Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad

Ikhwal
Nim : 2018401006
Prodi : 3 Akp
MK : Audit Keuangan

Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, Risiko Audit,
dan Materialitas

1. Audit Plan (Perencanaan Pemeriksaan)


Perencanaan audit adalah area vital dari audit yang terutama dilakukan pada awal proses
audit untuk memastikan bahwa perhatian yang tepat ditujukan untuk bidang-bidang penting,
masalah potensial segera diidentifikasi, pekerjaan diselesaikan dengan cepat dan pekerjaan
dikoordinasikan dengan benar. Audit plan juga bisa diartikan sebagai pengembangan strategi
menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan disusun segera setelah
MANAGEMENT LETTER (surat perikatan) disetujui klien. Tujuan Audit Plan adalah
untukmencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji yang diyakini
jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara keseluruhan, yang secara kuantitatif
berdampak material terhadap laporan keuangan.
Dalam merencanakan pemeriksaan seorang auditor juga harus mempertimbangkan
beberapa hal yang penting yaitu sebagai berikut:
a) Masalah yang berkaitan dengan bisnis ddan industri dimana satuan usaha tersebut
beroperasi
b) Kebijakan dan prosedur akuntansi.
c) Metode yang digunakan dalam mengelola informasi akuntansi.
d) Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan
e) Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit
f) Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian
g) Kondisi yang memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko
kekeliruan dan ketidak beresan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
h) Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas.
Agar dapat membantu membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya , seorang
auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya, termasuk sifat dan jenis
usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran,
distribusi dan lain-lain.
Auditor harus menyusun Audit Plan, segera setelah Engagement Letter disetujui oleh
klien.Isi dari Audit Plan mencakup:
1) Hal-hal mengenai klien
Adapun point-point yang dapat diketahui oleh auditor tentang seorang klien:
 Bidang Usaha Klien
 Status Hukum Perusahaan
 Accounting Policy (Kebijakan Akuntansi)
 Neraca Komparatif
 Client Contact adalah mengenai nama dari orang-orang yang akan sering
dihubungi auditor seperti Presiden Direktur, Contoller, dan Chief
Accountant.
 Accounting, Auditing, Tax Problem
2) Hal-hal yang mempengaruhi klien adalah bisa didapatkan dari majalah-majalah
ekonomi/surat kabar, antara lain : Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia.
3) Rencana Kerja Auditor
 Staffing : Partner, Manager, Supervisor, Senior, Asist
 Waktu Pengauditan :
 Waktu dimulainya pengauditan
 Lama pengauditan
 Dead line :
- Selesainya kapan
- Dikirim kemana dan waktu sampainya kapan
- Kepada siapa report itu dikirim
 Budget
 Jenis Jasa yg diberikan :
- General Audit
- Special Audit
- Bantuan Administrasi
- Menyusun Neraca dan Lap Rugi Laba
- Perpajakan
Hal-Hal Tambahan:
 Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien.
- Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
- Membuat schedule-schedule
 Time schedule
Bulan Nov
- Review internal control
- Tentative Audit Program
Bulan Des
- Cash count
- Observasi persediaan
- dan lain-lain
Pada akhir audit plandituliskan :
- Dibuat oleh
- Review oleh
- Approved oleh
2. Audit Program
Audit program adalah daftar prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, yang bertujuan
untuk meningkatkan koordinasi dan integrase semua bagian-bagian pemeriksa. Audit
program berguna untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas audit proses yang telah
dilakukan. Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui pengamatan, Tanya jawab
dan teknik lainnya sebagai dasar yang layak untuk pemberian pendapat atas ikhtisar
keuangan yang diperiksannya. Audit program merupakan prosedur langkah demi langkah
yang ditetapkan oleh perusahaan audit (KAP) tergantung pada ruang lingkup auditnya
yang harus diikuti oleh akuntan (auditor) dalam melakukan audit.
Dalam hal mengaudit lapran keuangan klien maka seorang auditor harus
mengunakan tahap-tahap yang diwajibkan. Awal dari audit adalah perencanaan
pemeriksaan (Audit Plan). Sebelum pemeriksaan dilanjutkan pada tahap pemeriksaan
lapangan , maka auditor harus menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari
prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis.
Audit program dapat membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten
mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit program harus menggariskan dengan
rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan
audit. Audit program yang baik harus mencantumkan :
a) Tujuan pemeriksaan
b) Prosedur audit yang akan dijalankan
c) Kesimpulan pemeriksaan
3. Audit Procedures dan Audit Teknik
Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam
melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Audit procedures dilakukan
dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk
mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan
audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit evidence seperti: konfirmasi,
observasi, inspeksi, Tanya jawab (inquiry) dan lain-lain.
4. Risiko Audit dan Materialitas
Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan audit
bentuk baku, risiko audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal lain, perlu
dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit serta dalam
mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak
memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
a) Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
pengendalian yang terkait. Risiko salah saji tersebut adalah lebih besar pada saldo
akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain.
b) Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.
c) Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi
efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.

Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi.


Kedua risiko tersebut sudah dahulu adanya, terlepas dari dilakukan atau tidaknya
audit atas laporan keuangan. Sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan
prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri.
Risiko deteksi yang dapat diterima oleh auditor dalam merancang
prosedur audit tergantung pada tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko
audit suatu saldo akun atau golongan transaksi dan tergantung atas penetapan
auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian. Apabila penetapan
auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko deteksi
yang dapat diterimanya akan meningkat. Akan tetapi, auditor tidak boleh
sepenuhnya mengandalkan risiko bawaan dan risiko pengendalian, dengan tidak
melakukan pengujian substantif terhadap saldo akun atau golongan transaksi.

Anda mungkin juga menyukai