Anda di halaman 1dari 4

EFEK CANDU GAME ONLINE

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di dunia, bermunculan


variasi teknologi terbaru yang bertujuan memudahkan pekerjaan manusia. Dewasa
ini, teknologi yang diciptakan bukan hanya sebagai media untuk mempermudah
pekerjaan namun juga dirancang sebagai media hiburan, salah satunya game
online. Game online memberikan pencapaian kepuasan dan penghormatan dari
orang lain yang mungkin tidak didapatkan oleh para pemain di dunia nyata,
sehingga permainan ini akan membuat para pemain jadi kecanduan. Jumlah
pemain game online di Indonesia mencapai lebih dari 52 juta dari 82 juta
pengguna smartphone, sehingga Indonesia menduduki rank global ke-17 dengan
jumlah pemain game online terbanyak [1].

Adapun beberapa jenis game online yaitu sebagai berikut [2]:

1) Massive Multiplayer Online Games First Person Shooter (MMOFPS)..


2) Massive Multiplayer Online Games Real-Time Strategy (MMORTS)..
3) Cross-Platform Online.
4) Browser Games.
5) Massive Multiplayer Online Games Role Playing Game (MMORPG)

Dampak yang ditimbulkan dari permainan ini adalah efek candu, dimana
terdapat penelitian yang menemukan adanya perubahan fungsional dan struktural
dalam sistem reward saraf. Dalam penelitian tersebut, peneliti membandingkan
hubungan antara 25 area yang berbeda dari otak pecandu game dengan
kontrolnya, hasilnya ditemukan adanya peningkatan koordinasi antara bagian
kortek prefrontal dorsolateral dan temporoparietal junction di otak yang diduga
membatasi kontrol impuls seseorang[3] .Sasaran utama pengguna permainan ini
adalah anak-anak muda, dimana mereka lebih fleksibel terhadap kemajuan
teknologi.

Efek candu ini memberi dampak negatif diantaranya dampak psikis, sosial,
[4]
dan fisik . Dari segi psikis, seorang anak menjadi ketagihan dan selalu ingin
memainkan permainan tersebut, hal tersebut dapat dilihat anak akan melakukan
berbagai cara untuk memuaskan keinginannya tersebut seperti dengan cara
membolos sekolah. Dari segi sosial, anak menjadi jarang berkumpul dengan
keluarga, mereka lebih banyak menghabiskan waktu sendirian atau di warnet.
Dampak fisiknya terjadi pada saat mereka menghabiskan waktu seharian untuk
bermain permainan tersebut sehingga nafsu makan mereka menurun dan waktu
istirahat mereka berkurang yang berakibat pada munculnya penyakit seperti asam
lambung naik dan lain-lain. Dampak ini sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengakibatkan turunnya kualitas dan
prestasi generasi yang akan datang, maka dari itu permasalahan ini bukan
merupakan permasalahan kecil yang bisa diabaikan.

Untuk menangani permasalahan tersebut maka perlu diketahui faktor


penyebab dari kecanduan game online. Smart (2010) mengemukakan bahwa
seseorang suka bermain game online dikarenakan seseorang terbiasa bermain
game online melebihi waktu[5]. Beberapa orang tua menjadikan bermain game
online sebagai alat penenang bagi anak dan apabila hal itu dilakukan secara
berulang-ulang maka anak tersebut akan terbiasa bermain game online adalah
sebagai berikut:

a. Kurang perhatian dari orang-orang terdekat

Beberapa orang berfikir bahwa mereka dianggap ada jika mereka


mampu mengusai keadaan. Mereka merasa bahagia jika mendapatkan
perhatian dari orang-orang terdekatnya, terutama ayah dan ibu. Dalam rangka
mendapatkan perhatian, seseorang akan berperilaku yang tidak
menyenangkan hati orang tuanya. Karena dengan berbuat demikian, maka
orang tua akan memperingatkan dan mengawasinya.

b. Depresi

Beberapa orang menggunakan media untuk menghilangkan rasa


depresinya, diantaranya denga bermain game online. Dan dengan rasa nikmat
yang ditawarkan game online, maka lama kelamaan akan menjadi kecanduan.

c. Kurang kontrol
Orang tua denga memanjakan anak denga fasilitas, efek kecanduan
sangat mungkin terjadi. Anak yang tidak terkontrol biasanya akan berperilaku
berlebihan.

d. Kurang kegiatan
Menganggur adalah kegiatan yang tidak menyenangkan. Dengan
tidak adanya kegiatan maka bermain game online sering dijadikan pelarian
yang dicari.

e. Lingkungan
Perilaku seseorang tidak hanya terbentuk dari dalam keluarga. Saat di
sekolah, bermain dengan teman teman itu juga dapat membentuk perilaku
seseorang. Artinya meskipun seseorang tidak dikenalkan terhadap game online
dirumah, maka seseorang akan kenal dengan game online karena pergaulannya.

f. Pola Asuh
Pola asuh orang tua juga sangat penting bagi perilaku seseorang. Maka,
sejak dini orang tua harus berhati-hati dalam mengasuh anaknya. Karena
kekeliruan dalam pola asuh maka suatu saat anak akan meniru perilaku orang
tuanya

Orang tua memiliki peran penting dalam mengontrol dan mengarahkan


aktivitas seorang anak. Adapun yang dapat dilakukan para orang tua untuk
menangani permasalahan ini adalah sebagai berikut :

- Memberikan perhatian lebih kepada anak


- Memantau segala aktivitas anak
- Memberikan aktivitas yang bermanfaat bagi anak seperti bimbel dan kursus
lainnya
- Memberikan waktu bermain sesuai porsinya agar anak tersebut tidak
mengalami kejenuhan, tetapi pengawasan tetap harus dilakukan.
Namun untuk menuntaskan masalah ini tidak luput dari peranan pemerintah,
sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan masalah ini seperti dengan memberi
kebijakan tentang penggunaan permainan game online.

Referensi :

[1]
Selular.ID. 2019. Garena : Indonesia Duduki Peringkat ke-17 dengan Jumlah Mobile
Gamer Terbanyak. https://www.google.com/amp/s/selular.id/v/s/selular.id/2019/07/.
Diakses pada 03 Januari 2019.

[2]
Grace, Lindsay. 2005. Game Type and Game Genre. Vol.22:8.

[3]
Swari, Risky Candra. 2019. Ternyata Ini Perubahan yang Terjadi Pada Otak Saat
Main Game Online. https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-
unik/main-game-online-fungsi-otak/amp/. Diakses pada 02 Januari 2019.

[4]
Effendi, Novian Aziz. 2014. Faktor Penyebab Bermain Game Online dan Dampak
Negatifnya Bagi Pelajar. Surakarta : FKIP-UMS.

[5]
Smart, Aqila. 2010. Cara Cerdas Mengatasi Anak Kecanduan Game. Jogjakarta. A
plus books.

Anda mungkin juga menyukai