Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

TENTANG PRINSIP ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH :

FONA INTAN INDAH AYU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

BHAKTI HUSADA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah karna berkat rahmat dan


hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Prinsip
Anti Korupsi”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari apa yang
diharapkan, kritik dan saran yang bersifat membantu untuk kesempurnaan pembuatan
makalah ini terutama pada tugas berikutnya sangat kami harapkan.

                                                                                         

                                                                               Bengkulu, 28 April 2021

                                                                                         

                                                                                                Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu, di sebut
faktor internal sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem.
Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi
tersebut. Korupsi juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
kemunduran suatu negara sehingga sangat penting untuk menanamkan sifat/sikap
anti korupsi sejak dini. Upaya lain adalah dengan Kementrian Pendidikan yang
memasukkan mata kuliah Pendidikan  Anti Korupsi di perguruan tinggi guna
meningkatkan rasa anti korupsi sehingga dapat diharapkan membantu mengurangi
angka korupsi di Indonesia. Tingginya angka korupsi di Indonesia membuat
pemerintah Indonesia membuat berbagai usaha dalam pencegahan atau upaya
pemberantasan korupsi seperti membuat sebuah lembaga yaitu Komisi
Pemberantasan Korupsi/KPK.

B. Rumusan Masalah

Apa Saja Prinsip Anti Korupsi?

C. Tujuan

Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Anti Korupsi


BAB II

PEMBAHASAN

 Prinsip Anti Korupsi

Prinsip-prinsip anti korupsi pada dasarnya merupakan langkah-langkah antisipatif


yang harus dilakukan agar laju pergerakan korupsi dapat dibendung bahkan
diberantas. Pada dasarnya Prinsip-prinsip anti korupsi terkait dengan semua objek
kegiatan publik yang menuntut adanya integritas, objektivitas, kejujuran, keterbukaaan,
tanggung gugat dan meletakkan kepentingan publik diatas kepentingan individu. Dalam
konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus ditegakkan untuk mencegah terjadinya
korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan adanya aturan maen yang
dapat membatasi ruang gerak korupsi, serta kontrol terhadap aturan maen tersebut. 

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua


lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk
konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individu) maupun pada level lembaga.

b. Transparansi

Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari


transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik.

Dalam  transparasi terdapat lima bagaian yaitu:

1) Proses Penganggaran

Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam sebuah kegiatan bersifat
transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan
serta sisa dana dari kegiatan tersebut.

2) Proses Penyusunan Kegiatan


             Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, dan tempat.

3) Proses Pembahasan

Pembahasan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan


mendapatkan dukungan dari semua pihak.

4) Proses Pengawasan
5) Proses Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh panitia terkait namun juga dapat
disampaikan oleh semua pihak yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai
kekurangan sehingga akan memperbaikinya.

C. Kewajaran

Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya


manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran
ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas,
terprediksi, kejujuran dan informatif  Komperehensif dan disiplin berarti
mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget). Fleksibilitas
artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
Terprediksi berarti adanya ketetapan dlam perencanaan atas dasar asas value for
money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan.

D. Kebijakan

Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti
korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa
berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan
penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan
terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur
kebijakan.

E. Kontrol kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-


betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan
berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol kebijakan partisipasi yaitu
melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya. Kontrol kebijakan evolusi yaitu dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan reformasi yaitu
mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai sebuah penyimpangan, korupsi tidak hanya berlangsung pada ranah


kekuasaan untuk mencari keuntungan materi juga dalam bentuk penyimpangan
kepercayaan  yang ada pada setiap orang. Korupsi bukan hanya milik pemerintah, tapi
juga sektor swasta bahkan lembaga pendidikan. Korupsi tidak hanya berlangsung pada
level struktural, tapi juga kultural.

Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi
tertanam dalam diri setiap individu. Setiap individu perlu memahami dengan mendalam
prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan
kontrol kebijakan dalam suatu organisasi /institusi/ masyarakat. Upaya pencegahan
korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya
mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi tersebut. Oleh karena itu hubungan antara
prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan
pada penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Semoga bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA

http://diskopukm.natunakab.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=119:komitmen-anti-
korupsi&catid=58&Itemid=1150

http://gustavwiranata.blogspot.co.id/2016/03/makalah-pendidikan-anti-
korupsi.html

http://heru55.blogspot.co.id/2016/03/prinsip-prinsip-anti-korupsi.html

http://salwani-alwan.blogspot.co.id/2016/03/nilai-dan-prinsip-korupsi.html

https://muhammadapryadi.wordpress.com/tentang-ilmu-hukum/nilai-dan-prinsip-
anti-korupsi/

Anda mungkin juga menyukai