 17, 34, 38,
Google 58, 272 50, 62, 73, 78, 83, 88, 89,
90, 112, 167, 185, 228,
H 237, 239, 243, 245, 251,
252, 253, 266, 272
HAM 19, 45, 48, 49, 53, 58, 59,
Konflik 164, 272
60, 69, 130, 272
Human Communication 245, L
254, 267, 272
LAPOR vi, xiii, xvii, xviii, 240,
I 241, 242, 243, 247, 251,
252, 253, 254, 255, 256,
Informasi publik 34, 50, 80,
257, 258, 259, 260, 261,
272
262, 263, 264, 265, 266,
267, 268, 272
274
Legislatif xix, 8, 19, 145, 159, 152, 153, 154, 155, 156,
272 157, 158, 159, 160, 161,
162, 163, 164, 165, 166,
M
167, 169, 170, 171, 172,
Mahar 167, 177, 178, 272 173, 174, 175, 176, 177,
Musrenbang 194, 272 178, 179, 180, 181, 182,
183, 184, 185, 186, 228,
O 270, 272
Oligarki elit 151, 272 Policy responsiveness 272
Online vi, xiii, xvii, xviii, xxi, Political goods 272
82, 98, 237, 239, 240, Pork barrel 213, 272
241, 242, 249, 253, 259, PPID x, xvi, 7, 24, 34, 98, 106,
261, 266, 267, 268, 272 107, 110, 272
Otentik 117, 272 Privasi v, xv, xvi, 41, 43, 44,
57, 58, 59, 62, 63, 69, 70,
P 272
Panwas 152, 165, 169, 172, Publik i, ii, iv, v, vi, vii, viii, ix, x,
173, 181, 182, 272 xi, xv, xvi, xvii, xviii, xix,
Paradogs 272 xx, xxi, xxii, 1, 3, 5, 6, 8, 9,
Partai politik 118, 119, 135, 13, 15, 21, 22, 25, 31, 35,
139, 141, 142, 272 38, 39, 43, 50, 52, 54, 55,
Partisipasi publik 232, 272 61, 64, 67, 69, 73, 75, 77,
Pelayanan publik 239, 250, 78, 79, 87, 88, 91, 95, 97,
272 98, 103, 104, 109, 112,
Pemerintahan Elektronik v, 113, 115, 117, 127, 131,
xvi, xix, xx, xxii, 73, 75, 141, 189, 191, 237, 239,
79, 87, 91, 113, 272 240, 243, 249, 250, 251,
Pilkada v, xii, xvi, xix, 115, 117, 253, 261, 267, 272
118, 119, 120, 121, 122, R
123, 124, 125, 126, 127,
132, 133, 136, 137, 138, Rahasia xv, xvi, 41, 43, 54, 55,
139, 140, 141, 142, 143, 70, 272
146, 148, 149, 150, 151, Rahasia negara 55, 272
Rent-seeking 272
275
RPJMD 216, 217, 223, 224, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 43,
226, 233, 272 44, 50, 51, 52, 53, 54, 55,
RPJPM 272 56, 57, 58, 60, 61, 62, 64,
66, 67, 68, 70, 75, 76, 77,
S
78, 94, 102, 103, 104,
Sistem perencanaan 198, 272 105, 107, 109, 110, 111,
Skeptis 272 118, 120, 121, 123, 124,
SKPD 96, 106, 107, 216, 223, 127, 128, 129, 131, 132,
224, 225, 226, 227, 228, 133, 134, 135, 136, 137,
229, 230, 231, 232, 252, 141, 142, 151, 154, 157,
253, 272 158, 160, 161, 162, 163,
Stigma 141, 272 164, 165, 168, 171, 172,
178, 182, 183, 185, 186,
T 191, 192, 193, 194, 195,
TIK 50, 85, 86, 87, 102, 112, 203, 206, 208, 215, 217,
247, 272 218, 222, 228, 229, 240,
Top down 272 245, 270, 272
TPS 133, 142, 147, 154, 167, V
272
Transparansi xiii, xvi, 29, 87, Voter 202, 272
113, 135, 176, 185, 272
W
U
Warga negara 272
Universal Declaration of Hu- Website ii, 39, 255, 272
man Rights 45, 49, 272
UU vi, vii, viii, ix, xi, xii, xv, xvi,
xx, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 16,
17, 18, 20, 21, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 30, 31, 32, 33,
276
PROFIL PENULIS
277
Industri Pertahanan, yang sudah disahkan menjadi UU No. 16
Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Selain itu, penulis
adalah anggota tim Pidato Sekretariat Jenderal DPR RI sejak tahun
2011 hingga sekarang. Ia terlibat pula sebagai anggota Tim Buku
Kinerja Tahunan DPR RI.
Email: aryojati.ardipandanto@gmail.com
278
Maret 2012, Manajemen Komunikasi dalam Penanganan Konflik
Tarakan yang dimuat di Kajian 2014. Selain itu penulis juga aktif
melakukan berbagai penelitian baik tim maupun individu, terakhir
menjadi Ketua Tim Penelitian Analisis Kebutuhan Pengguna
dalam Pembangunan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
dalam Kerangka Meningkatkan Keamanan Nasional" tahun 2014.
Email: handrini.ardiyanti@dpr.go.id
279
Dunia Baru" (2002), "Mahkamah Konstitusi: Lembaga Negara
Baru Pengawal Konstitusi" (2003), "Batas Wilayah dan Situasi
Perbatasan Indonesia: Ancaman terhadap Integritas Teritorial"
(2004), "Konflik dan Perkembangan Kawasan Pasca Perang
Dingin" (2004), "TKI dan Hubungan Indonesia-Malaysia" (2005),
"Persiapan Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus" (2008),
"Proses Pembuatan Kebijakan Pubik Melalui Undang-Undang Bagi
Kepentingan Publik" (2009), "Kajian Kebijakan Publik" (2010),
"lsu Perdagangan dan Industri sebagai Kebijakan strategis Daerah
dalam menghadapi Globalisasi dan Liberalisasi" (2011), "Quo
Vadis Perekonomian Indonesia" (2013), "Evaluasi Pelaksanaan
Daerah Otonomi Baru" (2014), "Efektifitas dan Akuntabilitas
Dana Perimbangan dan Peranannya" (2014), "Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah: Peran Legislasi, Aspek Tematik dan
Pemerataan" (2015).
280
Suwandi Sumartias
Editor :
Editor :
DINAMIKA KETERBUKAAN Suwandi Sumartias
INFORMASI PUBLIK