Anda di halaman 1dari 5

1.

2. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik


1.1 Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi,
2002:9). Tujuan akhir dari proses auditing ini adalah menghasilkan laporan audit.
Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk menyampaikan pernyataan
atau pendapatnya kepada para pemakai laporan keuangan sehingga bisa dijadikan
acuan bagi pemakai laporan keuangan dalam membaca sebuah laporan keuangan.
(Gusti dan Ali, 2008 dalam Lubis, 2015).

1.2 Tipe-Tipe Auditing


Adapun tipe-tipe auditing diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Audit operasional (operational audit)
Audit ini meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan
operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efesiensi,
efektivitas, maupun kehematan ekonomis operasional. Audit ini sering disebut
juga audit menejemen atau audit kinerja.
b) Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk
menentukan apakah kegiatan financial maupun operasional tertentu dari suatu
entitas sesuai kondisi-kondisi, aturan-aturan dan regulasi yang telah ditentukan.
Kreteria yang telah ditentukan itu berasal dari berbagai sumber seperti
manajemen, kreditor, maupun lembaga pemerintah.
c) Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan
keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kreteria yang ditetapkan,
yaitu PABU.
1.3 Tipe-tipe Auditor
a) Auditor pemerintah
auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit
organisasi dalam pemerintah.
b) Auditor internal
karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk
membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara
efektif.
c) Auditor independent
para praktisi individual atau anggota kantor akuntan public yang
memberikan jasa auditing professional kepada klien. Auditor ini
menjalankan pekerjaanya dibawah naungan kantor akuntan public.

1.4 Profesi Akuntan Public


Akuntan publik adalah profesi yang memberikan jasa sebagai profesional
yang telah memiliki izin dari negara untuk melakukan praktik sebagai akuntan
swasta yang bekerja secara independen. Tugas akuntan publik meliputi analisis
laporan keuangan, audit laporan keuangan, audit pajak, dan sebagainya. Setiap
akuntan publik wajib menjadi anggota IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia),
asosiasi profesi yang diakui oleh pemerintah.

3. Hubungan Audit dengan Displin Ilmu


Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, secara umum
hubungan antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting
adalah suatu proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement .
Sedangkan Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan
kesimpulan (opini/rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan
dalam audit terjadi setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam
melakukan audit di perlukan Laporan Keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali dengan mengumpulkan bukti
pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk Special
Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal
Pengeluaran Kas).Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special
Journal, tiap – tiap jurnal dicatat dalam General Ledge, dan dilakukan penyesuaian pada
transaksi yang memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat
diperoleh Trial Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap
selanjutnya adalah pembuatan Worksheet kemudian diperoleh Financial Statement
(Laporan Keuangan) yang akan menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial
Statement yang dihasilkan dari proses akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit
terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena, (1) Ada potensi konflik antara penyedia
informasi dengan pengguna informasi, (2) Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi
yang sangat penting bagi business maker, (3) Keahlian sering menghendaki informasi
disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah mempunyai hubungan langsung
dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar Auditing yang
telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan standar pelaporan.

4. Perkembangan Audit
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan
Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi
dengan sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang
beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang
berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka.
Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun lima puluahn, yaitu ketika
semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal,
terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973,
yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip Akuntansi
Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut
hamper sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Penetapan pronsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia
terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan
menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit.
Selain itu perkembangan terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin
menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang
akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1955 lahir Undang-undang
Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas untuk menyusun laporan
keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan public, maka laporan keuangannya
wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar
Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat
dan profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang
prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan
Standar Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar
Akuntansi yang dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar
Akuntansi Keuangan (SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah. Seperti terjadi
di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad 21 ini
masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi atas laporan auditor,
karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak sekali ketika
berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh
Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai fihak.
Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
5. Peran Audit Dalam Suatu Negara
Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara
kebijakan yang berlaku dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi
untuk melihat efektifitas dan efisiensi entitas.
Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas
pelaporan keuangan, operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang
dilaksankan oleh pihak manajemen (audit), karena posisinya yang independen dan
memiliki kompetisi yang cukup, tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia
lakukan (aktivitas yang diaudit).
Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit
yang baik dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan
keadaan yang sebenarnya mengenai besarann untung atau rugi, posisi yang harus
diperbaiki, dan yang mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut
untuk bertindak restropektif, mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan
mengestimasi aktivitas strategis.

Anda mungkin juga menyukai