4. Perkembangan Audit
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan
Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi
dengan sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang
beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang
berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka.
Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun lima puluahn, yaitu ketika
semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal,
terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973,
yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip Akuntansi
Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut
hamper sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Penetapan pronsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia
terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan
menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit.
Selain itu perkembangan terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin
menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang
akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1955 lahir Undang-undang
Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas untuk menyusun laporan
keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan public, maka laporan keuangannya
wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar
Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat
dan profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang
prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan
Standar Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar
Akuntansi yang dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar
Akuntansi Keuangan (SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah. Seperti terjadi
di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad 21 ini
masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi atas laporan auditor,
karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak sekali ketika
berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh
Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai fihak.
Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
5. Peran Audit Dalam Suatu Negara
Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara
kebijakan yang berlaku dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi
untuk melihat efektifitas dan efisiensi entitas.
Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas
pelaporan keuangan, operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang
dilaksankan oleh pihak manajemen (audit), karena posisinya yang independen dan
memiliki kompetisi yang cukup, tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia
lakukan (aktivitas yang diaudit).
Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit
yang baik dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan
keadaan yang sebenarnya mengenai besarann untung atau rugi, posisi yang harus
diperbaiki, dan yang mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut
untuk bertindak restropektif, mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan
mengestimasi aktivitas strategis.