Anda di halaman 1dari 5

Sebuah karya : Dini Apriani

Hening dalam Diam

Para Tokoh :

Keluarga Gemaditama
o Egrayan Gemaditama ( Ega / Ayah Rey )
o Asharah Periliana ( Sarah / Almh. Bunda Rey )
o Reyvansyah Dakeenand Gemaditama ( Rey / PEMERAN UTAMA )
o Sumira ( Bi Sumi / Asisten rumah tangga )

Keluarga Mahesa
o Mahevin Daven Mahesa ( Kevin / Papi Kenka / Sahabat Ega )
o Selvinara Airani ( Selvi / Mami Kenka )
o Arken Gevanka Mahesa ( Kenka / Sahabat Rey dari bayi )
o Meganara Dwina Mahesa ( Nara / Adik Kenka )
o Euis Lina ( Bi Lina / Asisten rumah tangga )

Keluarga Finoko
o Finoko Prasetya ( Fino / Papah Meva )
o Jihan Apriyanita ( Jihan / Mama Meva )
o Kaleyre Nindu Mevara ( Meva )

Pemeran Pendukung

Teman Reynand :

o Ronald Climb Genesa ( Ronal / Sahabat Rey dari TK )


- Tio Climb Genesa ( Papah Ronal / Dokter Rey )
o Alvian Anggara ( Alvin / Sahabat Rey dari SMP )
o Aksa Remaradi ( Rema / Musuh Reynand )
o Hena Mirana ( Mira / Temen SMA Reynand )
o Zevina arana ( Ara / Temen sekelas Reynand )
o Kinantara Putri ( Kinan / Temen sekelas Reynand )
PROLOG

Sepenggal kisah cerita tentang anak laki-laki yang usianya telah


menginjak 15 tahun, tentang anak laki-laki yang sorot matanya selalu
menampakan gurat kesedihan meskipun bibirnya kerap kali tersenyum,
tentang luka yang dirasakan dan kehilangan yang begitu membuat dirinya
seakan hidup dalam rasa sakit yang tiada hentinya disetiap helaan nafas
yang dihirup olehnya. Namanya “Reyvansyah Dakeenand Gemaditama“ yang
akrab dipanggil dengan nama Rey. Seorang anak lelaki tampan yang banyak
dikagumi oleh para wanita di setiap sekolahnya, bahkan saat SD pun
banyak sekali wanita yang ingin dekat dengannya (SD jaman Now udah tau
cicintaan). Tetapi karena sifat Rey yang sangat dingin dan cuek membuat
hal itu menjadi mustahil untuk para wanita berharap menjadi pacarnya,
karena untuk dekat dan menjadi temannya saja sudah sangat hal yang
memang begitu mustahil.
Rey adalah anak dari Egrayan Gemaditama, sang ayah adalah CEO
perusahaan besar di dunia Volks City Group. Yang katanya cabangnya
sudah sampai ke Dubai (widihhhhhhhhh gila gilaa). Itulah alasan kenapa
nanti Rey akan sering ditinggal sang ayah bekerja ke luar negeri. Yang
membuat Rey hanya tinggal dirumah dengan asisten rumah tangga yang
telah mengurus dan turut andil membesarkan Rey dari bayi hingga
sekarang tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan. Namanya adalah Bi
Sumi, akan tetapi ada panggilan kesayangan dari Rey untuknya “BISUM”,
begitulah Rey memanggil wanita paruh baya itu. Rey begitu menyayangi
Bisum nya itu, karena darisanalah Rey mendapatkan kasih sayang dari
seorang wanita yang seharusnya dia dapatkan dari ibunya.
Begitulah, Rey tumbuh tampa kasih sayang seorang Ibu. Malaikat tak
bersayapnya itu telah pergi jauh meninggalkan dirinya ke tempat terindah
di atas sana. Hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Rey ketika berumur
5 tahun, dimana pada saat itu seharusnya dia masih menjadi anak yang bisa
bermanja-manja bersama ibunya. Merasakan belaian lembut dikepalanya,
merasakan dekapan hangatnya, mencicipi setiap masakannya, melihat
senyumnya di sepanjang waktu hingga Rey tumbuh dewasa nanti. Tapi
Tuhan selalu punya rencana lain untuk hambanya. Rey hanya bisa menikmati
semua itu hanya dengan waktu yang sangat cukup singkat.
Hal itupun membuat Ega, ayah dari Rey sangat terpukul. Bagaimana
tidak, wanita yang begitu sangat dia cintai yang menjadi separuh bagian
dari jiwanya itu. Pergi begitu cepat tanpa kata pamit dan tanpa
mengucapkan selamat tinggal. Ega dan Sarah telah bersama selama 14
tahun, melewati banyak hal dari suka sampai duka, dari tawa dan air mata,
dari sehat dan sakit. Semuanya telah mereka lalui bersama. Rasanya saat
Sarah pergi, Ega hampir putus asa dan kehilangan arah, pernah terbesit
dalam pikirannya bahwa ingin menyusul Sarah dihari itu juga. Tetapi akal
sehatnya kembali begitu sorot matanya bertemu dengan sorot mata lain
yang didalamnya pun terdapat aliran darah dari Sarah. Ya dia Rey, anak
yang seharusnya lebih dikuatkan dibandingkan dengan dirinya. Bagaimana
dia tidak berfikir sampai sana, bahwa putranya lah yang psikis nya akan
sangat terguncang oleh kejadian memilukan ini. Pada saat itu Ega
menekadkan dirinya untuk menyerahkan seluruh hidupnya untuk putra
tunggalnya itu. Ega akan melakukan apapun untuk membuat Rey bahagia
dan sehat selalu.
Meski tidak bisa dipungkiri bahwa selamanya Rey tidak akan pernah
sehat seperti anak-anak pada umumnya. Rey memang berbeda dan spesial,
dia tidak akan pernah bisa berlari, bermain sesuatu yang membuat kerja
tubuhnya bertambah berat, tidak bisa makan sembarangan, tidak bisa
mengikuti pelajaran olahraga dilapangan dengan teman-temannya meskipun
kadang Rey mempunyai keinginan itu. Semuanya harus ia tepiskan dari
fikirannya karena keterbatasan tubuhnya yang baginya selalu merepotkan
dirinya dan juga orang-orang disekitarnya. Membuat Rey jengah dan
terkadang malu.
Rey menderita CHD (Congenital Heart Disease) atau bisa disebut
penyakit jantung bawaan sejak lahir. Bukan Ega dan Sarah yang
menurunkan penyakit tersebut kepada Rey. Melainkan ibu dari Ega, yaitu
Oma dari Rey. Beliau juga sudah pergi dari dunia ini menghadap sang
pencipta, menyusul suaminya yang telah lebih dulu meninggalkannya. Dari
kecil Rey harus sudah terbiasa oleh aktivitas di Rumah Sakit Victoria. Rey
harus selalu ceck up kondisinya selama satu minggu sekali, sungguh hal
membosankan bagi Rey. Akan tetapi hal itu harus selalu ia jalani untuk bisa
bertahan hidup, dan bisa tetap bersama ayahnya hingga waktu yang lama.
Itulah Do’a yang selalu Rey panjatkan kepada Tuhan selalu dan selalu...
Aamiin
Disuatu Pagi di Hari Senin

