Anda di halaman 1dari 47

PROYEK KEDAI DEJA VU

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu : Drs. Ec. Iman Karyadi. Ak., MM., CA

Diusulkan Oleh :

Nadila Agni Taurusita (17430097)


Yuga Prasetya (19430060)
Annafilia Dwi A.F (19430079)
Arini Sugiarti (19430082)
Krista Mawarti (19430087)
Yohanes B.K (18430065)
Dhimas Daffa (19430085)
Luiza Romita Dos Santos D.L (18430006)

AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena dengan segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun makalah
yang berjudul “Kedai DEJA VU” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Drs. Ec. Iman Karyadi. Ak.,
MM., CA selaku pembimbing yang telah memberikan banyak masukan serta
saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta
membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-per
satu.

Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi
para pembaca terutama pada para pecinta kopi sehingga mereka pun memiliki
wawasan tentang kopi. Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta
saran dari semua pihak agar karya tulis ini bisa menjadi lebih sempurna.

Surabaya, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1


1.2 TUJUAN DAN MANFAAT 2
1.3 RUMUSAN MASALAH 2

BAB II TINJAUAN TERHADAP KEDAI DEJA VU 3

2.1 TINJAUAN UMUM KEDAI DEJA VU 3


2.1.1 GAMBARAN UMUM 3
2.1.2 MOTIVASI PENGUNJUNG 4
2.2 ASPEK PASAR & PEMASARAN 5
2.2.1 ASPEK PASAR 5
2.2.2 ASPEK PEMASARAN 7
2.3 ASPEK TEKNIS 11
2.4 ASPEK MANAJEMEN 12
2.4.1 PERENCANAAN 12
2.4.2 PENGORGANISASIAN 12
2.4.3 PENGARAHAN 14
2.4.4 PENGAWASAN 15
2.5 ASPEK KEUANGAN 17

BAB III ANALISIS PEMBAHASAN 24

3.1 ASPEK PEMASARAN 24


3.2 ASPEK TEKNIS OPERASI 26
3.3 ASPEK MANAJEMEN 28
3.4 ASPEK KEUANGAN 31

BAB IV PENUTUP 33
4.1 KESIMPULAN 33
4.2 SARAN 33

DAFTAR PUSTAKA 34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Tingkat stress yang semakin
tinggi membuat masyarakat
membutuhkan tempat untuk sekedar
melepas lelah atau mencari tempat
refreshing yang bisa menyegarkan
suasana kembali. Ke coffee shop atau
kedai kopi menjadi salah satu pilihan
yang favorit di masyarakat. Di
samping sudah menjadi budaya
khusus di Indonesia, masyarakat
terbukti mempunyai minat yang amat
besar untuk mengunjungi tempat
yang di gemari semua usia ini.
Pergeseran budaya membuat
keberadaan coffee shop semakin di
akui masyarakat. Peran media-media
yang sering mensosialisasikan kedai
kopi mendukung perkembangan
warung khusus kopi ini. Semula
kedai kopi di jadikan sebagai tempat
berkumpul para masyarakat, tapi
sekarang, seakan kedai kopi
mempunyai fungsi tambahan sebagai
tempat untuk bertemu teman lama,
sahabat atau bahkan relasi bisnis
untuk membahas suatu bisnis
tertentu.
Usaha ini dilatar belakangi
oleh semakin berkembangnya
perekonomian di daerah Kota
1
Sur Selain itu kami juga melihat
aba belum ada tempat khusus yang
ya. menyediakan minuman lain sebagai
Hal produk utamanya. Kebanyakan café
itu saat ini sudah ada di Surabaya hanya
dap menyediakan makanan dan minuman
at yang standar yang hampir sama di
dili setiap café. Konsep usaha kami untuk
hat merangkul kalangan mulai dari
den orang tua, pekerja, mahasiswa dan
gan yang
per
ke
mb
ang
an
pus
at
bis
nis
dan
per
kan
tor
an
di
pus
at
Ko
ta
Sur
aba
ya.
2
lainnya bisa berkumpul mengobrol-ngobrol. Dengan menyediakan banyak
varian rasa dan jenis kopi membuat usaha ini sangat strategis ditambah
dengan suguhan makanan ringan dengan tempat yang nyaman serta usaha
kami mudah ditemukan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan singkat di atas, maka didapatkan berbagai


permasalahan antara lain :

1. Bagaimana kondisi wilayah di Surabaya dalam lingkup bisnis Kedai


Kopi?
2. Bagaimana menentukan lokasi Kedai DEJA VU di Kota Surabaya?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembahasan di atas antara lain :

a. Mengetahui kondisi wilayah penempatan kedai DEJA VU di Surabaya.


b. Menentukan lokasi yang strategis dan mudah dalam penjangkauan yang
dapat digunakan sebagai Kedai DEJA VU di Surabaya.
BAB II

TINJAUAN TERHADAP KEDAI DEJA VU

2. Tinjauan umum Kedai DEJA VU


Gambaran Umum

Perencanaa Kedai Kopi DEJA VU di Surabaya yang dapat


diartikan sebagai berikut:

a. Perencanaan : Perencanaan adalah tahapan yang dilakukan dalam


perancangan untuk mengikuti standar yang telah ditetapkan.
b. Kedai : Kedai adalah tempat yang menyediakan minuman
(misalkan kopi, the, dst) dan makanan kecil (misalkan gorengan,
kue-kue, dst).
c. Kopi : Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah
disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.
d. Di : Kata depan untuk menandakan tempat.
e. Surabaya : Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur,
Indonesia.

