Spek Teknik Smp22
Spek Teknik Smp22
SPEKSIFIKASI TEKNIS
(SPEKTEK)
1
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL VIII.01
URAIAN UMUM
2
SPESIFIKASI TEKNIS
3
10. Pekerjaan Mekanikal
: - Pemasangan instalasi listrik, lampu SL 18 watt, stop kontak,
Elektrikal
Saklar ganda, saklar tunggal
- Pemasangan MDP, SDP
- Jenis Kabel : NYY, NYM
- Lampu-lampu : ex. INTERLITE, PHILIPS, OSRAM
- Saklar dan stop kontak : MK,NASIONAL, PANASONIC
REFERENSI
1. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratanpersyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi
Indonesia (NI), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan peraturan-peraturan
Nasional maupun Peraturanperaturan setempat lainnya yang berlaku atau
4
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;NI-1
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5
Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
SPLN
Standard Normalisasi Jerman (D.I.N)
American Concrete Institute (A.C.I)
American Socicty for Testing and Material (ASTM), JIS, AISC
Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan
struktur tembok bertulang untuk gedung 1983
Pedoman beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung (SK SNI
T-15-1991-03)
Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung 1983
Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.5.3.1987
UDC:699.81:624.04)
Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
PPI (Pedoman Perpipaan Indonesia)
BS (British Standart)
ASME (American Society of Mechanical Engineer)
FM (Factory Manual)
NPC (National Plumbing Codes)
AV1941 (Algemene Voorwaarden Voor de Uvitvoe ring bijaaneming
van openvare werker)
Peraturan-peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan
Indonesia (PUBB) 1956
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja
Peraturan semen Portland Indonesia NI-8 (1972)
Mutu dan cara uji semen portland (SII 0013-81)
Agregat halus (SII 0404-80)
Agregat kasar (SII 0079-79/0087-75/0075-75)
Baja tulangan beton (SII 0136-84)
Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83)
Kayu (SII 0458-81)
Keramik; NI-129 (SII-0023-81)
Grass Block (SII 0189/78)
Cat; NI-4
5
Standar Nasional Indonesia 03-6197-2000
Petunjuk dari pabrik produk/pembuat peralatan
Peraturan pembanunan Pemerintah daerah setempat.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis
Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-
bagian pekerjaan. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk
dalam standart-standart yang disebut di atas, maupun standart-standart
nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart internasional
yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut atau stidak-tidaknya
berlaku standart-standart persyaratan teknis dari Negara asal pembuat
bahan/produk yang bersangkutan dan produk yang ditentukan pabrik
pembuatnya.
6
B. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Bangunan sementara
Sebelum penyedia jasa memulai pelaksanaan pekerjaan ini dimohon
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara
yang terdiri dari 1 (satu) lantai 4 x 12 m²
2. Kelengkapan Direksi Keet
Sebagai kelengkapan Direksi Keet guna penyelesaian administrasi di
lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Kontraktor
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan-peralatan antara lain:
- 1 (satu) buah meja kursi,kursi rapat 10 (sepuluh) buah
- 1 (satu) white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya
- 1 (satu) rak almari buku (sederhana)
- 1 (satu) meja kursi/ meja tulis dan kursi
- 1 (satu) stel meja dan kursi tamu
- 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)
- 1 (satu) unit komputer dan printer
Setelah pelaksanaan kegiatan ini semua peralatan /kelengkapan tersebut
pada ayat ini menjadi milik Penyedia jasa, dengan demikian pembiayaan
tidak perlu ditawarkan.
Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di kegiatan untuk setiap saat yang
dapat dipergunakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas adaalah :
- 1 (satu) buah kamera
- 1 (satu) unit komputer dan printer
7
2.3 Sarana kerja
8
sumbangan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel dengan type Silence untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujian Pihak
Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas. Daya
listrik ini juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban kontraktor.