Seperti pada umumnya, Hari Senin adalah hari yang sangat membuat
semua siswa malas termasuk Rey. Karena hanya pada Hari Senin lah
kegiatan pembelajaran dikelas akan berlangsung sangat lama menurutnya.
Akibat dari waktunya harus terbagi dengan sesi upacara di pagi hari.
Sungguh hal yang membuatnya ingin melompati saja hari ini, namun
sayangnya hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Akibat dari kemalasannnya itu setelah selesai sholat subuh Rey masih
saja betah menutup matanya dan jiwanya masih berkelana di alam mimpi
hingga saat ini. Padahal jam sudah menunjukan pukul 06.15, dimana
seharusnya paling tidak Rey sudah mandi dan sudah bersiap-siap. Ini akan
menjadi hal yang buruk baginya, dia akan terlambat sampai di sekolah
karena jam masuknya adalah pukul 07.00 WIB. Dan jarak rumah Rey
dengan sekolahnya adalah 30 menit. Apalagi SMA Bright Sky terkenal
dengan kedisiplinannya. Pastilah sudah jika Rey terlambat dia akan
dihukum oleh para kesiswaan.
Memang Rey bisa menghindari hukuman tersebut kalau saja pihak
sekolah tahu bahwa Rey mempunyai penyakit kelainana jantung. Akan
tetapi selama bersekolah dari SD sampai SMP pun Rey meminta ayahnya
supaya tidak pernah memberitahukan penyakitnya itu kepada orang lain
yang tidak mengenal dekat dengan mereka. Karena Rey tidak ingin
dikasihani oleh orang lain. Itulah syarat yang Rey ajukan keapada ayahnya
supaya dia tetap mau bersekolah normal.
Memang pada umunya orang tua yang mengetahui kondisi anaknya yang
lemah dan mempunyai suatu penyakit berbahaya akan menyuruh anaknya
untuk home schooling. Namun itu tidak berlaku untuk Ega, Ega hanya ingin
anaknya tetap bisa merasakan hidup normal seperti anak-anak lain.
Meskipun Ega juga bersikap over protektif terhadap Rey demi menyangkut
kesehatan putranya itu. Setidaknya Ega hanya ingin Rey memiliki teman,
selain Kenka sahabat Rey dari bayi. Akan tetapi itu mustahil untuk Rey
memiliki teman karena sifatnya yang begitu dingin dan cuek terhadap
orang lain yang tidak dia kenal.
Kamar Reyvansyah

Toktok....Tok...Tok.... (suara dari ketukan pintu)


“Den Rey bangun den ini udah siang, nanti aden kesiangan loh den” Bi sumi
mengetuk-ngetuk pintu kamar Rey sambil berteriak
Tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamar, dan sepertinya anak ini masih
tertidur dengan pulas.
“Adennnnn, Bisum buka ya pintunya” Bi Sumi masuk ke kamar Rey
Dengan perlahan mendekati anak dari majikannya itu.
“Aduhhh aden, kebiasaan kalo tidur gaboleh ditutup gitu mukanya. Nanti
kalo dadanya sesak gimana toh den” kemudian Bi Sumi membuka selimut
yang menutupi muka Rey
Setelahnya Bi Sumi membangunkan Rey dengan mengguncang sedikit
lengannya.
“Den, bangun den. Sudah jam enam lebih ini” Bi Sumi masih mengguncang-
guncang lengan Rey

Anda mungkin juga menyukai