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan


bahwa Perencanaan Kedai DEJA VU di Surabaya adalah proses
merencanakan suatu tempat santai dan komersil untuk makan ataupun
minum kopi yang dapat di gunakan juga sebagai tempat meeting para
pengusaha yang berlokasi di kota Surabaya.
Nama Organisasi : Kedai DEJA VU
Jenis Organisasi : Firma

Pemilik : Nadila Agni Taurusita

Yuga Prasetya,

Annafilia Dwi A.F

Arini Sugiarti

Krista Mawarti

Yohanes B.K

Dhimas Daffa

Luiza Romita Dos

Alamat : Jl. Dukuh Kupang Barat

No Telp 0822 0000 555

2.2 Motivasi Pengunjung

Motivasi pengunjung yang datang ke Kedai Kopi


dibedakan atas motivasi pribadi dan motivasi sosial.

a. Motivasi pribadi
1) Untuk mendapatkan kesenangan jasmani.
2) Gaya hidup mengikuti mode atau trend yang
mencerminkan gaya hidup golongan masyarakat
tertentu.
3) Rangsangan panca indra, daya tarik melihat makanan
yang mengundang hasrat untuk dinikmati.
b. Motivasi sosial
1) Kontak sosial di luar rumah.
2) Kesempatan bagi kelompok atau seseorang untuk dapat
menikmati minuman kopi ataupun makanan.
3) Berkomunikasi dengan orang lain yang mempunyai
minat yang sama.
2.3 Aspek Pasar & Pemasaran
2.3.1 Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang berkenaan


memgenai kondisi pasar dari bidang usaha yang di jalankan , dan
merupakan urutan pertama bila akan menyusun suatu laporan studi
kelayakan bisnis.
Pengertian pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat
bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi. Pengertian ini mengandung arti pasar memiliki tempat atau
lokasi tertentu. Namun dalam praktiknya pengertian pasar dapat lebih luas
lagi. Artinya pembeli dan penjual tidak harus bertemu disuatu tempat
untuk melakukan transaksi, tetapi cukup melalui sarana elektronik seperti,
faksimili atau melalui internet.
Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar adalah himpunan
pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Pasar nyata
maksudnya adalah himpunan konsumen yang memiliki minat,
pendapatan, dan akses pada suatu produk atau jasa tertentu. Dalam pasar
ini konsumen melakukan transaksi, hal ini disebabkan konsumen
didukung dengan minat atau keinginan untuk membeli serta memiliki
pendapatan atau akses. Jika masih merupakan keinginan dan suatu saat
apabila telah memiliki pendapatan dan ada akses mereka akan membeli,
kelompok ini merupakan pasar potensial.

Pasar juga dapat diartikan pula sebagai mekanisme yang terjadi antara
pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan
penawaran. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah :
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti atau
barang pelengkap).
3. Pendapatan
4. Selera
5. Jumlah penduduk
6. Faktor khusus (akses)
Selanjutnya pengertian penawaran adalah jumlah barang atau jasa
yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu
tertentu.Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang atau jasa
adalah :
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti atau barang
pelengkap).
3. Teknologi.
4. Harga input (ongkos produksi).
5. Tujuan perusahaan.
6. Faktor khusus (akses).
Jumlah permintaan dan penawaran serta jenis barang yang ada di pasar
saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas produk
atau jasa tersebut. Adapun struktur pasar yang ada bisa dikelompokkan ke
dalam:
1. Pasar persaingan sempurna
Suatu pasar di mana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga
tindakan penjual secara individu tidak mempengaruhi hargan barang dipasar.
Produk yang dihasilkan produsen relatif sama (homogen). Dalam pasar ini
setiap produsen adalah pengambil harga (price taker). Promosi tidak begitu
diperlukan dan untuk mencari keuntungan perusahaan harus mampu
menentukan berapa tingkat produksi yang akan dihasilkan.
2. Pasar persaingan monopolistik
Suatu pasar di mana terdapat banyak penjual atau perusahaan dan memiliki
ukuran-ukuran yang relatif sama besarnya. Produk yang dihasilka berbeda
corak. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam menentukan dan
mempengaruhin tingkat harga, sehingga untuk memperoleh penjualan yang
tinggi memerlukan promosi yang sangat besar.
3. Pasar oligopoli
Sebuah struktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Barang yang
dihasilkan adalah barang standar dan barang berbeda corak. Hambatan untuk
memasuki industri ini sangat sulit, hal ini disebabkan modal yang diperlukan
relatif besar. Peran iklan sangat dominan untuk meningkatkan penjualannya.
Perusahaan dalam pasar ini jarang bersaing mengenai harga, tetapi bersaing
pada faktor lain seperti kualitas atau desain.
4. Pasar monopoli
Struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual saja. Barang yang
dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Sangat sulit
memasuki industri ini karna ada nya hambatan penguasaan bahan mentah
yang strategis oleh pihak-pihak tertentu, terdapat skala ekonomi, dan
peraturan pemerintah. Untuk memperoleh kentungan yang maksimal
perusahaan harus mampu menentukan tingkat harga dan jumlah produk yang
harus dijual secara bersamaan.

2.3.2 Aspek Pemasaran

Aspek Pemasararan di definisikan sebagai suatu proses terjadinya


transaksi jual dan beli, dan pemasaran merupakan pos terdepan bagi setiap
perusahaan tanpa adanya aktivitas pemasaran maka tidak akan terciptanya
sumber penghasilan.

Pemasaran seperti yang dikemukakan oleh Philip Kotler adalah :


Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana Individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan
menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran
berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa
kepada konsumen di pasar.

Kelompok pasar terdiri dari :


1. Pasar konsumen
2. Pasar industrial
3. Pasar resseler dan
4. Pasar pemerintah

Segmentasi Pasar, Pasar sasaran, dan Posisi Pasar


1. Segmentasi pasar (Market Segmentation)
Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing
mix yang berbeda pula. Untuk melakukan segmentasi pasar terdiri dari
beberapa variabel yang harus diperhatikan agar segmentasi yang telah
dilakukan tepat sasaran.
Variabel untuk melakukan segmentasi terdiri dari segmentasi pasar
konsumen dan segmentasi pasar industrial. Variabel utama untuk melakukan
segmentasi menurut philip Kotler, antara lain :
 Segmentasi berdasarkan geografis (bangsa, provinsi, kabupaten, kecamatan,
iklim).
 Segmentasi berdasarkan demografis (umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras).
 Segmentasi berdasarkan psikografis (kelas sosial, gaya hidup, karakteristik
kepribadian).
 Segmentasi berdasarkan perilaku (pengetahuaan, sikap, kegunaan, tanggap
terhadap suatu produk).