9
3. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan
Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/ kedudukan bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah
ditentukan dengan memakai alat waterpass instrument/ theodolite. Hal
tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai,plafond dan sebagainya
dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mandapatkan titik peil harap
diperhatikan notasi-notasi Gambar Layout dengan kondisi lapangan.
Kontraktor harusmelapor pada Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim
Teknis/ Konsultan Perencana apabila terjadi tidak kesesuaian gambar
dengan kondisi lapangan.
4. Bouwplank
a. Pemasangan Bouwplank
- Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran
pemasangan bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan
referensi ketinggian, dan Bench Mark diberikan Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas secara terulis, serta
bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi serta kelurusan
bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
- Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggung jawab kontraktor serta wajib memperbaiki
kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Pihak Pembuat Komitmen/ Tim
Teknis/Konsultan Pengawas
- Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/ Tim Teknis/ konsultan Pengawas atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab kontraktor menjadi berkurang.
Kontraktor wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atas
seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
b. Bahan dan Pelaksanaan
- Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang
setiap jarak 2,00 m’, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 dari
kayu meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang
dasar (waterpass)
- Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak
2,00m’ dari atas tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat,
bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak
pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan sampai pekerjaan
mencapai tahapan transraam tembok bawah.
5. Pembongkaran
A. Pekerjaan Pembongkaran ini meliputi :
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksanaan pekerjaan
10
harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Pengawasan atau
pihak terkait (Pengelolaan Gedung/ User) guna pemeriksanaan awal
dan ijin pelaksanaan pembongkaran.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum mulai pekerjaan.
c. Bongkaran yang termasuk sebagai barang inventaris harus diserahkan
kembali kepada Pengelola Gedung atau pemilik dengan disertai daftar
inventarisasi untuk kemudian dibawa kegudang atau tempat yang telah
disiapkan oleh pengelola gedung/pihak sekolah
d. Bongkaran yang dikategorikan sampah dibuang oleh kontraktor
pelaksana.
B. Pemeriksaan Tempat Kerja
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan
segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan
pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan
adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama – sama
Konsultan/Pengawas dan Pemberi Tugas
C. Pengamanan /Pemutusan Jalur – jalur Instalasi
a. Amankan jalur listrik atau instalasi lainnya yang terdapat dilokasi
dengan menutupnya dengan bahan/cara yang diijinkan atau
disyaratkan oleh Pemilik Bangunan (pengelola gedung) dan pihak lain
yang berkepentingan
b. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna
dan aman. Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya debu, suara
dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
c. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian pekerja menjadi
tanggung jawab pelaksana pembongkaran/kontraktor.
d. Hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan
(proyek)
11
PEKERJAAN TANAH
12
tumbuh-tumbuhan hasil pembersihan lapangan itu harus dipindahkan
seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun,keluar site
c. Perlindungan terhadap Benda-benda Berfaedah
1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang
berharga yang makin ditemui dilapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/
diganti oleh Kontraktor Pelaksana dengan tanggungan biaya sendiri.
2. Bila sesuatu alat/ palayanan dinas yang sedang berlangsung ditemui
dilapangan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan
cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor Pelaksana dan ternyata
diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor pelaksana
harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut
tak terganggu.
3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor Pelaksana, Kontraktor pelaksana harus segera mengganti
kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari
barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor Pelaksana.
4. Sarana (utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan
dibawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus
dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan atas tanggungan Kontraktor Pelaksana
13
Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah
disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah diluar
lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang kaya akan tanah
berbatu kerikil (granular soil)
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,
barang-barang bekas/sampah-sampah, dan batu-batu yang besarnya
lebnih dari 10cm.
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat
mencapai 90% dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor.Bila ada
material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan,
maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan
mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunakan stemper.
Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali
tidak diperkenankan.
5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak
lebih tebal dari 20cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai
kepadatan yang diisyaratkan.
6. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-
runtuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan
pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana
14
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL DAN TALUD
15
sampah-sampah harus disingkirkan dari lingkungan rumah sakit
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-
komponen yang kecil terlebih dahulu
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max 20cm lapis)
dengan vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah
sehingga memperoleh kepadatan minimal 90% Standard Proctor.
