Anda di halaman 1dari 4

MINYAK PELUMAS

1. Capaian Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat memahami tentang minyak pelumas dan
pelumasan
2. Capaian Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa dapat menyebutkan Bahan Dasar Minyak Pelumas
2. Mahasiswa dapat menyebutkan Klasifikasi Minyak Pelumas
3. Mahasiswa dapat menyebutkan Standar Asosiasi Minyak Pelumas
4. Mahasiswa dapat menyebutkan Penggunaan Minyak Pelumas
5. Mahasiswa dapat menyebutkan Fungsi Minyak Pelumas
6. Mahasiswa dapat menyebutkanSifat-sifat Dasar Minyak pelumas
7. Mahasiswa dapat menyebutkan Kontaminasi dan Degradsi Minyak Pelumas

A. DESKRIPSI
Bab ini membahas tentang minyak pelumas, termasuk di dalamnya adalah pembahasan
tentang bahan dasar minyak pelumas, klasifikasinya, standarisasinya, penggunaannya, fungsinya
dan cara merawat minyak pelumasa itu sendiri. Pemahaman akan minyak pelumas sangat
dibutuh dalam mata kuliah tribologi.

B. MINYAK PELUMAS
Pelumas adalah zat kimia yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari
90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi
keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan
permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan
logam yang terlumasi akan mengurangi besar nyang diperlukan akibat terserapnya gesekan, dan
panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas pokok, pelumas
juga berfungsi sebagai penghantar panas.
Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan
menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukan-permukaan yang bergesekan.
Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipkan diantara
dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan
tersebut. Teknik pelumasan ini sangat dibutuhkan dalam suatu industri terutama dalam dunia
permesinan yang sangat banyak terjadinya gesekan antara komponen-komponen mesin dan
banyaknya komponen mesin yang harus dijaga kondisinya agar umur dari suatu komponen mesin
tersebut lebih panjang dalam pemakaiannya. Misalnya dalam gerakan berputar pada bantalan
luncur, poros atau jurnal yang beroksilasi pada bantalan, gabungan dari gerakan menggelinding
atau luncuran pada gigi-gigi roda gigi yang berpasangan, gerakan luncuran pada piston terhadap
silindernya dan yang lain yang kesemuanya itu memerlukan pelumas.

1. Bahan Dasar Minyak Pelumas


1. Minyak pelumas dari mineral
2. Minyak pelumas dari hayati
3. Minyak pelumas sentetis

Minyak pelumas mineral berasal dari tambang minyak, dibuat dengan penyulingan. Minyak
pelumas hayati terbuat dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti ; minyak jarak, kopra, kelapa
sawit dan lain – lain dan dapat pula dari minyak hewan. Minyak pelumas hayati merupakan
bahan dasar minyak pelumas yang cukup bagus, namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan.
Minyak pelumas sentetis yaitu bahan-bahan dasar kimia yang dipergunakan sebagai dasar
membuat minyak pelumas. Dalam praktek pembuatannya minyak dasarnya merupakan minyak
hayati atau mineral namun ditambah dengan bahan-bahan kimia.

2. Klasifikasi Minyak Pelumas


Macam dan jenis minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan :
1. Standar Asosiasi
2. Standar Pabrik
3. Peringkat (grade)
4. Penggunaan
2.1. Standar Asosiasi Minyak Pelumas
Pada awal produksi, minyak pelumas belum digolongkan menurut karakteristik masing-
masing. Untuk memudahkan pengelolaan dan standarisasinya, perkumpulan ahli teknik otomotif
[Society Automotive Engineer (SAE)] pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan
mengklasisfikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas dengan
klasifikasi : SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan sebagainya. Klasifikasi ini berdasarkan atas

harga viskositas minyak pada 40 . Minyak pelumas SAE 20 artinya viskositas minyak tersebut
adalah 20 cSt. pada temperatur 40 ℃. Disimpulkan bahwa angka dibelakang huruf SAE
menunjukkan viskositas minyak tersebut pada temperature 40 ℃.
Institut Perminyakan Amerika atau American Institut of Petrolium (API) juga membuat
standarisasi minyak pelumas. API mengklasifikasikan minyak pelumas didasarkan pada
pengunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S (Spark) dan selanjutnya diberi kode
beban dengan huruf A, B, C, D, E dan F. Huruf-huruf ini menunjukkan pengelompokan beban,
misalnya minyak pelumas dengan kode :

1. SA dan SB, untuk motor bensin beban ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor bensin beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor bensin beban berat dan tinggi
Minyak pelumas untuk motor Diesel diberi kode C (Compression), kemudian dilanjutkan dengan
huruf A, B, C, D dan E yang merupakan tingkat beban, sebagai contoh :
1. CA, untuk motor Diesel beban ringan dan daya rendah
2. CB dan CC untuk motor Diesel beban dan daya menengah
3. CD dan CE untuk motor Diesel beban berat dan daya tinggi

Minyak pelumas roda gigi diberi kode GL dan diikuti bilangan yang menunjukkan tingkat beban,
misalnya minyak pelumas roda gigi garden GL-5, roda gigi perseneling GL-4.
Asosiasi lain seperti IP (Institute of Petrolium), United Kingdom, ASME ( American Society of
Mechnical Engineer), ASTM ( American Society for Testing and Material) dan bahkan Militer
Amerika (US Military Standar), AGMA (American Gear Manufactures Assosiation) juga
membuat klasifikasi minyak pelumas
Klasifikasi minyak pelumas menurut standar militer Amerika dimulai huruf MIL, diikuti dengan
huruf yang lain yang menunjukkan tingkat beban, diikuti dengan angka dan huruf, minyak
pelumas dengan tanda :
1. MIL-L menunjukkan military lubrication
2. MIL-O menunjukkan military oil
3. MIL-G menunjukkan military grease
Bilangan menunjukkan spesifikasi masing-masing minyak pelumas. Huruf A, B, C, D
menunjukkan tingkat beban. Misalnya untuk motor Diesel dapat menggunakan MIL-L 2104A
atau MIL-L-2104B.

Anda mungkin juga menyukai