2. Pasar Sasaran (Market Targeting)


Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah mengevaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau
lebih untuk dilayani. Kegiatan menetapkan pasar meliputi :
A. Evaluasi segmen pasar
 Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data penjualan terakhir, proyeksi
laju pertumbuhan, dan margin laba dari setiap segmen.
 Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas.
 Sasaran dan sumber daya perusahaan.
B. Memilih segmen,
yaitu menentukan satu atau lebih segmen yang memilki nilai tinggi bagi
perusahaan, menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat
dilayani.
 Pemasaran serbasama. Melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti
tidak ada perbedaan.
 Pemasaran serbaaneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan
atau kepribadian. Seperti beda desain untuk industri mobil.
 Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas.

3. Posisi Pasar (Market Positioning)


Menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atas suatu pasar.
Tujuan penetapan posisi pasar (martket positioning) adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang
dihasilkan ke dalam benak konsumen.

Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


1. Strategi produk
Pihak perusahaan terlebih dahulu harus mendefenisikan, memilih,
dan mendesain suatu produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen yang akan dilayani. Produk dapat berupa barang (benda
berwujud) dan jasa (tidak berwujud). Strategi produk yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut :
a. Penentuan logo dan moto.
b. Menciptakan merek.
c. Menciptakan kemasan.
d. Keputusan label.
2. Strategi harga
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk yang
ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut
dipasar. Ada tiga :
a. Skimming pricing, harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya
dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas tinggi
b. Penetration pricing, dengan menetapkan harga yang serendah-rendahnya
mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
c. Status quo pricing, harga ditetapkan sesuai dengan harga pesaing.

3. Strategi Lokasi Dan Distribusi


Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah
menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang dan jasa.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi
adalah dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Dekat dengan kawasan industri.
b. Dekat dengan lokasi perkantoran.
c. Dekat dengan lokasi pasar.
d. Dekat dengan pusar pemerintahan.
e. Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat.
f. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.
g. Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik dan lain-lain).

4. Strategi Promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Dalam
kegiatan ini perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk
atau jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Paling
tidak ada empat macam sarana promosi yang digunakan oleh setiap
perusahaan dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Keempat
macam sarana promosi itu adalah :
a. Periklanan (advertising)
b. Promosi penjualan (sales promotion)
c. Publisitas (publicity)
d. Penjualan pribadi (personal selling)
Peramalan di Masa yang Akan Datang
Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. Peramal harus
mencari data dan informasi masa lalu. Data dan informasi masa lalu
merupakan perilaku yang terjadi di masa lalu dengan berbagai kondisi pada
saat itu.

Kondisi yang menyebabkan perilaku data dan informasi tersebut bisa


dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan di masa yang akan datang. Hal ini
perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang penuh dengan
ketidakpastian. Untuk melakukan peramalan permintaan di masa yang akan
datang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Survei niat pembeli
2. Gabungan pendapat tenaga penjual
3. Pendapat ahli
4. Metode tes pasar analisis deret waktu
5. Analisis permintaan secara statistik.

2.4 Aspek teknis / Operasi


Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Jadi,
aspek operasi adalah untuk menilai kesiagaan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Penilaian terhadap aspek ini sangat penting karena menyangkut
hal- hal seperti masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak ( layout ),
penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan
teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis
usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas
tersendiri.

Tujuan Aspek Teknis/Operasi

Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian
aspek teknis/operasi yaitu :
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan loyout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisensi.
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.

2.5 Aspek Manajemen


2.5.1 Perencanaan (Planning)
Aspek manajemen pada bagian perencanaan dapat dikaji dari 3 sisi
sebagai berikut:
a. Pendekatan dalam membuat perencanaan berdasarkan pendekatan
campuran
b. Fungsi perencanaan dan rencana atau tujuan perencanaan antara lain:
Bentuk perencanaannya antara lain perencanaan jangka panjang yaitu agar
produk ini dapat diterima oleh masyarakat sehingga dapat menembus pasar
lokal, nasional bahkan internasional. Perencanaan jangka menengah yaitu
terus meningkatkan kualitas, inovasi dan kreativitas. Perencanaan jangka
pendek yaitu agar penjualan tahun ini dapat terus meningkat sehingga
memperoleh laba yang besar.
2.5.2 Pengorganisasian (Organizing)
Agar usaha ini dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target-
target yang telah ditetapkan sesuai dengan misi dan visi usaha ini maka
perlu dibentuk sebuah organisasi di mana dalam organisasi ini terdiri dari
4 departemen, yaitu departemen keuangan, departemen produksi,
departemen pembelian dan departemen pemasaran. Dari pembagian
departemen-departemen itu maka dapat ditentukan pembagian kerja di
mana pada departemen keuangan melakukan pencatatan atas segala
aktivitas aliran kas dan aliran persediaan dan juga menjadi kasir.
Departemen produksi melakukan kegiatan produksi atau menghasilkan
barang yang terdiri atas menjahit dan mendesain produk. Departemen
pembelian melakukan kegiatan pembelian bahan baku serta sarana dan
prasarana yang dibutuhkan demi kelangsungan operasional. Departemen
pemasaran bertugas memasarkan produk baik yang dijual di toko maupun
mengantarkan pesanan ke konsumen, selain itu juga melakukan promosi
ke masyarakat. Bentuk organisasi usaha ini adalah garis, karena
bercirikan:
a. Jumlah karyawan relatif sedikit
b. Organisasi relatif kecil
c. Karyawan saling mengenal secara akrab
d. Spesialisasi kerja masih relatif rendah
Agar pembagian aktivitas kerja, hubungan fungsi dan aktivitas, serta
tingkat spesialisasi aktivitas antar departemen terlihat jelas maka perlu disusun
atau dibuat struktur organisasinya, yaitu sebagai berikut:

DEPARTEMEN
KEUANGAN

DEPARTEMEN
PRODUKSI
MANAJER
DEPARTEMEN
PEMBELIAN

DEPARTEMEN
PEMASARAN

Keterangan :
1. Manager
Tugasnya mengontrol aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan
melakukan kerja sama dengan pihak-pihak berkepentingan.
2. Departemen Keuangan
Tugasnya adalah untuk mengkoordinasi kegiatan keuangan
perusahaan dan pengawasan serta pencatatan atas kegiatan keuangan.
Selain itu departemen keuangan juga merangkap tugas dari
departemen lainnya.
3. Departemen Produksi
Tugasnya adalah mengkoordinasikan, memeberi pengarahan dan
pengawasan atas pelaksanan kegiatan produksi, kualitas dan
pemeliharaan mesin serta peralatan produksi.
4. Departemen Pembelian
Tugasnya adalah melakukan pembelian bahan baku untuk diproduksi
dan juga persediaan untuk dijual.
5. Departemen Pemasaran
Tugasnya adalah merencanakan pemasaran produk, menetapkan
strategi pemasaran, mencari pembeli, kondisi pesaing dan berbagai
masalah eksternal.
2.5.3 Pengarahan

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki sdm yang


jumlahnya bergantung kepada besar kecilnya perusahaan, artinya semakin
besar perusahaan maka semakin besar jumlah individu yang terlibat
didalamnya. Dan para individu dalam perusahaan ini perlu pimpinan atau
atasan yang perlu untuk mempengaruhi mereka dalam mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu fungsi ketiga dari manajemen adalah
Pengarahan. Pengarahan merupakan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan cara memotivasi dan membimbing individu-individu
yang ada didalam perusahaan. Karena para individu yang terlibat banyak,
maka manajer dibagi-bagi kedalam beberapa posisi, seperti: manajer
puncak, manajer menengah dan manajer pelaksana, agar dalam
memberikan pengarahan bisa lebih efektif dan efisien. Manajer puncak
harus bisa memberikan pengarahan kepada manajer menengah, dan
manajer menengah harus bisa memberikan pengarahan kepada manajer
pelaksana, demikian pula manajer pelaksana harus mampu
menerjemahkan pengarahan dari manajer menengah untuk ditransfer
kepada bawahannya.
Seorang manajer disyaratkan harus mampu untuk memberi motivasi,
mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan para
bawahannya dengan baik. Seorang manajer harus bekerja dengan dan
melalui oranglain, oleh karena itu manajer perlu memahami perilaku
bawahannya agar bisa mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan
yang diinginkan organisasi. Manajer diharapkan mampu memahami
motivasi bawahannya dalam bekerja, karena motivasi sesorang seringkali
tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku
orang yang nyata.

2.5.4 Pengawasan

Di dalam suatu organisasi, perencanaan yang telah ditentukan


dengan baik oleh sebuah organisasi dalam pelaksanaannya seringkali
banyak yang menyimpang dari yang direncanakan. Kasus yang sering
terjadi, misalnya seperti ; adanya beberapa tugas yang belum diselesaikan,
penyelesaian yang tidak tepat waktu, penggunaan anggaran yang
berlebihan, dan kegiatan lain yang menyimpang dari perencanaan. Hal ini
tentunya tidak diharapan oleh manajemen, oleh karena itu diperlukan
fungsi maajemen keempat yakni pengawasan (Controllig). Pengawasan
dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi yang telah direncanakan oleh manajemen bisa tercapai. Oleh
karena itu fungsi pemasaran ini mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan fugsi perencanaan. Dalam hal ini fungsi pengawasan tidak hanya
diterpkan pada saat pelaksanaan, melainkan mulai dari proses
perencanaan, proses pengorganisasian, proses pengarahan, dan proses
pengawasan. Proses pengawasan pada perencanaan misalnya apakah
rencana tersebut sudah sesuai dengan tujuan, sesuai dengan kemampuan
perusahaan, dan perlu direncanakan alat-alat untuk mengukur dalam
keberhasilan perencanaan. Demikian pula proses pengawasan juga perlu
ada pengawasan., misalnya apakah laporan pengawasan tersebut sudah
akurat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan demikian
dalam hal tersbut tentu adanya hubungan yang erat antara fungsi-fungsi
manajemen dengan pengawasan.
Pengawasan merupakan faktor yang penting dalam perusahaan
untuk menjamin tercapainya tujuan organisasi. Ada tiga tpe dasar dalam
proses pengawasan, yang pertama, pengawasan pendahuluan yang
dirancang untuk mengantisispasi kemungkinan penyimpangan dari standar
atau ukuran-ukuran yang bisa diantisipasi sebelum pekerjaan
dilaksanakan. Yang kedua, pengawasan concurrent, pengawasan yang
dilakukan selama pekerjaan berlangsung, dan ketiga,pengawasan umpan
balik yang merupakan pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan di
selesaikan.