16
2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8-1972
3. Air yang dipakai harus bersih
c. Syarat Pelaksanaan
1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana
2. Adukan spesi mempunyai komposisi minimal 1Pc : 5 pasir
17
PEKERJAAN SUB STRUCTURE (PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH)
18
lainnya yang relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Pada SKSNI T-15-1991-03
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tdak
cacat (retak, mengelupas, luka, dan sebagainya)
Mempunyai penampang yang sama rata
Disesuaikan dengan gambar-gambar
c. Beton
1. Umum
Kekuatan beton untuk Pile cap dan Tie Beam adalah dengan f’c=
300 kg/cm2 menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi
19
standart sebesar 40kg/cm2 Beton harus merupakan bahan yang
kuat dan tahan terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam
dan garam) karena terletak didalam tanah.
Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak
berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang
ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya
adukan beton akibat air dari luar.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971
dan SKSNI T-15-1991-03
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk
penyambungan batang-batang tulangan minimal 40 kali diameter
tulangan (40d)
2. Pengecoran Beton
Cetakan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran
dengan menggunakan cara metode yang spraktis mungkin
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampur kotoran lainnya.
Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan
pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempay
pekerjaan
Semua alat alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pengawasa besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan tertulis pengawas
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu Pile Cap) dan diberi tanda
maupun tanggal pengecorannya.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian
yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin
efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lainnya
20
dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama
10 hari dengan menyemprotkan atau menggenangi dengan air
pada permukaan tersebut
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini
21
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS
22
batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
o Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan koral semua split digunakan pecah / giling mesin.
c. Besi Beton
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir mutu fy = 3900 kg/m2
ex Krakatau Steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 13
mm dan fy = 2400 kg/cm2 untuk diameter lebih kecil dari 13mm
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya certificate dari pabrik, juga harus dimintakan certificate
dari laboratorium secara periodik minimal 3 contoh batang untuk tiap-
tiap jenis percobaan tarik (stress-strain) yang diameter sama dengan
panjang tidak kurang dari 100 cm untuk setiap 20 ton besi dan atau untuk
setiap pengiriman besi beton ke lokasi proyek.
d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara
Fosroc untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan
mengajukan analysis kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5
tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis
pabrik.
23
pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian
rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
h. Pemilihan sususan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga
atau silangansilangan bekisting menjadi tanggung jawab kontraktor
pelaksana.
i. Pembongkaran Bekesting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2xbeban sendiri.
Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, amaka
cetakan ridak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi
beton seluruhnya terletak pada kontraktor pelaksana, dan perhatian
Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SKSNI T-15-
1991-03 dalam pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/ Arsitek bila mana
ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian
konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya
persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas dari tanggung
jawabnya.
24
komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
Untuk mencegah terjadinya pengerasan/ penggumpalan beton sebelum
dicorkan,maka Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat
mungkin mengenai Beton Ready Mix harus kapan tiba dilapangan dan
beberapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan
memperhitungkan kemungkinan macetnya transportasi dari/ ke lapangan.
4. Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton
Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas
pengadaan dan jumlah/ volume beton yang digunakan.Walaupun
demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor
Pelaksana maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat
silinder atau kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang
ditunjuk/ disetujia secara tertulis oleh Direksi/ Tim Teknis Konsultan
Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat sesuai dengan
Peraturan Beton Indonesia.
5. Beton Ready Mix yang memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupply oleh perusahaan beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung
jawab sepenuhnya dari rekanan.
6. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak
dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/
pabrik samoai selesai nya beton ready mix tersebut dituangkan dicor, tidak
dapat digunakan atau dengan kata lain ditolak. Segala akibat yang
ditimbulkan menjadi beban dan resiko rekanan.