Ada lima tahapan dalam prose pengawasan :

1. Penentuan Standar
Dalam tahap ini, untuk mengukur tercapai tidaknya suatu
pekerjaan, tentunya pasti perusahaan sudah menerapkan standar
yang sudah ditentukan. Maka tahp pertama adalah menentukan
standar yang digunakan sebagai sumber dalam menilai hasil-hasil
kegiatan. Standar ini bisa berupa kuota target pelaksanaan
kegiatan, anggaran,target penjualan, margin keuntungan dan
lainnya. Bentuk standar ini bisa berupa stadar-standar phisik,
seperti kuantitas, jumlah pelanggan, dan kualitas produk, kemudian
ada standar- standar moneter yang ditunjukan dengan satuan mata
uang, misalnya biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya
penjualan, laba kotor, dan yang lainnya. Dan yang terakhir adalah
standar-standar waktu meliputi batas waktu penyelesaian
pekerjaan.
2. Penentuan cara pengukuran
Dalam tahap ini, setelah ditentukan standar yang digunakan untuk
mengukur hasil kegiatan, maka selanjtnya ditetapkan pengukuran
pelaksanaan, misalnya berapa kali pelaksanaan tersebut diukur (
apakah harian, mingguan, bulanan, atau kwartalan ), dalam bentuk
apa ukurannya ( laporan tertulis atupun laporan tidak tertulis ),
siapa yang melakukan pengukuran( manajer, staf departemen,
supervisor
). Sebaiknya pengukuran ini mudah dilaksanakan dan dalam hal
biaya jugamurah serta dapat di menegerti oleh karyawan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Selanjutnya seteleh cara pengukuran ditentukan, maka pengukuran
pelaksanaan kegiatan dilakukan. Pengukuran dilakukan sesuai
dengam cara pengukuran yang telah ditentukan, dan bisa berupa
pengamatan, laporan-laporan baik tertulis maupun lisan, metode
otomatisasi, ataupun cara lainnya sesuai dengan apa yang
ditentukan dalam cara pengukuran pelaksanaan kegiatan.

4. Membadingkan dengan standar


Untuk mengetahui apakah hasil kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan harapan,maka hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Yang lebih
komplek adalah dapat melakukan interpretasi terhadap hasil
penyimpangan tersebut, apakah penyimpangan tersebut masih
dalam batas toleransi dan dapat menganalisis penyebab standar
yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat tercapai.
5. Pengambilan tindakan koreksi
Jika ada penyimpangan harus dilakukan analisis apakah
penyimpangan tersebut masih daam batas toleransi atau sudah
diluar batas toleransi. Jika penyimpangan sudah di luar batas
toleransi, maka perlu ada pengambilan tindakan koreksi. Dan
tindakan koreksi ini bisa dilakukan dengan jalan melakukan
perubahan dalam menetapkan standarnya, kemudian melakukan
perbaikan pelaksanaan, atau keduanya dilakukan bersamaan.

2.6 Aspek Keuangan


Estimasi biaya memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan proyek konstruksi, karena selain mengetahui berapa
investasi yang akan diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan
sumber daya proyek yang akan digunakan. Misal tenaga kerja, material,
peralatan dan waktu pelakasanaan.
Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan
jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada
informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto_National
Estimating Society – USA), berdasarkan definisi, tersebut maka perkiraan
biaya mempunyai pengertian sebagai berikut :

a. Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan


mengadakan perkiraan atas hal –hal yang akan terjadi
selanjutnya.

b. Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan


biaya yang pernah ada yang digunakan sebagai informasi
yang penting.

Agar suatu estimasi/perkiraan mendekati suatu kebenaran (optimal),


diperlukan pengetahuan teknik dan berbagai pengetahun kerekayasaan
konstruksi, rekayasa manajemen konstruksi, sebagaimana dalam definisi
yang dikemukakan oleh AACE ( the American Association of Cost
Engineer) yang mengatakan bahwa : “Cost Engneering adalah area dari
kegiatan engineering di mana pengalaman dan pertimbangan engineering
dipakai untuk pada aplikasi-aplikasi prisnsip- prinsip teknik dan ilmu
pengetahuan di dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya.”

Faktor-faktor yang mempengaruhi Estimasi :


Banyak factor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya
konstruksi ( menjadi mahal ataupun menjadi murah suatu pekerjaan
).

1. Produktivitas tenaga kerja , produktivitas adalah volume


pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok
pekerja dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka
makin cepat pekerjaan tsb di selesaikan, yang berarti makin
cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah
upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih
mendalam karena dengan produtivitas makin besar harga
satuan upah tenaga kerja juga makin mahal.
2. Ketersediaan material/ sumber daya proyek , makin langka
material dipasaran , maka makin mahal harga yang di
tawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang
lebih lama, dengan biaya yang akan di bebankan kepada
konsumen.

3. Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks


harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain.

4. Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan


dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan sangat
mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton
yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya
pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.

5. Masalah konstruksibilitas, kesulitan ataupun menggunakan


metode yang belum pernah di laksanakan , maka factor resiko
akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal.

Faktor-factor yang mempengaruhi estimasi biaya tsb, di


perhitungkan dalam penyusunan rencana anggaran biaya pada sebagai
komponen resiko, komponen kontingensi, juga dimungkinkan
disisipkan dalam harga material, harga upah dan lain sebagainya.

a. Istilah/ Sebutan Estimasi


Pada proyek konstruksi estimasi biaya selain di buat oleh
masing-masing pelaku jasa konstruksi sesuai dengan tahapan proyek
konstruksi sesuai dengan tahapan proyek konstruksi tersebut, juga di
buat oleh owner sebagai dasar memperkirakan harga proyek
konstruksi terutama pada tahap pelaksanaan, sehingga dalam
prakteknya terdapat beberapa istilah estimasi yang didasarkan pada
pembuat estimasi tersebut.

1. Estimasi yang dibuat oleh Pemilik. yang lebih pada umumnya disebut
Owner Estimate (OE) digunakan oleh pemilik sebagai patokan biaya
untuk menentukan kelanjutan investasi, patokan / pembanding dengan
harga penawaran , analisa harga satuan yang akan diajukan oleh
kontraktor dan untuk patokan / pembanding dengan analisa harga
satuan , serta RAB yang dibuat oleh konsultan perencana.

2. Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Kelayakan digunakan untuk


memperkirakan harga konstruksi sebagai suatu investasi (biaya yang
dikeluarkan antara lain biaya pembangunan gedungnya, pembebasan
tanah, pengadaan peralatan utama dlsb) dan selanjutnya akan dihitung
dengan teori-teori perhitungan ekonomi investasi bahwa proyek
konstruksi tersebut layak untuk dibangun.

3. Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang pada umumnya


disebut dengan Engineer Estimate (EE) adalah rencana anggaran biaya
(RAB) merupakan hasil kerja konsultan selain gambar rencana dan
spesifikasi. RAB ini dibuat berdasarkan hasil survey lapangan,
berkaitan dengan kriteria desain dan metode pelaksanaan yang akan
digunakan oleh kontraktor untuk pelaksanaan. Perkiraan biaya (RAB)
ini merupakan dokumen pemilik (rahasia) yang selanjutnya sebagai
pembanding harga yang akan ditawarkan oleh kontraktor pada saat
lelang.

4. Estimasi yang dibuat oleh Kontraktor yang pada umumnya disebut


dengan Contractor Estimate (CE).atau Bid Price, digunakan kontraktor
untuk mengajukan penawaran kepada pemilik, dengan keuntungan yang
cukup memadai bagi kontraktor.

Apabila kontraktor mendapatkan pekerjaan tsb, maka


selanjutnya kontraktor akan membuat perkiraan biaya untuk
pelaksanaan, juga membuat perkiraan biaya kemajuan pekerjaan
(tagihan).
Tabel 2.1. Hubungan antara tahapan dan pihak yang terlibat
dalam
proyek dan istilah Estimasi

Tahap Proyek Pembuat Istilah Estimasi Singkatan


Konstruksi perkiraan biaya

Tahap Pemilik Estimasi Pemilik ( Owner OE


Kebutuhan Estimate )

Tahap studi Konsultan Studi Estimasi Kelayakan


Kelayakan Kelayakan

Tahap Konsultan Estimasi Perencana EE


perencanaan Perencana (Engineering Estimate)

Tahap Kontraktor Estmasi Penawaran (bid CE


Pelaksanaan Price)
Estmasi Pelaksanaan
Estimasi Kemajuan
Pekerjaan

Sumber : Mata Kuliah Rencana Anggaran Biaya

b. Jenis Estimasi
Selain diperlukan pengetahuan teknik dan Engnering,
kualitas estimasi sangat ditentukan oleh :

1. Tersedianya data dan informasi

2. Teknik dan metode yang digunakan


3. Kecakapan dan pengalaman estimator

4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya

Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan dari


proyek-proyek yang pernah dikerjakan antara lain. informasi mengenai
jumlah material yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk suatu jenis pekerjaan (produktivitas perorang ataupun pergroup
tenaga kerja) , jam kerja peralatan, dan lain-lain.

1. Estimasi kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi


kelayakan adalah untuk menentukan apakah bangunan tsb
layak dibangun, maka memperkirakan biaya konstruksinya
berdasarkan pengalaman/ membandingkan dengan bangunan
yang identik, dapat termasuk di dalamnya adalah biaya
pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat
digunakan dengan cara estimasi konseptual.

2. Estimasi Konseptual adalah memperkirakan biaya suatu


bangunan berdasarkan satuan volume bangunan , atau factor
yang lain , dengan patokan harga yang didasarkan pada
bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual telah tersedia
gambar lengkap ataupun belum lengkap. Beberapa metode
estimasi konseptual sebagai berikut :

a. Metode Satuan luas ( m2 ) , metoda ini mengandalkan


data dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Metoda
ini bersifat garis besar dan ketelitiannya rendah.
b. Metode Satuan isi ( m3 ) dapat dipakai pada bangunan
dimana volume sangat dipentingkan. Metoda ini hanya
dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan dan
perancangan untuk bangunan yang kurang lebih identik.
c. Metode Harga Satuan Fungsional, yang menggunakan
fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan biaya.
d. Metode Faktorial, dapat digunakan pada proyek bertipe
sama. Metoda ini paling berguna untuk proyek-proyek
yang mempunyai komponen utama sama. Biaya
komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar
1.00. Semua komponen yang lain harganya merupakan
fungsi dari komponen utama.
e. Metode Sistematis (Elemental Estimates atau Parametric
Estimates), dimana proyek dibagi atas sistem
fungsionalnya. Harga satuan ditentukan oleh
penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap
sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang
ada.

3. Estimasi Detail/Terperinci adalah memperkirakan biaya


konstruksi secara lebih terinci dengan berpedoman pada
gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar
detail telah tersedia, demikian juga gambar kerja yang
selanjutnya dari gambar kerja dapat dihitung material-material
yang memerlukan potongan yang berpola ( cutting list ),
sehingga volume dari masing-masing detail bagian konstruksi
maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau
disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan
( Quantity Take Off ).
BAB III
Analisis dan Pembahasan

3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran 4P ( Product,Price,Place,Promotion )


Strategi pemasaran yang kita gunakan dalam makalah ini
menggunakan 4P yaitu product, price, place, promotion. Untuk mengelola
Perencanaan Kedai DEJA VU ini yang akan di padukan agar
menghasilkan respon yang pasar inginkan. Berikut penjelasannya :

 Produk
Kedai DEJA VU bergerak dalam bidang jasa dan produk
o Jasa :
o WIFI
o Full music
o Product :
 Makanan
o Gorengan Sambel
o Gorengan Bakar
o Snack ( macroni, stik keju, biting, chiki)
o Kentang goring
o Roti bakar
o Mie instant
 Minuman
o Kopi khas
o Kopi susu
o Kopi jahe
o Kopi item
o Cappucino
o Coklat
o Es the
o Es jeruk
 Price

MENU HARGA
Makanan
Pisang Bakar Rp 10.000
French fries Rp 15.000
Mie instant biasa Rp 5.000
Mie instan special Rp 10.000
Gorengan Sambel Rp 3.000
Snack (stik keju,chiki) Rp 1.500
Roti bakar Rp 10.000
Minuman
Kopi susu Rp 10.000
Kopi item Rp 8.000
Coklat Rp 15.000
Kopi khas Rp 10.000
Kopi jahe Rp 7.000
Cappucino Rp 15.000
Es the Rp 5.000
Es jeruk Rp 8.000

Kedai DEJA VU yang memberikan produk dan pelayanan sesuai


kantong mahasiswa. Maka harga-harga yang ditawarkan juga tidak terlalu
besar. Untuk minuman harga dibawah Rp 5,000. Untuk makanan berkisar
dua puluh ribuan, dan untuk cemilan dibawah Rp 10,000,-. Ini sangat pas
untuk kalangan mahasiswa terutama para mahasiswa yang kos dan
merantau.

 Place...... RENCANA ...


Karena sasaran dari Kedai DEJA VU ini adalah mahasiswa UWKS, maka
tempatnya di sekitar kampus, tepatnya adalah di sebelah kiri UWKS.
Selain itu juga memberikan suasana baru bagi kampus dan mahasiswa
karena Kedai DEJA VU akan memberikan kenyamanan bagi mahasiswa.
Dengan sasaran dan target mahasiswa aktif di UWKS, maka letak cafe ini
sangat strategis karena mudah dijangkau oleh mahasiswa.
 Promotion
Promosi dilakukan dengan banyak cara:
 Promosi Penjualan
 Makanan dan minuman Berdiskon ( minggu pertama )
 Memberikan vocer kepada pelanggan
 Brosur dan daftar harga
 Penyebaran pamlet di mading-mading kampus
 Promosi melalui jejaring sosial ( Instagram, facebook, twitter )

3.2 Aspek Teknis / Operasi


Untuk menentukan lokasi yang strategis untuk bangunan Kedai
Kopi di Kota Surabaya maka perlu dipertimbangkan:

a. Berada pada pusat pelayanan kota berdasarkan arah perkembangan kota.

b. Potensi penduduk pendukung serta tingkat sosial ekonomi.

c. Kecenderungan perkembangan kota, dengan memperhatikan dampak


positif dan negatif. Keberadaan bangunan Kedai Kopi sedapat mungkin
tidak menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan serta saling
mendukung dengan fungsi – fungsi pelayanan kota yang lain.

d. Luas dan kondisi lokasi yang ditentukan cukup memenuhi persyaratan


kebutuhan tanah dengan area parkir dan open space.

Melihat dari bagian wilayah kota dan struktur kota, maka


dipilih lokasi berdasarkan pertimbangan di atas, yaitu kecamatan
Dukuh Pakis kelurahan Dukuh Kupang dengan Luas area ± 1,36 Km2.
Fungsi dasar kawasan adalah pendidikan, kesehatan, perdagangan
regional di tunjang dengan pasar dan perumahan (penunjang).
Kegiatan utama yang dikembangkan pada kawasan ini adalah
pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.
FAKTOR UTAMA DALAM PENENTUAN LOKASI :

1. Letak
Kedai DEJA VU terletak di Jl. Dukuh Kupang Barat
2. Letak sumber bahan baku
Karena Kedai DEJA VU terletak didekat kampus UWKS maka dekat
dengan Hypermart dan pasar Dukuh Kupang
3. Fasilitas angkutan
Karena terletak di dekat kampus UWKS maka jalan didepan UWKS
mudah dilewati dan mudah dijangkau.
4. Ketersediaan tenaga kerja terampil
Dalam hal ketenagakerjaan Kedai DEJA VU merekrut mahasiswa
UWKS dengan system kerja partime serta masyarakat sekitar.
5. Ketersediaan listrik dan air
Listrik dan air tersedia melalui sewa dari tanah kontrak yang dipakai
sebagai lokasi Kedai DEJA VU

MASALAH DESAIN :

1. Teknologi
Kedai DEJA VU menggunakan teknologi pembuatan kopi yang sederhana
dan higienis sehingga cita rasa kopi terjaga.
2. Operasional
Rencana produksi Kedai DEJA VU sesuai dengan
pesanan Bahan-bahan disesuaikan dengan menu
Kualitas makanan Kedai DEJA VU dijamin higienis
3. Pengawasan operasional
Pengawasan operasional Kedai DEJA VU dilakukan setiap hari olek
pemilik Kedai DEJA VU
4. Layout
Dengan skala 1:25, luas tanah 10m x 8m
3.3 Aspek Manajemen

Struktur Organisasi

OWNER
Yuga

Produksi Keuangan Pemasaran Produksi

Anna Arini Krista Nadila

1. Owner
o Merencanakan dan mengkoordinir kebutuhan SDM.
o Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya peraturan perusahaan
dengan baik.
o Melakukan perhitungan gaji.
o Melakukan hubungan instansi yang terkait untuk kepentingan bisnis
perusahaan.
o Mengamankan system serta prosedur operasional dan harta perusahaan.
o Mengawasi hutang dan piutang yang telah jatuh tempo.
o Bertanggung jawab atas pelaksanaan system kerja di semua bagian.
o Bersama dengan barista melakukan percobaan-percobaan atas inovasi
produk baru.
o Melakukan kontrol dan perbaikan-perbaikan atas kualitas produk.

2. Keuangan
o Melaksanakan seluruh fungsi pencatatan keuangan dan akuntansi.
o Membuat laporan keuangan, mencatat setiap transaksi, mengeluarkan uang
untuk keperluan bisnis

3. Produksi
o Melakukan proses produksi dan pengecekan bahan baku.
4. Pemasaran
o Melakukan promosi dan pemasaran

5. Operasional
o Mencari bahan baku, membantu pada saat ada event, melayani konsumen.

Karyawan yang bekerja di Kedai Sruput setiap hari harus berhubungan


langsung dengan konsumen sehingga harus memenuhi 5S (Sopan, Santun, Sapa,
Senyum, dan Salam). Sedangkan untuk bagian produksi, terutama peracikan kopi .
Kami merekrut barista lulusan sekolah pariwisata yang berkompeten dan ahli di
bidangnya .
Perlu adanya pembagian tugas (job description) yang jelas, agar para pegawai
mampu melakukan tugas mereka masing-masing dengan baik.