25
PEKERJAAN ATAP
PEKERJAAN ATAP BAJA KONVENSIONAL
26
g. Kuat tarik minimum (Tensile,min) : 15.3 kN
h. Kuat torsi minimum (Torque,min) : 13.2 kNm
3. Ukuran baut untuk struktur usuk dan reng (batten fartener) adalah type
10-16x16, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Diameter ulir : 10 Gauge (4,87mm)
b. Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI : 16 TPI)
c. Panjang : 16mm
d. Ukuran kepala baut : 5/16” (8mm hex.socket)
e. Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
f. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
g. Kuat tarik minimum (Tensile,min) : 11.9 kN
h. Kuat torsi minimum (Torque,min) : 8,4 knM
i. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja
j. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm
27
PEKERJAAN PASANGAN
28
Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk
bagianbagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang
terpaaksa harus menggunakan potongan, potongan yang
diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil
dari ½ bata merah
b. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena
udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan
penutup bagias atasnya dengan sesuatu yang memadai.
c. Perawatan
Dinding pasangan batu bata dan pasangan batu kali harus dibasahi terus
menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan
d. Angkur-angkur dan pengikat
Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton,
harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton yang berhubungan
dengan dinding bata harus sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton
yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan lat yang
sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-
benar vertikal,datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang
f. Kolom Beton/ Tulangan Praktis
Untuk dinding dengan luasan minimal 10m2 diharuskan pelaksanaan
dengan perkuatan kolom beton praktis dan balok lantai dengan tulangan
pokok 4 Ø 12mm dan beugel Ø 8 mm – 15 cm
29
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING
30
lurus, retak dan hasil bergelombang, kontraktor pelaksana harus
mengganti/ mengulangi pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri oleh
kontraktor pelaksana.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindaklan dari sentuhan/beban
selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain
m. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-
siarnya bertemu dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.
31
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
10.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond seperti yang
ditunjukan dalam gambar kerja.
10.2 Persyaratan Bahan
Spesifikasi Bahan Plafond :
- Jenis Plafond : Triplex (120 x 240) tebal 4 mm
- Rangka Plafond : kayu kelas II (kayu kamper) modul 50 x 100 cm
- List kayu profil : List kayu profil 5 cm
- Beton ekspose : Beton ekspose/compound
- Ukuran dan elevasi : mengikuti gambar
10.3 Syarat pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di
atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, dan
perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana
Plafond,maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan
wajib diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air,.
sesuai gambar kerja Finishing plafond adalah cat. Bagian tepi/ pertemuan
plafond dan dinding diberi list .
32
PEKERJAAN PENGECATAN
33
11.3 Daftar bahan- bahan
Setelah kontrak ditanda tangani, kontraktor pelaksana harus secepat-cepatnya
tapi tidak kurang dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan,
mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan
pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh pemberi tugas
34
11.7 Pengecatan Logam (besi/baja) Baru
Permukaan harus disikat dengan sikar kawat untuk menghilangkan karat yang
ada, lalu amplaslah dengan kertas gosok kasar. Bersihkan dengan sejenis solvent,
debu, minyak dan sebagainya :
1. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/
pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan
biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/ pengapuran masih terjadi, ulangi
lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/ pengapuran tersebut berhenti
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan
sebagainya.Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
2. Pelaksanaan
Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
35
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA,DLL
36
Rumah kunci lengkap dengan silinder dan anak kunci
Handle pintu kecil
o Jendela dan bouven light :
Engsel putar jendela (1daun 2 engsel)
Handle
Hak/kait angin
Grendel
- Untuk ruang-ruang tertentu yang di akses oleh difable, engsel harus
menggunakan tipe kupu (pintu bukaan 2 arah)
- Setiap kunci lengkap dengan 2 (dua) buah anak kunci
3. Syarat – syarat pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada direksi
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32cm (as) dari permukaan lantai ke
atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (handle) dipasang maksimal 110 cm (as) dari permukaan
lantai setempat.Engsel pintu terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup
kuat (Stainless steel).
37
PEKERJAAN KACA
38
PEKERJAAN MEKANIKAL – ELEKTRIKAL
39