Pelayan dan kasir


1. Mencatat semua pesanan yang diinginkan konsumen
2. Memastikan konsumen sudah mendapatkan pesanan merek
3. Memastikan agar konsumen merasa puas dengan pesanannya
4. Mengantar pesanan konsumen ke meja konsumen
5. Mengawasi pengunjung di area perpustakaan
6. Menerima pembayaran dari transaksi yang dilakukan dengan pelanggan
7. Mengatur pemasukan dan pengeluaran

Barista
1. Membuatkan pesanan yang telah dipesan konsumen
2. Mengatur kegiatan di dapur agar pesanan konsumen dapat terhidang tepat
pada waktunya.
Kararteristik Kriteria Seleksi

Pelayan Cafe dan kasir


1. Sehat jasmani dan rohani.
2. Memiliki surat keterangan kelakuan baik dari Kepolisian bahwa tidak
pernah melakukan segala perbuatan yang melanggar hukum.
3. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan jujur.
4. Memiliki sikap ramah dan sopan terhadap siapa saja.
5. Memiliki kemampuan sosialisasi.
6. Kemampuan cepat tanggap.
7. Kemampuan cepat tanggap.
8. Memiliki kemampuan sosialisasi.

Barista
1. Pengalaman : memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Memiliki surat keterangan kelakuan baik dari Kepolisian bahwa tidak
pernah melakukan segala perbuatan yang melanggar hukum.
4. Kreatif dan memiliki banyak ide.
5. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan jujur.
6. Memiliki kemampuan sosialisasi.
3.4 Aspek Keuangan

ASPEK KEUANGAN
Kebutuhan modal awal

HPP 1 BULAN PERTAMA


MODAL USAHA CAFÉ Rp 14.235.000,00
PERALATAN CAFFE Rp 7.959.000,00
- Piring 5 lusin x @ 96.000 Rp 480.000,00
- Mug 5 lusin x @ 132.000 Rp 660.000,00
- Gelas panjang 5 lusin x @120.000 Rp 600.000,00
- Sendok kecil 5 lusin x Rp 180.000,00
@36.000
Rp 180.000,00
- Garpu 5 lusin X @36.000
Rp 500.000,00
- Coffee maker
Rp1.000.000,00
- Gerobak
Rp 450.000,00
- Tiker 10 tiker x @45.000
Rp2.000.000,00
- Meja 10 buah x 200.000
Rp 200.000,00
- Kompor 2 tungku 1 buah
Rp 300.000,00
- Tisue gulung 3 x @3000
Rp 9.000,00
- Serbet 2 x @ 10000
Rp 20.000,00
- Tempat tisue 10 x @4.000
Rp 40.000,00
- Tempak tusuk gigi 10 x @3000
Rp 30.000,00
- Tusuk gigi 10 x @1.000
Rp 10.000,00
- Lilin hias 10x @ 5.000
Rp 50.000,00
- Tape & speaker set
Rp 1.000.000,00
- Wifi
Rp 250.000,00

BAHAN MAKANAN Rp1.276.000,00


Kopi tubruk Rp 350.000,00
Gula 15 kg x 12.000 Rp 180.000,00
Susu 3 box x @ 28.000 Rp 84.000,00
Magarine 10 x @7000 Rp 70.000,00
Roti tawar 15 x @6000 Rp 90.000,00
Selai 5cub x 15.000 Rp 75.000,00
Keju 6 pack x 16.000 Rp 96.000,00
Coklat bubuk 2 box x 24.000 Rp 48.000,00
Indomie 1 kerdus Rp 42.000,00
Coffe saset 24 x @800 Rp 192.000,00
Minyak goreng 3lt x @10.000 Rp 9.000,00
Kecap 3 botol x @9.000 Rp 20.000,00
Coklat Rp 20.000,00

SEWA TEMPAT 1 thn Rp 5.000.000,00


TOTAL MODAL AWAL RP14.235.000,00
TOTAL MODAL Rp 14.235.000,00
INVESTASI

Keterangan :
HPP 1 bulan diperoleh dari rata-rata HPP tahun pertama menurut 3 kondisi (normal, pesimis.
Dan optimis) dibagi 12.
Seluruh modal usaha diperoleh dari pembiayaan oleh pemilik (modal sendiri).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kedai DEJA VU memiliki wilayah yang cukup strategis, sehingga
dapat di jangkau oleh semua kalangan. Harga yang ditawarkan juga
relatif murah. Peluang usaha kopi di Surabaya sangat luas sehingga kita
mampu bersaing dengan kedai kopi yang lain dengan mengutamakan
kualitas yang memadai dan sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Dari aspek – aspek diatas yang telah di paparkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa usaha coffe shop ini layak dijalankan dengan kajian
aspek keuangan yang baikdan fasilitas – fasilitas yang di sediakan dapat
membantu lancarnya usaha ini dan dapat mengurangi pengangguran
serta dapat meningkatkan pendapatan bagi pekerja.

4.2 Saran
Sebagai rencana pengembangan masa depan Kedai DEJA VU akan
melakukan beberapa pengembangan seperti memaksimalkan sumber daya
yang ada untuk pengembangan kedai yang lebih besar.
1. Memperbaiki dan memberi inovasi pada sistem yang sudah ada
2. Membuka lapangan kerja yang lebih besar
3. Berusaha untuk selalu berinovasi dan mencari sesuatu yang baru
agar dapat bersaing dengan kompetitor
4. Membangun dan terus menambah gerai
DAFTAR PUSTAKA

Nadhiva,Qudsiy.Studi Kelayakan Bisnis: Aspek Manajemen Dan Organisasi. 01


April 2021. http://nadhivaqudsiy.blogspot.co.id/2014/11/studi-kelayakan-bisnis-
aspek-manajemen.html [ online ]

Sutrisno, MM. Dr.Drs. 2015. Studi Kelayakan Bisnis. Ekonisia: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai